AIKUM WR.WB
Pengantar
Hukum Bisnis
Dan
Kontrak/Huku
m Perjanjian
01 03
Evita dwi Ratna ayu
anggraeni silviana
200810201058 200810201166
NAMA
ANGGOTA
KELOMPOK 1
02 04
Viky ahmad M. ALVIN
Maulana YOVANSYA
200810201144 200810201198
PENGERTIAN HUKUM BISNIS
Hukum bisnis adalah suatu perangkat
kaidah hukum yang mengatur tentang
cara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industri atau keuangan yang
dihubungkan dengan produksi barang
atau jasa untuk mendapatkan
keuntungan tertentu.
HUKUM BISNIS DI INDONESIA
Hukum bisnis sudah lama sekali ada di indonesia. Dasar hukum yang tertulis
sudah ada dalam kitab undang – undang hukum dagang dan kitab undang –
undang hukum perdata, yang mulai diberlakukan di Indonesia sejak tahun
1848 berdasarkan asas konkordansi. Bahkan, dasar – dasar dari hukum bisnis
yang sangat tradisional sudah terlebih dahulu ada, baik dalam hukum adat
(seperti hukum kontrak/perjanjian adat), atau hukum jual beli dagang.
Dasar hukum dari hukum bisnis di Indonesia yang
tertulis adalah sebagai berikut:
01 KUH Dagang yang belum banyak 02 KUH Dagang yang sudah banyak
diubah berubah
a) Perusahaan Go Public dan Pasar Modal. a) Hak atas kekayaan intelektual ( HAKI ).
b) Penambahan Modal Asing. b) Anti Monopoli.
c) Kepailitan dan Likuidasi. c) Perlindungan Konsumen.
d) Akuisisi dan Merger. d) Penyelesaian Sengketa Bisnis.
e) Pembiayaan. e) Bisnis Internasional.
Dalam dunia bisnis kontrak sangat banyak dipergunakan orang, bahkan hampir semua kegiatan
bisnis diawali oleh adanya kontrak. Untuk istilah kontrak ini sering disebut dengan “perjanjian”.
Maka dari itu kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan diantara dua atau lebih pihak
yang dapat menimbulkan, menghilangkan hubungan hukum. Selanjutnya, ada juga yang
memberikan pengertian kepada kontrak sebagai sesuatu hal yang berwujud perjanjian atau
serangkaian perjanjian dimana hukum memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi dari hukum
tersebut, dan oleh hukum, pelaksanaan dari kontrak tersebut dianggap merupakan suatu tugas yang
harus dilaksanakan. Dan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pasal 1313), maka suatu
kontrak tersebut dapat diartikan sebagai sebuah perbuatan dimana 1 (satu) orang atau lebih
mengingatkan dirinya terhadap 1 (satu) orang lain atau lebih
PENGERTIAN KONTRAK
Kontrak dan Perikatan
a) Perikatan yang menimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu di antara penghuni pekarangan yang saling
berdampingan.
d) Perikatan yang timbul karena perbuatan sukarela (Zaakwaarneming), sehingga perbuatan sukarela tersebut
haruslah dituntaskan.
Hukum mengatur adalah peraturan-peraturan hukum yang berlaku bagi Asas kebebasan berkontrak merupakan konsekuensi dari berlakunya
subjek hukum, misalnya para pihak dalam suatu kontrak. Pada prinsipnya asas kontrak sebagai hokum mengatur.
hukum kontrak termasuk dalam kategori hokum mengatur, yakni sebagian Jadi asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang mengajarkan
besar (meskipun tidak seluruhnya) dari hokum kontrak tersebut dapat bahwa para pihak dalam suatu kontrak pada prinsipnya bebas untuk
disimpangi oleh para pihak dengan mengaturnya sendiri. membuat atau tidak membuat kontrak, demikian juga kebebasannya
untuk mengatur sendiri isi kontrak tersebut.
Asas ini adalah bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka dia Asas obligator adalah asas yang menentukan bahwa jika
suatu kontrak telah dibuat, maka para pihak telah terkait,
telah sah dan mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya tetapi keterkaitannya tersebut hanya sebatas timbulnya hak
persyaratan tertulis pun tidak disyaratkan oleh hokum, kecuali untuk dan kewajiban semata-mata
haruslah berkenaan dengan hal oleh hokum, kedua belah pihak harus
yang tertentu, jelas dan dibenarkan ada kesesuaian pendapat tentang apa
Pengertian wanprestasi, yang kadang-kadang Konsekuensi yuridis dari tindakan, wanprestasi adalah
disebut juga dengan istilah "cidera janji", adalah timbulnya hak dari pihak yang dirugikan dalam kontrak
kebalikan dari pengertian prestasi. Dalam bahasa tersebut untuk menuntut ganti kerugian dari pihak yang
Inggris untuk wanprestasi ini sering disebut dengan telah merugikannya, yaitu pihak yang telah melakukan
"default" atau "nonfulfillment" atau "breach of wanprestasi tersebut. Wanprestasi tersebut dapat
contract". Yang dimaksudkan adalah tidak dipilah-pilah menjadi sebagai berikut:
dilaksanakannya suatu prestasi atau kewajiban sebagai a) Wanprestasi berupa tidak memenuhi prestasi.
mestinya yang telah disepakati bersama, seperti yang
tersebut dalam kontrak yang bersangkutan. b) Wanprestasi berupa terlambat memenuhi
prestasi.
c) Wanprestasi berupa tidak sempurna memenuhi
prestasi.
FORCE MAJEURE
Istilah "force majeure " atau "Act of God " sering diterjemahkan menjadi "keadaan
memaksa" atau "keadaan darurat“ adalah suatu keadaan di mana pihak debitur dalam suatu
kontrak terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak
terduga pada saat dibuatnya kontrak tersebut, keadaan atau peristiwa mana tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada debitur, sementara debitur tersebut tidak dalam keadaan
beritikad buruk.
Contoh dari peristiwa yang menyebabkan terjadinya force majeure adalah banjir/air bah,
angin puting beliung, gempa bumi, mogok buruh, munculnya peraturan baru yang melarang
pelaksanaan prestasi dari kontrak tersebut, dan lain-lain.
Secara garis besarnya, force majeure dari kontrak terdiri dari:
a b c
Force Majeure Force Majeure Force Majeure
karena sebab- karena karena
sebab yang keadaan perbuatan
tidak terduga. memaksa. tersebut
dilarang.
force majeure terhadap suatu kontrak dapat
diklasifikasikan secara spesifik sebagai berikut :
force majeure di mana pemenuhan prestasi force majeure di mana force majeure di mana prestasi tidak mungkin
secara normal sudah tidak mungkin prestasi sama sekali tidak dilakukan untuk sernentara waktu, tetapi nantinya
dilakukan, sungguhpun secara tidak mungkin dilakukan masih mungkin dilakukan. Misalnya, jika terjadi
normal masih mungkin dilakukan. sampai kapanpun. peristiwa tertentu pada suatu waktu tertentu.
Misalnya, terhadap kontrak ekspor impor Misalnya, kontrak Contohnya, karena barang yang menjadi objek
di mana tiba-tiba oleh pemerintah dibuat pembuatan lukisan, tetapi prestasi dari salah satu pihak tidak mungkin lagi
ketentuan yang melarang memasukkan si pelukis menderita sakit diproduksi karena para buruhnya semuanya
barang yang diimpor ke dalam wilayah stroke yang tidak sembuh mogok atau terjadi suatu pergolakan sosial,
negara tersebut. Dalam hal ini secara lagi sehingga dia tidak sehingga pabriknya tidak jalan. Akan tetapi,
normal barang tersebut tidak mungkin lagi mungkin lagi melukis setelah buruhnya tidak mogok lagi atau tidak lagi
diimpor, meskipun secara tidak normal sampai kapanpun. terjadi pergolakan sosial dan pabriknya kembali
masih mungkin, misalnya melalui berproduksi, maka prestasi dapat dilanjutkan lagi.
penyelundupan.
GANTI RUGI
Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan
prestasinya, maka timbulah kerugian bagi
pihak lainnya. Kerugian tersebut haruslah
diganti oleh pihak yang melakukan wanprestasi
(cidera janji) sebagai konsekuensi dari
tindakannya yang tidak mau mengikuti
kontrak. Pergantian inilah yang dalam hukum
disebut dengan istilah ganti rugi.
Komponen-komponen dari ganti rugi adalah sebagai
berikut:
Rugi
Biaya (dalam arti Bunga
sempit)
Dalam komponen biaya dimaksudkan Dalam komponen rugi atau kerugian Dalam komponen "bunga" dimaksudkan
meliputi segala biaya (cost) yang sudah (dalarn arti sempit) dimaksudkan adalah adalah sebagai kekurangan yang seharusnya
dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan berkurangnya nilai kekayaan dari pihak diperoleh, tetapi tidak jadi diperoleh oleh
dalam hubungan dengan kontrak tersebut. yang dirugikan karena adanya pihak kreditur karena adanya tindakan
Misalnya, biaya notaris, biaya akomodasi wanprestasi dari pihak lainnya itu. wanprestasi dari pihak debitur. Pengertian
dan perjalanan, dan sebagainya. "bunga" di sini lebih luas dan tidak hanya
sekadar "bunga uang" atau "bunga bank"
dalam pengertian sehari-hari.
Praktek dari aplikasi ganti rugi
akibat adanya wanprestasi dari suatu
kontrak dilaksanakan dalam berbagai
kemungkinan, di mana yang
dimintakan oleh pihak yang dirugikan
adalah hal-hal sebagai berikut:
a) Ganti rugi saja.
b) Pelaksanaan kontrak tanpa ganti rugi.
c) Pelaksanaan kontrak dengan ganti rugi.
d) Pembatalan kontrak tanpa ganti rugi.
e) Pembatalan kontrak dengan ganti rugi.
Sedangkan dalam ilmu hukum, dikenal model-model ganti yang timbul
akibat wanprestasi dari suatu kontrak, yaitu sebagai berikut: