Anda di halaman 1dari 30

BIMBINGAN ILMIAH

RHINOLOGI
POLIP HIDUNG
Batasan
 Polip hidung adalah masa
yang lunak, berwarna
putih atau keabu – abuan
yang terdapat di dalam
rongga hidung.

 Polip hidung dapat timbul


dari tiap bagian mukosa
hidung atau sinus
paranasal dan seringkali
bilateral.
 Makroskopik :
kelainan mukosa hidung
berupa massa lunak
bertangkai, berbentuk bulat
atau lonjong, berwarna putih
keabu-abuan, dgn permukaan
licin,tunggal atau multiple &
agak bening yang berisi
cairan interseluler yang
terdorong ke dalam rongga
hidung oleh gaya berat.
 Mikroskopik :
epitel pada polip serupa dengan
mukosa hidung normal yaitu epitel
bertingkat semu bersilia dengan
submukosa yang sembab
Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel
plasma, eosinofil, neutrofil dan
makrofag
Mukosa mengandung sel-sel goblet,
pembuluh darah, saraf dan kelenjar
sangat sedikit.
etiologi

•Terbentuk akibat reaksi


hipersensitif atau reaksi atopik pada
mukosa hidung.

•Kerusakan jaringan setempat


dalam mukosa hidung
menimbulkan produksi berlebihan
cairan interseluler dan cenderung
membentuk polip
3 faktor penting terjadinya polip

1. Peradangan kronik & berulang pada


mukosa hidung & sinus paranasal
2. Gangguan keseimbangan vasomotor
3. Peningkatan tekanan cairan interstitial
 edema mukosa hidung
Patogenesis

 Teori Bernstein :
Perubahan mukosa hidung akibat peradangan /
aliran udara yang berturbulensi, terutama daerah
sempit di KOM  terjadi prolaps submukosa 
reepitelisasi & pembentukan kelenjar baru 
terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh
permukaan sel  retensi air  polip
Patogenesis

 Teori lain : ketidakseimbangan vasomotor 


peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan
regulasi vaskular  dilepaskannya sitokin dari
mast sel  edema dan lama kelamaan  polip
Klasifikasi Polip Berdasarkan Jenis Sel Peradangan
Polip eusinofilik
Sel eosinofil terdapat pada 80-90% polip. Polip
jenis ini biasanya disebabkan proses
hipersensitivitas atau alergi. Eosinofil yang
ditemukan pada pasien polip serupa pasien
dengan asma bronkial dan alergi.

Polip neutrofilik
Netrofil terdapat pada 7% kasus polip. Polip
jenis ini biasanya disebabkan oleh proses
inflamasi non-alergi dan tidak berespons baik
terhadap kortikosteroid
GEJALA :

Gejala utama : adalah rasa sumbatan di hidung yang


menetap, tidak hilang timbul dan semakin lama semakin
berat keluhannya, Sekret serous atau mukoid dan Gangguan
penciuman.

• Dapat timbul gejala sinusitis sekunder, karena polip


menyumbat ostium sinus para nasalis

Gejala sekunder : bernafas melalui mulut, halitosis, suara


nasal (bindeng), mendengkur, gangguan tidur dan
penurunan kualitas hidup.
Diagnosis

 Anamnesis
 Kel. utama  hidung tersumbat terus menerus
 Rinore mulai jernih sampai purulen
 Hiposmia / anosmia
 Nyeri pada hidung & kepala bagian frontal
 Post nasal drip
...diagnosis...

 Pemeriksaan fisik : rinoskopi anterior maupun


posterior.
 Pemeriksaan Penunjang : Tele Naso-endoskopi,
Foto polos radiologi dan CT Scan.
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan intra nasal tampak


massa warna putih kelabu
menggantung pada mukosa hidung
dengan tangkai kecil

 Perlu diperiksa dengan rinoskopia


posterior untuk melihat apakah ada
polip antrokoanal
...Pemeriksaan fisik....

 Polip nasi yang masif


dapat menyebabkan
deformitas hidung luar
sehingga hidung tampak
mekar

 Rhinoskopi anterior 
massa berwarna
pucat,semi transparan
yang berasal dari meatus
medius, mudah digerakkan
Pemeriksaan penunjang
 Naso-endoskopi  Diagnosis polip stadium 1&2
dan polip Koanal.
 Foto polos sinus paranasal  penebalan mukosa
dan adanya batas udara cairan di dalam sinus
Pemeriksaan penunjang

 Tomografi komputer  melihat dengan jelas


adanya kelainan anatomi pada hidung dan rongga
sinus
Stadium polip
Menurut Mackay dan Lund
1. Stadium 1 :
Polip masih terbatas pada meatus medius
2. Stadium 2 :
Polip sudah keluar dari meatus medium, tampak
dirongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung
3. Stadium 3 :
Polip yang masif hampir atau memenuhi rongga
hidung
Penatalaksanaan
 Tujuan terapi : untuk menghilangkan keluhan,
mencegah komplikasi & mencegah rekurensi

 Pemberian kortikosteroid pada polip nasi yang


masih kecil
Bailey : steroid sistemik & Intranasal adalah
pengobatan yang paling umum untuk therapi
polip hidung.
...penatalaksanaan
 1. Oral : efektif untuk terapi jangka pendek
2. Topikal kortikosteroid
Topikal kortikosteroid menimbulkan
respon anti inflamasi non spesifik yang secara
teoritik dapat mengurangi ukuran polip dan
mencegah rekurensi
Penatalaksanaan

 Polipektomi
Kasus polip yang tidak
membaik dengan terapi
mendikamentosa atau
polip yang sangat masif
dipertimbangkan untuk
polipektomi.

Ekstraksi polip
(polipektomi) dengan
menggunakan jerat dan
cunam dengan anestesi
lokal atau umum.
Bila ada polip dalam sinus maksila,
operasi dengan cara Cadwell Luc (CL)
Etmoidektomi intranasal dan
ekstranasal untuk polip etmoid
Yang terbaik dengan fasilitas endoskop
Pencegahan

 Hindari alergi, iritasi dan serangan asma.


 Hidup bersih yang baik.
 Menjaga kelembaban rumah.
 Gunakan bilasan hidung atau nasal lavage.
MODUL POLIPEKTOMI POLIP HIDUNG

KEGIATAN
I. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

- Informed choice& Informed Consent


- Rencana tindakan
- Persiapkan peralatan
II. PERSIAPAN PROSEDUR TINDAKAN
- Penderita dalam keadaan teranestesi dan lakukan
desinfeksi daerah yang akan dioperasi.
- Jerat dimasukkan di sebelah medial dari polip dalam
posisi vertikal.
- Setelah jerat sampai pada posisi bawah polip, diputar
ke horizontal hingga polip terjerat pada pangkalnya.
- Kemudian jerat dikecilkan dan dilakukan penarikan
jerat ke arah depan hingga polip terlepas, dikeluarkan
dengan forcep sampai seluruh polip keluar.

- Polip kecil dapat diambil dengan forcep brownie atau


forcep cincin.
- Bila ada kecurigaan keganasan perlu dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi
- Perdarahan yang terjadi perlu ditampon yang dibasahi
efedrin, sementara dapat dilakukan polipektomi pada
sisi satunya.
- Setelah masa dikedua rongga hidung terangkat semua,
evaluasi kembali perdarahan
- Operasi selesai
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai