Anda di halaman 1dari 10

SISTEM RUJUKAN BAGI

POPULASI KUNCI DAN ODHA

HERU KURNIAWAN , 28 April 2016


Kenapa perlu merujuk?
KDS, Kader, Pendukung sebaya tidak
dapat menyelesaikan semua kebutuhan
Odha
Odha punya berbagai kebutuhan yang
berbeda terkait dengan dukungan,
pengobatan, perawatan, informasi,
perubahan perilaku
Tersedia layanan yang sudah dilatih
Tahapan membangun kerjasama
Jaringan Rujukan Berbasis Komunitas

1. Membuat Rencana Pengembangan Jaringan Rujukan


2. Membentuk Jaringan Rujukan
3. Pelaksanaan Kerjasama Jaringan Rujukan
4. Memantau dan Mengevaluasi Jaringan Layanan
Rujukan
5. Pembinaan
Layanan yang tersedia
• Rumah Sakit Rujukan untuk pengobatan Infeksi
Oportunistik
• Rumah sakit/satelit untuk pengobatan ARV
• Layanan pengobatan IMS
• Layanan dukungan sebaya (KDS)
• Layanan informasi (KDS,LSM, KPA,dll)
• Layanan perubahan perilaku: outlet kondom,
rumatan metadon, jarum suntik steril
• Layanan VCT
Kerangka Kerja
Fasyankes
Primer
(Puskesmas) LKB PBM
Ormas/LSM
Fasyankes
Relawan
Sekunder
Org. Agama
(RS Kab/Kota) LKB

Konseling
dan Tes HIV


Masyarakat

PBR
Fasyankes
Keluarga,
 Tersier
(RS di Provinsi) LKB ODHA,

 Team PBR

Kelompok
Pendukung
Keterangan:
Fasyankes: Fasilitas Layanan Kesehatan
PBM: Perawatan Berbasis Masyarakat
PBR: Perawatan Berbasis Rumah
Kesinambungan Perawatan &
Dukungan HIV/AIDS
Layanan
dukungan
sosial &
RS, klinik hukum
Dukungan
HIV
spesialis & sebaya &
fasilitas layanan
perawatan sukarela
spesialis
Orang yang
mencari atau
membutuhkan
perawatan
Pukesmas,
Layanan di
apotik &
rumah &
pengobatan
masyarakat,
tradisional Tempat hospis
Mekanisme konseling Pencarian/
& tes
rujukan aktif HIV penyediaan
sukarela layanan
(VCT)
Koordinasi
Kenapa perlu?
Koordinasi diperlukan karena program
dukungan tidak berjalan sendiri
Sebagian besar kebutuhan odha ada difasilitasi
oleh stakeholder yang berbeda
Mitra kerja lain seperti KPA,Dinas Kesehatan,
Rumah Sakit, Puskesmas, Kader dan LSM
Menerapkan
Praktik Terbaik dalam Berjejaring

Membentuk “jejaring rujukan” untuk memastikan kesinambungan antara


layanan klinis, komunitas dan penyelenggara layanan lain yang relevan.
Identifikasi contact person dari setiap institusi yang dapat memastikan bahwa
rujukan telah berjalan secara efektif dan cepat.
Mengatur pertemuan persiapan dengan contact person/wakil dari setiap
institusi penyelenggara layanan.
Dokumentasikan data penanggung jawab dan alamat fasilitas layanan, baik
layanan klinis maupun layanan berbasis masyarakat dan berbasis rumah.
Membuat alur umpan balik rujukan agar pengirim rujukan mengetahui
bahwa rujukannya telah sampai dan kebutuhan klien telah terlayani, serta
pengirim rujukan mendapatkan hasilnya untuk keperluan tindak lanjut di
kemudian hari.
Selalu bertindak secara proaktif untuk menghindari kehilangan pasien yang
dirujuk.
Data dari 2007 sampai dengan 25 April 2016

NO KABUPATEN / KOTA KUANTITAS PERSENTASI


1 BANJARMASIN 251 38.44%
2 BANJARBARU 104 15.93%
3 BANJAR 27 4.13%
4 BALANGAN 4 0.61%
5 BARITO KUALA 34 5.21%
6 HULU SUNGAI SELATAN 25 3.83%
7 HULU SUNGAI TENGAH 20 3.06%
8 HULU SUNGAI UTARA 10 1.53%
9 KOTABARU 12 1.84%
10 TABALONG 49 7.50%
11 TANAH BUMBU 40 6.13%
12 TANAH LAUT 30 4.59%
13 TAPIN 14 2.14%
14 LUAR KAL-SEL 33 5.05%
JUMLAH 653 100.00%
ASA BORNEO
Email: asaborneo@yahoo.co.id
HP: 081250017900
PIN : 2AFCDFD5

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai