Anda di halaman 1dari 11

Identifikasi dan Telaah Filologis

Naskah Pegon
Menurut Oman Faturrahman Identifikasi dan telaah filologis terhadap
naskah, temasuk naskah pegon, setidaknya melalui tujuh tahap berikut:
1. Penentuan naskah
2. Inventarisasi naskah
3. Deskripsi naskah
4. Perbandingan naskah dan teks
5. Suntingan naskah
6. Terjemah naskah
7. Analisis naskah
1. Penentuan Naskah
• Pemelihan naskah ini bergantung pada kapasitas dan kemampuan
peneliti dalam memaknai teks yang akan dikajinya.
• Latar belakang dan perspektif keilmuan menjadi faktor penting dalam
tahap ini.
• Memilih teks dengan bahasa yang dikuasainya, dalam hal ini pegon.
Karena peneliti dituntut menggunakan analisis linguistik yang
memadai terhadap teks yang akan dikajinya.

2. Inventarisasi Naskah
• Di tahap kedua ini peneliti harus berupaya secermat mungkin dalam
menelusuri dan mendata keberadaan naskah yang memuat salinan
dari teks yang akan dikaji.
• Cara menelusuri: Katalog naskah, buku-buku yang mengupas naskah
tersebut, artikel-artikel di jurnal, publikasi atau karya tulis lainnya, dan
telusuri dari koleksi perorangan.
• Semua data dan informasi yang telah terhimpun kemudian
dinarasikan sesuai kebutuhan
3. Deskripsi Naskah
• Melakukan identifikasi, baik terhadap kondisi fisik naskah, isi teks maupun
identitas kepengarangan dan kepenyalinannya, dengan tujuan untuk menghasilkan
sebauh deskripsi naskah dan teks secara utuh.
• Tahap ini merupakan kemampuan mendasar dan paling awal yang harus dimiliki
oleh seorang peneliti naskah. Melalui identifikasi yang baik dan teliti sebuah
naskah akan dapat dihadirkan secara terperinci kepada pembaca, serta akan
menjadi modal penting bagi peneliti sendiri untuk melakukan tahap-tahap
penelitian berikutnya, seperti analisin teks dan kontekstualisasinya.
• Dalam praktiknya, apa saja yang menurut peneliti dianggap penting, maka perlu
untuk dideskripsikan.
• Naskah yang dideskripsikan bukan hanya salinan yang dipilih saja, tetapi semua
yang sudah berhasil diinventarisasi.
Secara lebih rinci, Oman Faturrahman menyebut hal-hal yang
harus diidentifikasi, di antaranya:
1. Publikasi Naskah 15. Jumlah kuras dan lembar kertas
2. Kode dan nomor naskah 16. Jumlah halaman
3. Judul naskah 17. Jumlah baris dalam halaman
4. Pengarang 18. Panjang dan lebar naskah halaman dalam
5. Penyalin sentimeter.
6. Tempat penyimpanan 19. Ada atau tidaknya penomoran
7. Alas naskah 20. Ada atau tidaknya alihan.
8. Pemilik naskah 21. Ada atau tidaknya iluminasi dan ilustrasi.
9. Jenis alas naskah 22. Huruf dan bahasa yang digunakan
10. Kondisi fisik 23. Jenis khat.
11. Penjilidan 24. Warna tinta pada tulisan
12. Ada atau tidaknya cap kerta 25. Ringkasan isi setiap teks
13. Ada atau tidaknya garis tebal dan garis tipis 26. dll
14. Penggarisan dengan tinta atau pensil
4. Perbandingan Naskah dan Teks
• Tahap ini perlu jika korpus penelitian kita terdiri dari beberapa salinan
naskah (lebih dari satu). Jika naskahnya tunggal, maka tahap ini tidak
diperlukan.
• masing-masing alas naskahnya diperiksa, dan masing-masing teksnya
juga diperiksa dan dibandingkan untuk mengetahui sejauhmana
perbedaanya.
• Hasil perbandingan naskah dan teks dapat digunakan sebagai bahan
untuk menyusun dan merekonstruksi saling silang hubungan
antarnaskah atau membuat pohon naskah silsilah, atau yang biasa
dikena dengan istilah stema.
5. Suntingan Naskah
• Membuat suntingan teks
• Menyiapkan edisi teks yang bisa dibaca dan dipahami oleh khalayak
luas .
• Edisi teks yang merupakan hasil dari tahap ini idealnya merupakan
teks yang telah diverifikasi melalui tahap-tahap penelitian filologis,
judul dan pengarangnya (jika ada) sudah dianggap valid, dan bacanya
pun sudah dianggap paling dekat dengan versi yang pertama kali
ditulis oleh pengarang.
6. Terjemahan Teks
• Penerjemahan dilakukan jika teks yang diteliti ditulis dalam bahasa
asing atau bahasa daerah yang tidak banyak dikenal oelh kebanyakan
calon pembaca, seperti bahasa Arab, Sunda, Bugis-Makassar, Bali dan
bahasa lainnya.
• Di tahap ini kemampuan sang peneliti dalam menerjemahkan teks
bahasa sumber ke bahasa sasaran menjadi sangat penting, agar
pesan-pesan sang pengarang menjadi tersampaikan kepada pembaca.
7. Analisis Isi
• Telaah terhadap teks dan konteksnya sesuai dengan perspektif yang
digunakan.
• Di tahap ini peneliti dituntut untuk menjelaskan makna-makna teks,
menghubungkan makna-makna tersebut dengan konteks dan wacana
akademik yang lebih besar, dan struktur sejarah yang lebih mapan,
sehingga teks yang secara instrinsik terlihat kecil, datar dan “biasa-
biasa” saja, bisa menjadi besar dan bahkan menjadi kunci untuk
emmbuka sebuah kotak pandora.
• Teks yang dikaji itu membuktikan apa?
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai