Anda di halaman 1dari 18

“ESENSI PUBLIC HEALTH NURSING”

( Esensi PHN)
Nama Kelompok :
1. Ida rokhayati 30901800080
2. Ika febriana 30901800081
3. Ika safitri N.M 30901800082
4. Indah nurul P 30901800088
5. Ine febriana 30901800090
6. Inge natasya M 30901800091
7. Inka andarista 30901800092
8. Putri ayu D30901800140
Pengertian
• Secara lahiriah, esensi berasal dari esse: jika esse adalah to
be (adalah) maka esensi adalah suatu cara ada.
• Menurut KBBI, Esensi adalah hakikat, inti, hal yang pokok.
• Tepatnya esensi merujuk pada substansi: itu yang ada di dalam
dirinya sendiri. Esensi diartikan dan diterjemahkan oleh pikiran
lewat definisi.
• Sedangkan Public Health Nursing (PHN) adalah praktek
mempromosikan dan melindungi kesehatan masyarakat
menggunakan pengetahuan dari keperawatan, sosial, dan ilmu
kesehatan masyarakat.
1. PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT (PHN)

1. Kebijakan program
a. PHN merupakan bagian integral dari upaya kesehatan puskesmas baik
merupakan upaya kesehatan wajib maupun pengembangan.
Penyelenggaraan PHN dilakukan di dalam dan atau di luar gedung
Puskesmas dengan menggunakan proses keperawatan.
b. PHN berorientasi kepada individu, keluarga, masyarakat / kelompok
pembinaan keluarga / kelompok khusus. Pelaksanaan program merupakan
tugas pokok dan tanggung jawab perawat yang hamper semua kegiatannya
dilakukan secara lintas program dan lintas sektor. Konsep pembinaan adalah
mendorong dan membantu klien sehingga ada alih peran dari perawat
kepada klien untuk mampu menolong dirinya secara mandiri dalam masalah
kesehatan / keperawatan.
Lanjutan……
2. Kegiatan dan sasaran
a. Kegiatan
 Kegiatan dalam gedung Puskesmas
Melakukan asuhan keperawatan pasien rawat jalan, deteksi dini, pendidikan kesehatan, konseling dan
melakukan tugas limpah.
 Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Melakukan asuhan keperawatan kasus individu yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah,
melakukan asuhan keperawatan keluarga dan kelompok khusus yang mempunyai masalah dan potensi
menghadapi maslah serta melakukan asuhan keperawatan mayarakat di daerah binaan.

b. Sasaran
1. Maternal
2. Keluarga dengan bayi Resti ( penemonia berat, BBLR )
3. Keluarga dengan Balita Resti
4. Keluarga dengan penderita resiko lainnya / penyakit kronis
5. Keluarga dengan Usila Resti
6. Keluarga dengan tindak lanjut.
Permasalahan Program PHN
1. Program kerja PHN yang cenderung vakum karena kurangnya pemahaman konsep kerja dan
aplikasi pelaksanaan PHN.
a. Belum ada perawat di Puskesmas Sungai Ulin yang pernah mengikuti diklat fungsional
perawat ataupun yang dilatih untuk melaksanakan program PHN.
b. Tidak adanya pembinaan/bintek dan supervisi ke Puskesmas Sungai Ulin oleh staf
fungsional perawat dari Dinkes Kota Banjarbaru selaku koordinator PHN Kota Banjarbaru.

2. Masih kurangnya dukungan dari para pengambil keputusan/kebijakan di lingkup kerja


pembangunan kesehatan di Kota Banjarbaru yang kemungkinan disebabkan oleh persepsi tentang
tupoksi perawat di Puskesmas yang masih kurang tepat sehingga pada prakteknya program PHN
yang menjadi tanggung jawab utamanya dalam memberikan perawatan komunitas justru terabaikan
tanpa pembinaan maksimal.
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Perlunya pelatihan dan refreshing program PHN yang dikoordinir oleh staf fungsional perawat di Dinkes
Kota Banjarbaru selaku koordinator PHN Kota Banjarbaru terutama bagi koordinator PHN Puskesmas
yang belum pernah dilatih program PHN yang selanjutnya akan mensosialisasikan kepada rekan perawat
lainnya di Puskesmas.
2. Perlunya pertemuan rutin bulanan/per-triwulan oleh seluruh koordinator PHN Puskesmas yang dikoordinir
oleh staf fungsional perawat di Dinkes Kota Banjarbaru selaku koordinator PHN Kota Banjarbaru, dengan
tujuan untuk sharing atas masalah/kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program PHN di
Puskesmas serta menambah wawasan/update informasi dan keilmuan perawatan komunitas.
3. Perlunya kegiatan pembinaan dan supervisi oleh staf fungsional perawat di Dinkes Kota Banjarbaru selaku
koordinator PHN Kota Banjarbaru ke Puskesmas secara rutin, dengan tujuan untuk memastikan dan
membantu terlaksananya program PHN di Puskesmas.
4. Perlunya dukungan serius dari semua pihak dari para pengambil keputusan dan kebijakan di Kota
Banjarbaru terutama pejabat Dinkes Kota Banjarbaru untuk mengembalikan tupoksi perawat Puskesmas
agar tidak terjadi disorientasi tugas utama sebagai perawat komunitas dengan melaksanakan program PHN.
2. Community Health Nursing (CHN)

CHN (Community Health Nursing) adalah sebuah sintesis dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang
diterapkan untuk mempromosikan dan melestarikan kesehatan penduduk Tidak terbatas pada kelompok umur tertentu diagnosis,
dan terus, tidak episodik. Promosi kesehatan, pemeliharaan, pendidikan kesehatan, manajemen, koordinasi, dan kontinuitas
perawatan perawatan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dalam masyarakat (ANA di Stanhope dan Lancaster, 1999).  Konsep
Falsafah CHN, yaitu:

1. Kesehatan yang baik dan usia panjang produktif adalah hak setiap individu tanpa membedakan suku dan jenis kelamin.
2. Semua orang mempunyai kebutuhan belajar.
3. Beberapa klien mungkin tidak memahami kebutuhan belajarnya atau kebutuhan bantuan untuk mencapai tingkat sehat yang
tinggi.
4. Orang akan menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat untuk dirinya, shg pengetahuan memiliki makna tertentu
5. Kesehatan yang baik dan pelayanan kesehatan memberi kesempatan masyarakat luas untuk hidup lebih baik sesuai potensi
dan pengaruh standar hidup.
6. Kesehatan merupakan salah satu nilai saing klien dan memiliki prioritas yang berbeda pada waktu yg berbeda.
7. Nilai dan konsep sehat berbeda tergantung pada budaya, agama dan latar belakang sosial klien
8. Otonomi individu dan komunitas membri prioritas yang berbeda pada waktu yang berbeda
9. Klien à fleksibel dapat berubah sesuai stimulus internal atau eksternal
10. Klien termotivasi untuk berkembang
11. Kesehatan merupakan penyesuaian klien yang dinamis thd lingkungan
12. Klien dapat berpindah kearah yang berbeda  sepanjang  rentang pada waktu yang berbeda
13. Fungsi utama CHNà membantu klien mencapai tingkat sehat yang tinggi
Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi
dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun,
2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Lanjutan…
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari  yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait
dengan keperawatan komunitas adalah:
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan
dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu:
fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
menghindari atau mengatasi stresor. 
Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak
melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2009).
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972
dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai
klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai
mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya. 
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan
pada individu tersebut.
2. Tingkat Keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan keluarga
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial
ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular
dan kronis.
3. Tingkat Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam lingkup
Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat
kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009).
1. Diagnosa Keperawatan 
a. Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun
potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. 
b. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data
penunjang (S) (Mubarak, 2005).
c. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
d. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi
keperawatan.
e. Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.
2. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang  tepat
5. Lakukan olahraga secara rutin 
6. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk 
memperbaiki lingkungan komunitas
7. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
3. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam
pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung
jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan  komunitas 

4. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:   
5. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
6. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
7. Mencatat adanya  kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
PENCEGAHAN primer
“Pemberdayaan individu, keluarga, dan komunitas untuk mencapai dan memelihara kesehatan dan fungsi
yang maksimal melalui promosi perilaku peningkatan kesehatan dan pengurangan faktor risiko biologis,
ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkontribusi pada timbulnya penyakit, masalah kesehatan, dan cacat ”

• Contoh pencegahan primer oleh perawat •Contoh upaya Pencegahan Primer MDPH
kesehatan masyarakat meliputi:
 Melakukan klinik imunisasi dewasa dan anak-
anak meliputi:
 Program tentang risiko merokok Inisiatif Tembakau
 Penyuluhan dan penyuluhan gizi pra-kelahiran Program Stempel Makanan
 Program pengurangan stres Program Gizi WIC (Wanita, Bayi, dan Anak)
 Keselamatan lansia dan pencegahan jatuh di
Program Pencegahan Penyakit Kronis
rumah
Pencegahan sekunder
Tujuannya adalah untuk menyembuhkan penyakit pada tahap awal, atau untuk memperlambat
perkembangannya. Unsur pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan yang
tidak terpenuhi dari populasi yang tidak diasuransikan dan kurang diasuransikan.

• Contohnya paling umum dalam bentuk skrining dan • Contoh Pencegahan Sekunder MDPH meliputi:
dapat mencakup:  Program untuk anak dengan AIDS (Acquired
Pengujian Profil Lipid untuk mendeteksi faktor Immunodeficiency Syndrome)
risiko Penyakit Arteri Koroner  Intervensi dini untuk bayi dan anak berkebutuhan
Pengujian PAP (Papanicolou) untuk Kanker Serviks khusus
Tes Mantoux untuk Tuberkulosis  Kesehatan sekolah
Pengujian fenilalanin pada bayi untuk PKU  Kesehatan pengungsi
(Fenilketonuria)  Deteksi dan pengobatan keracunan timbal
Pencegahan tersier
Intervensi untuk meningkatkan kesehatan maksimal dari mereka yang mengalami penyakit atau
cedera, yang dirancang untuk membatasi timbulnya kecacatan dan kondisi sekunder yang
diakibatkan dari kesehatan awal.

• Contoh intervensi tersier keperawatan kesehatan •Contoh pencegahan tersier DPH


masyarakat meliputi:
meliputi:
 Kunjungan rumah untuk orang yang sakit kronis
 Rujukan individu dan keluarga ke kelompok
Program berhenti merokok yang
pendukung untuk terapi dan intervensi tertentu, disponsori oleh
yaitu terapi fisik untuk pasien stroke untuk
mempertahankan kekencangan otot, memulihkan Tobacco Initiative
gerakan dan mencegah kontraktur  Program Intervensi Dini
 Layanan khusus untuk individu dengan kerusakan
organ sisa
 Bayi dengan hasil akhir janin yang buruk akibat
hipertensi yang diinduksi kehamilan (PIH)
TERIMA
KASIH….

Anda mungkin juga menyukai