Anda di halaman 1dari 14

ALKOHOL

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Alfira Tria Surya (1804015303)
Anggi Tia Ayu Winanda (1804015098)
Diyan Seftii Gunawan (1804015183)
Nabilah Sari Maulida (1804015259)
Mohamad Hafiz Rifai (1804015069)
Alkohol (ROH) begitu erat hubungannya dengan kehidupan sehari-
hari. Alkohol digunakan dalam minuman keras. Dalam laboratorium dan
industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan regensia.1
Dalam ilmu kimia, alkohol adalah istilah yang umum bagi senyawa
organik apapun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom
karbon lain. Dilihat dari gugus fungsinya, alkohol memiliki banyak
golongan. Golongan yang paling sederhana adalah metanol dan etanol.
Alkohol Sementara John Wiley dan Soon dalam bukunya Introduction to Organic
Chemistry menjelaskan bahwa:
“Alkohol adalah senyawa organic yang memiliki gugus hidroksil (-
OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hidrogen dan atau atom karbon lain. Dengan mensubstitusikan –OH ke H
dari CH4, maka didapat CH3OH yang dikenal methanol. Rumus
fungsional dari alkohol adalah OH dengan formula umum untuk alkohol
ROH, dimana R adalah alkil atau substitusi kelompok alkil”2

1. Ralp J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik terj. Aloys Hadyana Pudjaatmaka, Kimia Organik 1,(Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 259.
2. John Wiley dan Soon, Introduction To Organic Chemistry, (ttp.: t.p., 2011), hlm 487.
A. Titik Didih
Karena alkohol dapat membentuk ikatan
hydrogen antara molekul-molekulnya, maka titik
didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih
alkil halida atau eter, yang bobot molekulnya
sebanding.3 Perhatikan table perbandingan
Sifat Fisik berikut :
Alkohol Alkohol T.D °C Kloroalkana T.D °C
CH3OH 64,5 CH3CL -24
CH3CH2OH 78.3 CH3CH2CL 13
CH3(CH2)2OH 97.2 CH3(CH2)2CL 46

3. Ralp J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik terj. Aloys Hadyana Pudjaatmaka, Kimia Organik 1,(Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 260.
B. Kelarutan dalam air
Bagian hidrokarbon suatu alcohol bersifat hidrofob
– yakni menolak molekul-molekul air. Makin Panjang
bagian hidrokarbon ini akan makin rendah kelarutan
alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup
Panjang, sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat
hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil. 4
Nama IUPAC Rumus T.D °C Kelarutan dalam
H2O
Metanol CH3OH 64.5 ∞
Etanol CH3CH2OH 78.3 ∞
1-propanol CH3(CH2)2OH 97.2 ∞
2-propanol (CH3)2CHOH 82.3 ∞
1-butanol CH3(CH2)3OH 117 8.3 g/100ml

4. Ralp J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik terj. Aloys Hadyana Pudjaatmaka, Kimia Organik 1,(Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 261.
 Reaksi Subtitusi Nekleofilik
Reaksi antaran suatu alkil halide dan ion
hidroksida adalah suatu reaksi subtitusi
nekleofilik. Bila alkil halide primer dipanasi
dengan NaOH dalam air, maka terjadi reaksi
dengan jalan Sn2. Alkohol primer diperoleh
Pembuatan dengan rendemen baik oleh teknik ini.5
Alkohol
- -
CHCH2CH2Br + OH CHCH2CH2OH + Br
1-bromo propana 1-propanol
alkil halida primer alkohol primer

5. Ralp J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik terj. Aloys Hadyana Pudjaatmaka, Kimia Organik 1,(Jakarta: Erlangga, 1982), hlm. 265.
 Reaksi Grignard
Reaksi Grignard memberikan suatu cara yang sangat baik
unutk membuat alcohol yang berkerangka karbon rumit.

O
C2H5MgX
H C H C2H5CH2OH
H2O, H+
formaldehid alkohol primer

O OH
C2H5MgX
CH3 C H CH3CHC
2H5
aldehid H2O, H+
alkohol sekunder
O OH
C2H5MgX
CH3 C C3H7 CH3 C C2H5
+
H2O, H
keton C3H7
alkohol tersier

O
C3H7MgX
CH2 CH2 C3H7CH2OH
H2O, H+
epoksida alkohol primer

O OH
C3H7MgX
CH3 C Cl CH3 C C3H7
H2O, H+
asilhalida C3H7
alkohol tersier

O OH
C3H7MgX
CH3 C OC2H5 + CH3 C C3H7
H2O, H
ester C3H7
alkohol tersier
 Reduksi senyawa karbonil
Alkohol dapat dibuat dari senyawa karbonil dengan
reaksi reduksi, di mana atom-atom hydrogen ditambahkan
kepada gugus karbonilnya. Misalnya, reduksi suatu keton
dengan hidrogenasi katalitik atau dengan suatu hidrida
logam menghasilkan suatu alkohol sekunder.

O OH
NaBH4
CH3CCH3 +
CH3CCH3
H2O, H
H

H2, Ni katalis
O OH
kalor, tekanan
 Hidrasi Alkena
Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu
asam kuat, yang berperan sebagai katalis, unsur-
unsur air (H+ dan OH-) mengadisi (ditambahkan ke
dalam) ikatan rangkap dalam suatu reaksi hidrasi.
 Etanol dari peragian (fermentasi)
Etanol yang digunakan dalam minuman diperoleh dari
peragian karbohidrat yang berkataliskan enzyme
(fermentasi gula dan pati). Satu tipe enzim mengubah
karbohidrat ke glukosa, kemudian ke etanol, tipe yang
lain menghasilkan cuka (asam asetat), dengan etanol
sebagai Zat-antara.

Asam asetat
Enzim
C6H12O6 CH3CH2OH
Glukosa Etanol
Karbohidrat
 Reaksi Diazo
Dengan reaksi Diazo, senyawa Alkohol akan menunjukkan
warna merah pada hasil reaksinya. Prosedur praktikum : Sample +
3 tetes di tambahkan reaksi Diazo A, HCl 2 tetes, tambahkan
diazo B dibasakan dengan NaOH 4 tetes. Perbandingan pereaksi
Diazo A dan B 4:1, bila perlu di panaskan.
Reaksi Umum  Reaksi Esterfikasi
Esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu asam
karboksilat dan alkohol menjadi suatu eter dengan menggunakan
katalis asam. Prosedur praktikum : Sample + 3 tetes asam asetat
(CH3COOH) + H2SO4 pekat, kemudian di panaskan, kemudian
cium bau yang dihasilkan.
Alkohol monovalen dengan atom C 1-10 pada suhu kamar berupa
cairan dengan bau dan rasa yang spesifik sedangkan dengan atom C >
10 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Alkohol
monovalen mempunyai titik didih yang bertambah besar dengan
bertambahnya atom C. Alkohol bercabang, titik didihnya lebih rendah
dari pada rantai lurus dengan jumlah atom C yang sama. Alkohol

Alkohol polivalen, makin banyak gugus OH maka Titik didihnya makin tinggi.
Makin banyak atom C, maka makin tinggi indeks biasnya.
Monovalen dan Alkohol Nama IUPAC Alkohol Nama IUPAC
Polivalen Monovalen
CH3-CH2-OH ETANOL
Polivalen
HO-CH2-CH2- ETANDIOL
OH
CH3-CH2-CH2- PROPANOL HO-CH2-CH- PROPANTRIOL
OH OH-CH2-OH
 Reaksi Cuprifil
Reaksi ini biasa digunakan untuk analisa atau identifikasi zat
/ bahan obat dengan penambahan CuSO4 + NaOH. Dan reaksi  ini
biasanya terjadi warna biru muda / biru laut jika direaksikan
dengan zat tertentu. Prosedur praktikum : Sample + 3 tetes +
Reaksi NaOH + 1 tetes CuSO4, lalu amati perubahan yang terjadi,
terbentuk kompleks Cu yang jernih. Reaksi positif dihasilkan
Pembeda alcohol golongan polivalen.

Monovalen dan  Reaksi Landwehr

Polivalen Pada reaksi Landwehr identifikasi zat akan ditambahkan


FeCl3 yang dimana akan terjadi perubahan warna, terbentuk
warna kuning tua sampai coklat jingga. Reaksi positif dihasilkan
oleh golongan alkohol polivalen. Prosedur Praktikum : Sample +
3 tetes + FeCl3, bila perlu panaskan lalu amati perubahan yang
terjadi.
TERIMA
KASIH
 Fessenden, 1997, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 3, Erlangga,
Jakarta
 Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Referensi  Dr. B. Cahyono, PPT Alkohol, Eter dan Senyawa yang


Berhubungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
 John Wiley dan Soon, Introduction To Organic Chemistry, ttp.:
t.p., 2011.

Anda mungkin juga menyukai