Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Kontrak/Perjanjian
Dalam tampilannya yang klasik, untuk istilah kontrak lni sering disebut dengan istilah
perjanjian sebagai terjemahan dari agreement dalam bahasa Inggris atau overeenkomst dalam
bahasa Belanda. Kemudian, terdapat istilah yang sejajar dengan istilah kontrak yaitu istilah
transaksi yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris "transaction". Tapi demikian, istilah
kontrak (sebagai terjemahan dari dari istilah Inggris "contract") adalah yang paling modern,
paling luas dan paling sering digunakan termasuk pemakaiannya dalam dunia bisnis serta
hukum yang mengatur terkait kontrak itu disebut hukum kontrak (hukum perjanjian). 1

Yang dimaksud deangan kontrak adalah sebuah kesepakatan yang diperjanjikan


(promissory agreement) diantara dua pihak atau lebih yang dapat menimbulkan,
memodifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum. (Black, Henry Campbell, 1968: 394).
Selanjutnya, ada juga yang memberikan pengertian kepada kontrak sebagai suatu perjanjian
atau serangkaian perjanjian dimana hukum memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi dari
kontrak tersebut, dan oleh hukum, pelaksanaan dari kontrak tersebut dianggap merupakan
suatu tugas yang harus dikerjakan.2

2. Kontrak Dan Perikatan

Suatu perikatan lahir, baik karena undang-undang maupun karena kontrak/perjanjian.


Karena itu, sebenarnya kontrak merupakan salah satu sumber dari perikatan. Adapun yang
merupakan contoh perikatan yang tidak berdasarkan contoh kontrak, tetapi berdasarkan atas
undang-undang adalah sebagai berikut:

1. Perikatan yang minimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu diantara pekarangan yang


saling berdampingan.
2. Perikatan yang memiliki kewajiban mendidik dan memelihara anak.
3. Perikatan karena adanya perbuatan melawan hukum (onrechtmatige dead).
4. Perikatan yang timbul karena sukarela (Zaakwaarneming). Sehingga perbuatan sukarela
tersebut harus dituntaskan.
5. Perikatan yang timbul pembayaran tidak terhutang.
6. Perikatan yang timbul dari perikatan wajar (naturlijke verbintenisen).

3. Asas dalam Berkontrak


Menurut Pasal 1338 Ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari
bunyi pasal tersebut sangat jelas terkandung asas:

1
Dr. H. Indra Muchlis Adnan, Hukum Bisnis, (Yogyakarta: Trussmedia Grafika, 2016) hlm. 34
2
Dr. Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2012) hlm. 9
a. Konsensualisme, adalah perjanjian yang telah terjadi jika telah ada consensus antara
pihak-pihak yang mengadakan kontrak.
b. Kebebasan berkontrak, artinya seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas
mengenai apa yang diperjanjikan, bebas juga untuk menentukan bentuk kontraknya.
c. Pacta sunt servanda, artinya kontrak itu merupakan undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya (mengikat).3

Disamping itu, terdapat beberapa asas lain dalam standar kontrak:

d. Asas Kepercayaan
e. Asas Persamaan Hak
f. Asas Keseimbangan
g. Asas moral
h. Asas Kepatutan
i. Asas Kebiasaan
j. Asas Kepastian Hukum.

3
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005) hlm. 46.

Anda mungkin juga menyukai