Saudara Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya, telah mencoba menggambarkan suatu
peristiwa pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Drs. Abadi Indo, M.M.; Jalinan peristiwa pidana
tersebut, sebagaimana yang terurai dalam Surat Dakwaan, dilakukan pada saat Terdakwa
menjabat sebagai Kepala Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip Kab. Tanggamus (sekarang
Kantor PUSTARDOKDA) pada waktu yang tak dapat diingat lagi dengan pasti antara bulan Mei
2008 sampai bulan Desember 2008; bertempat di Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip
(sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus atau setidaknya di suatu tempat yang
masih di dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kota Agung.
Bahwa Terdakwa sebagai Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya: memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri (Dakwaan Pertama);- atau Yang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalah-gunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara (Dakwaan Kedua).Perbuatan tersebut, seperti yang terekam dalam Surat Dakwaan, dilakukan Terdakwa dengan
cara-cara antara lain sebagai berikut:
- Bahwa Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab.
Tanggamus pada tahun anggaran 2008 berdasar Perda No:02 tanggal 29 Januari 2008
terdapat program kegiatan-kegiatan yang dibiayai APBD Kab. Tanggamus diantaranya
sebagai berikut:
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur sejumlah Rp. 255.000.000,- (dua
ratus lima puluh lima juta rupiah), dengan rincian kegiatan: (a) Bantuan sarana dan
prasarana perpustakaan pekon sejumlah Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta
rupiah), (b) Peningkatan jumlah koleksi buku sejumlah Rp. 90.000.000,- (sembilan
puluh juta rupiah), dan (c) Bimbingan kearsipan sejumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh
puluh lima juta rupiah);
2. Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan sejumlah Rp.
154.000.000,- (seratus lima puluh empat juta rupiah), dengan rincian
kegiatan: (a) Penyediaan perpustakaan pekon di Kec. Semaka sejumlah Rp.
114.000.000,- (seratus empat belas juta rupiah), dan (b) Meningkatkan pengolahan
dan pemeliharaan bahan pustaka sejumlah Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah).
- Bahwa selaku Kepala Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang Kantor
PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus, Terdakwa diangkat berdasarkan SK Bupati
Tanggamus No: 821.34/045/11/2008 tertanggal 14 Mei 2008; dan sebagai Pengguna
Anggaran dan Pengguna Barang, Terdakwa diangkat berdasarkan SK Bupati Tanggamus
No: B-193/35/12/2008 tertanggal 26 Juni 2008.
melakukan pemotongan sebesar 25% (Rp. 12.500.000,-); uang hasil potongan ini
diterima langsung oleh Terdakwa di Rumah Makan ayam bakar Kota Agung.
4. bahwa uang perjalanan dinas kegiatan sebagaimana yang tercantum dalam DPA di
Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab.
Tanggamus TA 2008 juga dipotong oleh saksisyafria atas perintah Terdakwa.
- Bahwa uang-uang hasil pemotongan + 30% untuk setiap mata anggaran (kecuali honor)
oleh saksi syafria diberika kepada Terdakwa sesuai dengan barang bukti yang terdiri
dari:
1. berdasar kwitansi tertanggal 05 November 2008, Terdakwa menerima sejumlah Rp.
6.960.000,- yang merupakan dana potongan pada kegiatan (admisistrasi) penyediaan
perpustakaan di Kec. Semaka;
2. berdasar kwitansi tertanggal 16 September 2008, Terdakwa menerima potongan dana
kegiatan sebesar + 30% yang seharusnya dibayar kepada pihak ketiga sebesar Rp.
35.982.000,- dari mata anggaran: (a) belanja modal pengadaan buku sebesar Rp.
49.000.000,- x 30% = Rp. 14.700.000,-, (b) belanja modal pengadaan meubelair
sebesar Rp. 36.000.000,- x 30% = Rp. 10.800.000,-, dan (c) belanja modal pengadaan
meubelair Rp. 34.000.000,- x 30% = Rp. 10.482.000,-;
3. berdasar lembar rincian penggunaan dan TU Bimbingan Kearsipan, Terdakwa
menerima dana potongan 30% sebesar Rp. 9.197.710,-;
4. untuk
kegiatan
yang
dilakukan
CV,.
Pusaka
Semaka,
Terdakwa
melakukanpemotongan dan menerima secara langsung sebesar 25% dari saksi
Iwan Darmawan sebesar Rp. 12.500.000,-.
- Bahwa perbuatan Terdakwa bertentangan dengan:
1. Pasal 3 ayat (3) UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Pasal 17 ayat (1) UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Pasal 122 ayat (9) Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
4. Pasal 10 Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
5. Terdakwa pada intinya mengingkari ketentuan dalam SK Bupati Kab. Tanggamus
No: B-193/35/12/2008.
Bahwa perbuatan Terdakwa selaku Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang Kantor
PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus yang telah menerima dana dari pemotongan + 30%
sebesar + Rp. 64.639.710,- (enam puluh empat juta enam ratus tiga puluh sembilan ribu tujuh
ratus sepuluh rupiah) dari anggaran kegiatan sebagaimana diurai diatas, menurut Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum, adalah Perbuatan Pidana sebagaimana yang diatur dan diancam pidana dalam:
Pasal 12 huruf e Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (dakwaan pertama)
Atau
Pasal 3 Jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 -yang diubah dan ditambah dengan UU No.
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi(dakwaan kedua)
Selanjutnya, berdasar dakwaan di atas serta analisa fakta persidangan yang dilakukan oleh JPU;
maka dalam risalah tuntutannya pada tanggal 11 Nopember 2010, JPU menuntut terdakwa
berdasarkan Pasal 3 Jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 -yang diubah dan ditambah dengan UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (dakwaan kedua), yang amar
tuntutannyasebagai berikut:
dikembalikan
ke kantor Pustardokda Kab. Tanggamus, dan poin (518) dstterlampir dalam berkas perkara;
5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.
5000,- (lima ribu rupiah).
II. RESUME KETERANGAN SAKSI-SAKSI DAN TERDAKWA
SEBAGAI FAKTA DI PERSIDANGAN
Majelis hakim yang kami hormati.
Rekan JPU yang semoga selalu berbahagia.
Sebelum kami, Tim Penasihat Hukum Terdakwa, menyampaikan pokok-pokok dari Nota
Pembelaan; ada baiknya kami sampaikan resume keterangan saksi-saksi selama proses
persidangan berlangsung. Hal ini menjadi urgen, karena terdapat perbedaan yang signifikan
antara keterangan saksi di muka persidangan dengan yang diungkap oleh JPU dalam risalah
tuntutannya. Selain itu, keterangan saksi di muka persidangan merupakan alat bukti yang sah;
dan keterangan saksi yang mempunyai nilai pembuktian ialah keterangan yang sesuai dengan apa
yang dijelaskan pada Pasal 1 angka 27 KUHAP, yaitu: (a). yang saksi lihat sendiri, (b).saksi
dengar sendiri dan (c). saksi alami sendiri serta (d). menyebut alasan dari pengetahuannya.
Pada proses pemeriksaan saksi dan terdakwa dalam persidangan yang terhormat ini, Rekan JPU
telah menghadirkan sebanyak 19 orang saksi, yang diantaranya adalah seorang saksi ahli.
Adapun pokok-pokok keterangan dari para saksi tersebut adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan Saksi ke-1 (Kamis, 19 Agustus 2010), Persidangan menghadirkan 6 (enam) orang
saksi, yakni:
Mahmud Ali (Kasubbag TU periode 2005 -2008 di Kantor Pustardokda Kab. Tanggamus),
bersaksi dibawah sumpah yang pada intinya menyatakan dan menjelaskan;
1. Pada waktu tindak pidana terjadi, saksi ditunjuk oleh Kepala Kantor
(terdakwa) sebagai Ketua Pemeriksa Barang untuk kegiatan yang ada
di Kantor Pustardokda periode anggaran tahun 2008.
2. Bahwa faktanya, saksi tidak melakukan pemeriksaan terhadap setiap
barang dari kegiatan pengadaan barang yang ada.
3. Bahwa sebagai Panitia Pemeriksa Barang, saksi menerima honorarium.
4. Saksi hanya menanda-tangani saja dokumen pemeriksaan barang serta
laporan hasil pemeriksaan barang yang telah disiapkan oleh sdr. Anas
Kamalajaya.
5. Tentang adanya pertemuan atau briefing yang membahas perihal
pemotongan sebesar 30% terhadap dana kegiatan kecuali honorarium
di Kantor Pustardokda sekira bulan april - mei 2008, saksi menyatakan
mengikuti pertemuan tersebut dan mendengar Terdakwa mengatakan
adanya potongan sebesar 30% terhadap dana kegiatan untuk
digunakan sebagai dana savingkantor, kecuali honorarium tidak ada
potongan.
6. Bahwa saksi mengikuti pertemuan tersebut diajak
dikumpulkan oleh sdr. Rudiana dan sdr. Dahyan Effendi.
dan
atau
1. Pada waktu peristiwa pidana terjadi, saksi menjabat sebagai Kasi Arsip
di Kantor Pustardokda; selain itu saksi juga sebagai Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) pada kegiatan Bimbingan Teknis Kearsipan
Pekon Kab. Tanggamus.
2. Bahwa sebagai PPTK, saksi ditunjuk oleh Kepala Kantor dengan
sebuah Surat Keputusan; (Jaksa menunjukkan sebuah salinan SK yang
berlaku surut).
3. Bahwa dana kegiatan tersebut terdapat pemotongan sebesar 30% yang
dilakukan oleh sdr. Syafria.
4. Besaran potongan tersebut + sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) untuk saving Kantor Pustardokda.
5. Bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan baik; bahkan Kab.
Tanggamus diundang ke Jakarta terkait dengan kegiatan kearsipan
pekon tersebut.
6. Bahwa saksi tidak tahu dan tidak hadir dalam briefing yang membahas
tentang adanya potongan sebesar 30% terhadap dana kegiatan di
Kantor Pustardokda tahun anggaran 2008 karena tidak berada di
kantor.
7. Bahwa tentang adanya potongan tersebut, saksi mengetahui dari
sdr. Syafriadan sdr. Dahyan Effendi.
Susilo (Kepala Pekon Karang Rejo, Kec. Semaka), bersaksi dibawah sumpah yang pada
prinsipnya menjelaskan:
tidak
menikmati
dana
untuk
sewa
gedung
12.
Bahwa dalam pertemuan tersebut, kepala kantor (Terdakwa)
menyatakan adanya potongan sebesar 30% terhadap dana kegiatan;
dalam pertemuan ini saksi hanya diam saja dan tidak berkomentar
apapun.
13.
Bahwa yang melakukan pemotongan sebesar 30% terhadap dana
kegiatan adalah sdr. Syafria (Bendahara).
14.
Bahwa kegiatan dikantor Pustardokda telah diperiksa oleh
inspektorat dan tidak ditemukan adanya masalah.
(atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan keberatan; karena ide untuk melakukan
pemotongan justru muncul dari bawahannya; termasuk saksi. Terdakwa berkata kepada saksi
Dahyan Effendi untuk berbicara jujur dan apa adanya).
Pemeriksaan saksi ke-4 (Senin, 20 September 2010), Persidangan menghadirkan seorang
saksi, yaitu:
Achmad Maulana (Pengelola Perpus Pekon Argomulyo Kec. Sumberrejo), bersaksi dibawah
sumpah yang pada intinya memberikan keterangan:
1. Mengelola kegiatan
kec. Semaka.
pengadaan
buku
di
Pekon
Karang
Rejo,
diserahkan saksi kepada sdr. Anas, selanjutnya saksi tidak tahu proses
berikutnya.
8. setelah kegiatan, saksi menerima langsung pembayaran yang ditransfer
melalui rekeningnya di Bank Lampung.
9. tak lama setelah pencairan, saksi ditelpon oleh terdakwa untuk
menyerahkan uang sejumlah Rp. 12,5 Juta di sebuah rumah makan;
kemudian saksi menemui terdakwa dan memberikan uang tersebut.
10.
buku-buku yang dibeli saksi sejumlah 757 eks. langsung
diserahkan kepada sdr, Anas di kantor Pustardokda; selanjutnya, sdr.
Anas meminta kepada saksi agar menemaninya untuk menyerahkan
buku tersebut ke Perpus Pekon Karang Rejo.
11.Bahwa yang mengerjakan seluruh dokumen kegiatan adalah sdr. Anas;
untuk hal ini, saksi memberi uang kepada sdr. Anas sebesar Rp. 500
ribu sebagai uang jasa.
12.
Menurut saksi, jangka waktu kegiatan dari proses pertemuan
dengan terdakwa hingga pencairan- memakan waktu sekitar satu bulan.
13.
perihal pemberian uang sewa untuk gedung perpustakaan, saksi
tidak tahu; saksi hanya menemani sdr. Anas untuk bertemu dengan sdr.
Susilo (kepala Pekon Karang rejo).
(tanggapan terdakwa: menyatakan sebagian besar keterangan saksi adalah bohong, karena; (a)
terdakwa tidak pernah menawarkan kegiatan kepada saksi, (b) tidak pernah membicarakan
potongan sebesar 30% - 25%, (c) pada pertemuan dengan saksi dan sdr. Sukri, saksi tidak
menawarkan majalah; saksi pada pertemuan tersebut justru mengeluh karena sebagai Tim
Pemenangan Pasangan Bambang-Sujadi, sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan/proyek)
Sukri Rais (Wiraswasta), bersaksi dibawah sumpah yang pada intinya menerangkan:
pencairan
dana
kegiatan;
karena
(Terdakwa membantah sebagian besar keterangan saksi. Terdakwa menyatakan; (a) tidak pernah
memanggil saksi terkait pekerjaan yang diberikan kepada sdr. Iwan Darmawan; justru saksi yang
menghadap kepada Terdakwa perihal kegiatan yang dapat dikerjakan oleh sdr. Iwan Darmawan,
(b) tidak pernah memerintahkan saksi untuk membuat semua dokumen terkait kegiatan di Kantor
Pustardokda, dan (c) Terdakwa tidak pernah ditelpon saksi terkait tambahan uang sewa gedung
di Pekon Karang Rejo yang akan diberikan kepada sdr. Susilo).
Pemeriksaan saksi ke 6 (Kamis, 07 Oktober 2010), Persidangan memeriksa 2 (dua) orang
saksi, yaitu:
Syafria (PNS di Kantor Pustardokda Kab. Tanggamus), bersaksi dibawah sumpah yang pada
pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut:
Saksi
Mahmud Ali
Rudiana
Saksi
Dahyan
Effendi
Saksi
Terdakwa
Syafria
Abadi Indo
saksi menyatakan
mengikuti
pertemuan tersebut
dan mendengar
Terdakwa
mengatakan
adanya potongan
sebesar
30%terhadap dana
kegiatan untuk
digunakan sebagai
danasaving kantor,
kecuali honorarium
tidak ada potongan;
saksi mengikuti
pertemuan tersebut
diajak oleh
sdr.Rudiana dan
sdr. Dahyan
Effendi.
pertemuan
tersebut
dikondisik
an oleh
sdr.Mahmu
d Ali;
dalam
pertemuan
tersebut,
kepala
kantor
(Terdakwa)
menyatakan
adanya
potongan
sebesar
30%
terhadap
dana
kegiatan;
dalam
pertemuan
ini saksi
hanya diam
saja dan
tidak
berkomenta
r apapun;
yang
melakukan
pemotongan
sebesar
30%
terhadap
dana
kegiatan
adalah
sdr. Syafria
.
pertemuan
dikondisikan oleh
Kasubbag TU (sdr.
Mahmud); pertemuan
tersebut dihadiri oleh
para Kasi; yang
membuka acara
pertemuan tersebut
adalah sdr. Mahmud
Ali; pada pertemuan
tersebut saksi
mendengar dari
Terdakwa bahwa
akan dilakukan
potongan sebesar
30%terhadap dana
administrasi dan dana
belanja modal
kecuali untuk
honorer; dana
tersebut digunakan
untuk setoran ke
atas.
Pertemuan
tersebut
senyatanya
diagendakan
untuk
membicarakan
kegiatan
Lomba
Pekon,
termasuk
mencari peluang
dana untuk
kegiatan
tersebut; karena
kegiatan Lomba
Pekon tidak ada
anggarannya;
setelah selesai
pertemuan,
saksiDahyan
Effendimenyata
kan adanya
kebiasaan di
kantor
Pustardokda
untuk
memotong dana
kegiatan sebesar
35% yang
dialokasikan
sebagai
danasaving kant
or.
Dari tabel di atas; tampak sekali banyak kontradiksi dari keterangan para saksi. Kontradiksi
tersebut antara lain:
2. Tidak satu saksi pun yang memastikan bahwa ada perintah yang jelas
dari terdakwa untuk melakukan potongan terhadap dana kegiatan,
bahkan menurut terdakwa; ide melakukan pemotongan tersebut berasal
dari saksi Dahyan Efendi.
000
2. Tentang orang yang melakukan (pleger) pemotongan + 30%
Terhadap dana kegiatan Di Kantor Litbang, Perpustakaan
dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus.
Dalam suatu peristiwa pidana yang didalamnya terdapat beberapa orang yang memiliki peranan
sehingga suatu peristiwa pidana tersebut dapat terjadi; pertanyaan yang mendasar untuk
menentukan suatu pertanggung-jawaban pidana dari orang-orang tersebut adalah: berapa besar
bagian seseorang untuk melakukan suatu tindak pidana?, atau sejak kapan dan sejauh mana
pengertian yang terkandung dalam istilah mengambil bagian itu?. Pertanyaan ini menjadi
penting, sebagaimana yang diungkap oleh E. Kanter dan S.R. Sianturi dalam bukunya Asasasas Hukum Pidana, penerbit Storia Grafika, halaman 339: karena istilah petindak/pelaku
(dader) selalu dikaitkan dengan unsur dari suatu tindak pidana. Selanjutnya, petindak/pelaku
(dader) tersebut dalam suatu peristiwa pidana terejawantah menjadi:
Saksi
Saksi
Rudiana
Susilo
dana
kegiatanBimtek terdapa
t pemotongan sebesar
30% yang dilakukan
oleh sdr.Syafria;
Besaran potongan
tersebut +sebesar Rp.
10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah)
untuksaving Kantor
Pustardokda.
saksi didatangi
oleh sdr. Iwan
Darmawan dansdr
. Anas
Kamalajayauntuk
menanda-tangani
kwitansi sebesar
Rp. 17.200.000,untuk kegunaan
sewa bangunan
Perpustakaan
Pekon Karang
Rejo, namun yang
diterima oleh saksi
hanya sebesar Rp.
4.000.000,- .
yang melakukan
pemotongan sebesar
30% terhadap dana
kegiatan adalah
sdr. Syafria(Bendahara)
.
Saksi Anas
Saksi
Kamalajaya
Syafria
saksi
memang
melakukan
pemotongan
sebesar 30%
untuk
kegiatan
administrasi
dan belanja
modal di
Kantor
Pustardokda
.
Dari keterangan para saksi tersebut, dapat di analisis bahwa orang yang
melakukanpemotongan + 30% terhadap dana kegiatan Di Kantor Litbang, Perpustakaan dan
Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus, terutama untuk kegiatan
administrasi dan belanja modal, adalah saksi syafria, yang pada peristiwa pidana berlangsung
menjabat sebagai Bendahara Pengeluaran di Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang
Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus; sebagai Bendahara Pengeluaran, saksi diangkat
oleh Sekretaris Daerah Kab. Tanggamus. Kemungkinan pelaku (pleger) pemotongan yang lain,
sebagaimana keterangan saksi susilo, adalah saksi Iwan Darmawan dan saksi Anas
Kamalajaya.
Selanjutnya, tentang isu pemotongan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap dana
kegiatan yang dikelola oleh Pihak Ketiga, yaitu CV. Pusaka Semaka, yang dalam hal ini
dilaksanakan oleh saksi Iwan Darmawan; dapat kita bandingkan dalam tabel keterangan saksi
dan terdakwa di bawah ini:
Dari keterangan para saksi dan terdakwa dari tabel di atas, ada beberapa kontradiksi apabila kita
analisa lebih mendalam. Beberapa kontradiksi tersebut antara lain:
Dari hal di atas, yang perlu diketahui adalah: bahwa Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum adalah dakwaan yang mengandung delik materil, di mana kerugian
negara haruslah dicantumkan secara konkrit dengan menyertakan hasil audit
oleh Lembaga yang sah menurut Undang-undang yaitu Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) tentang kerugian negara yang
dialami. Sedangkan hasil penghitungan sendiri yang dilakukan oleh
Kejaksaan Negeri Kota Agung cq. Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini,
menurut pendapat kami bukanlah lembaga yang berwenang untuk menilai
kerugian negara dalam kasus korupsi dan penilaian tersebut adalah tidak
berkekuatan hukum atau batal demi hukum.
Selain itu, dari keterangan para saksi, termasuk saksi ahli, tidak satu pun yang menyatakan
adanya kerugian negara terkait dengan program dan kegiatan pada Kantor Litbang, Perpustakaan
dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus pada tahun anggaran 2008
berdasar Perda No:02 tanggal 29 Januari 2008 terdapat program kegiatan-kegiatan yang dibiayai
APBD Kab. Tanggamus. Hal ini dapat kita lihat pada tabel keterangan saksi di bawah ini:
Saksi
Saksi Dahyan
Saksi
Saksi Ahli
Terdakwa
Rudiana
Efendi
Syafria
M. Noer, S.E.
Abadi Indo
kegiatan Bimtektersebu
t berjalan dengan baik;
bahkan Kab.
Tanggamus diundang
ke Jakarta terkait
dengan kegiatan
kearsipan pekon
tersebut.
kegiatan dikantor
Pustardokda telah
diperiksa oleh
inspektorat dan
tidak ditemukan
adanya masalah.
seluruh kegiatan
sudah diaudit
oleh inspektorat
Kab. Tanggamus
dan tidak ada
masalah.
saksi telah
memeriksa
pelaksanaan
kegiatan Kantor
Pustardokda pada
tahun 2008
dengan hasil
baik.
Bahwa benar
inspektorat telah
memeriksa
seluruh kegiatan
di kantor
Pustardokda dan
hasilnya tidak
bermasalah.
Saksi
Saksi
Terdakwa
Kamalajaya
Syafria
Diman
Abadi Indo
Bahwa benar
yang menunjuk
CV. Padu Elang
Semesta sebagai
rekanan kegiatan
adalah Kepala
Kantor
sebelumnya
(sdr. Hamdan).
sebelum terdakwa
menjabat sebagai
kepala kantor,
memang ada
kegiatan yang
sudah berlangsung;
bahkan saksi
mengetahui adanya
pencairan dana
kegiatan +Rp. 17
Juta untuk
pembelian
meubelair.
sdr. Dahyan
Effendidatang
menawarkan kegiatan
pengadaan meubelair
kepada saksi pada
tanggal 22 April
2008; pada saat itu juga
sdr. Dahyan Effendi
memberikan uang muka
sebesar Rp. 9,5 Juta;
Terdakwa menandatangani
kontrak dengan rekanan, namun
tidak pernah bertemu dengan
rekanan, semua dokumen telah
disiapkan oleh saksi Anas
Kamalajaya;
Dari keterangan para saksi dan terdakwa dipersidangan sebagaimana yang terekam dalam tabel
di atas; dapat dipahami bahwa memang kegiatan yang dituduhkan dananya dipotong atas
perintah terdakwa pada dasarnya telah berjalan sebelum terdakwa menjabat. Secara sederhana,
keterangan dalam tabel tersebut dapat menjadi bukti petunjuk yang menjelaskan:
3. Bahwa saksi Diman pada tanggal 22 April 2008 menerima uang muka
untuk kegiatan pengadaan meubelair dari saksi Dahyan
Efendi sebesar Rp. 9.500.000,- (sembilan juta lima ratus ribu rupiah),
padahal dana yang cair untuk kegiatan dimaksud adalah + Rp.
17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah); dari fakta ini, patut diduga bahwa
saksi Dahyan Efendi secara sepihak telah melakukan manipulasi
terhadap dana tersebut;
4. Bahwa seluruh keterangan saksi Dahyan Efendi dalam persidangan ini
patut dikesampingkan, karena banyak sekali keterangannya yang
diduga palsudan bertentangan dengan keterangan saksi lain, antara
lain: dalam keterangannya saksi Dahyan Efendi menyatakan tidak
pernah memesan atau menawarkan pekerjaan kepada rekanan, namun
faktanya saksi Dahyan Efendi justru menawarkan pekerjaan kepada
saksi Diman, dan hal ini terjadi sebelum terdakwa menjabat sebagai
Kepala Kantor.
IV. ANALISA YURIDIS ATAS UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA
YANG DITUDUHKAN KEPADA TERDAKWA
Majelis Hakim yang mulya.
Rekan JPU yang kami hormati.
Serta para hadirin pengunjung sidang yang berbahagia.
Setelah mengurai sedemikian banyak fakta yang terungkap dipersidangan, maka tibalah saatnya
kami menanggapi risalah tuntutan yang disampaikan oleh rekan JPU. Dalam risalah tuntutannya,
kami melihat banyak sekali hal-hal atau fakta-fakta yang terungkap dipersidangan diabaikan oleh
JPU; keterangan-keterangan saksi yang terdapat dalam risalah tuntutan JPU tampaknya seragam
dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh penyidik kejaksaan, padahal
keterangan saksi yang memiliki kualitas pembuktian adalah keterangannya yang disampaikan
saat persidangan.
Dalam risalah tuntutannya, JPU sangat berkeyakinan bahwa terdakwa telah terbukti melanggar
dakwaan kedua sebagimana yang didakwakan kepada terdakwa, yaitu Pasal 3 Jo. Pasal 18 UU
No. 31 Tahun 1999 -yang diubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999, dengan
unsur-unsur:
1. Setiap orang;
2. dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi;
3. menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan;
4. yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Untuk lebih sistematis dalam menguraikan apakah benar terdakwa memang terbukti melakukan
perbuatan pidana dan telah memenuhi unsur-unsur sebagai mana tersebut diatas, maka kami
secara runut akan menjabarkan keterkaitan unsur-unsur tersebut dengan fakta-fakta yang
terungkap dipersidangan:
Ad. 1. unsur Setiap Orang;
Dalam sejarah pembentukan UU No. 31 Tahun 1999 -yang diubah dan ditambah dengan UU No.
20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Perubahan atas UU No.
31 Tahun 1999, hal yang mendasar menjadi kajian adalah mengenai subjek hukum tindak pidana
korupsi. Pergantian atau perubahan UU Pemberantasan Korupsi sejak tahun 1960 sampai dengan
UU Nomor 20 tahun 2001 selalu memuat ketentuan yang menetapkan seorang pegawai negeri
atau mereka yang menduduki jabatan publik tertentu sebagai subjek hukum tindak pidana
korupsi (Prof. Romli Atmakusumah, dalam artikelnya di Hukumonline.com).
Dari rumusan di atas, secara eksplisit memang terdakwa memenuhi unsur setiap orang dalam
undang-undang dimaksud. Namun, untuk menentukan kualitas pertanggung-jawaban seseorang
secara pidana, tentunya perlu dikaitkan dengan peristiwa pidana serta perbuatan pidana yang
dilakukan oleh setiap orang dimaksud. Untuk menentukan hal ini, dalam konteks perkara yang
sedang dihadapi oleh terdakwa, maka perlu penjabaran lebih mendalam perihal sejauh mana
kualitas pertanggung-jawaban terdakwa atas perbuatan pidana yang dituduhkan kepadanya.
Unsur setiap orang dalam undang-undang tersebut sejajar dengan
istilah dader(petindak/pelaku pidana) dalam pengertian hukum pidana. Merujuk pada istilah
tersebut, bila dikaitkan dengan peristiwa pidana sebagaimana yang diuraikan JPU dalam
dakwaannya, maka akan muncul persoalan mengenai kualitas pertanggung-jawaban pidana dari
diri terdakwa. Hal ini terjadi karena terdakwa menjadi pelaku tunggal dari peristiwa pidana
yang melibatkan sedemikian banyak orang. Dari peristiwa pidana tersebut, sebagaimana telah
kami uraikan pada bagian II dan bagian III dalam pledoi ini, menjadi tidak jelas posisi dari diri
terdakwa dalam Surat Dakwaan sebagai apa, karena posisi sebagai apa dalam suatu
peristiwa pidana adalah hal yang menentukan pertanggung-jawaban pidana seseorang dihadapan
hukum.
Dalam dakwaan disebutkan bahwa terdakwa memerintah (menyuruh) saksisyafria untuk
melakukan pemotongan dana kegiatan sehingga menurut JPU- menimbulkan kerugian negara.
Pertanyaannya, apakah terdakwa (sebagai penyuruh doen plegen) dapat dipandang sebagai
petindak/pelaku (dader) jika terdakwa menyuruh seseorang yang justru memiliki kualitas
pertanggung-jawaban pidana dalam perkara ini. Argumentasi ini didasari atas posisi
saksi Syafria sebagai Bendahara Pengeluaran yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan
Sekretariat Daerah (Sekda) Kab. Tanggamus, bukan diangkat oleh terdakwa. Hal yang hampir
sama terkait dengan posisi pertanggung-jawaban saksi Dahyan Efendi, dalam keterangannya
menyatakan: sebagai PPTK, saksi bertanggung-jawab dalam melaksanakan kegiatan dengan baik
secara fisik maupun administrasi keuangan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
Dalam uraian fakta persidangan di atas, jelas sekali terdapat kekaburan posisi terdakwa sebagai
subyek hukum dalam peristiwa pidana yang didakwakan oleh JPU, apakah terdakwa
sebagai pleger, doen plegen, atau dader dalam kualifikasi lainnya. Selain itu, unsur setiap
orang memang hanya merupakan element delict dan bukanlah bestandeel delict (delik inti) yang
harus dibuktikan. Namun menurut hemat kami, unsur setiap orang harus tetap dihubungkan
dengan kualitas perbuatannya dalam suatu rangkaian peristiwa pidana.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami berpendapat bahwa unsur setiap orang, Tidak
Terpenuhi.
Ad. 2. unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi;
1. Bahwa pertemuan yang membahas potongan + 30% terhadap danadana kegiatan di Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang
Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus pada tahun anggaran 2008
secara implisit, berdasarkan keterangan saksi Dahyan Efendi,
saksi Rudiana, dan saksi Syafria, merupakan inisiatif dari
saksi Mahmud Ali;
2. Bahwa ide untuk melakukan pemotongan tersebut berasal dari
saksi Dahyan Efendi;
3. Bahwa orang yang melakukan pemotongan tersebut adalah
saksi Syafria. Selain itu, berdasarkan keterangan saksi Diman dan
saksi Susilo mereka menerima uang yang tidak utuh jumlahnya dari
saksi Anas Kamalajaya.
4. Bahwa penyerahan uang dari saksi Iwan Darmawan kepada terdakwa
tidak terkait dengan kegiatan-kegiatan di Kantor Litbang, Perpustakaan
dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus pada
tahun anggaran 2008. Hal ini dikarenakan saat proses pemberian uang,
seluruh kegiatan di Kantor Litbang, Perpustakaan dan Arsip (sekarang
Kantor PUSTARDOKDA) Kab. Tanggamus telah selesai, baik kegiatan
fisik maupun kegiatan administrasi keuangan.
5. Bahwa pada faktanya, seluruh kegiatan di Kantor Litbang,
Perpustakaan dan Arsip (sekarang Kantor PUSTARDOKDA) Kab.
Tanggamus tahun anggaran 2008, sudah berjalan sebelum terdakwa
menjabat sebagai Kepala Kantor; hal ini sesuai dengan keterangan
saksi Anas Kamalajaya, saksi Diman, saksiSyafria dan keterangan
terdakwa sendiri yang di sampaikan di persidangan.
Berdasar fakta-fakta yang terekam di atas, maka menurut kami unsur menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, Tidak
Terpenuhi.
Terkait dengan dakwaan JPU, yang perlu dipahami adalah bahwa Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum adalah dakwaan yang mengandung delik materil, di
mana kerugian negara haruslah dicantumkan secara konkrit dengan
menyertakan hasil audit oleh Lembaga yang sah menurut Undang-undang
yaitu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) tentang
kerugian negara yang dialami. Sedangkan hasil penghitungan dari Kejaksaan
Negeri Kota Agung Cq. Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, menurut
pendapat kami bukanlah lembaga yang berwenang untuk menilai kerugian
negara dalam kasus korupsi dan penilaian tersebut adalah tidak berkekuatan
hukum atau batal demi hukum.
Berdasar uraian di atas, maka unsur yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, Tidak Terpenuhi.
V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN
Majelis hakim yang bijaksana.
Rekan JPU yang sangat kami cintai.
Para pengunjung persidangan yang berbahagia.
Dari sedemikan banyak fakta persidangan yang telah kami susun, urai, dan
paparkan dalam pledoi ini, maka kami, Tim Penasehat Hukum dari terdakwa
Drs. Abadi Indo, M.M. berkesimpulan:
1. Bahwa dari peristiwa pidana yang tercatat dalam Surat Dakwaan, bila
dihadapkan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan, maka
terdapat sedemikian banyak kontaradiksi perihal alat bukti dan
keterangan para saksi yang saling bertentangan, sehingga kesimpulan
JPU yang menyatakan terdapat kesesuaian antara keteranganketerangan saksi dan alat bukti merupakan simpulan yang sumir dan
sangat subyektif;
2. Bahwa sebagaimana lazimnya setiap perkara pidana haruslah
didasarkan kepada pembuktian dengan menggunakan alat bukti materil
tentang apakah ada suatu perbuatan pidana atau tidak, karena cara
demikian merupakan cara yang dianut secara universal oleh seluruh
Hukum Acara Pidana. Dari proses pemeriksaan di persidangan, JPU
tidak mampu menghadirkan alat bukti materiil berupa hasil audit yang
memperhitungkan kerugian negara dari perkara ini, sehingga sangat
jelas bahwa unsur yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara yang merupakan bestandeel delict (delik inti)
dari Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 -yang diubah dan ditambah dengan
UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, ternyata tidak dapat dibuktikan oleh JPU, sehingga unsur
tersebut tidak terpenuhi.
4. Membebaskan terdakwa dari membayar uang pengganti sebesar Rp. 64.639.710,(enam puluh empat juta enam ratus tiga puluh sembilan ribu tujuh ratus sepuluh
rupiah); dimana uang pengganti tersebut sebagian telah dititipkan terdakwa kepada
Kejaksaan Negeri Kota Agung sebesar Rp. 49.000.000,- (empat puluh sembilan juta
rupiah);
5. Melakukan rehabilitasi terhadap nama baik dan martabat terdakwa.
6. Menyatakan barang bukti berupa:
a. 1 (satu) set Petikan Keputusan Bupati Tanggamus tentang Pengaangakatan Kepala
Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi daerah Kabupaten Tanggamus Nomor:
821.34/045/11/2008 tanggal 14 Mei 2008 (asli), dikembalikan kepada terdakwa;
b. Barang bukti sebagaimana yang tercantum dalam amar Tuntutan Penuntut Umum pada
poin (2) s/d poin (517), dikembalikan ke kantor Pustardokda Kabupaten Tanggamus;
c. Barang bukti sebagaimana yang tercantum dalam amar Tuntutan Penuntut Umum pada
poin (518) s/d poin (527), tetap terlampir dalam berkas perkara;
7. Menetapkan biaya perkara ditanggung oleh negara.
Subsider
Apabila hakim berpendapat lain, mohon keputusan seadil-adilnya.
Demikianlah pledoi ini kami sampai dengan niat baik untuk mencari keadilan yang
berketuhanan; semoga niat baik kami mendapat perhatian yang layak dari Majelis
Hakim yang terhormat. Terimakasih.
Hormat Kami
Tim Penasehat Hukum Terdakwa
Muhammad Yunus, S.H. Grace Purwo Nugroho, S.H.
Tags: