Anda di halaman 1dari 40

KEPERAWATAN KESEHATAN

MASYARAKAT
Garis Besar Konten
Bagian 1 Definisi istilah
Bagian 2 Prinsip Dasar CHN
Bagian 3 Peran dan Fungsi PHN
Bagian 4 Tingkat Perawatan
Bagian 5 Tingkat Klien
Bagian 6 Sistem Pemberian Layanan Kesehatan
Bagian 7 Pelayanan Kesehatan Primer
Bagian 8 Sepuluh Tanaman Herbal Direkomendasikan
oleh DOH
Bagian 9 Proses Keperawatan Keluarga
Bagian 10 Diagnosa Komunitas
Bagian 11 KOPAR
Bagian 12 Situasi Kesehatan Masyarakat Terpilih
Bagian 13 Statistik Vital
Bagian 14 Epidemiologi
Bagian 15 Demografi
Bagian 16 Penetapan Sasaran
Bagian 17 Sanitasi Lingkungan
Bagian 18 Acara Nasional DOH
BAGIAN 1 DEFINISI ISTILAH
A. Kesehatan masyarakat
 Ilmu dan Seni Mencegah Penyakit, Memperpanjang Hidup, Meningkatkan
Kesehatan dan efisiensi melalui upaya masyarakat yang terorganisir untuk sanitasi
lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan individu dalam
kebersihan pribadi, pengorganisasian layanan medis dan keperawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan preventif terhadap penyakit, dan pengembangan
mesin sosial untuk memastikan setiap orang mempunyai standar hidup yang
memadai untuk pemeliharaan kesehatan, sehingga mengorganisasikan manfaat-
manfaat ini untuk Memungkinkan Setiap Warga Negara Mewujudkan Hak
Asasinya atas Kesehatan dan Panjang Umur.
- Dr.CE Winslow
 Seni menerapkan Sains dalam Konteks Politik untuk Mengurangi Ketimpangan
Kesehatan sekaligus memastikan kesehatan terbaik untuk sebanyak mungkin
orang
- SIAPA
B. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 Bidang Khusus Keperawatan yang memadukan keterampilan keperawatan,
kesehatan masyarakat, dan beberapa tahapan bantuan sosial serta berfungsi
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara menyeluruh untuk
promosi kesehatan, perbaikan kondisi lingkungan sosial dan fisik, rehabilitasi
pasien. penyakit dan kecacatan.
- SIAPA
C. Keperawatan Kesehatan Komunitas
 Pelayanan yang diberikan oleh perawat profesional kepada masyarakat,
kelompok, keluarga, individu di rumah, di pusat kesehatan, di klinik, di sekolah,
di tempat kerja untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan
orang sakit di rumah dan rehabilitasi.
- Ruth B.Freeman
 Praktik Keperawatan di berbagai bidang layanan masyarakat dan advokasi
konsumen, dan dalam berbagai peran, terkadang termasuk praktik mandiri…
keperawatan komunitas tentu saja tidak terbatas pada lembaga keperawatan
kesehatan masyarakat.
- Jacobson
 Pemanfaatan Proses Keperawatan di Berbagai Tingkat Klien-Individu, Keluarga,
Kelompok Populasi dan Komunitas, yang berkaitan dengan Promosi Kesehatan,
Pencegahan Penyakit dan Kecacatan serta Rehabilitasi
- Dr.Araceli Maglaya
Bagian 2 Prinsip Dasar CHN
A. Sejarah Singkat Keperawatan
 Komunitas adalah pasien di CHN; Keluarga adalah Unit Perawatan; dan terdapat
empat tingkatan klien: Individu, Keluarga, Kelompok Populasi (mereka yang
memiliki kesamaan karakteristik, tahapan perkembangan, dan paparan umum
terhadap masalah kesehatan—misalnya anak-anak, lansia), dan Komunitas
 Di CHN, klien dianggap sebagai Mitra Aktif, bukan penerima perawatan yang
pasif.
 Praktik CHN dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi Kesehatan Khususnya,
Perubahan Masyarakat Secara Umum.
 Tujuan CHN dicapai melalui Upaya Multi-Sektoral
 CHN adalah bagian dari Sistem Perawatan Kesehatan dan Sistem Layanan
Kemanusiaan yang lebih besar

B. Filsafat CHN
 Filsafat didefinisikan sebagai sistem kepercayaan yang memberikan dasar bagi
suatu tindakan panduan. Filsafat memberikan arahan dan menggambarkan apa,
mengapa, dan bagaimana aktivitas dalam suatu profesi.
 Latihan CHN dipandu oleh keyakinan berikut:
Nilai-nilai humanistik profesi keperawatan dijunjung tinggi
Merupakan komponen pelayanan kesehatan yang unik dan berbeda
Berbagai faktor kesehatan dipertimbangkan
Partisipasi aktif klien didorong
Perawat mempertimbangkan ketersediaan sumber daya
Saling ketergantungan di antara anggota tim kesehatan dipraktikkan
S ilmiah dan terkini
Permintaan CHN bervariasi menurut waktu dan tempat
Kemandirian atau kemandirian rakyat adalah tujuan akhirnya
Keterkaitan kesehatan dan pembangunan dianggap

Bagian 3 Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat


A. Peran CHN
 Dokter atau Penyedia Layanan Kesehatan: memanfaatkan proses keperawatan dalam
perawatan klien di rumah melalui kunjungan rumah dan di fasilitas layanan kesehatan
masyarakat; melakukan rujukan pasien ke tingkat perawatan yang sesuai bila diperlukan
 Pendidik Kesehatan: memanfaatkan keterampilan mengajar untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dan
melakukan kampanye informasi kesehatan ke berbagai kalangan untuk tujuan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit
 Koordinator dan kolaborator: menjalin hubungan dan hubungan kolaboratif dengan
profesional kesehatan lainnya, lembaga pemerintah, sektor swasta, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
 Pengawas : memantau dan mengawasi kinerja bidan dan tenaga kesehatan pembantu
lainnya; juga memprakarsai perumusan program pengembangan staf dan pelatihan bagi
bidan dan tenaga kesehatan tambahan lainnya sebagai bagian dari fungsi pelatihan
mereka sebagai pengawas.
 Pemimpin dan Agen Perubahan: mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
keseluruhan proses pengembangan masyarakat
 Manajer: menyelenggarakan komponen pelayanan keperawatan pada dinas kesehatan
setempat atau unit pemerintah daerah; Selain itu, sebagai manajer program, PHN
bertanggung jawab atas penyampaian paket layanan yang diberikan oleh program
kesehatan kepada klien sasaran.
 Peneliti: berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian dan memanfaatkan temuan
penelitian dalam praktik
B. Tanggung jawab CHN
 Menjadi bagian dalam mengembangkan rencana kesehatan secara keseluruhan,
implementasi dan evaluasinya bagi masyarakat.
 Memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas kepada empat tingkat klien
 Menjaga koordinasi/hubungan dengan anggota tim kesehatan lainnya, LSM/lembaga
pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan masyarakat
 Melakukan penelitian yang relevan dengan layanan CHN untuk meningkatkan
penyediaan layanan kesehatan
 Memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan pendidikan berkelanjutan
untuk pengembangan staf
C. Bidang Khusus CHN
 Keperawatan Kesehatan Mental Komunitas: proses klinis unik yang mencakup integrasi
konsep keperawatan, kesehatan mental, psikologi sosial, psikologi, jaringan komunitas,
dan ilmu-ilmu dasar
 Keperawatan Kesehatan Kerja: penerapan prinsip dan prosedur keperawatan yang
menjaga kesehatan pekerja di semua pekerjaan
 Keperawatan Kesehatan Sekolah: penerapan teori dan prinsip keperawatan dalam
perawatan populasi sekolah
Bagian 4 Tingkat Perawatan
A. Tiga Tingkat Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Tingkat Primer: dilimpahkan ke kota dan kotamadya dan merupakan
kontak pertama antara masyarakat dan berbagai tingkat fasilitas kesehatan;
mengacu pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh staf Puskesmas
 Pelayanan Tingkat Sekunder: diberikan oleh dokter yang mempunyai pelatihan
kesehatan dasar di rumah sakit kabupaten, rumah sakit provinsi, dan rumah sakit
kota; fasilitas ini mampu melakukan prosedur bedah dasar dan pemeriksaan
laboratorium sederhana; berfungsi sebagai pusat rujukan fasilitas kesehatan
primer
 Tingkat Perawatan Tersier: diberikan oleh spesialis di pusat kesehatan, rumah
sakit regional dan rumah sakit khusus seperti Lung Center of the Philippines;
berfungsi sebagai pusat rujukan fasilitas kesehatan sekunder
B. Tiga Tingkat Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan Dua Arah

Kesehatan Nasional
Pelayanan, Pusat
Kesehatan, Rumah TERSIER
Sakit Pendidikan dan
Pelatihan Tersier

Pelayanan Kesehatan
Daerah,
Pusat Kesehatan Daerah
dan Rumah Sakit
Pelatihan
Dinas Kesehatan Provinsi/Kota, Provinsi/Kota SEKUNDER
Rumah Sakit

Rumah Sakit Darurat/Distrik

Unit Kesehatan Pedesaan, Rumah Sakit dan Puskesmas


Masyarakat, Puerikultura
UTAMA
Pos Kesehatan Barangay
RUJUKAN
dari KOMUNITAS

*PEKERJA PELAYANAN KESEHATAN DASAR ADA DUA TINGKAT, yaitu:


1. Tenaga Kesehatan Desa atau Barangay: mengacu pada tenaga kesehatan masyarakat
yang terlatih atau tenaga kesehatan tambahan atau dukun atau tabib tradisional
2. Tenaga Kesehatan Tingkat Menengah: mengacu pada dokter umum atau asistennya,
perawat kesehatan masyarakat, pengawas sanitasi pedesaan, dan bidan.

C. Jenis Tenaga Kesehatan Primer


Tenaga Kesehatan Tingkat menengah Tenaga Kesehatan
Desa/Akar Rumput Rumah Sakit Lini
Pertama
E - komunitas terlatih -praktisi medis umum -dokter
X -pekerja kesehatan -perawat kesehatan -perawat
A -relawan kesehatan masyarakat -dokter gigi
M tambahan -bidan
P -dukun bersalin
L tradisional
E
C -tautan awal, kontak -Sumber pertama -menjalin kontak dekat
H pertama komunitas perawatan kesehatan dengan petugas kesehatan
A profesional tingkat desa dan
R -Bekerja sama dengan menengah untuk
A petugas layanan -Menangani permasalahan meningkatkan
C kesehatan setempat kesehatan di luar kesinambungan pelayanan
T kompetensi tenaga dari rumah sakit ke
E -menyediakan tindakan kesehatan desa komunitas dan ke rumah
R perawatan kesehatan
kuratif dan preventif -memberikan dukungan -menyediakan layanan
S dasar kepada pekerja kesehatan kesehatan cadangan untuk
A garis depan dalam hal kasus-kasus yang
Y pengawasan, pelatihan, memerlukan rumah sakit
A layanan rujukan dan atau fasilitas diagnostik
S pasokan melalui hubungan yang tidak tersedia dalam
T dengan sektor lain pelayanan kesehatan

S
A
Y
A
C
S
Bagian 5 Tingkat Pelanggan
* Empat Tingkat Klien dalam Lingkungan Komunitas
A.Perorangan
B.Keluarga
C.Komunitas
D. Kelompok Penduduk
A.Perorangan
-pendekatan dasar dalam memandang individu
 Atomistik: keseluruhan sama dengan jumlah bagian-bagiannya
 Holistik: keseluruhan TIDAK sama dengan jumlah bagian-bagiannya; menelusuri
hubungan manusia dalam suprasistem masyarakat

B.Keluarga
Didefinisikan oleh Murray dan Zentner adalah suatu sistem sosial kecil dan
kelompok referensi utama yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama
yang memiliki hubungan darah, perkawinan atau adopsi atau yang hidup bersama melalui
perjodohan selama jangka waktu tertentu.

C. Kelompok Penduduk
- sekelompok orang yang memiliki karakteristik, tahap perkembangan, atau
paparan umum terhadap faktor lingkungan tertentu yang sama sehingga mengakibatkan
masalah kesehatan yang sama
* Kelompok rentan:
 Bayi dan anak kecil
 Usia sekolah
 Remaja
 Ibu-ibu
 Laki-laki
 Orang yang lebih tua

D.Komunitas
-sekelompok orang yang berbagi batas-batas geografis yang sama dan/atau nilai-
nilai dan kepentingan yang sama
Bagian 6 Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan

SISTEM PEMBERIAN PERAWATAN KESEHATAN


-keseluruhan kebijakan, fasilitas, peralatan, produk, sumber daya manusia dan layanan
yang memenuhi kebutuhan kesehatan, masalah dan kekhawatiran masyarakat. Ini besar,
kompleks, multi-level dan multi-disiplin

PEMAIN UTAMA
 Sektor Publik - sebagian besar dibiayai melalui sistem penganggaran berbasis pajak baik
di tingkat nasional maupun daerah dan dimana layanan kesehatan umumnya diberikan
secara cuma-cuma di titik layanan
a. Tingkat Nasional – Departemen Kesehatan sebagai lembaga utama
b. Sistem Kesehatan Daerah dijalankan oleh unit pemerintah daerah

 Sektor Swasta - sebagian besar berorientasi pasar dan layanan kesehatan dibayar melalui
biaya pengguna di titik layanan

A. SEKTOR PUBLIK
1. Departemen Kesehatan
 Visi: DOH adalah pemimpin, pendukung setia dan model dalam
mempromosikan Kesehatan untuk semua di Filipina
 Misi: Menjamin kesehatan yang adil, berkelanjutan dan berkualitas bagi
seluruh masyarakat Filipina, terutama masyarakat miskin, dan akan
memimpin upaya mencapai keunggulan dalam kesehatan.
 Peran dan Fungsi: Perintah Eksekutif 102 telah mengidentifikasi DOH
sebagai otoritas kesehatan nasional yang memberikan bantuan teknis dan
sumber daya lainnya kepada kelompok terkait. Badan ini mempunyai tiga
peran spesifik dalam sektor kesehatan dan beberapa fungsi di bawah masing-
masing peran.
 KEPEMIMPINAN DALAM KESEHATAN
Fungsi:
a. PEMIMPIN dalam perumusan, pemantauan dan evaluasi kebijakan,
rencana dan program kesehatan nasional
b. ADVOKASI dalam penerapan kebijakan, rencana dan program
kesehatan untuk mengatasi permasalahan nasional dan sektoral
c. LEMBAGA KEBIJAKAN DAN PERATURAN NASIONAL tempat
unit-unit pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah dan anggota
sektor kesehatan lainnya yang terlibat dalam kesejahteraan sosial dan
pembangunan menyandarkan tujuan dan arahan mereka di bidang
kesehatan.

 ADMINISTRATOR LAYANAN KHUSUS


Fungsi:
a. KELOLA fasilitas kesehatan dan rumah sakit terpilih
b. ADMINISTER mengarahkan layanan untuk masalah kesehatan baru
yang memerlukan teknologi baru yang rumit
c. MENYEDIAKAN layanan tanggap kesehatan darurat termasuk sistem
rujukan dan jaringan untuk trauma, cedera dan kejadian bencana, dan,
dalam kasus epidemi yang membahayakan masyarakat luas atas arahan
Presiden dan berkonsultasi dengan LGU terkait
d. ADMINISTER komponen khusus program tertentu seperti
tuberkulosis, HIV-AIDS, dll.

 PEMBANGUN KAPASITAS DAN ENABLER


Fungsi:
a. MEMASTIKAN standar tertinggi yang dapat dicapai dalam pelayanan
kesehatan berkualitas, promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan
b. INOVASI strategi baru di bidang kesehatan untuk meningkatkan
efektivitas program kesehatan
c. MEMULAI diskusi publik mengenai permasalahan kesehatan dan
menyebarluaskan hasil penelitian kebijakan untuk memastikan
partisipasi masyarakat yang terinformasi dalam pengambilan
keputusan kebijakan
d. MENGAWASI pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi rencana,
program dan kebijakan kesehatan nasional

 Tujuan DOH: Implementasi Agenda Reformasi Sektor Kesehatan


(HSRA)
 Kerangka implementasi HSRA: FOURmula ONE for Health
a. FOURmula ONE untuk kesehatan bermaksud menerapkan intervensi
penting sebagai satu paket yang didukung oleh pengelolaan
infrastruktur dan pengaturan pembiayaan yang efektif melalui
pendekatan sektoral
b. Hal ini diarahkan untuk memastikan layanan kesehatan berkualitas
yang dapat diakses dan terjangkau, terutama bagi kelompok
masyarakat yang kurang beruntung dan rentan
c. Strategi ini memiliki EMPAT ELEMEN
1. Tata Kelola yang Baik – untuk meningkatkan kinerja sistem
kesehatan di tingkat nasional dan daerah.
2. Pembiayaan Kesehatan – untuk mendorong investasi yang lebih
besar, lebih baik dan berkelanjutan di bidang kesehatan
3. Peraturan Kesehatan – untuk menjamin kualitas dan
keterjangkauan barang dan jasa kesehatan
4. Pemberian Pelayanan Kesehatan – untuk meningkatkan dan
menjamin aksesibilitas dan ketersediaan pelayanan kesehatan dasar
dan esensial baik di fasilitas dan layanan pemerintah maupun
swasta

 Tujuan Bidang Kesehatan


- untuk memudahkan pemahaman tujuan bidang kesehatan dapat dibagi
menjadi 4 tujuan umum, yaitu:

Meningkatkan Status Kesehatan Penduduk


a. Meningkatkan status kesehatan masyarakat secara
umum
b. Mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit tertentu
c. Menghilangkan penyakit tertentu sebagai masalah
kesehatan masyarakat
d. Mempromosikan gaya hidup sehat dan kesehatan
lingkungan
e. Melindungi kelompok rentan dengan kebutuhan
kesehatan dan gizi khusus

Pastikan Pemberian Layanan Berkualitas


a. Memperkuat sistem kesehatan nasional dan lokal untuk
memastikan pemberian layanan kesehatan yang lebih
baik
b. Mengupayakan reformasi kesehatan masyarakat dan
rumah sakit
c. Mengurangi biaya dan menjamin kualitas dan
keamanan barang dan jasa kesehatan
d. Memperkuat tata kelola kesehatan dan sistem
pendukung manajemen

Meningkatkan sistem Dukungan bagi Kelompok


Rentan dan Marginal
a. Melembagakan jaring pengaman bagi kelompok rentan
dan terpinggirkan

Menerapkan Manajemen Sumber Daya yang Benar


a. Memperluas cakupan asuransi kesehatan sosial
b. Memobilisasi lebih banyak sumber daya untuk
kesehatan
c. Meningkatkan efisiensi dalam alokasi, produksi dan
pemanfaatan sumber daya untuk kesehatan
 Rencana Besar Kesehatan Menuju “Kesehatan di Tangan
Masyarakat pada Tahun 2020”
BARRIO yang Sehat seharusnya:
a. Warga berpartisipasi aktif dalam mencapai kesehatan
yang baik; mereka adalah MITRA dalam pelayanan
kesehatan.
b. Proyek Utama: KAMPANYE BOTIKA SA PASO
c. Tujuan: memelihara tanaman herbal dalam pot untuk
keperluan keluarga
KOTA yang Sehat seharusnya:
a. Lingkungan fisik di tempat kerja, jalan, dan tempat
umum meningkatkan kesehatan, keselamatan,
ketertiban dan kebersihan melalui dukungan tenaga
kerja struktural
b. Strategi Terkait Kesehatan: Pembangunan toilet umum
yang terpelihara dengan baik dan menghasilkan
pendapatan; sebutan untuk “pook-sakayan, pook-
babaan”
TEMPAT MAKAN YANG SEHAT hendaknya:
a. Tempat makan dimana:
-Makanan yang aman dan disiapkan, disimpan, dan
dipindahkan dengan benar
-Makanan dan minuman bergizi disajikan.
B. Memenuhi standar sanitasi berikut:
-aman, ramah lingkungan
-dengan toilet yang bersih
-Penjamah makanan sehat secara medis
PASAR yang Sehat seharusnya:
a. Persediaan air yang memadai
b. Drainase yang tepat
c. Fasilitas toilet yang terpelihara dengan baik
d. Pembuangan sampah dan limbah yang benar
e. Kebersihan terjaga
f. Makanan berkualitas terjangkau
RUMAH SAKIT yang Sehat harus:
a. Sebuah “Pusat Kesehatan”
b. Mempromosikan perawatan Pencegahan
c. Berpusat pada pasien
JALAN yang Sehat seharusnya:
a. Jalan yang terawat baik dan ruang tunggu umum
b. Trotoar yang bersih dan bebas hambatan
c. Dengan masalah lalu lintas yang minimal
d. Dengan penegakan hukum yang cukup ketat
e. Proyek: Pook Tawiran
f. Tujuan: untuk mempromosikan dan melakukan
reorientasi masyarakat khususnya pejalan kaki yang
melakukan kesalahan dalam penggunaan
penyeberangan pejalan kaki

2. Unit Pemerintah Daerah


-Undang-undang Pemerintahan Daerah tahun 1991 atau RA 7160 mentransformasi
unit-unit pemerintah daerah menjadi masyarakat yang mandiri dan menjadi mitra
aktif dalam pencapaian tujuan nasional melalui struktur pemerintahan yang lebih
responsif dan akuntabel yang dilembagakan melalui sistem desentralisasi.

GUBERNUR

Tingkat Provinsi Dewan Kesehatan Provinsi

Dinas Kesehatan Provinsi

Rumah Sakit Provinsi Rumah Sakit Daerah Fasilitas kesehatan dan pengobatan
lainnya

WALIKOTA

Tingkat Kota Dewan Kesehatan Kota

Dinas Kesehatan Kota

Unit Kesehatan Perdesaan/Pusat Pos Kesehatan Barangay


Kesehatan
B. Sektor Swasta
- terdiri dari organisasi komersial dan bisnis dengan orientasi pasar atau keuntungan dan
organisasi non-bisnis dengan orientasi layanannya
Bagian 7 Pelayanan Kesehatan Primer

Pelayanan Kesehatan Primer – adalah pelayanan kesehatan penting yang dapat diakses
secara universal oleh individu dan keluarga di masyarakat dengan cara yang dapat
diterima oleh mereka, melalui partisipasi penuh mereka dan dengan biaya yang mampu
ditanggung oleh masyarakat dan negara pada setiap tahap pembangunan.

 Kerangka konseptual:
a. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar
b. Kesehatan adalah tanggung jawab individu dan kolektif
c. Kesehatan harus menjadi kesempatan yang sama bagi semua orang
d. Kesehatan merupakan elemen penting dalam pembangunan sosio-
ekonomi

 Jika diterjemahkan ke dalam tindakan, PENDEKATAN PHC


berfokus pada:
Kemitraan dengan masyarakat
E distribusi sumber daya kesehatan yang merata
Infrastruktur sistem kesehatan yang terorganisir dan tepat
Pencegahan penyakit dan promosi kesehatan sebagai fokus
L menandatangani secara multisektoral
Penekanan pada teknologi tepat guna

 TUJUAN PHC (1978): Kesehatan untuk semua pada tahun 2000

 PHC dideklarasikan di Alma-Ata, Uni Soviet pada Konferensi


Internasional Pertama tentang PHC yang diadakan pada tanggal 6-12
September 1978 melalui sponsor WHO dan UNICEF
 DASAR HUKUM PHC DI FILIPINA - Surat Instruksi (LOI) 949
ditandatangani pada 19 Oktober 1979 oleh mantan Presiden Ferdinand
E. Marcos

 TEMA DASAR penerapan PHC di Filipina: Kesehatan di Tangan


Rakyat pada tahun 2020

 5A Pelayanan Kesehatan menurut Puskesmas


a. Tersedia
b. Dapat diakses
c. Terjangkau
d. Dapat diterima
e. Dapat dicapai
*PHC sebagai kebijakan pemberian layanan DOH mencakup semua strategi dan
program kesehatan pemerintah dari tingkat nasional hingga lokal dan masyarakat
Dimensi Perawatan Kesehatan Komersial Pelayanan Kesehatan Primer
Sasaran Tidak adanya penyakit pada Pencegahan penyakit
individu Pembangunan sosial-ekonomi
Fokus Perawatan Sakit Individu yang sakit dan sehat
Pengaturan untuk Berbasis rumah sakit Pusat Kesehatan Satelit
Layanan Berpusat pada Perkotaan Pusat kesehatan masyarakat
Berbasis Pedesaan
Hanya dapat diakses oleh Dapat diakses oleh semua orang
beberapa orang
Rakyat Penerima pelayanan kesehatan Peserta aktif dalam pelayanan
yang pasif kesehatan
Struktur Kesehatan terisolasi dari sektor Keterkaitan antar dan intrasektoral
masyarakat lainnya memungkinkan kesehatan
diintegrasikan dengan seluruh
upaya pembangunan sosio-
ekonomi
Proses Pengambilan keputusan dari atas Pengambilan keputusan dari
ke bawah bawah ke atas
Teknologi Pelayanan kuratif berbasis Pelayanan promotif dan preventif
pengobatan modern dan memadukan pengobatan
teknologi canggih tradisional dengan pengobatan
Dokter mendominasi modern
Teknologi tepat guna untuk
layanan kesehatan garis depan
Hasil Ketergantungan pada profesional Pemberdayaan masyarakat atau
kesehatan kemandirian

 Empat Landasan atau Pilar PHC


Pemanfaatan teknologi tepat guna
Mekanisme dukungan tersedia
Partisipasi aktif masyarakat
Keterkaitan antar sektor dan antar sektor

a. TEKNOLOGI TEPAT berarti penggunaan metode, prosedur, teknik,


peralatan atau bahan yang tidak hanya masuk akal secara ilmiah tetapi
juga memberikan layanan atau produk yang dapat diterima secara
sosial dan lingkungan dengan biaya ekonomi yang paling rendah.
KRITERIA yang digunakan dalam menentukan kelayakan
teknologi:
Akseptabilitas: diukur berdasarkan tingkat pemanfaatan masyarakat
Kompleksitas: harus sederhana dan mudah diterapkan pada kondisi
lokal
Biaya: harus terjangkau
Efektivitas: harus menghasilkan efek yang diinginkan
Keamanan: efek pemanfaatan tidak boleh menimbulkan bahaya
Ruang Lingkup Teknologi: melayani berbagai tujuan
Kelayakan: sesuai dengan kondisi setempat

b. PENDEKATAN MULTISEKTORAL mengakui keterkaitan lintas


sektoral dan intrasektoral dalam bidang kesehatan. Dengan hubungan
antarsektor, PHC mengakui integrasi rencana kesehatan dengan sektor
lain untuk pengembangan masyarakat TOTAL.

 Unsur/Komponen Pelayanan Kesehatan Primer


Pengendalian penyakit menular
H pendidikan kesehatan
Memperluas program imunisasi
Pengobatan penyakit endemik lokal
Sanitasi Lingkungan
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
Penyediaan obat-obatan esensial
Gizi dan penyediaan pangan yang cukup
Perawatan kasus darurat dan penyediaan perawatan medis

Bagian 8 Sepuluh Tanaman Herbal Direkomendasikan oleh DOH

10 Tanaman Obat (LUBBY SANTA)


L agundi
 Indikasi: batuk, asma, demam, nyeri otot
 Persiapan: rebusan atau sirup

Kamu lasimang Bato


 Indikasi: menurunkan asam urat serum pada kasus artritis gout
 Persiapan: Salad atau rebusan

B awang
 Indikasi: menurunkan kolesterol serum
 Persiapan: bisa dipanggang, direndam dalam cuka atau digunakan untuk
menumis

B ayabas
 Indikasi: sifat antiseptiknya paling baik digunakan untuk membersihkan
luka, sebagai obat kumur pada kasus infeksi rongga mulut dan radang gusi
 Persiapan: rebusan

Ya, Buena
 Indikasi: untuk nyeri otot
 Persiapan: rebusan

S ambong
 Indikasi: efek diuretiknya baik untuk edema dan urolitiasis
 Persiapan: rebusan

Sebuah mpalaya
 Indikasi: untuk diabetes melitus atau diabetes yang tidak bergantung pada
insulin
 Persiapan: rebusan atau dikukus

Tidak iyug-niyogan
 Indikasi: untuk infestasi usus dengan ascaris lumbricoides
 Persiapan: siapkan biji niyug-niyugan matang yang sudah dikeringkan
T saang gubat
 Indikasi: sakit perut
 Persiapan: rebusan

Kapulko
 Indikasi: kurap, tinea flava, kutu air dan jenis infeksi jamur lainnya
 Persiapan: tapal atau Salep

* PEDOMAN
 Pestisida atau insektisida kimia dapat meninggalkan residu beracun pada
tanaman. Ini tidak boleh digunakan pada tanaman herbal
 Gunakan panci palayok atau tanah liat dan sendok kayu pada saat
memasak obat herbal. Lepas penutup panci bila ramuan herbal mulai
mendidih
 Gunakan hanya bagian tanaman yang direkomendasikan
 Gunakan tanaman herbal yang sesuai untuk setiap tanda dan gejala yang
diamati
 Waspadai reaksi alergi. HENTIKAN penggunaan sediaan tanaman herbal
bila terlihat reaksi alergi dan tidak diinginkan
 Selalu simpan wadah obat herbal dengan label yang benar
 Selalu jauhkan sediaan herbal dari jangkauan anak-anak
 RA 8423: Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Alternatif Obat Berbiaya
Tinggi
Kebijakan:
 Indikasi/kegunaan tumbuhan
 Bagian tanaman yang akan dimanfaatkan
 Persiapan obat herbal
Bagian 9 Proses Keperawatan Keluarga
 Basis Data Awal
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Faktor sosial ekonomi dan budaya
c. Faktor lingkungan
d. Penilaian kesehatan setiap anggota
e. Nilai ditempatkan pada pencegahan penyakit

 Penilaian Tingkat Pertama


a. Kondisi kesehatan – dinyatakan sebagai POTENSI atau KESIAPAN –
penilaian klinis atau keperawatan tentang klien dalam transisi dari tingkat
kesehatan atau kemampuan tertentu ke tingkat yang lebih tinggi
b. Ancaman Kesehatan – kondisi yang mendukung terjadinya penyakit,
kecelakaan atau kegagalan mewujudkan potensi kesehatan seseorang
c. Defisit kesehatan – contoh kegagalan dalam pemeliharaan kesehatan
(penyakit, kecacatan atau keterlambatan perkembangan)
d. Titik-Titik Stres/ Situasi krisis yang dapat diperkirakan – periode-periode
yang diantisipasi dimana terdapat tuntutan yang tidak biasa pada individu atau
keluarga dalam hal penyesuaian diri atau sumber daya keluarga

 Penilaian Tingkat Kedua (berdasarkan Tugas Kesehatan Keluarga


Freeman):
a. Kemampuan untuk mengenali adanya suatu masalah
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan mengambil
tindakan kesehatan yang tepat
c. Kemampuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga
yang terkena dampak
d. Kemampuan untuk menyediakan lingkungan rumah yang kondusif bagi
pemeliharaan kesehatan dan pengembangan pribadi
e. Kemampuan memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk pelayanan
kesehatan

 Prioritas Masalah
a. Sifat Masalah
 Kondisi kesehatan
 Defisit kesehatan
 Ancaman kesehatan
 Krisis yang dapat diperkirakan
b. Potensi Pencegahan – mengacu pada sifat dan besarnya masalah di masa
depan yang dapat diminimalkan atau dicegah sepenuhnya jika intervensi
dilakukan terhadap masalah yang sedang dipertimbangkan.
c. Kondisi yang Dapat Dimodifikasi – mengacu pada kemungkinan
keberhasilan dalam meningkatkan kondisi kesehatan, memperbaiki kondisi,
meminimalkan, meringankan atau menghilangkan masalah secara total
melalui intervensi
d. Arti-penting – mengacu pada persepsi dan evaluasi keluarga terhadap
masalah dalam kaitannya dengan keseriusan dan urgensi perhatian yang
dibutuhkan

Skala Pemeringkatan Kondisi dan Masalah Kesehatan Berdasarkan Prioritas

Kriteria Skor Berat


Sifat Kondisi
Negara Kesehatan 3
Defisit Kesehatan 3 1
Ancaman Kesehatan 2
Krisis yang Dapat 1
Diperkirakan
Modifikasi Kondisi
Mudah Dimodifikasi 2
Dapat Dimodifikasi 1 1
Sebagian
Tidak Dapat Dimodifikasi 0
Potensi Pencegahan
Tinggi 2
Sedang 2 1
Rendah 1
arti-penting
Suatu kondisi yang 2
memerlukan perhatian
segera 1
Suatu kondisi yang tidak 1
memerlukan perhatian
segera
Tidak dianggap sebagai 0
kondisi yang memerlukan
perubahan
Bagian 10 Diagnosis Komunitas
A. Apa itu Diagnosis Komunitas?
 Profil merupakan gambaran keadaan kesehatan masyarakat yang ditentukan oleh
faktor fisik, ekonomi, politik, dan sosial. Ini mendefinisikan komunitas dan
menyatakan masalah komunitas
 Sebagai sebuah proses, ini merupakan pengalaman pembelajaran berkelanjutan
bagi perawat/koordinator program dan staf, serta masyarakat.

B. Mengapa melakukan Diagnosis Komunitas?


 Untuk mempunyai gambaran yang jelas mengenai permasalahan masyarakat
dan untuk mengidentifikasi sumber daya yang tersedia bagi masyarakat.
 Diagnosis komunitas memungkinkan perawat/koordinator program untuk
menetapkan prioritas perencanaan dan pengembangan program pelayanan
kesehatan bagi masyarakat.

C. Apa Jenis Diagnosis Komunitas?


Jenis diagnosis komunitas dapat bervariasi menurut:
 Tujuan atau tingkat kerincian atau kedalaman penilaian;
 Sumber daya; Dan
 Waktu yang tersedia bagi perawat untuk melakukan diagnosis
komunitas
a. Diagnosis Komunitas Komprehensif – bertujuan untuk
memperoleh informasi umum tentang komunitas atau populasi
tertentu
b. Diagnosis Komunitas Berorientasi Masalah - jenis penilaian
yang menanggapi kebutuhan tertentu

D. Apa saja unsur-unsur Diagnosis Komunitas Komprehensif?


1. Variabel demografis
-harus menunjukkan ukuran, komposisi dan sebaran geografis penduduk
2. Variabel Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Indikator sosial
b. Indikator ekonomi
c. Indikator lingkungan
d. Faktor budaya
e. Faktor lain yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat
3. Pola Kesehatan dan Penyakit
-Jika perawat mempunyai akses terhadap data sekunder terkini dan dapat
diandalkan, maka data tersebut dapat digunakan

4. Sumber Daya Kesehatan


-merujuk pada tenaga kerja, sumber daya kelembagaan dan material yang
disediakan tidak hanya oleh negara tetapi juga yang disumbangkan oleh sektor
swasta dan organisasi non-pemerintah lainnya

5. Pola Politik/Kepemimpinan
- mencerminkan potensi tindakan negara dan rakyatnya untuk mengatasi
kebutuhan dan masalah kesehatan masyarakat; mencerminkan kepekaan
pemerintah terhadap perjuangan rakyat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik

E. Apa saja sumber data dalam melakukan diagnosis komunitas?


1. Data Primer - sumbernya adalah masyarakat melalui survei, wawancara, diskusi
kelompok terfokus, observasi dan melalui notulensi pertemuan masyarakat yang
sebenarnya

2. Data sekunder – sumbernya adalah catatan organisasi mengenai program, catatan


pusat kesehatan dan catatan publik lainnya melalui peninjauan catatan

F. Apa saja langkah-langkah dalam Melakukan Diagnosa Komunitas


1. Perencanaan
a. Menentukan Tujuan – perawat memutuskan kedalaman dan cakupan data
yang perlu dikumpulkan; Terlepas dari jenis diagnosis komunitas yang akan
dilakukan, perawat harus menentukan kejadian dan distribusi kondisi
lingkungan, sosio-ekonomi dan perilaku tertentu yang penting untuk
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.

b. Mendefinisikan Populasi Penelitian – berdasarkan tujuan, perawat


mengidentifikasi kelompok populasi yang akan dimasukkan dalam penelitian
c. Persiapan komunitas – undangan pertemuan adalah suatu keharusan untuk
memungkinkan perawat merumuskan tujuan diagnosis komunitas dengan
pemimpin kunci komunitas

d. Memilih metodologi dan instrumen diagnosis komunitas


*Tiga Tingkat Pengumpulan Data
1. Masyarakat Masyarakat
2. Tenaga kesehatan masyarakat
3. Staf program

*INSTRUMEN mungkin sebagai berikut:


 Kuesioner survei
 Daftar periksa observasi
 Panduan wawancara

2. Penerapan
a. Pengumpulan data aktual
b. Pengumpulan/pengorganisasian data
c. Penyajian data
d. Analisis data
e. Mengidentifikasi masalah keperawatan kesehatan komunitas
i. Masalah Status Kesehatan – dapat digambarkan dalam bentuk
peningkatan atau penurunan angka kesakitan, kematian atau kesuburan

ii. Masalah Sumber Daya Kesehatan - masalah ini dapat dideskripsikan


sebagai kurangnya atau tidak adanya sumber daya manusia, uang,
material atau lembaga yang diperlukan untuk memecahkan masalah
kesehatan.

iii. Masalah-Masalah Terkait Kesehatan – masalah-masalah tersebut


mungkin dijelaskan dalam kaitannya dengan adanya faktor-faktor
sosial, ekonomi, lingkungan dan politik yang memperburuk situasi
yang menyebabkan penyakit di masyarakat.
f. Prioritas- penetapan Masalah Keperawatan Kesehatan masyarakat
g. Umpan Balik kepada Komunitas – pertemuan komunitas diadakan untuk
menginformasikan kepada masyarakat tentang hasil diagnosis komunitas
h. Perencanaan Tindakan – program tindakan adalah kegiatan yang
diperlukan berdasarkan hasil diagnosis komunitas.
3. Evaluasi – diperlukan skema evaluasi untuk mengukur capaian kemajuan
program berdasarkan rencana aksi yang dibuat melalui Diagnosis Komunitas.

Bagian 11 COPAR
A. Definisi
 Pendekatan pembangunan sosial yang bertujuan untuk mengubah masyarakat
miskin yang apatis, individualistis, dan tidak bersuara menjadi komunitas yang
dinamis, partisipatif, dan responsif secara politik.
 Suatu proses dimana suatu komunitas mengidentifikasi kebutuhan dan tujuannya,
mengembangkan kepercayaan diri untuk mengambil tindakan sehubungan dengan
hal tersebut dan dengan melakukan hal tersebut, memperluas dan
mengembangkan sikap dan praktik kooperatif dan kolaboratif dalam komunitas

B. Pentingnya COPAR
 Sebagai alat penting bagi pengembangan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat karena hal ini membantu pekerja masyarakat untuk membangkitkan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan
 Mempersiapkan orang/klien untuk pada akhirnya mengambil alih pengelolaan
program pengembangan di masa depan
 Memaksimalkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat; sumber daya masyarakat
dimobilisasi untuk pelayanan masyarakat

C. Prinsip COPAR
 Masyarakat, terutama sektor yang paling tertindas, tereksploitasi, dan
terpinggirkan, terbuka terhadap perubahan, mempunyai kapasitas untuk berubah,
dan mampu membawa perubahan.
 COPAR harus didasarkan pada kepentingan kelompok masyarakat termiskin
 COPAR harus mengarah pada komunitas dan masyarakat yang mandiri

D. Proses/Metode yang Digunakan


 Siklus Aksi Progresif - Refleksi - Aksi yang dimulai dari isu-isu kecil, lokal,
konkrit, yang diidentifikasi oleh masyarakat dan evaluasi serta refleksi atas
tindakan yang diambil oleh mereka
 Kesadaran – PENINGKATAN melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman
merupakan inti dari proses COPAR karena menekankan pada pembelajaran yang
muncul dari tindakan nyata dan memperkaya tindakan berikutnya.
 COPAR bersifat Partisipatif dan Berbasis Massa karena terutama ditujukan
dan berpihak pada kelompok miskin, tidak berdaya, dan tertindas.
 COPAR berpusat pada kelompok dan tidak berorientasi pada pemimpin .
Pemimpin diidentifikasi, muncul dan diuji melalui tindakan, bukan ditunjuk atau
dipilih oleh kekuatan atau entitas eksternal

E. Tahapan Proses COPAR


1. Fase Pra-Masuk
 Tahap awal proses pengorganisasian dimana pengorganisir komunitas mencari
komunitas untuk dilayani/dibantu
 Merancang kriteria untuk pemilihan lokasi
 Sebenarnya memilih lokasi untuk kepedulian masyarakat
2. Fase Masuk
 Kadang-kadang disebut fase persiapan sosial karena kegiatan yang dilakukan
di sini mencakup kepekaan masyarakat terhadap peristiwa-peristiwa penting
dalam hidup mereka, memotivasi mereka untuk menyampaikan keprihatinan
mereka dan pada akhirnya memobilisasi mereka untuk mengambil tindakan
kolektif terhadap hal-hal tersebut.
3. Organisasi – Fase Pembangunan
 Mensyaratkan pembentukan struktur yang lebih formal dan dimasukkannya
prosedur yang lebih formal dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan masyarakat luas
 Menyelenggarakan pelatihan bagi para pemimpin atau kelompok yang
terorganisir untuk mengembangkan pertanyaan mereka dalam mengelola
keprihatinan/program mereka sendiri
4. Fase Rezeki dan Penguatan
 Terjadi ketika organisasi masyarakat telah terbentuk dan anggota masyarakat
telah berpartisipasi secara aktif dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh
masyarakat.
 Berbagai komite yang dibentuk pada fase pembangunan organisasi diharapkan
dapat berfungsi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program mereka sendiri, dengan bimbingan menyeluruh dari organisasi
masyarakat luas.
 Strategi:
*Pendidikan dan Pelatihan
*jaringan dan keterkaitan
*mengembangkan pemimpin sekunder
Bagian 12 Program Kesehatan Masyarakat Terpilih
Bagian 13 Statistik Vital

STATISTIK VITAL – penerapan ukuran statistik terhadap peristiwa-peristiwa penting yang


digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan, penyakit, dan layanan kesehatan suatu komunitas

INDIKATOR KESEHATAN – daftar informasi yang akan menentukan kesehatan komunitas


tertentu seperti jumlah penduduk, angka kelahiran kasar, angka kematian kasar, angka kematian
bayi dan ibu, angka kematian neonatal dan angka kematian tuberkulosis

Indikator Kesehatan
 Kelahiran
 Kematian
 Pernikahan
 Migrasi

INDIKATOR STATISTIK VITAL UMUM


 Tingkat kesuburan
 Angka Kelahiran Kasar

Jumlah kelahiran hidup dalam


=
satu tahun X 1000
Sering digunakan
Populasi karenaTahun,
Pertengahan ketersediaan data
a. Mengukur
tahun yang samaseberapa cepat penambahan orang ke dalam populasi melalui
kelahiran
b. Kasar karena berkaitan dengan jumlah penduduk termasuk laki-laki, anak-
anak dan lansia yang tidak mampu melahirkan

 Tingkat Kesuburan Umum


Jumlah kelahiran hidup dalam
=
satu tahun X 1000
Pertengahan Tahun Populasi wanita
a. berusia 15-44
Lebih spesifik tahun
dibandingkan CBR
karena kelahiran berkaitan dengan segmen
penduduk yang dianggap mampu melahirkan
b. Di beberapa negara, kelompok usia reproduksi adalah usia 15-49 tahun
 Tingkat Kesuburan Spesifik Usia
Jumlah Kelahiran pada wanita usia X tahun
= Pertengahan Tahun Populasi wanita umur X tahunX 1000
a. Penyempurnaan paling akurat dalam studi kesuburan

 Angka Kematian
 Angka Kematian Kasar
Jumlah kematian dalam setahun
= Populasi Pertengahan Tahun,
X 1000

a.tahun yang
Kasar sama kematian dipengaruhi oleh berbagai faktor
karena
b. Banyak digunakan karena ketersediaan data

 Angka Kematian Spesifik

Jumlah kematian pada kelompok


=
tertentu X 1000
Populasi Pertengahan Tahun,
a. tahun
Dibuat spesifik
yang sama menurut:
 Usia
 Seks
 Pekerjaan
 Pendidikan
 Paparan faktor risiko
 Kombinasi di atas
b. Lebih valid dibandingkan CDR ketika membandingkan pengalaman kematian
antar kelompok

 Tingkat Penyebab Kematian


Jumlah kematian karena sebab
=
tertentu X 1000
a. NilaiPopulasi Pertengahan
tukar kasar Tahun,
karena penyebutnya mencakup seluruh populasi
tahun yang sama
b. Hal ini dapat dibuat lebih spesifik dengan menghubungkan kematian yang
disebabkan oleh suatu penyebab dan kelompok tertentu dengan populasi
pertengahan tahun dari kelompok tersebut

 Angka Kematian Bayi


Jumlah kematian di bawah usia 1
=
tahun X 1000
Jumlah kelahiran hidup pada
tahun yang sama
a. INDEKS SENSITIF tingkat kesehatan suatu masyarakat
b. AKB yang TINGGI berarti TINGKAT standar kesehatan yang RENDAH
yang disebabkan oleh buruknya layanan kesehatan ibu dan anak, malnutrisi,
sanitasi lingkungan yang buruk, atau buruknya pemberian layanan kesehatan.
c. Dapat diturunkan secara artifisial dengan memperbaiki pencatatan kelahiran

 Angka Kematian Neonatal

Jumlah kematian pada bayi dibawah usia 28 hari


=Jumlah Kelahiran Hidup, pada tahun yang X 1000
sama
 Angka Kematian Pasca Neonatal
Jumlah kematian akibat kehamilan, persalinan dan masa nifas
= Jumlah Kelahiran Hidup
X 1000

 Angka Kematian Ibu


Jumlah kematian akibat kehamilan, persalinan dan masa nifas
= Jumlah Kelahiran Hidup
X 1000

a. Mengukur risiko kematian akibat penyebab yang berhubungan dengan


persalinan
b. Dipengaruhi oleh:
 Praktik kesehatan ibu
 Penetapan diagnostik kondisi ibu atau penyebab kematian
 Kelengkapan pencatatan kelahiran

 Angka Kematian Perinatal


Kematian Janin, usia kehamilan 28 minggu ke atas + kematian neonatal dini, usia 1 minggu
dalam tahun kalender
= X 1000
Jumlah Kelahiran Hidup

 Angka Kematian Proporsional

Jumlah kematian akibat sebab tertentu


=Total kematian karena semua penyebab, pada tahun yang samaX 100
a. Digunakan untuk menentukan peringkat penyebab kematian berdasarkan
besarnya frekuensi
b. Dinyatakan dalam PERSENTASE

 Indeks Swaroop

Jumlah kematian di antara mereka yang berusia 50 tahun ke atas


= Total Kematian, Tahun yang Sama
X 100
a. INDEKS RENDAH berarti angka harapan hidup pendek
b. Berbanding lurus dengan status kesehatan suatu penduduk, dimana negara
maju mempunyai Indeks Swaroop yang lebih tinggi dibandingkan negara
berkembang

 Tingkat Kematian Kasus

Jumlah kematian akibat sebab tertentu


= Jumlah kasus penyakit yang sama
X 100
a. Mengukur kekuatan membunuh suatu penyakit atau cedera
b. CFR yang TINGGI berarti penyakit yang lebih fatal
c. Tarif tergantung pada:
 Sifat penyakitnya
 Kepastian diagnostik
 Tingkat pelaporan dalam populasi
d. CFR dari rumah sakit LEBIH TINGGI dibandingkan dari komunitas

 Tingkat Morbiditas
 Tingkat Insiden
Jumlah KASUS BARU penyakit yang berkembang dalam jangka
=
waktu tertentu X 100.000
Populasi diperkembangan
a. Mengukur wilayah tersebutsuatu
selama periodepada
penyakit waktu yangkelompok
suatu sama yang terpapar
risiko penyakit tersebut dalam jangka waktu tertentu
b. Dapat dibuat spesifik untuk usia dan jenis kelamin

 Tingkat Serangan
Jumlah KASUS BARU penyakit yang berkembang dalam jangka
=
waktu tertentu X 100
Populasi yang berisiko terkena penyakit ini dalam kurun waktu yang
a. Digunakan untuk kelompok samapopulasi dan jangka waktu terbatas, biasanya
selama wabah atau epidemi
 Tingkat Prevalensi
a. Bermanfaat dalam menggambarkan terjadinya kondisi kronis dan sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
b. Berguna juga dalam menghitung tarif pembawa dan tingkat antibodi
A. Prevalensi Titik

Jumlah penyakit yang ada (Kasus Lama dan Baru) pada waktu
=
tertentu X 100
Populasi diperiksa selama waktu itu
B. Periode Prevalensi
Jumlah penyakit yang ada (Kasus Lama dan Baru) pada suatu interval
= waktu tertentu X 100
Populasi diperiksa selama interval waktu tersebut
INTERPRETASI STATISTIK VITAL
Sumber Data
 Catatan Pendaftaran Penting
a. Undang-Undang Catatan Sipil atau Undang-Undang Republik No. 3753
mewajibkan pencatatan semua kelahiran dan kematian – c/o Kantor Sensus dan
Statistik Nasional

b. PD 651 – mewajibkan semua petugas kesehatan untuk mencatatkan kelahiran dalam


waktu 30 hari setelah melahirkan

 Laporan Mingguan dari Tenaga Kesehatan Lapangan


 Sensus Penduduk – dilakukan setiap 5 tahun oleh Badan Sensus dan Statistik Nasional

PEDOMAN KLASIFIKASI DATA


1. Perhitungan Peristiwa Penting – semua peristiwa penting dicatat dan dilaporkan
berdasarkan tempat terjadinya, BUKAN berdasarkan tempat tinggal
2. Perhitungan Usia – usia dicatat pada Ulang Tahun Terakhir
3. Klasifikasi Penyakit dan Penyebab Kematian
a. Definisi/Klasifikasi kejadian baik pembilang maupun penyebutnya agar
konsisten
b. Keakuratan penghitungan kejadian atau populasi yang bersangkutan
c. Penggunaan pembilang yang benar
d. Besaran / Sifat laju

Bagian 14 Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI – studi tentang distribusi penyakit atau kondisi fisiologis seperti kelainan
bentuk atau kecacatan dan bahkan kematian di antara populasi manusia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi distribusi tersebut

TUJUAN: mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sebagai dasar penentuan tindakan


pencegahan dan pengendalian

FASE DESKRIPTIF – berkaitan dengan pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data


mengenai terjadinya penyakit, kondisi kesehatan lainnya

A. VERIFIKASI DIAGNOSA
-menyatakan definisi suatu penyakit/diagnosis berdasarkan tanda dan gejala yang ada
 Pertimbangkan Dua Faktor:
1. Sensitivitas – menunjukkan kekuatan hubungan antara tanda/gejala dan
penyakit; mengambil sebagian besar kasus dan menghindari NEGATIF
SALAH
2. Kekhususan – menunjukkan keunikan hubungan antara tanda/gejala dan
penyakit; mengecualikan non kasus atau menghindari FALSE POSITIF

B. DESKRIPSI PENYAKIT/ KONDISI


 Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi:
1. Tempat – faktor ekstrinsik
2. Orang – karakteristik intrinsik seperti usia, jenis kelamin, kekayaan genetik
dan faktor lain seperti pekerjaan, tempat tinggal, pendapatan dianalisis untuk
mengidentifikasi kelompok rentan di lokasi tertentu

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Masyarakat Terhadap Invasi


Agen Penyakit
a. Herd Immunity – keadaan resistensi suatu kelompok populasi terhadap
penyakit tertentu pada waktu tertentu; tingkat kekebalan kelompok
b. Status Kerentanan – ditentukan oleh jumlah individu yang memiliki sedikit
atau tanpa kekebalan

Pola Kejadian Penyakit


i. Epidemi - situasi ketika terdapat tingginya insiden kasus baru penyakit
tertentu yang melebihi perkiraan
ii. Endemik – kebiasaan adanya suatu penyakit di lokasi geografis tertentu
yang menyebabkan rendahnya jumlah orang yang kebal dan rentan
aku aku aku. Sporadis – penyakit terjadi sesekali dan hanya menyerang
sejumlah kecil orang dibandingkan total populasi
iv. Pandemi – terjadinya suatu penyakit secara global

3. Waktu – pola temporal; dinyatakan dalam harian, mingguan, bulanan, atau


tahunan

C. ANALISIS POLA PENYAKIT


-seseorang mencoba mencari tahu apakah ada hubungan statistik antara suatu penyakit
dan faktor biologis atau sosial

 Kausal – ketika terdapat bukti yang menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu


meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu penyakit dan perubahan pada satu
atau lebih faktor tersebut menyebabkan perubahan terjadinya penyakit tersebut.
 Non Kausal
a. Palsu – karena kebetulan atau bias yang disebabkan oleh prosedur/aspek
tertentu yang terlibat dalam penelitian
b. Tidak langsung – ketika suatu faktor dan penyakit berhubungan hanya karena
keduanya berhubungan dengan kondisi umum yang mendasarinya

Bagian 15 Demografi
A. DEMOGRAFI
Studi empiris, statistik dan matematika terhadap populasi manusia; berasal dari dua kata
Yunani snyos yang berarti orang dan ypagly yang berarti menggambar atau menulis
 Berfokus pada tiga peristiwa manusia yang umum dan dapat diamati:
a. Komposisi atau struktur populasi
b. Distribusi populasi di ruang angkasa
c. Ukuran populasi

 Sumber data demografi


a. Sensus
b. Contoh survei
c. Sistem registrasi
Dua cara Menugaskan Orang
1. De Jure – masyarakat ditempatkan di tempat di mana mereka biasanya
tinggal tanpa memandang di mana mereka berada pada saat sensus
dilakukan
2. De Facto – masyarakat ditempatkan di tempat di mana mereka hadir
secara fisik pada saat sensus, tanpa memandang di mana biasanya
mereka tinggal.
B. KOMPONEN
1. Komposisi Populasi – berkaitan dengan semua karakteristik terukur dari orang-orang
yang membentuk suatu populasi tertentu
a. Rasio jenis kelamin
Jumlah laki-laki
= Jumlah perempuan
X 100

b. Rasio Ketergantungan Usia – digunakan sebagai indeks berkurangnya sumber


daya manusia secara ekonomi akibat faktor usia
Jumlah penduduk berusia 0-14 tahun + Jumlah penduduk berusia 65
=
tahun ke atas X 1000
Jumlah orang berusia 15-64 tahun
c. Komposisi Usia dan Jenis Kelamin – presentasi grafis komposisi usia dan jenis
kelamin suatu populasi melalui penggunaan PIRAMIDA PENDUDUK

d. Usia Median – usia yang di bawahnya terdapat 50% populasi dan di atasnya
terdapat 50% populasi.

e. Harapan Hidup Saat Lahir – jumlah rata-rata tahun yang diharapkan seorang
bayi untuk hidup dalam kondisi kematian pada tahun tertentu
2. Distribusi Populasi
a. Perkotaan – Sebaran Pedesaan – menunjukkan proporsi penduduk yang tinggal
di perkotaan dibandingkan di perdesaan

b. Crowding Index – menunjukkan kemudahan suatu penyakit menular dapat


ditularkan dari satu inang ke inang lain yang rentan

c. Kepadatan Penduduk – menentukan kemacetan suatu tempat

3. Ukuran populasi
a. Peningkatan Alami – perbedaan antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian
yang terjadi pada suatu populasi tertentu dalam jangka waktu tertentu

b. Laju Kenaikan Alami – selisih antara CBR dan CDR suatu populasi tertentu
dalam kurun waktu tertentu

Bagian 16 Target – Pengaturan

PENETAPAN TARGET
-Melibatkan penghitungan penduduk yang berhak menerima layanan imunisasi. Sejak
tujuan Imunisasi Anak Universal sebesar 80% tercapai pada tahun 1989, target imunisasi sejak
tahun 1992 dan seterusnya telah meningkat menjadi 90%. Dua tujuan terpenting adalah sebagai
berikut:
 Keberlanjutan cakupan yang tinggi dan,
 Terpeliharanya Pelayanan Imunisasi yang Berkualitas

A. Populasi yang Memenuhi Syarat


1. Bayi – untuk EPI di suatu barangay, kotamadya, kabupaten, provinsi/kota dan
wilayah, penetapan target didasarkan pada 3% dari total populasi

2. Peserta Sekolah BCG – menggunakan 3% dari total populasi dalam menghitung


jumlah anak yang memasuki kelas satu dalam satu tahun

3. Wanita Hamil – Semua wanita hamil berhak mendapatkan EPI. Penetapan Target
harus mencakup jumlah kehamilan yang akan berakhir dengan kelahiran hidup (3%
dari total penduduk) ditambah jumlah kehamilan (0,5% dari total penduduk); dengan
demikian, persentase perempuan yang memenuhi syarat dalam total populasi adalah
3,5%

B. Menghitung Kebutuhan Vaksin


*Cara Menghitung Kebutuhan Vaksin
 Langkah Pertama: Tentukan populasi yang memenuhi syarat
 Langkah Kedua: Tentukan jumlah dosis yang dibutuhkan dalam setahun dengan
mengalikan jumlah penduduk yang memenuhi syarat dengan jumlah dosis
imunisasi lengkap
DOSIS TAHUNAN YANG DIPERLUKAN = Populasi yang memenuhi

 Langkah Ketiga: Tentukan tingkat pemborosan antigen atau gunakan pengganda


pemborosan. Dari langkah kedua, kalikan hasil kali dengan pengganda limbah
untuk mendapatkan kebutuhan tahunan termasuk tunjangan limbah

DOSIS TAHUNAN DENGAN TUNJANGAN LIMBAH

= Populasi yang memenuhi syarat X Jumlah Dosis X Pengganda


Pemborosan
 Langkah Keempat: Tentukan jumlah ampul atau vial yang dibutuhkan dengan
membagi dosis tahunan dengan dosis per vial atau ampul

KEBUTUHAN VAKSIN TAHUNAN PER DOSIS VIAL = Vaksin Tahunan / Dosis per vial atau

 Langkah Kelima : Tentukan kebutuhan vaksin per bulan atau triwulan

KEBUTUHAN VAKSIN KEBUTUHAN VAKSIN


BULANAN TRIWULANAN

= Total Vial atau ampul / 12 = Total Vial atau ampul / 4


bulan quarter
 Langkah Keenam : Tentukan kebutuhan vaksin per bulan atau triwulan dengan
stok cadangan

KEBUTUHAN VAKSIN BULANAN

= (Total Vial atau ampul / 12 bulan) X 1,25

C. Menentukan Kebutuhan Jarum dan Alat Suntik


*Cara Menghitung Kebutuhan Jarum dan Alat Suntik
 Langkah Pertama: Tentukan populasi yang memenuhi syarat
 Langkah Kedua: Tentukan populasi bulanan yang memenuhi syarat

POPULASI BULANAN = Populasi tahunan yang memenuhi syarat / 12 bulan

 Langkah Ketiga: Kalikan populasi bulanan yang memenuhi syarat dengan


jumlah dosis yang diperlukan untuk setiap antigen
INJEKSI BULANAN = Populasi bulanan yang memenuhi syarat X dosis yang
dibutuhkan per antigen

 Langkah Keempat: Tentukan total kebutuhan termasuk tunjangan tambahan


untuk alat suntik dan jarum suntik

TOTAL SUNTIK YANG DIPERLUKAN = Suntikan bulanan X 1,25 untuk


alat suntik

TOTAL KEBUTUHAN JARUM = Suntikan bulanan X 1,50 untuk jarum


suntik
Bagian 17 Sanitasi Lingkungan

SANITASI LINGKUNGAN
-didefinisikan sebagai studi tentang semua faktor dalam lingkungan fisik manusia yang dapat
memberikan dampak buruk pada kesehatan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidupnya.

TUJUAN: memberantas dan mengendalikan faktor lingkungan dalam penularan penyakit


melalui penyediaan pelayanan dan fasilitas dasar bagi seluruh rumah tangga

KOMPONEN:
 Program Sanitasi Pasokan Air
 Program Pembuangan Kotoran dan Limbah yang Benar
 Pengendalian Serangga dan Hewan Pengerat
 Program Sanitasi Makanan
 Program Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
 Strategi Meminimalkan Risiko Kesehatan Akibat Pencemaran Lingkungan

A. Program Sanitasi Pasokan Air


Tiga Jenis Pasokan dan Fasilitas Air yang Disetujui
tingkat I Tingkat II Tingkat III
Sumber Titik Sistem Faucet Komunal atau Sistem Pengairan atau
Tiang Berdiri Sambungan Rumah
Perorangan
Sumur terlindung atau Sebuah sistem yang terdiri dari Sebuah sistem dengan sumber,
mata air yang sumber, reservoir, jaringan reservoir, jaringan distribusi pipa
dikembangkan dengan distribusi pipa dan keran dan keran rumah tangga yang
saluran keluar tetapi komunal, terletak tidak lebih dari cocok untuk daerah perkotaan
tanpa sistem distribusi 25 meter dari rumah terjauh di yang padat penduduknya
ke daerah pedesaan daerah pedesaan dimana rumah-
dimana jumlah rumah rumah berkerumun secara padat.
tersebar sedikit

B. Program Pembuangan Kotoran dan Limbah yang Benar


Tiga Jenis Fasilitas Toilet yang Disetujui

Tingkat 1 Level 2 Tingkat 3


Fasilitas toilet non- Fasilitas toilet di lokasi tipe Jenis fasilitas toilet
pengangkut air pengangkutan air dengan tipe pengangkut air yang
air tertutup dan disiram terhubung ke tangki septik
dengan fasilitas pembuangan dan/atau sistem saluran
septik/tangki pembuangan ke instalasi
pengolahan

C. Pengelolaan Limbah Padat yang Benar


-mengacu pada metode penyimpanan, pengumpulan dan pembuangan akhir limbah padat
yang memuaskan
REFUSE adalah istilah umum yang diterapkan pada bahan limbah padat dan semi padat
selain kotoran manusia. Bahan limbah dalam sampah dapat dibagi menjadi:
1. Sampah mengacu pada sisa bahan nabati, hewani, dan ikan dari dapur dan tempat
makan. Bahan-bahan ini cenderung membusuk sehingga mengeluarkan bau busuk
dan terkadang juga menjadi makanan lalat dan tikus
2. Sampah mengacu pada bahan limbah seperti botol, pecahan kaca, kaleng, kertas
bekas, bahan tekstil bekas, barang porselen, potongan logam dan bahan pembungkus
lainnya.
3. Abu merupakan sisa pembakaran kayu dan batu bara. Abu dapat menjadi gangguan
karena debu yang berasosiasi dengannya
4. Kotoran Kandang adalah kotoran hewan yang dikumpulkan dari kandang
5. Hewan Mati meliputi bangkai anjing, kucing, tikus, babi dan ayam yang dibunuh
oleh kendaraan di jalanan dan jalan raya umum
DUA CARA PEMBUANGAN KOTORAN
Rumah tangga Masyarakat
Pemakaman Sanitasi tempat Pembuangan
Buka Pembakaran Akhir
Memberi Makan Hewan
Pengomposan
Penggilingan dan
pembuangan saluran
pembuangan

D. Program Sanitasi Makanan


Kebijakan:
1. Perusahaan makanan harus diperiksa
2. Mematuhi persyaratan izin sanitasi untuk semua perusahaan makanan
3. Mematuhi sertifikat kesehatan terkini untuk penjamah makanan,
pembantu rumah tangga, juru masak
E. Program Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
TUJUAN: mencegah risiko tertular infeksi nosokomial dan penyakit lain dari
pembuangan limbah rumah sakit yang menular, patologis, dan lainnya
Kebijakan:
1. Penggunaan teknologi tepat guna dan material asli untuk sistem HWM harus diadopsi
2. Pelatihan seluruh personel rumah sakit yang terlibat dalam pengelolaan limbah harus
menjadi bagian penting dari program pelatihan rumah sakit
3. Peraturan daerah mengenai teknik pengumpulan dan pembuangan, khususnya
insinerator, harus dilembagakan

F. Strategi Meminimalkan Risiko Kesehatan akibat Pencemaran Lingkungan


Ini termasuk yang berikut:
a. Kampanye anti bersendawa asap dan kampanye polusi udara
b. Nol pengelolaan limbah padat
c. Pengelolaan limbah beracun, kimia dan berbahaya
d. Pengendalian dan pemantauan gelombang merah
e. Pengendalian hama terpadu dan pertanian berkelanjutan
f. Pengelolaan Rehabilitasi Sungai Pasig

Bagian 18 Acara Nasional DOH


BABAK PERTAMA 17-23 Pekan Kesadaran Kanker
Januari Februari
16-22 Pekan Pengendalian Kusta 8-14 Serangan asma
Bulan Jantung 19 Hari TBC Nasional
Bulan Kesehatan Gigi Bulan Paru Nasional
Kampanye Keluarga Berencana Bulan Penyelamatan Penglihatan
Berbaris Bulan Peduli Kanker Paru
24 Hari TBC Sedunia September
Bulan Kesehatan Wanita 26 Hari Jantung Sedunia
Bulan Pencegahan Cedera Luka Bulan Peduli Kanker Hati
Bakar Bulan Kesadaran Generik
Bulan Peduli Rabies KUARTER KEEMPAT
Bulan Peduli Kanker Usus Besar dan Rektal
Oktober
KUARTAL KEDUA 1-7 Pekan Lansia Filipina
April 3-9 Pekan Kesehatan Jiwa Nasional
7 Hari Kesehatan Sedunia 3-9 Pekan Pemeriksaan Bayi Baru
Bulan Peduli Kanker pada Anak Lahir Nasional
Mungkin 10-16 Pekan Pendidikan Kesehatan
9-15 Pekan Ibu yang Aman 17-23 Pekan Peduli Osteoporosis
23-29 Pekan Kesehatan Tempat Kerja 17-23 Pekan Kesadaran Keamanan
31 Hari Tanpa Tembakau Sedunia Pangan
Bulan Keluarga Berencana Alami Bulan Peduli Kanker Payudara
Bulan Peduli Kanker Serviks Bulan Anak Nasional
Juni November
5 Hari Lingkungan Hidup Sedunia 7 Hari Fortifikasi Pangan
14 Hari Donor Darah Internasional 7-13 Pekan Pencegahan Penyalahgunaan
23 ulang tahun DOH Narkoba
Bulan Ginjal 14 Hari Diabetes Sedunia
Bulan Tanpa Rokok 17 Hari Peduli PPOK
Bulan Pelayanan Kesehatan Tradisional & Alternatif
Bulan Peduli Demam Berdarah
Dengue Desember
Bulan Peduli Kanker Prostat 1 Hari AIDS Sedunia
Juli 10 Hari Kesehatan Remaja Nasional
18-24 Pekan Kesadaran Diabetes Nasional 11 Hari Asma Sedunia
Bulan Nutrisi
Bulan Donor Darah Sukarela Nasional
Bulan Kesiapsiagaan Bencana Nasional

KUARTAL KETIGA
Agustus
1 Hari Keluarga Berencana
1-17 Pekan Ramah Ibu-Bayi
6-12 Pekan Rumah Sakit Nasional

Anda mungkin juga menyukai