Anda di halaman 1dari 36

10 Desember 2015

CAISSON DISEASE
(DECOMPRESSION SICKNESS)

Oleh:

dr. Imelda Ora Adja, M.Biomed, Sp.S


PENDAHULUAN
• Bila manusia turun ke dalam laut, tekanan dari
sekelilingnya akan meningkat hebat. Untuk
menjaga agar paru-paru tidak kolaps, udara yang
diberikan juga harus bertekanan tinggi
• Darah dalam paru-paru terpapar dengan tekanan
gas alveolus yang sangat tinggi (hiperbarik)
• Bila tekanan yang tinggi melebihi batas tertentu,
dapat menimbulkan perubahan hebat terhadap
fisiologi tubuh

Guyton,Arthur C, 1997
• Caisson Disease (CSD) adalah penyakit yang
terjadi akibat dari kesalahan prosedur dekompresi
•  gelembung udara dan lokasinya  tipe
penyakit
• Adanya faktor predisposisi memperbesar
kemungkinan terjadinya penyakit dekompresi
• Keadaan darurat yang harus segera diterapi
menggunakan hiperbarik oksigen terapi dengan
golden period selama 6-24 jam.
• Kecepatan pemberian terapi sangat berperan
dalam menentukan hasil terapi.

PERDOKLA, 2009
DEFINISI
• Caisson Disease = Decompression Sickness =
Diver’s Disease = Bends
• Adalah suatu kondisi yang timbul akibat
keluarnya gas yang terlarut dalam tubuh saat
menyelam di kedalaman dan muncul tiba-tiba
di permukaan laut, sehingga menyebabkan
kerusakan dari jaringan tubuh dari derajat
ringan sampai berat

Gempp E.dkk, 2008


INSIDENS & EPIDEMIOLOGI
• Amerika Serikat  Angka kejadian Caisson
Disease tipe II (berat) yaitu 2.28 /10,000 kasus
penyelaman
• Tipe I (ringan)  tidak diketahui karena
banyak penyelam yang tidak mencari
pengobatan
• Tipe II meningkat 2.5 kali pada pasien dengan
Patent Foramen Ovale

Uzun C.dkk, 2003


FAKTOR RESIKO
1. PFO
2. Merokok dan alkohol
3. Obesitas
4. Penyelaman berulang
5. Suhu
6. Gas yang dipakai
7. Asma
8. Usia
Boussuges A.dkk, 1998
KLASIFIKASI
• Tipe I (lebih ringan, tidak mengancam nyawa) :
1. Rasa nyeri ringan yang menetap setelah 10 menit onset
2. Pruritus / skin bends  gatal/terbakar pada kulit
3. Ruam pada kulit beraneka warna/ papular /plak/ kulit
jeruk
• Tipe II (serius  kematian):
1. Gangguan respirasi
2. Gangguan sirkulasi (syok hipovolemik)
3. Gangguan nervus perifer dan / atau SSP
4. Emboli gas pada arteri
Goplen FK.dkk, 2007;
Klingmann.dkk, 2007
Gambar 1: Caisson Disease Tipe I
(Neuman Ts, 2002)
Gambar 2: Caisson Disease Tipe II
(Neuman Ts, 2002)
FISIOLOGI EFEK TEKANAN PARSIAL GAS
YANG TINGGI TERHADAP TUBUH
• Gas yang sering berkaitan dengan
pernapasan seorang penyelam
adalah nitrogen, oksigen dan karbon
dioksida, dan masing-masing
menyebabkan efek fisiologik yang
serius pada tekanan tinggi

Guyton,Arthur C,
1997
Narkosis nitrogen pada tekanan
nitrogen yang tinggi:
• ±⅘ bagian udara terdiri dari nitrogen
• Setinggi permukaan laut, nitrogen tidak
mempengaruhi fungsi tubuh, tetapi pada
tekanan yang tinggi dapat menimbulkan
narkosis dalam derajat yang berbeda
• Bila penyelam berdiam di dalam laut salama 1
jam / lebih dan menghirup udara bertekanan,
gejala pertama narkosis timbul pada
kedalaman 120 kaki
Guyton,Arthur C,
1997
HUKUM BOYLE
• Volume gas berbanding terbaik dengan
tekanannya
• P1 x V1 = P2 x V2
• P = Tekanan
V = Volume
 makin dalam kedudukan seorang penyelam
tekanan air laut makin besar sehingga volume
udara makin kecil

Guyton,Arthur C,
• Hukum Boyle, merupakan hukum
yang sangat penting pada penyelam
karena tekanan yang meningkat
dapat mengecilkan rongga udara
dalam tubuh penyelam, termasuk
paru-paru dan sering menyebabkan
kerusakan yang serius
Guyton,Arthur C, 1997
Tabel 1 : Efek Kedalaman Laut Terhadap Tekanan
(Guyton,Arthur C, 1997)

Kedalaman (kaki) Atmosfer


Permukaan laut 1
33 2
66 3
100 4
133 5
166 6
200 7
300 10
400 13
500 16
Gambar 3 : Efek kedalaman laut
terhadap tekanan dan volume gas
• Kedalaman 33 kaki,
tekanan 2 atm dan vol
½ lt; pd kedalaman 233
kaki, tekanan 8 atm ,
volume udara yang
tertinggal sisanya
menjadi 1/8 lt 
penyelam hampir tidak
dapat berbuat apa-apa
akibat narkosis nitrogen

Guyton,Arthur C, 1997
HUKUM HENRY
• Larutan Gas dan Cairan: berhubungan
dengan penyerapan gas di dalam cairan
• Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu
jumlah gas yang terlarut di dalam suatu
cairan berbanding lurus dengan
tekanan partial dari gas tersebut diatas
cairan

Mitchell SJ.dkk, 2009


Gambar 5: Kuantitas O2 yang terlarut dalam cairan darah dan
dalam gabungannya dg Hb pada PO2S sangat tinggi

• Misal: PO2 paru ±


3000mmHg (tekanan 4
ATM)
• A: kandungan O2 total
dalam setiap 100ml
darah = 29vol%
• B: PO2 ± 1200mmHg 
O2 diberikan pada
jaringan dg tek yg
sangat tinggi

Guyton,Arthur C, 1997
PATOFISIOLOGI
• Bila seseorang menggunakan udara
bertekanan tinggi sebagai media
pernafasan untuk menyelam, maka
semakin dalam dan semakin lama ia
menyelam akan semakin banyak gas
yang larut dan ditimbun dalam
jaringan tubuh
Guyton,Arthur C, 1997
MANIFESTASI KLINIS
Guyton,Arthur C, 1997

Kedalaman Gejala
(kaki)
120 Rasa riang dan kurang berhati-hati

150 – 200 Rasa mengantuk


200 – 250 Kekuatan berkurang, sering terlalu
lemah unk melakukan pekerjaan
yang diperlukannya
250 Penyelam tidak dapat melakukan
(8,5 atm) apa-apa
MANIFESTASI KLINIS (Mitchell SJ.dkk, 2009)
TIPE CD LOKASI GELEMBUNG MANIFESTASI KLINIS

Muskuloskletal Terbanyak di sendi •Nyeri terlokalisiir, ringan  sangat


(siku, bahu, pinggul, menyiksa
pergelangan tangan, •Gerakan aktif dan pasif dari sendi terbatas
lutut dan pergelangan karena rasa sakit
kaki) •Nyeri dapat dikurangi dengan menekuk
sendi

Cutaneus Kulit •Gatal (sekitar telinga,wajah,leher,lengan)


•Formication sensation
•Memar pada kulit sekitar bahu, dada,
perut
•Pembangkakan pada kulit dengan pitting
edema
Neurologis Brain •Perubahan sensasi,
parastesia, hiperestesia
•Amnesia
•Gangguan visual
•Perubahan prilaku
•Kejang
•Penurunan kesadaran
Medula spinalis •paraparesis/paraplegi
•Nyeri dada, nyeri abdomen
•Inkontinensia uri dan
inkontinensia alvi
Pulmo Paru-paru •Batuk kering
•Rasa terbakar pada sternum
•Sesak napas
DIAGNOSIS
• Anamnesa : riwayat menyelam sebelumnya
(dalam waktu 24 jam terakhir)
• Pemeriksaan fisik : gejala-gejala CD
• Pemeriksaan penunjang :
1. Laboratorium
i) Darah rutin
ii) Analisis gas darah
iii) Creatinine Phosphokinase (CPK)
2. Radiologi
3. Elektrokardiogram (EKG)

Newton HB.dkk, 2008


DIAGNOSIS BANDING
1. Pneumothoraks
2. Pneumonia
3. Pneumomediastinum
4. Stroke Hemoragik
5. Penyebab cardiogenik : cardiac
arrest

Newton HB.dkk, 2008


PENATALAKSANAAN
• Rekompresi  RUBT (Ruang Udara
Bertekanan Tinggi = 2 atm) portable 
penderita dimasukkan ke dalam unit ini dan
diangkut ke RUBT defenitif.
• Bila tidak tersedia beri O2 100% (tek 1 ATM)
dg masker tertutup rapat, diselingi tiap 30
menit bernafas selama 5 menit dengan udara
biasa untuk menghindari intoksikasi O2

Fahlman A.dkk, 2006


• Gejala serius pasang infus isotonik/RL
• Gejala ringan  banyak air minum (urin
berwarna putih dan banyak)
• Mencegah dekubitus plegi digerakkan pasif
secara teratur.
• Bila nampak gejala neurologik maka dosis
tinggi kortikosteroid diberikan untuk
menanggulangi edema (masih kontroversial)

Fahlman A.dkk, 2006


TERAPI REKOMPRESI
• Tujuan : mengurangi ukuran dan jumlah
gelembung gas dalam tubuh
• Dasar: mengembalikan penyelam pada
tekanan saat nitrogen terlarut ke jaringan
dan cairan tubuh. Tekanan diturunkan
perlahan seperti saat penyelam naik ke
permukaan laut

Fahlman A.dkk, 2006


TABEL TERAPI HBO TABEL MODIFIKASI
KINDWALL (TABLE GURITNO) Eric P, 2004.

14 M Ascent Rate
2 -3 Feet / Mnt
O O O
X X X
Y Y u Y
u u u
G G d G
3M d d d
E E a E
a a a
r
r N r N N r
a
a I a II III a

10 30 5 30 5 30 16/24
TABEL 5 OXYGEN TREATMENT OF PAIN - ONLY
DECOMPRESSION SICKNESS Eric P, 2004.
Descent Rate = 25 Ft/Min
50 Ascent Rate = 1Ft/Min
Total Elapsed Time:135
40 Min
(Not Including Descent
Time)
30

20

10

2,4 20 5 20 3000 5 20 5 30

Time (minutes)
TABLE 6. OXYGEN TREATMENT OF SERIOUS
DECOMPRESSION SICKNESS Eric P, 2004.
Descent Rate = 25Ft./Min

Ascent Rate = 1Ft./Min


Total Elapsed Time: 285 Min
60
(Not Including Descent Time)

50

40

30

20

10

2,4 20 5 20 5 20 5 30 15 60 15 60 30
RUANG DEKOMPRESI RSUP SANGLAH
RUANG DEKOMPRESI RSUP SANGLAH
PROGNOSIS
• Prognosis tergantung pada paparan penderita
oleh perubahan tekanan atmosfer terutama
perubahan yang terjadi mendadak serta
manifestasi klinis yang ditunjukkan
• Tipe I biasanya memberikan prognosis yang
baik, sedangkan tipe II biasanya memberikan
prognosis yang jelek tanpa pengobatan yang
cepat dan tepat

Fahlman A.dkk, 2006


DAFTAR PUSTAKA
• Boussuges A, Succo E, Juhan-Vague I, Sainty JM. Activation of coagulation in decompression
illness. Aviat Space Environ Med. Feb 1998;69(2):129-32.
• Fahlman A, Dromsky DM. Dehydration effects on the risk of severe decompression sickness in
a swine model. Aviat Space Environ Med. Feb 2006;77(2):102-6.
• Gempp E, Blatteau JE, Stephant E, Pontier JM, Constantin P, Pény C. MRI findings and clinical
outcome in 45 divers with spinal cord decompression sickness. Aviat Space Environ Med. Dec
2008;79(12):1112-6.
• Goplen FK, Grønning M, Irgens A, Sundal E, Nordahl SH. Vestibular symptoms and
otoneurological findings in retired offshore divers. Aviat Space Environ Med. Apr
2007;78(4):414-9
• James PB. Hyperbaric oxygenation in fluid microembolism. Neurol Res. Mar 2007;29(2):156-
61.
• Klingmann C, Praetorius M, Baumann I, Plinkert PK. Barotrauma and decompression illness of
the inner ear: 46 cases during treatment and follow-up. Otol Neurotol. Jun 2007;28(4):447-54
• Latham E, van Hoesen K, Grover I. Diplopia due to mask barotrauma. J Emerg Med. Nov 6
2008.
• Mitchell SJ, Doolette DJ. Selective vulnerability of the inner ear to decompression
sickness in divers with right-to-left shunt: the role of tissue gas supersaturation. J
Appl Physiol. Jan 2009;106(1):298-301.
• Newton HB, Burkart J, Pearl D, Padilla W. Neurological decompression illness and
hematocrit: analysis of a consecutive series of 200 recreational scuba divers.
Undersea Hyperb Med. Mar-Apr 2008;35(2):99-106.
• Newton HB, Burkart J, Pearl D, Padilla W. Neurological decompression illness and
hematocrit: analysis of a consecutive series of 200 recreational scuba divers.
Undersea Hyperb Med. Mar-Apr 2008;35(2):99-106.
• Uzun C, Yagiz R, Tas A, Adali MK, Inan N, Koten M, et al. Alternobaric vertigo in
sport SCUBA divers and the risk factors. J Laryngol Otol. Nov 2003;117(11):854-
60.
• Williams ST, Prior FG, Bryson P. Hematocrit change in tropical scuba divers.
Wilderness Environ Med. 2007;18(1):48-53.
MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai