Anda di halaman 1dari 27

Konsep & Mekanisme

Layanan HIV
Komprehensif
Berkesinambungan
(LKB HIV)
ToT LKB HIV
Jakarta, 24 – 30 Juni 2012
Sistematika
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Pengembangan LKB
a. Pengertian
b. Jenis-jenis layanan
c. Model layanan
d. Unsur Utama (6 pilar)
Latar belakang
• Rekomendasi kajian2 s.d. Des 2011:
1. Penguatan sistem kesehatan dan layanan pencegahan
dan perawatan yang berkesinambungan dengan jejaring
kerja sama yang lebih dekat dengan organisasi
kemasyarakatan
2. Mengurangi missopportunity layanan sesuai kebutuhan
masyarakat
3. Peningkatan cakupan dan retensi layanan terapi ARV
dengan menerapkan perawatan ODHA yang
berkesinambungan di tingkat kabupaten/ kota
4. Pedoman nasional tatalaksana HIV dan terapi ARV yang
baru perlu segera diterapkan
Prioritas Prakarsa Treatment 2.0
• Optimalisasi paduan obat Optimalisasi
ARV paduan
obat ARV
• Mendorong peggunaan Diagnostik
Mobilisasi dan
diagnostik dan
pemantaun
pemantauan laboratorium masyarakat Treatment ditempat dan
di tempat dan sederhana 2.0 sederhana
• Mengurangi biaya
• Adaptasi sistem layanan Adaptasi Mengurangi
• Mobilisasi masyarakat sistem biaya
layanan

Diterjemahkan dari:
The treatment 2.0 framework for action: catalysing the next phase of treatment, care and support,
2011”.
Tujuan
1. Meningkatnya akses dan cakupan upaya promosi,
pencegahan, pengobatan HIV & IMS serta rehabilitasi
berkualitas, serta memperluas layanan hingga tingkat
Fasyankes Primer dan berfokus pada Populasi Kunci.

2. Meningkatnya pengetahuan dan rasa tanggung jawab


dengan memperkuat koordinasi antar pelaksana layanan HIV
& IMS melalui peningkatan partisipasi komunitas dan
masyarakat madani

3. Semakin membaiknya dampak pengobatan ARV dengan


mengadaptasi Treatment 2.0 dalam model layanan
terdesentralisasi dan terintegrasi
Kebijakan
• Kerangka kerja standar
panduan standar dan dukungan bagi penyelarasan layanan
secara nasional dan bagi para mitra terkait
panduan yang tepat, efisien dan konsisten dalam
perencanaan di setiap tingkat

• LKB HIV tersedia sedekat mungkin dengan tempat


tinggal masyarakat yang membutuhkan, namun
pengembangan tempat layanan dan jenisnya sangat
tergantung dari tingkat prevalensi HIV di suatu
daerah.
Pengembangan LKB HIV
Pengertian (1/3)

• Layanan Komprehensif:
upaya yang meliputi upaya promotif, preventif kuratif,
dan rehabilitatif bagi masy yang membutuhkan (yg blm
terinfeksi agar tidak tertular, yg sudah terinfeksi agar
kualitas hidup meningkat)
melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk
swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya,
ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan
tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada
di masyarakat
Pengembangan LKB HIV
Pengertian (2/3)
• Layanan Berkesinambungan:
pemberian layanan komprehensif HIV atau paripurna sejak
dari rumah atau komunitas, hingga ke fasyankes
(puskesmas, klinik dan rumah sakit) selama perjalanan
infeksi HIV
dimaksudkan sebagai layanan terpadu dan
berkesinambungan untuk memberikan dukungan baik
aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial untuk
ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk
mengurangi atau menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya.
Pengembangan LKB HIV
Pengertian (3/3)
Cakupan LKB HIV: semua bentuk layanan HIV dan IMS
KIE pengetahuan komprehensif
Promosi penggunaan kondom
Penilaian/Pengendalian Faktor Risiko
Layanan Konseling dan Tes HIV (KTS dan KTIP)
Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP)
Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA)
Pengurangan Dampak Buruk NAPZA (LASS, PTRM, PTRB)
Layanan IMS
Pencegahan penularan melalui darah donor dan produk
darah lainnya
Penjangkauan, Pendampingan dan Peningkatan upaya
kepatuhan
Kegiatan monev dan surveilans epidemiologi
Layanan Komprehensif HIV

Komunikasi, Edukasi dan Dukungan psikososial,


Tatalaksana Klinis
Informasi, dan Prevensi ekonomi, dan legal
• KIE • Tatalaksana medis • Dukungan psikososial
• Dukungan kepatuhan berobat dasar Terapi ARV • Dukungan sebaya
(Adherence) • Diagnosis IO dan • Dukungan spiritual
• Ketrampilan hidup (Life skills) komorbid terkait HIV • Dukungan sosial
• Positive prevention serta pengobatannya, • Dukungan ekonomi:
• Ketersediaan Kondom termasuk TB latihan kerja, kredit
• Pengurangan dampak buruk • Profilaksis IO mikro, kegiatan
NAPZA (MMT, NSP, dls) • Tatalaksana Hepatitis peningkatan
• PPIA B dan C pendapatan,, dsb.
• Layanan Layanan IMS, KIA, KB • Perawatan paliatif, • Dukungan legal
dan Kesehatan reproduksi termasuk tatalaksana
remaja nyeri,
• Tatlaksanan IMS • Dukungan gizi
• Vaksinasi Hep-B bagi bayi dan
para penasun (bila tersedia)
• PPP
Pengembangan LKB HIV
Jenis-jenis Layanan
1. KIE bagi masyarakat
2. Pengenalan/Pengendalian Faktor Risiko
3. Konseling dan Tes HIV (KT dan KTIP)
4. Pencegahan Infeksi HIV
a. Diagnosis, pengobatan, dan tata laksana IMS
b. Promosi penggunaan kondom bagi perilaku berisiko
c. Pencegahan infeksi HIV dan lay. Kespro bagi pasangan
diskordan(positif prevention/pencegahan sekunder)
d. Pengurangan dampak buruk bagi Pop. Kunci
e. Pencegahan penularan dari ibu ke anaknya
f. Perawatan dan pengobatan HIV
g. Dukungan ODHA dan keluarganya
Pengembangan LKB HIV
Model Layanan
Pengembangan LKB HIV
Unsur Utama
No. Pilar Utama Maksud dan Tujuan
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dengan semua Mendapatkan dukungan dan keterlibatan aktif
pemangku kepentingan di setiap lini semua pemangku kepentingan

Pilar 2: Keterlibatan ODHA dan Keluarga Meningkatnya kemitraan, dan akseptabilitas


layanan, meningkatkan cakupan, dan retensi pada
perawatan dan pengobatan, serta mengurangi
stigma dan diskriminasi.

Pilar 3: Layanan terintegrasi dan terdesentralisasi Tersedianya layanan terintegrasi sesuai dengan
sesuai kondisi setempat kondisi setempat.

Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang Tersedianya layanan berkualitas sesuai kebutuhan
berkesinambungan individu

Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja Adanya jaminan kesinambungan dan linkage antara
komunitas dan layanan kesehatan.

Pilar 6: Akses Layanan Terjamin Terjangkaunya layanan baik dari sisi geografis,
finansial dan sosial, termasuk bagi kebutuhan
populasi kunci
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku
kepentingan di setiap lini

Layanan Klinis
Tingkat Dinkes Fasyankes Tersier (RS
Provinsi Provinsi Rujukan Provinsi)

Tingkat ODHA dan Layanan Klinis


Dinkes
populasi kunci Fasyankes Sekunder
Kab/Kota Kab/Kota (RS Kab/ Kota

Forum Koordinasi di Tingkat


Kabupaten Kota
ORMAS, Unsur LSM. Kader,
Pemda terkait Toma, Toga

Fasyankes
Primer
Tingkat (Puskesmas dll.)
Puskesmas

Pencegahan dan Pencegahan dan


Perawatan Berbasis Perawatan Berbasis
komunitas Rumah
Pilar 2: Keterlibatan ODHA dan Keluarga

• Peningkatan peran serta ODHA dan kelompok dukungan


sebaya secara efektif dalam berbagai aspek termasuk layanan
kesehatan berbasis komunitas maupun Fasyankes telah
terbukti efektif dan dapat memperbaiki kualitas layanan bagi
ODHA secara umum.

• Sistem kemitraan juga harus terus didorong, misalnya


kemitraan dalam perencanaan, penyelenggaraan layanan dan
evaluasi. Kemitraan ini penting dalam memperbaiki rujukan,
dukungan kepatuhan, mengurangi stigma dan diskriminasi di
antara pemangku kepentingan.
Pilar 3: Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai
kondisi setempat

• Integrasi layanan dan desentralisasi pengelolaan sumber daya


diadaptasi sesuai situasi epidemi HIV dan kondisi di
kabupaten/kota (yaitu epidemi terkonsentrasi atau meluas,
kapasitas sistem layanan kesehatan, LSM pemberi layanan,
termasuk layanan bagi kelompok populasi kunci, dsb)

• Banyak layanan PDP yang menuju layanan “satu atap” yang


sebaiknya terus diupayakan secara bertahap, dengan prioritas
integrasi layanan HIV di layanan lainnya seperti di layanan TB,
layanan IMS, KIA, KB, PTRM, LASS dan kesehatan reproduksi
remaja.
Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang
berkesinambungan

• Diterapkan sesuai strata dari layanan dengan peran


dan tanggung jawab yang jelas
• Isi paket dapat diadaptasi sesuai keadaan, sumber
daya, dan situasi epidemi HIV, dan berkembang
sesuai kebutuhan.
• Implementasi keseluruhan paket di rumah sakit,
puskesmas dan layanan komunitas dapat
dikembangkan bertahap sesuai kondisi sumber daya
(keuangan, tenaga), kapasitas dan prioritas
kebutuhan.
Kebutuhan akan layanan sepanjang
waktu dan tahapan penyakit
Perawatan paliatif
Perawatan berbasis rumah
PPIA Terapi ARV

PPP IO dan penyakit terkait HIV


diagnosis, perawatan, pengobatan, dan profilaksis
Dukungan psikososial dan spiritual
Individual dan keluarga ... perawat.... yatim piatu
Konseling dan Tes HIV
Pencegahan
Tatalaksana IMS, PDB, KPP, KIE, Kewaspadaan Standar
FASE
HIV (-) TERPAJAN HIV (+) AIDS
TERMINAL
Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Jejaring Kerja)
s Fokus layanan di
s tingkat Kabupaten/
kota, dengan alur
s
rujukan ke/dari RS
Kab/Kota, Puskesmas
atau RS satelit dan LSM
s
s

s
RS Provinsi
s RS Kab/Kota
s
Puskesmas Satelit (PDP)
Puskesmas
LSM/Ormas/KD
Rujukan kasus komplikasi
Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja
(Bagan Sistem Rujukan)

Fasyankes Tersier
(Pusat/Provinsi)
Tatalaksana kasus komplikasi
Layanan dan duungan super spesialistik

Rujukan vertikal dan


Fasyankes Sekunder horisontal timbal
Pemantauan (Pusat LKB) balik,
pasien Layanan komprehensif, Mentoring klinis
koordinasi, pembentukan
kelompok ODHA dan dukungan

Fasyankes Primer
(Puskesmas, klinik LKB)
Layanan kesehatan dasar, kader,
dan dukungan sebaya

Masyarakat
Layanan berbasis komunitas/rumah, PMO,
Kader, dukungan Sebaya
Keterpaduan Layanan di Fasyankes dengan Rujukan
Internal

Rajal
IMS
TB KTIP KIA/KB
KTIP KTIP

KTS LKB KDS

PTRM/LASS LAB/Rad
KTIP Ranap KTIP
KTIP
Praktek berjejaring yang baik
• Menjamin kesinambungan antara layanan klinis,
komunitas, dan penyelenggara layanan lain yang
relevan.
• Contact person  rujukan efektif dan cepat.
• pertemuan dengan contact person/wakil setiap
institusi
• Alamat institusi dalam jejaring rujukan.
• umpan balik
• Proaktif / melacak
Pintu masuk Layanan HIV
Poliklinik
TB
IMS
Poli Umum Bangsal
Datang sendiri Poli Anak Penyakit Dalam, Anak,
Poli Kebidanan (PMTCT) Bedah, Kebidanan
Poli KIA/KB
Poli mata
Poli Gigi
Penjangkauan Poli Jiwa Rutan dan Lapas
Penasun, Waria, Klinik Rumatan Metadon
LSL, PSK
Unit Transfusi Darah

Keluarga
Pasangan
KTIP atau
Anak Layanan Swasta
KTS Klinik/ Praktek swasta

Organisasi Kemasyarakatan Layanan Kesehatan


Kelompok sebaya, PBR, PKK, Perusahaan
SPSI, Karang Taruna HIV
(+)
• Dokumentasi hasil tes
Pengobat Tradisional • Konseling pasca tes
Dukun • Informasikan pelayanan yang
tersedia

Pasien terdaftar dalam Perawatan Kronis HIV


Alur Perawatan Kronis HIV
2. Edukasi dan dukungan
• Beri dukungan moral 3. Pengkajian
• Diskusi untuk membuka status HIV • Pengkajian klinis berdasarkan tanda dan gejala,
dan tes pasangan riwayat penyakit dan pengobatan dahulu, efek
• Jelaskan rencana pengobatan samping obat.
• Sediakan perawatan kronik HIV • Tentukan stadium klinis HIV dan status
• Kaji dan dukung kepatuhan datang fungsional
berobat, profilaksis dan ART • Kaji kepatuhanpengobatan (gunakan hasil
• Dukungan khusus untuk penilaian konselor dan penilaian diri sendiri)
kepatuhan bagi penasun • Untuk penasun, pemeriksaan khusus
Pemantauan di
komunitas
Jika hamil
1. Triase 4. Mengkaji status keluarga, Perawatan
 Pendaftaran rencana mempunyai antenatal dan
Perawatan di rumah dan anak dan KB PPIA
 Alasan kunjungan dukungan pengobatan
 Timbang berat badan
 Riwayat penyakit sejak Keluarga dan teman,
kunjungan terakhir kelompok dukungan sebaya,
manajer kasus, pendidik 5. Periksa status TB untuk
pengobatan, dukun, orang semua pasien pada setiap Program
yand peduli dari LSM, kali kunjungan TB/HIV
11. Pencegahan untuk ODHA Lembaga berbasis agama dll.
o Pencegahan penularan HIV
- Seks aman, kondom
- Dukungan untuk membuka status
HIV
- KTH untuk pasangan diskordan
- PMTCT, KB & kesehatan reproduksi 6. Memberikan perawatan klinik
o Upaya pencegahan di PBR Gunakan Pedoman Perawatan Akut Perawatan akut
o Pola Hidup Sehat untuk talaksana tanda dan gejala baru
o Program PDB untuk penasun 7. Berikan profilaksis jika ada indikasi
Untuk penasun, vaksinasi Hepatitits B Jika sakit berat
8. Pengobatan ARV
- Segera mulai jika memenuhi syarat
- Konsul atau rujuk ke dokter bila perlu
10. Merencanakan - Dukungan kepatuhan
9. Atasi masalah kronik
 Beri dan catat obat yang diberi - Untuk penasun, intervensi khusus  Konsul atau kirim
 Jadwalkan kunjungan ulang PDB ke dokter
 Buat jejaring dengan layanan lain - Detoksifikasi/Terapi Substitusi Oral
 Buat jejaring dengan layanan Terapi
Subtitusi Oral (metadon/buprenorfin)
Pilar 6: Akses layanan terjamin

• Untuk menjamin bahwa layanan dapat diakses oleh


masyarakat dan kelompok populasi kunci serta sesuai
dengan kebutuhannya maka diperlukan suatu
lingkungan yang mendukung baik yang berupa
kebijakan maupun peraturan perundangan.

• Model perawatan berkesinambungan harus juga


meliputi intervensi terarah, guna memenuhi
kebutuhan spesifik dari kelompok populasi kunci dan
rentan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai