Anda di halaman 1dari 21

Penguatan Pilar

Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB )
POKOK BAHASAN 1.
ENAM PILAR LKB
Layanan Komprehensif HIV
Komunikasi, Edukasi dan Dukungan psikososial,
Tatalaksana Klinis
Informasi, dan Prevensi ekonomi, dan legal
KIE Tatalaksana medis Dukungan psikososial
Dukungan kepatuhan berobat dasar Terapi ARV Dukungan sebaya
(Adherence) Diagnosis IO dan Dukungan spiritual
Ketrampilan hidup (Life skills) komorbid terkait HIV Dukungan sosial
Positive prevention serta pengobatannya, Dukungan ekonomi:
Ketersediaan Kondom termasuk TB latihan kerja, kredit
Pengurangan dampak buruk Profilaksis IO mikro, kegiatan
NAPZA (MMT, NSP, dls) Tatalaksana Hepatitis peningkatan
PPIA B dan C pendapatan,, dsb.
Layanan Layanan IMS, KIA, KB Perawatan paliatif, Dukungan legal
dan Kesehatan reproduksi termasuk tatalaksana
remaja nyeri,
Tatlaksanan IMS Dukungan gizi
Vaksinasi Hep-B bagi bayi dan
para penasun (bila tersedia)
PPP
Framework Layanan Komprehensif
Berkesinambungan
KOMISICOMMUNITY
PENANGGULANGAN
ORGANIZER
AIDS (KPA)

Fasyankes Fasyankes
Primer
Sekunder
PUSKESMAS
RS Kab/Kota
KADER

Masyarakat

PBM:
LSM, Ormas,
Kelompok Orsos, Relawan
Fasyankes Dukungan
PBR:
Tersier Keluarga ODHA
RS Provinsi

COMMUNITY
ORGANIZER
6 Pilar dalam LKB

Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dg semua


pemangku kepentingan di setiap lini
Pilar 2: Peran Aktif ODHA dan Keluarga
Pilar 3: Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi
sesuai kondisi epidemiologi setempat
Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang
berkesinambungan
Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja
Pilar 6: Akses layanan terjamin
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dg semua
pemangku kepentingan di setiap lini
Peran dalam LKB

Dinkes Layanan
KPA Kab/Kota Fasyankes
Kab/Kota Komunitas
Bertanggung Koordinasi Menyediakan Perawatan
jawab terhadap dengan lintas layanan yang berbasis
LKB sektor dibutuhkan (KIE, masyarakat dan
Penyusunan Penyusunan IMS, PDBN, PPIA, rumah
rencana kerja rencana kerja TB-HIV, PDP, KT- (dukungan
LKB dan LKB dan HIV (KTS & KTIP), kepatuhan,
anggaran anggaran LAB) perawatan
Supervisi Menghubungkan paliatif,
membangun ke masyarakat dukungan
(LSM, ODHA, dll) sebaya, dll)
Mentoring
manajemen dan Dukungan sosial
klinis (dukungan legal,
spiritual, dll)
Monitoring dan
evaluasi
Pilar 2: Keterlibatan ODHA dan Keluarga

Peningkatan peran serta ODHA dan kelompok dukungan


sebaya secara efektif dalam berbagai aspek termasuk layanan
kesehatan berbasis komunitas maupun Fasyankes telah
terbukti efektif dan dapat memperbaiki kualitas layanan bagi
ODHA secara umum.
Sistem kemitraan juga harus terus didorong, misalnya
kemitraan dalam perencanaan, penyelenggaraan layanan dan
evaluasi. Kemitraan ini penting dalam memperbaiki rujukan,
dukungan kepatuhan, mengurangi stigma dan diskriminasi di
antara pemangku kepentingan.
Pilar 3: Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi
sesuai kondisi setempat

Integrasi layanan dan desentralisasi pengelolaan sumber daya


diadaptasi sesuai situasi epidemi HIV dan kondisi di
kabupaten/kota (yaitu epidemi terkonsentrasi atau meluas,
kapasitas sistem layanan kesehatan, LSM pemberi layanan,
termasuk layanan bagi kelompok populasi kunci, dsb)

Banyak layanan PDP yang menuju layanan satu atap yang


sebaiknya terus diupayakan secara bertahap, dengan prioritas
integrasi layanan HIV di layanan lainnya seperti di layanan TB,
layanan IMS, KIA, KB, PTRM, LASS dan kesehatan reproduksi
remaja.
Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang
berkesinambungan

Diterapkan sesuai strata dari layanan dengan peran dan


tanggung jawab yang jelas

Isi paket dapat diadaptasi sesuai keadaan, sumber daya, dan


situasi epidemi HIV, dan berkembang sesuai kebutuhan.

Implementasi keseluruhan paket di rumah sakit, puskesmas


dan layanan komunitas dapat dikembangkan bertahap sesuai
kondisi sumber daya (keuangan, tenaga), kapasitas dan
prioritas kebutuhan.
Kebutuhan akan layanan
sepanjang waktu dan tahapan penyakit

Perawatan paliatif
Perawatan berbasis rumah
PPIA Terapi ARV

PPP IO dan penyakit terkait HIV


diagnosis, perawatan, pengobatan, dan profilaksis
Dukungan psikososial dan spiritual
Individual dan keluarga ... perawat.... yatim piatu
Konseling dan Tes HIV
Pencegahan
Tatalaksana IMS, PDB, KPP, KIE, Kewaspadaan Standar
FASE
HIV (-) TERPAJAN HIV (+) AIDS
TERMINAL
Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Jejaring Kerja)

s Fokus layanan di
s tingkat Kabupaten/
kota, dengan alur
s
rujukan ke/dari RS
Kab/Kota, Puskesmas
atau RS satelit dan LSM
s
s

s
RS Provinsi
s RS Kab/Kota
s
Puskesmas Satelit (PDP)
Puskesmas
LSM/Ormas/KD
Rujukan kasus komplikasi
Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Sistem Rujukan)

Fasyankes Tersier
(Pusat/Provinsi)
Tatalaksana kasus komplikasi
Layanan dan duungan super spesialistik

Rujukan vertikal dan


Fasyankes Sekunder horisontal timbal
Pemantauan (Pusat LKB) balik,
pasien Layanan komprehensif, Mentoring klinis
koordinasi, pembentukan
kelompok ODHA dan dukungan

Fasyankes Primer
(Puskesmas, klinik LKB)
Layanan kesehatan dasar, kader,
dan dukungan sebaya

Masyarakat
Layanan berbasis komunitas/rumah, PMO,
Kader, dukungan Sebaya
Paket Pelayanan HIV/AIDS dan IMS yang
Terintegrasi dan Rujukan Internal

Penjangkauan
Outreach Rajal
IMS
TB KTIP KIA/KB
KTIP KTIP

KTS LKB KDS

PTRM/LASS LAB/Rad
KTIP Ranap KTIP
KTIP
Sistem dan Alur Rujukan dan Mentoring Kota Lhokseumawe
RSU ZA
RS.pusat RS Tk.IV IM, RS SAKINAH, RS. PT. ARUN
Rujukan 1. VCT 6. PPP
ARV 2. IMS 7. PPIA
3. ARV
4. CST
5. TB
PUSKESMAS

1. VCT
BS BM BC MG MS MD 2. IMS
3. TB

Masyarakat masing-masing wilayah

1. PENDAMPINGAN, DUKUNGAN
2. STIGMA DAN DISKRIMINATIF
Praktek Berjejaring yang Baik

Menjamin kesinambungan antara layanan klinis,


komunitas, dan penyelenggara layanan lain yang
relevan.
Contact person rujukan efektif dan cepat.
Pertemuan dengan contact person/wakil setiap
institusi
Alamat institusi dalam jejaring rujukan.
Umpan balik
Proaktif / melacak
Pilar 6: Akses layanan terjamin

Untuk menjamin bahwa layanan dapat diakses oleh


masyarakat dan kelompok populasi kunci serta sesuai dengan
kebutuhannya maka diperlukan suatu lingkungan yang
mendukung baik yang berupa kebijakan maupun peraturan
perundangan.

Model perawatan berkesinambungan harus juga meliputi


intervensi terarah, guna memenuhi kebutuhan spesifik dari
kelompok populasi kunci dan rentan lainnya.
Form A : Data RS baru untuk IOMS &
format Excel LBPHA :
Nama Resmi RS :
Alamat :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
No. Telepon :
No. Fax :
Up :
Nama staf RR :
No. telp staf RR :
Alamat email staf RR :
Nama staf Farmasi :
No telp staf Farmasi :
Alamat Email staf Farmasi :

8/9/2017 3jk 18
CONTOH : INFORMED CONSENT di UTD PMI

8/9/2017 3jk 19
8/9/2017 3jk 20

Anda mungkin juga menyukai