Anda di halaman 1dari 25

PERAN LINTAS SEKTOR DAN

PEMETAAN STRATEGI PENCEGAHAN


& PENANGGULANGAN HIV AIDS -
IMS
PMK NOMOR 23 TAHUN 2022

PASAL 38
(PERAN SERTA MASYARAKAT)

(1)Setiap warga masyarakat baik sebagai individu


maupun kelompok atau berhimpun dalam institusi
harus berpartisipasi secara aktif untuk
menanggulangi HIV, AIDS dan IMS sesuai kemampuan
dan perannya masing-masing
(2)Kelompok atau institusi yang dimaksud adalah
lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi,
organisasi profesi, komunitas populasi kunci, dan
dunia usaha
PASAL 39
(PERAN SERTA MASYARAKAT)

(1) Partisipasi masyarakat dalam upaya penanggulangan HIV, AIDS dan IMS dilakukan dengan cara:
a. Mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Meningkatkan ketahanan keluarga
c. Mencegah dan menghapuskan terjadinya stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHIV dan
keluarga serta komunitas populasi kunci
d. Membantu melakukan penemuan kasus dengan penjangkauan
e. Membentuk dan mengembangkan kader kesehatan
f. Mendorong individu yang berpotensi melakukan perbuatan beresiko tertular HIV untuk
memeriksakan diri ke fasyankes
(2) Peran serta masyarakat dilaksanakan berkoordinasi dengan puskesmas, dinas kesehatan
dan/atau kemkes
Konsep dan Strategi
Layanan Komprehensif HIV dan
IMS Berkesinambungan (LKB)
Tujuan
1. Meningkatnya akses dan cakupan upaya promosi,
pencegahan, pengobatan HIV & IMS serta rehabilitasi
berkualitas, serta memperluas layanan hingga tingkat
Fasyankes Primer dan berfokus pada Populasi Kunci.

2. Meningkatnya pengetahuan dan rasa tanggung jawab


dengan memperkuat koordinasi antar pelaksana
layanan HIV & IMS melalui peningkatan partisipasi
komunitas dan masyarakat madani

3. Semakin membaiknya dampak pengobatan ARV dengan


mengadaptasi Treatment 2.0 dalam model layanan
terdesentralisasi dan terintegrasi
Kebijakan
• LKB HIV tersedia sedekat mungkin dengan
tempat tinggal masyarakat yang
membutuhkan, namun pengembangan
tempat layanan dan jenisnya sangat
tergantung dari tingkat prevalensi HIV di
suatu daerah.
Pengertian LKB (1)

• Layanan Komprehensif:
 upaya yang meliputi upaya promotif, preventif
kuratif, dan rehabilitatif bagi masy yang
membutuhkan (yg blm terinfeksi agar tidak tertular,
yg sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat)
 Melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat
termasuk swasta, kader, LSM, kelompok dampingan
sebaya, ODHIV, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh
agama dan tokoh masyarakat serta
organisasi/kelompok yang ada di masyarakat
Pengertian LKB (2)
• Layanan Berkesinambungan:
 Pemberian layanan komprehensif HIV atau
paripurna sejak dari rumah atau komunitas,
hingga ke fasyankes (puskesmas, klinik dan rumah
sakit) selama perjalanan infeksi HIV
 Dimaksudkan sebagai layanan terpadu dan
berkesinambungan untuk memberikan dukungan
baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun
sosial untuk ODHIV selama perawatan dan
pengobatan untuk mengurangi atau menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya.
Layanan Komprehensif HIV
Komunikasi, Edukasi dan Dukungan psikososial,
Tatalaksana Klinis
Informasi, dan Prevensi ekonomi, dan legal
• KIE • Tatalaksana medis • Dukungan psikososial
• Dukungan kepatuhan berobat dasar Terapi ARV • Dukungan sebaya
(Adherence) • Diagnosis IO dan • Dukungan spiritual
• Ketrampilan hidup (Life skills) komorbid terkait HIV • Dukungan sosial
• Positive prevention serta pengobatannya, • Dukungan ekonomi:
• Ketersediaan Kondom termasuk TB latihan kerja, kredit
• Pengurangan dampak buruk • Profilaksis IO mikro, kegiatan
NAPZA (MMT, NSP, dls) • Tatalaksana Hepatitis peningkatan
• PPIA B dan C pendapatan,, dsb.
• Layanan Layanan IMS, KIA, KB • Perawatan paliatif, • Dukungan legal
dan Kesehatan reproduksi termasuk tatalaksana
remaja nyeri,
• Tatlaksanan IMS • Dukungan gizi
• Vaksinasi Hep-B bagi bayi dan
para penasun (bila tersedia)
• PPP
Pengembangan LKB HIV
Model Layanan
Pilar Utama LKB HIV
Pilar Utama LKB HIV
No. Pilar Utama Maksud dan Tujuan
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dengan Mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif
semua pemangku kepentingan di semua pemangku kepentingan
setiap lini
Pilar 2: Layanan terintegrasi dan Tersedianya layanan terintegrasi sesuai
terdesentralisasi sesuai kondisi dengan kondisi setempat.
setempat
Pilar 3: Sistem rujukan dan jejaring kerja Adanya jaminan kesinambungan dan linkage
antara komunitas dan layanan kesehatan.

Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif Tersedianya layanan berkualitas sesuai


yang berkesinambungan kebutuhan individu
Pilar 5: Akses Layanan Terjamin Terjangkaunya layanan baik dari sisi geografis,
finansial dan sosial, termasuk bagi kebutuhan
populasi kunci

Pilar 6: Keterlibatan ODHA dan Keluarga Meningkatnya kemitraan, dan akseptabilitas


layanan, meningkatkan cakupan, dan retensi
pada perawatan dan pengobatan, serta
mengurangi stigma dan diskriminasi.
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dengan semua
pemangku kepentingan di setiap lini
Layanan Klinis
Tingkat Dinkes Fasyankes Tersier (RS
Provinsi Provinsi Rujukan Provinsi)

Tingkat ODHA dan Layanan Klinis


Dinkes
populasi kunci Fasyankes Sekunder
Kab/Kota Kab/Kota (RS Kab/ Kota

Forum Koordinasi di Tingkat


Kabupaten Kota
ORMAS, Unsur LSM. Kader,
Pemda terkait Toma, Toga

Fasyankes
Primer
Tingkat (Puskesmas dll.)
Puskesmas

Pencegahan dan Pencegahan dan


Perawatan Berbasis Perawatan Berbasis
komunitas Rumah
Pilar 2: Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi
sesuai kondisi setempat

• Integrasi layanan dan desentralisasi pengelolaan


sumber daya diadaptasi sesuai situasi epidemi HIV dan
kondisi di kabupaten/kota (yaitu epidemi terkonsentrasi
atau meluas, kapasitas sistem layanan kesehatan, LSM
pemberi layanan, termasuk layanan bagi kelompok
populasi kunci, dsb)

• Banyak layanan PDP yang menuju layanan “satu atap”


yang sebaiknya terus diupayakan secara bertahap,
dengan prioritas integrasi layanan HIV di layanan
lainnya seperti di layanan TB, layanan IMS, KIA, KB,
PTRM, LASS dan kesehatan reproduksi remaja.
Pilar 3: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Jejaring Kerja)
s Fokus layanan di
s tingkat Kabupaten/
kota, dengan alur
s
rujukan ke/dari RS
Kab/Kota, Puskesmas
atau RS satelit dan LSM
s
s

s
RS Provinsi
s RS Kab/Kota
s
Puskesmas Satelit (PDP)
Puskesmas
LSM/Ormas/KD
Rujukan kasus komplikasi
Pilar 3: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Sistem Rujukan)

Fasyankes Tersier
(Pusat/Provinsi)
Tatalaksana kasus komplikasi
Layanan dan duungan super spesialistik

Rujukan vertikal dan


Fasyankes Sekunder horisontal timbal
Pemantauan (Pusat LKB) balik,
pasien Layanan komprehensif, Mentoring klinis
koordinasi, pembentukan
kelompok ODHA dan dukungan

Fasyankes Primer
(Puskesmas, klinik LKB)
Layanan kesehatan dasar, kader,
dan dukungan sebaya

Masyarakat
Layanan berbasis komunitas/rumah, PMO,
Kader, dukungan Sebaya
Keterpaduan Layanan di Fasyankes dengan Rujukan
Internal

Rajal
IMS
TB KTIP KIA/KB
KTIP KTIP

KTS LKB KDS

PTRM/LASS LAB/Rad
KTIP Ranap KTIP
KTIP
Praktek berjejaring yang baik
• Menjamin kesinambungan antara layanan
klinis, komunitas, dan penyelenggara layanan
lain yang relevan.
• Contact person  rujukan efektif dan
cepat.
• pertemuan dengan contact person/wakil
setiap institusi
• Alamat institusi dalam jejaring rujukan.
• umpan balik
• Proaktif / melacak
Pintu masuk Layanan HIV
Poliklinik
TB
IMS
Poli Umum Bangsal
Datang sendiri Poli Anak Penyakit Dalam, Anak,
Poli Kebidanan (PMTCT) Bedah, Kebidanan
Poli KIA/KB
Poli mata
Poli Gigi
Penjangkauan Poli Jiwa Rutan dan Lapas
Penasun, Waria, Klinik Rumatan Metadon
LSL, PSK
Unit Transfusi Darah

Keluarga
Pasangan
KTIP atau
Anak Layanan Swasta
KTS Klinik/ Praktek swasta

Organisasi Kemasyarakatan Layanan Kesehatan


Kelompok sebaya, PBR, PKK, Perusahaan
SPSI, Karang Taruna HIV
(+)
• Dokumentasi hasil tes
Pengobat Tradisional • Konseling pasca tes
Dukun • Informasikan pelayanan yang
tersedia

Pasien terdaftar dalam Perawatan Kronis HIV


Pilar 5: Akses layanan terjamin
• Untuk menjamin bahwa layanan dapat diakses
oleh masyarakat dan kelompok populasi kunci
serta sesuai dengan kebutuhannya maka
diperlukan suatu lingkungan yang
mendukung baik yang berupa kebijakan
maupun peraturan perundangan.

• Model perawatan berkesinambungan harus juga


meliputi intervensi terarah, guna memenuhi
kebutuhan spesifik dari kelompok populasi
kunci dan rentan lainnya.
Pilar 6: Keterlibatan ODHIV dan Keluarga

• Peningkatan peran serta ODHIV dan kelompok


dukungan sebaya secara efektif dalam berbagai aspek
termasuk layanan kesehatan berbasis komunitas maupun
Fasyankes telah terbukti efektif dan dapat
memperbaiki kualitas layanan bagi ODHIV secara umum.

• Sistem kemitraan juga harus terus didorong, misalnya


kemitraan dalam perencanaan, penyelenggaraan layanan
dan evaluasi. Kemitraan ini penting dalam memperbaiki
rujukan, dukungan kepatuhan, mengurangi stigma dan
diskriminasi di antara pemangku kepentingan.
Pemetaan Strategi Pencegahan &
Penanggulangan HIV AIDS & IMS
STRATEGI PENGENDALIAN HIV AIDS
TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV tersupresi

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus


• Kombinasi pencegahan pada Populasi • Testing, termasuk Skrining Mandiri dan di • Penanganan kasus sesuai standar (ARV
Kunci : Kondom dan Pelicin, Skrining dan Fasyankes, serta Early infant diagnosis high potency, less toxicity; Infeksi Menular
Pengobatan IMS, Alat Suntik Steril, dan Seksual, Infeksi Oportunistik)
• Tracing: notifikasi pasangan dan anak
Terapi Rumatan Metadon
• Terapi pencegahan TBC
• Sirkumsisi • Pengamatan epidemiologi: pengumpulan,
• Profilaksis pra dan pasca pajanan pengolahan, analisis, interpretasi, diseminasi) • Multi month dispencing
• Pencegahan Penularan Ibu ke Anak • Pengamatan resistensi obat ARV dan Gonore • Eliminasi penularan HIV, Sifilis, Hep B
• Pemberian kekebalan infeksi HPV dari ibu ke anak
• Penggunaan data dan informasi untuk
• Melaksanakan uji saring pengambilan keputusan • Penyediaan akses pemantauan pengobatan
• Penerapan kewaspadaan standar dengan pemeriksaan viral load HIV

4 Promosi Kesehatan
• Edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan penularan dengan penerapan perilaku aman (abcd)
• Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama
• Pemanfaatan media cetak/elektronik dan media sosial dalam menyampaikan pesan kunci edukasi kespro dan pencegahan penularan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai