Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Tinggi
Melalui: Pengadilan Negeri
Dengan hormat,
Perkenankanlah, kami yang bertandatangan di bawah ini:
----
Para Advokat pada kantor ---, berdasarkan atas Surat Kuasa Khusus, tertanggal ---
(terlampir) selaku Penasihat Hukum yang bertindak untuk dan atas nama --
selaku ---“Pemohon Banding” dahulu sebagai “Terdakwa”.
I. PENDAHULUAN
B. Amar Putusan
1
1) Kapan Putusan dibacakan?
2) Kapan pernyataan banding? Dasar hukum?
Dengan demikian terkait atas Permohonan Banding yang diajukan
ini masih dalam tenggang waktu sebagaimana telah diatur menurut
Pasal 233 ayat (2) KUHAP, yakni:
“Hanya permintaan banding sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) boleh
diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri dalam waktu 7 (tujuh) hari
sesudah putusan dijatuhkan atau setelah putusan diberitahukan kepada
Terdakwa yang tidak hadir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 ayat
(2).”
D. Tentang Dakwaan
2
B. Majelis Hakim Judex Factie Pengadilan Negeri ---------- tidak cukup
mempertimbangkan semua fakta persidangan dan fakta hukum
(Onvoldoende Gemotiveerd)
III. KESIMPULAN
IV. PERMOHONAN
Berdasarkan hal-hal tersebut yang telah dikemukakan di atas, maka
Pemohon Banding/Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia
dalam upaya hukum mengajukan Memori Banding ini untuk memeriksa,
mengadili dan memberikan Putusan sebagai berikut:
Primair:
1. Menerima Banding dari Pemohon Banding/Terdakwa.
3
2. Membatalkan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri ---------
3. Mengadili sendiri:
a. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah untuk melakukan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud
dalam Dakwaan Kesatu -----------
b. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah untuk melakukan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud
dalam Dakwaan Kedua ---
c. Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Kesatu, baik Primair atau
Subsidair, atau setidaknya dilepaskan dari segala tuntutan hukum;
d. Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Kedua, atau setidaknya
dilepaskan dari segala tuntutan hukum;
e. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.
Subsidair:
Jika Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon Putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).