Epistasis
Prinsip epistasis:
Epistasis> interaksi antara gen-gen tidak sealel
minimal 2psg gen yang terlibat
gen pada lokus yang satu berinteraksi dengan gen pada lokus lain
hasil interaksi diperoleh fenotip yang tidak diperoleh jika gen itu bekerja sendiri
Fenotip > serangkaian reaksi kimia dikontrol enzim> gen
contoh. -pigmen melanin >diproduksi enzim C > gen C
-melanin > gen e> kuning
-gen C tidak ada> melanin tidak disintesis
-gen e ada melanin tidak ada> pigmen kuning tidak diproduksi
Epitasis sederhana
-Gen-gen pada satu lokus mengubah ekpresi pada lokus yang kedua, gen-gen
pada lokus kedua tidak menekan ekpresi gen lokus pertama.
Epistasis Dominan
- Satu gen pada satu lokus menekan ekpresi pada lokus kedua
Contoh. Kucing putih>- kucing putih albino mata merah muda,
- kucing putih >warna putih dikontrol oleh gen
penghambat warna bulu epistasis dominan gen W, hitam gen B, coklat gen resesif
b. Jantan hitam homozigot (BBww)x putih pembawa gen coklat(bbWW) >anak
BbWw putih),F1xF1 > 9 B-W- (putih),3 bbW-(putih),3B-ww(hitam) dan 1bbww
(coklat). Gen W menekan pemunculan warna hitam dan coklat
Epistasis Resesif
-Gen dominan C > produksi melanin
-Gen c ( homozigot cc) >menghambat produksi melanin>albino
-Warna hitam dominan (B) terhadap coklat (b)
-BbCcxBbCc>9B-C- (hitam),3bbC- (coklat),3B-cc(albino),1 bbcc (albino)
Epistasis kodominan
-Gen E >pada kuda > warna bay
-Warna kuda>coklat kemerahan diseluruh tubuh, kecuali pada kaki , bulu suri dan ekor yang
berwarna hitam
-Gen resesif e homozigot> warna chesnut
-Gen dilusi c kodominan terhadap C> memodifikasi warna bay menjadi buckskin , chesnut
menjadi palomino
-Jika gen dilusi cc>warna akan didilusi menjadi putih , putih buram krem kemerahan disebut
warna creamello.
-Dalam satu set alel dikontrol oleh gen dominan dan resesif sedangkan gen lain beraksi
kodominan ratio genotip 3:6:3:1:2:1
-Persilangan dihibrida> 3CCE – (bay), 6 CcE-(bucskin), 3ccE- (putih atau krem), 1ccee (putih
atau krem), 2Ccee (palamino), CCee (chesnut)
Epistasis Ganda
- Epistasis Dominan Ganda
- Satu gen dominan pada satu lokus berinteraksi memodifikasi ekpresi gen pada lokus
lainnya.
- Gen dominan pada lokus kedua epistasis terhadap gen lokus pertama
Contoh. Bulu pada sank ayam
- 2 set gen dominan dan resesif (F dan f, S dan s )
- Genotip F-ss,ffS-,F-S- (berbulu), ffss (tidak berbulu)
- Pada ayam black langshan
- Ayam black langsan murni x playmout rocks> anak sank berbulu
- F1 x F1 > 15/16 sank berbulu, 1/16 tidak berbulu
- Tescross heterozigot> ¾ berbulu (1FfSs,1 Ffss,1 ffSs), 1ffss (tidak berbulu)
Epistasis Dominan dan Resesif
- Pada ayam
- Gen dominan lokus yang satu dan gen resesif pada lokus lain berinteraksi
bersama-sama.
- Warna putih pada ayam white leghorn disebabkan gen penghambat warna I
- Genotip resesf (ii) > muncul warna dikontrol gen lain
- White playmouth rock warna putih> gen resesif (cc),warna lain genC
- White leghorn (IICC)x white Plymouth rock (iicc) > putih ( IiCc) F1) jika F1xF1>
9 macam genotip seperti dihbrid,rasio fenotip 13/16 putih,3/16 berwarna.
- Genotip I-C-,I-cc,iicc putih, iiC- berwarna.
Epistasis resesif ganda
- Pada ayam terdapat lokus ketiga yang menghasilkan bulu putih
-Sepasang gen resesif (aa) > bulu putih seperti pada ayam white silkie
- Gen dominan A mengontrol pemunculan warna
- Jika ayam white silkie x white playmouth rock > semua anak berwarna
- Anak disilangkan sesamanya > 9/16 ayam berwarna (9 A- C-) dan 7/16 ayam
putih (3 A-cc, 3aaC-, 1aacc)
Interaksi Ganda
- Pada babi > warna merah pada babi jantan akan diekpresikan jika ada satu
gen dominan dari setiap lokus yang berbeda (R dan S) bersamaan dengan gen
pengontrol warna merah.
- Genotip R-S- ( warna merah), rrss (putih atau kuning muda)
- Genotip R-ss,rrS- warna antara merah(sandy) pada babi Durocs, rrss (putih).
- Gen dominan dikedua lokus (warna merah), gen dominan 1 (warna
sandy),kalau tidak ada gen dominan (warna putih).
- Rasio fenotip 9:6:1
Gen Letal dan Epistasis
- Albino pada tikus pewarisan sama dengan kelinci
-Gen albino c, mengontrol pemunculan warna C, cc bersifat epistasis terhadap gen pengontrol warna.
- Dua alel pada lokus agouti (AY dan A) masing –masing untuk warna kuning dan agauti (paling umum).
-Warna kuning > interaksi kodominan AYA
-AYAY letal (embrio mati awal perkembangan)
-Tikus kuning disilangkan sesamanya > 1/3 agauti dan 2/3 kuning
- Rasio fenotip 3:6:3:1:2:1 karena ada sepasang gen yang kodominan
- Rasio akan berubah 3:6:2:1 setelah kematian individu bergenotip A YAY
- Rasio 3:6:3 karena gen albino epstasis resesesif
-Genotip dan fenotip persilangan dihybrid > 3 C-AA (agauti), 6 C-A Y (kuning), 3 C- AYAY (letal),1 ccAYAY
(letal), 1ccAA (albino).
Interaksi yang tidak mengubah rasio
- Tikus kuning homozigot x hitam homozigot > anak abu-abu
- Tikus abu- abu x abu-abu> 9/16 (abu-abu), 3/16 (hitam(, 3/16 (kuning): 1/16
(krem)
- Pigmen hitam dikontrol oleh gen dominan B dan krem bb
- Kedua warna diekpresikan gen –gen resesif harus ada pada lokus A(B-aa=
hitam,bbaa= krem).
- Kehadiran gen A akan memodifikasi warna hitam jadi abu-abu (B-A-) ,krem
menjadi kuning (bbA-). Beberapa warna kuda,sapi dan anjing dikontrol oleh aksi
gen seperti ini.
Warna Pada Mamalia
- Alel Ganda dan Gen letal
- Alel ganda > gen- gen berlainan menempati lokus sama pada kromosom akibat dari mutasi yang
berulang. Gen yang memiliki lebih dari 2 alel > alel ganda
Contoh: Pola warna sapi
- Sapi herford memiliki pola warna putih dibagian wajah,tubuh depan dan atas leher
- Angus pola warna polos dan FH (frisien Holstein) bercak putih tidak beraturan pada bagian tubuh yang
berwarna dasar hitam
- Jika sapi herford murni x angus murni > anak pola warna herford
- F1x F1 > ¾ pola warna herford, ¼ pola angus> pola herford dominan terhadap angus.
-Herford x FH > anak pola warna herford x sesamanya > ¾ herford ¼ FH > herford dominan dari FH
-Angus xFH >anak warna angus. F1xF1> ¾ angus ,1/4 FH
- Pola warna pada sapi minimal dikontrol 3 alel S H pola herford, S pola angus ,s pola FH. Derajat
dominasi SH>S>s
- Berdasarkan hasil penelitian ada alel ke 4 Sc pada sapi pinzguer yang hanya
berwarna pada kepala, leher samping kiri ,kanan tubuh,bagian tubuh lain
berwarna putih, Alel ini bersifat kodominan terhadap alel SH dan dominan
lengkap terhadap S dan s
- Sapi SHSc > pola campuran warna herford dan warna samping
- SHSH,SHS,SHs > pola herford
- ScSc, ScS, Scs > pola samping
- SHSc > pola samping dengan wajah putih
- SS, Ss > polos
- ss > pola FH
Alel ganda pada kuda
- Pola warna pada kuda minimal 3 alel
- Alel pertama a > homozigot (aa) > ekpresi hitam diseluruh tubuh
- Alel kedua a’ dominan terhadap a mengontrol warna” seal brown “ (hitam pada
seluruh tubuh, kecuali bagian moncong,daerah mata dan bagian hidung coklat
muda . Genotip seal brown (a’a’ , a’a)
- Alel ketiga A mengontrol pola warna” bay” (coklat atau coklat kemerahan pada
seluruh tubuh kecuali pada bulu suri, ekor dan kaki bagian bawah hitam)
dominan terhadap a’,a. Genotip bay (AA,Aa’,Aa)
Alel Ganda dan Gen Letal
Warna bulu pada srigala
- Tiga alel berinteraksi secara kodominan (W,w dan p) dan 2 alel bersifat letal
w,p > ww,pp,wp (letal pada awal kebuntingan)
- Kombinasi 3 alel WW (warna keperakan), Ww (keperakan bagian muka
putih), Wp (platinum)
- Kadang-kadang WpxWp > putih mati sesaat setelah melahirkan
- Kemungkinan gen p>homozigot (pp) mati
Lokus agauti pada tikus
- Pola warna agauti minimal 5 alel (Ay, Aw, A,at,a)
- Genotip AyAy ( mati pada tahap emrio ) Ay-(kuning)
- Genotip AwAw, AwAt,Awa (agauti dengan warna perut putih)
- Genotip AA,Aat,Aa (agauti)
- Genotip atat,ata (hitam dengan bagian perut berwarna coklat
- Genotip aa (hitam)
- Jika dalam keadaan homozigot gen mengontrol warna kuning >letal
- Persilangan tikus berwarna kuning sesamanya > 2/3 kuning, 1/3 bukan kuning.
Jumlah anak dari hasil persilangan ini 25 % lebih rendah dari persilangan normal. Gen
kuning tidak beraksi secara dominan penuh terhadap keempat lainnya.
Lokus Albino Pada Kelinci dan Tikus
- Alel albino pada hampir semua mamalia
- Gen ini diwariskan secara resesif akibat mutasi gen yg mengontrol melanin (sumber
warna pada kulit,rambut,mata) > terdapat 5 alel (C,cc,ch,ce,c) > tikus
- AlelC> Genotip CC,Ccc,Cch,Cce,Cc ( berwarna penuh)
- Alelcc> Genotip cccc,ccch,ccce,ccc (chinchilla)
- Alel ch> Genotip chch,chce,chc (Himalaya)
- Alel ce> Genotip cece,cec ( warna dilusi)
- Alel c > Genotip cc (albino)
- Keempat alel yang terletak di lokus C pada kelinci sama dengan tikus kecuali
alel ce,terdapat 2alel lain mempengaruhi pola warna chinchilla
- Derajat dominasi keenam alel C>cd>cc>cI>ch>c
- Alel C> Genotip CC,Ccd,Ccc,CcI,Cch, Cc (berwarna penuh)
- Alel cd> Genotip cdcd,cdcc,cdcI,cdch,cdc (chinchilla gelap)
- Alel cc > Genotip cccc,cccI,ccch,ccc (chinchilla)
- Alel cI > Genotip cIcI,cIch,cIc (chichila terang)
- Alel ch> Genotip chch,chc (Himalaya)
- Alel c > Genotip cc(albino)
Alel Ganda yang Terpaut Kelamin
-Warna bulu pada burung dara
- Terdapat 3 alel > pada lokus yang sama pada kromosom kelamin Z
- Tiga alel mengontrol warna bulu merah ( alel A) biru (alel B) dan coklat (alel
a) , dominansi A>B>a
- Genotip AA,AB,Aa jantan , AW betina > fenotip abu-abu
- Genotip BB,Ba jantan, BW betina > biru
- Genotip aa jantan, aW betina > coklat
Sifat bertanduk pada domba
- Domba betina Dorset murni x jantan merino ( bertanduk) > anak jantan dan
betina bertanduk.
- Jika anak-anaknya disilangkan sesamanya > ¾ bertanduk, ¼tidak bertanduk.
- Ada 2 alel yang terlibat bertanduk dominan terhadap tidak bertanduk
- F2 semua anak jantan bertanduk
- Ekpresi tidak bertanduk terbatas pada yang betina
- Jantan bertanduk tanpa memperhatikkan genotipnya
- Domba jantan merino atau rombouillet x domba suffolks,shropshire atau shoutdowns (tidak
bertanduk) > anak tidak bertanduk
- Jika F1xF1 > anak betina tidak bertanduk, jantan ¼ bertanduk ,3/4 tidak bertanduk, alel tidak
bertanduk dominan terhadap bertanduk
- Ada 3 alel mengontrol sifat bertanduk pada domba
- Domba dorset > genotip homozigot dominan > diekpresikan bertanduk untuk kedua jenis kelamin
- Domba tipe wol sedang (shoutdowns,shropshire,sulffoks, hampshire dominan untuk sifat tidak
bertanduk> diekpresikan kedua jenis kelamin. - Alel dari kedua gen diatas bersifat resesif
- Alel resesif pada tipe wol halus seperti merino > homozigot resesif
- Domba jantan bertanduk dan betina tidak bertanduk
- Genotip pada domba wol halus hh
- Genotip domba dorset bertanduk HH,ada kemungkinan heterozigot
- Tipe wol sedang tidak bertanduk( PP atau Ph)
-Domba dorset heterozigot x suffoks,shropshire , shoutdown > domba jantan bertanduk
dan betina tidak bertanduk,.
- F1xF1 > seperti sifat sex influence
- Alel H dan P > dominan pada jantan dan resesif pada betina
Pewarisan Sifat bertanduk dan tidak bertanduk pada domba
- Genotip PP atau Ph (tidak bertanduk pada jantan dan betina pada tipe wol sedang
kecuali domba dorset)
- Genotip HH( bertanduk pada jantan dan betina pada domba dorset)
- GenotipHP (tidak bertanduk pada betina , bertanduk kecil jantan)
- Genotip Hh ( bertanduk pada domba jantan dan betina)
- Genotip hh ( bertanduk pada domba jantan, tidak bertanduk pada betina tipe wol halus
yaitu merino dan rambouilet