Disusun Oleh :
Erna Nur Safitri
NIM : 20902100049
Disusun Oleh :
Erna Nur Safitri
NIM : 20902100049
menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir ini, Saya susun tanpa tindakan
Semarang, 03 Agustus
2022
Penulis,
Karya Ilmiah Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim
Hari : Rabu
Semarang, 03 Agustus
2022
Pembimbing
Di susun Oleh :
Penguji I
Penguji II
Penguji III
kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
bahwa penulisan KIA ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
4. Ns. Betie Febriana, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah sabar
Penulis menyadari bahwa KIA ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik sebagai evaluasi bagi
Semarang, 03 Agustus
2022
Penulis,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagi kejadian yang nyata (Kaplan, H.I., Sadock, B.J & Greb, 2010).
Aceh, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan (Saswati & Sutinah, 2018).
Pada tahun 2012 Badan Riset dunia menyatakan sebanyak 450 juta
dengan ODGJ (D. L. P. Sari et al., 2022). Menurut (Stuart & Laraia,
dirinya, sehingga pasien dapat melukai diri sendiri, melukai orang lain,
tidak dapat mencapai tujuan (Akbar & Rahayu, 2021). Menurut dampak
Salah sati terapi spiritual yang dapat diberikan kepada pasien halusinasi
agar selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa (Gasril & Sasmita,
tata cara tertentu yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan hadist Nabi untuk
manusia dari bahaya hawa nafsu dan mengobati penyakit mental dengan
melakukan dzikir dengan tekun, khusu’ dan konsentrasi yang baik maka
Akhir.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
terapi dzikir.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Halusinasi
1. Pengertian
2011).
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
2) Faktor Psikologis
a) Frustasi muncul ketika keinginan keinginan
sesorang tidak dapat dicapai sehingga
menyebabkan atau mendorong seseorang untuk
melakukan perilaku kekerasan. Misalnya hilang
pekerjaan.
b) Respon belajar yang dapat dicapai ketika
terdapat fasilitas atau keadaan yang dapat
mendukung
c) Keinginan yang belum terpenuhi melalui
kegiatan-kegiatan yang positif
3) Faktor Sosial Kultural.
a) Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi
perilaku seseorang ketika sedang marah. Aturan
yang ada di lingkungan sekitar dapat memicu
seseorang untuk berperilaku agresif.
b. Faktor prespitasi
1) Perilaku
2) Psikologis
tidak menyenangkan.
3) Stressor
Peningkatan stress serta kecemasan akan terjadi saat
halusinasi.
4) Biokimia
neurobiologi
Maladaptif
Keterangan :
a. Mayor
b. Minor
Diantaranya yaitu:
5. Klasifikasi halusinasi
6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
b. Non farmakologi
2) Terapi Individu
2019).
B. Terapi dzikir
1. Pengertian
kondisi klien sehingga jiwa dan hatinya berada dalam kondisi dan
2. Manfaat dzikir
terhindar dari bahaya dan dapat menjadi terapi jiwa, terapi fisik,
Hawqalah
1. Pengkajian
a. Identifikasi klien
b. Alasan masuk
2) Riwayat pengobatan
4) Trauma
d. Pemeriksaan fisik
1) TTV
2) Keluhan fisik
2. Pohon masalah
3. Diagnosa keperawatan
4. Pelaksanaan
dan berdzikir
dengan menghardik
berbincang bincang
dengan jadwal
kegiatan harian
pasien
2) Jelaskan tentang halusinasi pada keluarga
(discarge planning)
5. Evaluasi
pasien
obat
BAB III
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pada laporan kasus penulis akan membahas mengenai Asuhan
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Pasien 1
b) Pasien 2
bekerja serabutan.
2. Alasan masuk
a) Pasien 1
b) Pasien 2
a) Pasien 1
b) Pasien 2
4. Pengobatan sebelumnya
a) Pasien 1
b) Pasien 2
rumah sakit.
5. Genogram
a) Pasien 1
Keterangan :
b) Pasien 2
Keterangan :
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
a) Pasien 1
b) Pasien 2
Al Qur’an.
7. Pemeriksaan fisik
a) Pasien 1
keluhan fisik.
b) Pasien 2
keluhan fisik.
8. Konsep diri
a) Pasien 1
b) Pasien 2
Al-Qur’an.
9. Hubungan sosial
a) Pasien 1
Pasien mengatakan bahwa orang terdekat adalah istri dan anak-
b) Pasien 2
malu dan sering diejek, pasien juga mengatakan malas dan tidak
a) Pasien 1
dan pasien mampu menjawab saat ditanya tadi pagi sarapan apa,
b) Pasien 2
suara dan merasa marah jika suara itu muncul terus menerus
b) Pasien 2
a) Pasien 1
b) Pasien 2
a) Pasien 1
2) Terapi Medik :
risperidone 2x2 mg
trihexifenidil 2x2 mg
b) Pasien 2
2) Terapi medik :
Clozapim 2x100mg.
Hexymer
B. Analisa Data
1) Pasien 1
lingkungan
berbicara dengan orang lain, tidak suka ramai-ramai orang dan tidak
2) Pasien 2
Pada hari Rabu, 1 Juni 2022 pukul 08.00 didapatkan data Subyektif
tidak jelas apa yang dibisikkan, saat suara muncul pasien akan
mencari sumber suara dan merasa marah jika suara itu muncul ters
orang bingung.
lingkungan
tidak mau keluar dari rumah, hanya ingin dirumah saja bersama
C. Diagnosa Keperawatan
kategori intregitas ego, dengan gejala dan tanda mayor sebagai berikut :
Subyektif Obyektif
sendiri, mondar-mandir.
Sumber : (PPNI, 2017)
D. Intervensi Keperawatan
Setelah data di ambil pada hari Rabu, 1 Juni 2022 penulis mulai
kegiatan.
aktivitas berdzikir.
SP 4 : Evaluasi kemampuan pasien mengontrol halusinasi dengan
E. Implementasi Keperawatan
1) Pasien 1
mengontrol halusinasinya.
sana jangan ganggu saya kamu tidak nyata. Pada pukul 10.30
tindakan SP4.
2) Pasien 2
a) 1 Juni 2022
b) 2 Juni 2022
SP4.
c) 3 Juni 2022
F. Evaluasi Keparwatan
1) Pasien 1
evaluasi pada Tn.A tindakan SP1 dan SP2 sebagai berikut: Subjektif
mandiri.
Pasien 1
TN.A
tau cara minum obat. Objektif pasien tenang dan kooperatif saat di
Tn.M
BAB IV
PEMBAHASAN
Tengah. Pembahasan pada bab ini berisi perbandingan antara tinjauan kasus
dengan tinjauan pustaka. Proses keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian,
perawatan pasien yang ada diruangan, sedangkan data dari keluarga tidak
keperawatan.
A. Pengkajian
pada Tn. A sudah 3 tahun tidak bekerja karena pasien yang berprofesi
atau dalam kasus Tn. M adalah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada tahun 2019 selama satu bulan, pengobatan klien berhasil dan klien
sudah pulang tetapi gangguan jiwa yang di alami klien kambuh kembali
sehingga pada tahun 2022 klien dibawa kembali di RSJD Dr. Amino
didapatkan data bahwa Tn. A sering diejek tetangga karena orang miskin
dan hanya seorang tukang ojek, selalu dipandang rendah dan sedih
Data-data yang ada pada teori di atas sudah sesuai dengan data-data
singkat, jelas dan lugas terkait masalah kesehatan klien (Rachmawati et al.,
2015).
Diagnosa yang diangkat pada Tn.A dan Tn.M adalah gangguan presepsi
sensori yang sudah sesuai dengan SDKI dengan nomor diagnosa D.0085, sub
2017).
dimana pada Tn.A dan Tn.M yang menjadi core problem adalah gangguan
C. Intervensi keperawatan
sebelumnya untuk spesifik yang diharapkan dari klien dan atau tindakan yang
harus dilakukan oleh perawat. Intervensi harus spesifik dan dinyatakan dengan
jelas dimulai dengan kata kerja aksi atau kalimat perintah (Damaiyanti &
Iskandar, 2012). Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum,
dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berfokus
kegiatan
berdzikir.
Terapi dzikir yang diberikan kepada Tn.A dan Tn.M sudah sesuai
halusinasi, terapi ini tetap masuk dalam rangkain strategi pelaksanaan pada
jika dilafalkan dengan baik dapat membuat hati seseorang menjadi tenang
dan rileks (D. L. P. Sari et al., 2022). Terapi dzikir ini cocok diberikan
D. Implementasi keperawatan
masih sesuai dan apakah masih dibutuhkan oleh klien saat itu. Keseluruhan
tindakan yang dilaksanakan oleh penulis dan respon yang didapatkan dari
klien didokumentasikan oleh penulis atau perawat (Affiroh & Sholikah, 2020).
pemberian tindakan terhadap Tn.A dan Tn.M dengan melakukan SP1 Pasien