Oleh
Debiyana Anggi
Suyanti
5.20.023
Karya Tulis Ilmiah Ners ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Profesi Ners
Oleh
Debiyana Anggi
Suyanti
5.20.023
i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 5.20.023
Judul Karya Tulis Ilmiah Ners : Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia
DEWAN PENGUJI
Ketua Penguji : Ns. Asti Nuraeni, M.Kep., Sp. Kep. Kom (.......................)
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
Tanda Tangan :
Tanggal : 30 Agustus 2021
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Nim : 5.20.023
Royality-free Right) atas Karya Tulis Ilmiah Ners saya berjudul : Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Lansia Asam Urat dengan Nyeri Akut di Kelurahan
Karangayu Semarang Barat. Dengan Hak Bebas Royaliti Non eksklusif ini STIKES
data dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
Yang menyatakan,
iv
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA
ASAM URAT DENGAN NYERI AKUT
DI KELURAHAN KARANGAYU
SEMARANG BARAT
Debiyana Anggi Suyanti1, Prita Adisty Handayani2, Asti Nuraeni 3
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners STIKES Telogorejo
1
ABSTRAK
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
penyakit yang dialami para lansia merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang
bersifat degeneratif atau disebabkan oleh faktor usia salah satunya adalah penyakit
asam urat. Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat
yang beredar didalam tubuh manusia di produksi sendiri oleh tubuh (asam urat
eksogen) dan berasal dari makanan (asam urat eksogen) yang mengakibatkan nyeri
hingga mengakibatkan radang pada persendian. Tujuan penulisan yaitu mampu
melakukan asuhan keperawatan gerontik pada lansia dengan asam urat di wilayah
Kelurahan Karangayu. Pembuatan KTIN ini menggunakan metode studi kasus
melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Hasil
pengkajian pada lansia didapatkan lansia merasa nyeri pada kedua lutut terasa cekot-
cekot dengan skala nyeri
4. Lansia tidak mematuhi anjuran dokter untuk menghindari makanan yang
mengandung purin. Lansia juga tidak rutin dalam meminum obat yang diresepkan
dokter. Diagnosis keperawatan yang di dapat yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis, manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
kurang terpapar informasi, dan ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang motivasi.
Intervensi menggunakan SLKI dan SIKI di terapkan di dalam TUK 1-5. Salah satu
intervensi yaitu dilakukan manajemen nyeri dengan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai nyeri dan asam urat serta intervensi tambahan dari jurnal yang
terbukti menurunkan tingkat nyeri asam urat adalah rendam kaki dengan air jahe.
Evaluasi keperawatan yang didapatkan pada lansia asam urat setelah diberikan
rendam kaki dengan air jahe yaitu ekspektasi dari SLKI dapat tercapai yaitu tingkat
nyeri menurun dengan keluhan nyeri menjadi cukup menurun (4), meringis menjadi
cukup menurun (4), gelisah menjadi cukup menurun (4), tekanan darah menjadi
cukup membaik (4). Rencana tindak lanjut untuk lansia dengan memberikan terapi
lainnya yang dapat meredakan nyeri dan menurunkan kadar asam urat.
v
THE GERONTIUS NURSING CARE FOR ELDER
WITH GOUT AND ACUTE PAIN IN KARANGAYU WARD
WESTERN SEMARANG
ABSTRACT
Elderly is the final development phase in human life cycle. In this phase, the elder
people experience incommunicable diseases. The diseases are degenerative and
occurred due to age factor. One of them is gout. Gout is the final product of purine
metabolism. The circulating gout in human body is produced by the body (exogenous
uric acid) and comes from foods. It causes pain and joint inflammation. This writing
aims to provide gerontious nursing care for elder people with gout in Karangayu
ward. This study case writing used nursing care approach. It consisted of reviewing,
diagnosing, planning, implementing, and evaluating. The results of the review showed
that the elder people with pain on their knees had 4-scale pain. The elders did not
obey the doctor's suggestion to avoid the purine-contained food. They also did not
regularly consume the prescribed medicines. The nursing diagnosis found acute pain
related to physiological injury agent, ineffective health management related to lack
of information, and disobedience related to lack of motivation. The intervention used
the Output Standard of Indonesia’s Nursing Care and the Intervention Standard of
Indonesia’s Nursing Care within TUK 1-5. One of the intervention was pain
management and gout educations. The additional intervention from the articles could
lower the gout pain by soaking feet in ginger water. The nursing evaluation showed
that elder with gouts, after soaking their feet in ginger water, experienced lowered
pain (4), lowered grimace (4), lower anxiety (4) and relatively excellent blood
pressure (4). Futher intervention for the elder people was by applying other therapies
to lose the pain and lower the gout level.
vi
PRAKATA
Alhamdulilah, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat dan karuniaNya, serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ners yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia Asam Urat dengan Nyeri Akut di
penyusunan Riset Keperawatan ini tidak luput dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. dr. Swanny Trikajanti W., M.Kes., Ph.D, selaku Ketua STIKES Telogorejo
Semarang.
2. Ns. Ismonah, M.Kep, Sp.MB., selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKES
Telogorejo Semarang.
3. Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep., Sp.MB, selaku Ketua Program Studi
4. Ns. Prita Adisty Handayani, M.kep., RN, selaku Pembimbing yang telah
5. Ns. Asti Nuraeni, M.Kep., Sp. Kep. Kom, selaku Penguji dan wali dosen Profesi
Ners yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan arahan serta
6. Bapak, Ibu dan Adik (Bapak Priyanto, Ibu Utami, Iqball Wahyu Adesta) saya
kasih sayang sehingga Karya Tulis Ilmiah Ners ini bisa terselesaikan.
7. Kakek dan Nenek yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan doa.
vii
8. Teman-teman terdekat Meli, Erika, Hani, Uly, Era, Intan, Mila, Puput, Husna,
dan yang tidak dapat disebut satu persatu yang selalu memberi dukungan,
10. Teman-teman satu bimbingan (Puput, Naura, Vina, Melysa, Huda, Umi Idayati)
11. Ricko Setya Hutama yang memberikan semangat dan selalu sabar
Pada Karya Tulis Ilmiah Ners ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang
telah di berikan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ners ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah Ners ini dapat bermanfaat
bagi ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan keluarga dan gerontik. Allah
SWT senantiasa memberikan kemudahan dalam segala urusan bagi hambanya yang
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................................iii
ABSTAK.... ................................................................................................. v
ABSRACT..............................................................................................................vi
PRAKATA............................................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................ 5
C. Manfaat ............................................................................... 6
A. Lansia ................................................................................. 7
B. Asam Urat....................................................................................14
C. Konsep Keperawatan...................................................................28
A. Pengkajian Keperawatan..............................................................36
B. Analisa Data.................................................................................38
C.
Diagnosis - Evaluasi....................................................................39
ix
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan..............................................................45
B. Diagnosis - Evaluasi....................................................................50
A. Simpulan......................................................................................69
B. Saran............................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR
Halaman
xi
DAFTAR
Halaman
Skema 2.1 Pathways Asam Urat...........................................................................22
xii
DAFTAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia dari 60
tahun. Menua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006, dalam Widiyawati &
Sari, 2020).
Jumlah penduduk lansia (di atas 60 tahun) dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan hampir seluruh dunia. Jumlah penduduk lansia dari total penduduk
dunia akan naik dari 12% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun 2025 dan
Affairs, Population Division, 2017). Dalam waktu hampir lima dekade, pers
entase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni
menjadi 9,92 persen (26 jutaan) dimana lansia perempuan sekitar satu persen
seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh
mendominasi dengan
1
2
besaran yang mencapai 64,29 %, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70-79
tahun) dan lansia tua (80 tahun) dengan besaran masiang-masing 27,23 % dan
Pada tahun 2020 Sari, et al (2020) mengatakan hampir seluruh lansia Indonesia
seperempat lansia yang ada di indonesia (24,35%). Tahun ini sudah ada enam
provinsi yang memiliki struktur penduduk tua dimana penduduk lansianya sudah
mencapai 10%, yaitu: di Yogyakarta (14,71 %), Jawa Tengah (13,81 %), Jawa
Timur (13,38
%), Bali (11,58 %), Sulawesi Utara (11,51 %), dan Sumatera Barat (10,07 %).
Pada umumnya, penyakit yang dialami para lansia merupakan penyakit tidak
menular (PTM) yang bersifat degeneratif atau disebabkan oleh faktor usia
misalnya penyakit jantung, asam urat, diabetes mellitus, stroke, rematik, dan
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang
beredar didalam tubuh manusia di produksi sendiri oleh tubuh (asam urat
eksogen) dan berasal dari makanan (asam urat eksogen). Sekitar 80-85 % asam
urat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan.
Perlu diketahui, kadar asam urat normal wanita dewasa 2,4-5,7 mg/dl, pria
dewasa 3,4- 7,0 mg/dl, dan anak-anak 2,8-4,0 mg/dl (Lingga, 2012). Purin
merupakan salah
3
satu komponen asam nukleat yang terdapat di dalam inti sel tubuh semua
makhluk hidup. Purin diproduksi oleh ginjal dan pasti terdapat didalam tubuh
manusia. Selain itu, asupan purin juga berasal dari berbagai makanan yang
dikonsumsi, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan (Herliana, 2013).
Radang sendi pada masalah asam urat biasanya timbul dengan gejala lengkap
berupa nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna kemerahan
dan bila diraba terasa panas. Rasa nyeri yang sedemikian hebat biasanya timbul
menjelang pagi hari. Rasa nyeri tersebut membuat penderita sukar berjalan
(Dalimartha, 2014).
Pengobatan asam urat dapat dilakukan dengan pengobatan farmakologis dan non
umumnya dengan menggunakan berbagai jenis obat kimia seperti, obat anti-
farmakologis terbagi menjadi beberapa golongan yaitu terapi jus, terapi diet, dan
terapi herbal. Terapi jus merupakan sebagai pendukung dan pelengkap dari
pengobatan lain baik terapi medis, terapi diet dan terapi herbal. Terapi diet dapat
dilakukan apabila kadar asam urat sudah mulai tinggi, bahka melebihi kadar
asam urat normal. Terapi diet dapat dilakukan dengan mengatur makanan yang
tinggi. Yang terakhir adalah terapi herbal, terapi ini sudah lama dilakukan secara
turun-temurun. Terapi
4
herbal merupakan pengobatan yang menggunakan tanaman atau bagian tanaman
Peran perawat sebagai care provider pada lansia dengan penyakit kronis seperti
asam urat juga sangat penting bagi mereka. Peran perawat ini ditujukan kepada
diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung pada berbagai tatanan
keperawatan pada pasien penderita asam urat yaitu dengan cara memberikan
jumlah kalori makanan dan pola makan teratur sehingga dapat menurunkan
maifestasi asam urat yang akan menciptakan kualitas hidup yang baik sesuai
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 21 Juni 2021,
pada lansia Tn.S dengan masalah asam urat di Kelurahan Karangayu Semarang
Barat, didapatkan bahwa kadar asam urat darah pada Tn.S sebesar 9 mg/dl,
dimana kadar asam urat melebihi batas normal yaitu 3,7-7,0 mg/dl. Tn.S
mengatakan nyeri pada persendian khususnya pada kedua lutut kaki. Saat
Tn.S juga memiliki kebiasaan merokok sejak usia muda sampai sekarang. Tn.S
sering periksa ke dokter jika asam uratnya kumat dan meminta obat, tetapi obat
jarang diminum dan diminum hanya jika merasakan nyeri pada lutut. Tn.S
dan kopi jika sehabis bekerja. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
asam urat.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 1 ayat 1 adalah seseorang yang telah
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
2. Klasifikasi Lansia
a. Usia pertengahan (middle age) yaitu seseorang yang berusia 45-59 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) yaitu seseorang dengan usia lebih dari 90
tahun.
7
8
3. Ciri-Ciri Lansia
2021):
terjadi.
diri yang buruk pula dari lansia. Misalnya, jika dalam suatu keluarga,
Berikut uraian tugas lanjut perkembangan lanjut usia yang dikemukakan oleh
(penghasilan) keluarga.
Beberapa faktor menurut Rogers (1978, dalam Triningtyas & Muhayati, 2018)
sebagai berikut:
a. Model kronologis
seseorang. Hal yang perlu diperhatikan adalah orang dengan usia yang
sama. Misalnya orang usia 70 tahun dapat sama dengan orang usia 40
hukum belum menjamin kedewasaan dari sudut pandang diri orang itu
indonesia sudah
1
bertanggungjawab.
c. Model biologis
d. Pendekatan sosio-kultural
Hal ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan yang ada dalam filsafat
tahun masih merasa kuat dan memandang dirinya seperti orang usia 40
tersebut sebagai orang usia 65 tahun dan waktunya pensiun juga tidak
terelakkan lagi.
mengarah ke kutub yang positif, maka fase hidup terakhir juga ditandai
maka fase yang terakhir ditandai oleh keadann despair atau putus asa
dan kesedihan.
1
a. Perubahan Fisik
perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan keriput, masa
keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam hidung
(uban),
1
kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta kuku kaki
dan refleks.
retensi urine.
1
b. Perubahan Psikologis
c. Perubahan Kognitif
mudah lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek
1. Pengertian
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu
kelompok struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber
utama purin yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang
didapatkan dari asupan makanan seperti tanaman atau hewan. Asam urat
menghasilkan asam urat. Asam urat menjadi masalah ketika kadar di dalam
2. Etiologi
a. Usia
bertambah tuanya
1
b. Jenis kelamin
secara alami laki-laki memiliki kadar asam urat di dalam darah yang
urat, alasan kenapa serangan penyakit asam urat lebih jarang pada
kadar asam urat pada pria lebih tinggi. Presentase kejadian gout pada
wanita lebih rendah daripada pria. Walaupun demikian kadar asam urat
c. Tekanan darah
urat melalui degradasi ATP menjadi adenin dan xantin. Peneliti lain
2015).
d. Aktivitas fisik
seperti berkurangnya aktivitas fisik karena jam kerja yang panjang. Hal
fisik yang cenderung statis karena harus duduk dalam waktu lama
dkk., 2016).
Salah satu faktor risiko asam urat adalah faktor genetik atau keturunan.
Gen adalah faktor yang menentukan pewarisan sifat –sifat tertentu dari
(gen) dan faktor lingkungan. Sekitar 18% penderita asam urat memiliki
Faktor
1
f. Asupan makanan
dengan kandungan purin yang ada dalam makanan yang kita konsumsi.
Asam urat sebagai penyebab utama penyakit asam urat (gout) adalah
hasil akhir dari metabolisme zat purin. Zat purin itu sendiri dibutuhkan
oleh tubuh dan hampir semua jenis makanan mengandung zat purin.
jenis yang lain memiliki zat purin tinggi. Pola makan yang tidak sehat
urat karena akan terjadi over produksi asam urat yang dipecah dari
risiko terkena asam urat pada kaum wanita lanjut usia yang umumnya
2011).
g. Alkohol
alkohol
1
adalah gaya hidup yang wajib dilakukan agar menaikkan pamor, lebih
darah. Alkohol akan memicu enzim tertentu dalam liver yang memecah
protein dan menghasilkan lebih banyak asam urat. Alkohol juga dapat
asam urat dari tubuh membuat zat tersebut akan menumpuk (Noviyanti,
2015). Hal ini juga dapat dihubungkan dengan konsumsi makanan purin
tinggi dan purin sedang yang sering digunakan sebagai pelengkap oleh
akan semakin banyak makanan purin tinggi atau purin sedang yang
kadar asam urat dalam darah akan semikin tinggi. Konsumsi minuman
beralkohol dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif lama
h. Kegemukan (Obesitas)
Kelebihan berat badan dapat mejadi masalah yang cukup serius ketika
jantung koroner dan masih banyak lagi. Obesitas yang tidak ditangani
risiko penyakit asam urat. Sebagian dari penderita asam urat adalah
juga menyebutkan bahwa penyakit asam urat lebih banyak diderita pada
atau protein purin yang lebih banyak dari kadar normal (Noviyanti,
2015).
2
berisiko 45%. Minuman ringan yang manis biasanya tinggi fruktosa dan
j. Obat-obatan tertentu
Pengendalian kadar asam urat ada dua yaitu penurunan kadar asam urat
Ada tiga jenis obat yang digunakan untuk pengendalian kadar asam
kelompok obat urikosurik. Obat ini akan membuat urine yang dibuang
urine yang
2
(Noviyanti, 2015).
3. Patofisiologi
Orang yang sudah lanjut usia rentan terkena penyakit. Semakin menurunnya
kekuatan fisik dan daya tahan tubuh membuat mekanisme kerja organ tubuh
menjadi terganggu sehingga rentan terhadap serangan penyakit. Hal ini dapat
urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan
inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan
dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan, dan telinga. Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut
Pathway
4. Manifestasi Klinik
Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut (serangan
batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout
4. Komplikasi
Tophi adalah endapan kristal urat yang terbentuk di bawah kulit dalam
kasus asam urat kronis, atau asam urat tophaceous. Tophi paling sering
kulit dan biasanya tidak menyakitkan, kecuali selama serangan asam urat
ketika tophi menjadi meradang dan bengkak. Saat tophi terus tumbuh,
Kondisi ini dapat menjadi penyebab kerusakan dan kehancuran sendi yang
lebih parah.
b. Deformitas sendi
Jika penyebab asam urat tidak diobati, serangan akut asam urat akan
pada jaringan sendi. Akibatnya, terjadi erosi tulang (sendi keluar dari
pada sendi. Kondisi ini jelas akan menyulitkan penderita asam urat sulit
bergerak.
c. Batu ginjal
Batu ginjal termasuk salah satu komplikasi asam urat yang perlu
diwaspadai. Kristal urat yang menyebabkan gejala nyeri asam urat pada
dan membuat batu ginjal yang menyakitkan. Sementara, batu ginjal urat
d. Penyakit ginjal
gagal ginjal. Orang dengan sakit ginjal kronis cenderung lebih sering
terkena asam urat, sedangkan orang dengan asam urat berisiko tinggi
e. Penyakit jantung
Gout umum terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi, penyakit arteri
koroner, dan gagal jantung. Melansir Buku Bebas Penyakit Asam Urat
Tanpa Obat oleh Lanny Lingga (2012), dengan menurunkan kadar asam
urat, seseorang berarti telah menyingkirkan salah satu atau beberapa faktor
risiko penyakit jantung koroner (PJK). Selama ini, para ahli umumnya
gula darah. Namun, seseorang patut juga menambahkan satu lagi faktor
risiko
2
PJK yang perlu dikendilikan, yakni kadar asam urat darah. Makanan
f. Parkinson
bergerak.
penyakit Parkinson ternyata dapat pula dipicu oleh penyakit asam urat. Der
hiperurisemia atau kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi. Dengan
serangan Parkinson. Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik
g. Kondisi lain
Kondisi medis lain yang terkait dengan penyakit asam urat, meliputi:
orang dengan penyakit asam urat dapat hidup normal. Jika penyakit Anda
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar asam urat dan kreatinin
dalam darah. seseorang dengan kadar asam urat dalam darah hinggal 7
2
tes ini tidak selalu dapat memastikan penyakit asam urat. Namun
demikian, tes ini tidak selalu dapat memastikan penyakit asam urat.
Beberapa orang diketahui memiliki kadar asam urat tinggi, namun tidak
gejala dan tanda penyakit asam urat meski kadar asam urat dalam batas
normal
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kadar asam urat dalam urine
Prosedur ini mengambil cairan sinovial pada sendi yang sakit, untuk
d. Pencitraan
radang pada sendi. Sedangkan USG dapat mendeteksi kristal asam urat
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kristal asam urat di sendi meski tidak
terjadi peradangan.
f. Biopsi sinoval
5. Penatalaksanaan
Pengobatan asam urat menurut Junaidi (2012, dalam Naviri, 2019), ada dua
a. Terapi Farmakologi
1) Medis
nyeri hebat akibat penyakit ini, dokter akan meresepkan obat lain
produksi asam urat di tubuh. Jenis obat lain yang juga dapat
1. Pengkajian
a. Identitias
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien asam urat adalah nyeri dan
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat
keluarga yang mengalami sakit serupa yaitu asam urat dengan pasien
pasien saat ini dan kemungkinan masalah yang dapat terjadi akibat
acuan dalam analisis sakit yang saat ini pasien alami dan dalam
1) Psikososial
3
sosialisasi
mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas, atau mandiri
kecuali mandi dan salah satu fungsi lain, mandiri kecuali mandi,
berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain, mandiri kecuali
mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain atau
questioner (SPSMQ)
Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua
berdasarkan 10 pertanyaan.
Interpretasi Hasil :
menggunakan
2. Diagnosis Keperawatan
progran terapeutik
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana keperawatan
Diagnosa Tujuan
Keperawatan Umum Khusus
(D.0077) Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan
Tujuan Umum : Setelah
berhubungan dengan keperawatan 3 kali pertemuan klien
dilakukan intervensi
agen pencedera mampu :
keperawatan selama 2x30 a. Keluhan nyeri cukup meningkat
fisiologis
menit diharapkan tingkat nyeri (2) menjadi cukup menurun (4)
menurun b. Meringis cukup meningkat (2)
menjadi cukup menurun (4)
c. Gelisah cukup meningkat (2)
menjadi cukup menurun (4)
d. Tekanan darah cukup memburuk
(2) menjadi cukup membaik (4)
TUK I
Pasien mampu memanajemen
nyeri saat muncul
TUK II
Pasien menyatakan mau
mematuhi dan mengikuti arahan
yang di ajarkan
TUK 3
Pasien mampu melaksanakan
terapi rendam air hangat rebusan
jahe
TUK 4
Pasien mampu memodifikasi
lingkungan ditandai dengan
menjauhkan benda Risiko injuri
TUK 5
pasien mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada disekita wilayah
tempat tinggal.
(D.0130) Hipertermia Setelah dilakukan tindakan
Tujuan Umum : Setelah
berhubungan dengan keperawatan 3 kali pertemuan klien
dilakukan intervensi
proses penyakit mampu :
keperawatan selama 2x30
menit diharapkan a. Kulit merah cukup meningkat
(2) menjadi cukup menurun (4)
termoregulasi membaik
b. Suhu tubuh cukup memburuk
(2) menjadi cukup membaik (4)
c. Suhu kulit cukup memburuk (2)
menjadi cukup membaik (4)
3
TUK 1
Pasien mampu memahami
manajemen hipertermia
TUK 2
Pasien menyatakan mau
mematuhi dan mengikuti arahan
yang di ajarkan
TUK 3
Pasien mampu melaksanakan
kompres dingin
TUK 4
psien mampu memodifikasi
lingkungan ditandai dengan
memperbanyak minum air putih
TUK 5
pasien mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada disekita wilayah
tempat tinggal.
(D.0083) Gangguan Setelah dilakukan tindakan
Tujuan Umum : Setelah
Citra Tubuh keperawatan 3 kali pertemuan klien
dilakukan intervensi
berhubungan dengan mampu :
keperawatan selama 2x30
perubahan fungsi a. Verbalisasi perasaan negatif
menit diharapkan citra tubuh
tubuh tentang perubahan tubuh cukup
meningkat meningkat (2) menjadi cukup
menurun (4)
b. Fokus pada bagian tubuh cukup
meningkat (2) menjadi cukup
menurun (4)
TUK 1
Pasien mampu memahami cara
perawatan tubuh
TUK 2
Pasien menyatakan mau
mematuhi dan mengikuti arahan
yang di ajarkan
TUK 3
Pasien mampu melaksanakan
perawatan tubuh dengan baik
TUK 4
psien mampu memodifikasi
lingkungan ditandai dengan
melakukan perawatan diri
TUK 5
pasien mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada disekita wilayah
tempat tinggal.
3
TUK 1
Pasien mampu memahami
latihan fisik untuk penderita
asam urat
TUK 2
Pasien menyatakan mau
mematuhi dan mengikuti arahan
yang di ajarkan
TUK 3
Pasien mampu melaksanakan
latihan fisik
TUK 4
psien mampu memodifikasi
lingkungan ditandai dengan
melakukan aktivitas fisik
TUK 5
pasien mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada disekita wilayah
tempat tinggal.
(D.0116) Manajemen Setelah dilakukan tindakan
Tujuan Umum : Setelah
kesehatan tidak keperawatan 3 kali pertemuan klien
dilakukan intervensi
efektif b.d kurang mampu :
keperawatan selama 2x30
terpapar informasi a. Melakukan tindakan untuk
menit diharapkan manajemen
mengurangi resiko cukup
kesehatan meningkat menurun (2) menjadi cukup
meningkat (4)
b. Menerapkan program perawatan
cukup menurun (2) menjadi
cukup meningkat (4)
c. Aktivitas hidup sehari-hari efektif
memenuhi tujuan kesehatan
cukup menurun (2) menjadi
cukup meningkat (4)
TUK 1
Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan pengertian, tanda
gejala, penyebab, perawatan dan
pengobatan asam urat
TUK 2
Pasien menyatakan mau
mematuhi dan mengikuti
penyuluhan kesehatan secara
kooperatif
3
TUK 3
Pasien mampu melaksanakan
manajemen kesehatan
TUK 4
Tn. S mampu melaksanakan
PHBS dan jadwal diit asam urat
TUK 5
Keluarga Tn. S mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
disekita wilayah tempat tinggal.
TUK 1
Pasien dan keluarga dapat
mengungkapkan faktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan
dalam program pengobatan
penyakit.
TUK 2
Keluarga dapat lebih
memotivasi Tn.S
TUK 3
Pasien mampu meningkatkan
kepatuhan untuk
mengoptimalkan pengobatan
TUK 4
Keluarga Tn. S mampu
memodifikasi lingkungan
dengan teknik koping yang telah
dilakukan
TUK 5
Keluarga Tn. S mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada
disekita wilayah tempat tinggal
BAB III
RESUME KASUS
Dalam bab ini penulis akan menyelesaikan laporan kasus Asuhan Keperawatan
Gerontik pada Lansia Asam Urat dengan Nyeri Akut di Kelurahan Karangayu
Semarang Barat..
A. Pengkajian Keperawatan
Karangayu Semarang Barat, Klien berinisial Tn. S, usia 63 tahun, jenis kelamin
laki-laki, Agama Islam, Suku bangsa Jawa, Warga negara Indonesia, Status
duda, pekerjaan pedagang, sumber pendapatan dari diri sendiri dan anak.
Keluhan utama yaitu klien dalam 1 tahun terakhir yang dirasakan dan dikeluhkan
yaitu nyeri pada lutut, P: beraktivitas, Q: cekot – cekot, R: kedua lutut, S: nyeri
sedang 4, T: hilang timbul. Tn.S tampak meringis kesakitan saat berjalan dan
yang dirasakan saat asam uratnya tinggi merasa nyeri pada lutut kaki. Faktor
pencetusnya dikarenakan oleh faktor pola makan yang tidak sehat dan makanan
setelah beraktivitas , nyeri pada lutut kaki. Untuk mengatasi masalah kesehatan
biasanya Tn. S pergi periksa ke dokter dan bidan dan Tn. S mengkonsumsi obat
36
3
pusing dan nyeri pada lutut. Tn. S mengkonsumsi obat allopurinol setiap asam
Pengkajian nutrisi metabolik Keluarga Tn.S mengatakan nafsu makan Tn.S baik
dengan frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan yang dimakan klien dalam
sehari 3 porsi nasi, sayur bening dan terkadang sayur yang bersantan juga
dimakan, dan lauk pauk seperti ikan dan tempe, Tn. S mengatakan tidak ada
makanan yang tidak disukai semua makanan suka. Keluarga Tn.S mengatakan
sering makan yang berminyak seperti gorengan jika sehabis kerja dan minum
kopi padahal Tn.S sudah disarankan dokter untuk menghindarinya dan keluarga
Pengkajian pola aktivitas dan latihan, Tn. S mengatakan mandi setiap hari 2 kali,
setiap pagi sampai siang pekerjaan Tn.S berkebun, Tn.S jarang melakukan
pada kedua lutut saat melakukan aktivitas. Tn.S mengatakan nyeri sering timbul
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tn. S didapatkan Keadaan umum :
kekuatan otot baik, tidak terdapat edema, tidak menggunakan alat bantu dan
sedang 4, T: hilang timbul), Tn.S tampak meringis kesakitan saat berjalan dan
dipegang
3
Hasil pengkajian Katz Indeks: jumalah point mandiri 17 yaitu aktivitas Tn. S
dilakukan secara mandiri. Hasil pengkajian skala depresi: jumalah skore hasil
pengkajian skala jatuh morse: total nilai skala jatuh 0 artinya Tn. S tidak
B. Analisa Data
lutut, S: nyeri sedang 4, T: hilang timbul), lalu pada data objektif yang
diperoleh yaitu Tn.S tampak meringis kesakitan saat berjalan dan dipegang
2. Berdasarkan analisa data yang kedua diperoleh data subjektif Tn. S pergi
periksa ke dokter dan Tn. S mengkonsumsi obat – obatan asam urat dari
dokter tetapi jarang diminum. Tn.S sering makan yang berminyak seperti
gorengan jika sehabis kerja dan minum kopi padahal Tn.S sudah disarankan
dokter untuk menghindarinya, lalu data objektif yang diperoleh yaitu Tn.S
gorengan jika sehabis kerja dan minum kopi padahal Tn.S sudah disarankan
tidak dihiraukan oleh Tn.S. Sedangkan data objektif yaitu kondisi rumah Tn.
S penerangan diruangan rumah agak gelap dan terdapat jendela yang jarang
dibuka. Sirkulasi udara di dalam rumah dan disetiap ruangan sedikit pengap
2x30 menit diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil keluhan
nyeri cukup meningkat (2) menjadi cukup menurun (4), meringis cukup
meningkat (2) menjadi cukup menurun (4), gelisah cukup meningkat (2)
menjadi cukup menurun (4), tekanan darah cukup memburuk (2) menjadi
memburuk (2) menjadi cukup membaik (4). TUK 1 Pasien dan keluarga
melaksanakan terapi rendam air hangat rebusan jahe. TUK 4 Keluarga Tn. S
prioritas pertama yaitu, pada tanggal 21 Juni 2021 pukul 14.00 WIB,
manajemen nyeri dan cara memanajemen nyeri. Pada tanggal 22 Juni 2021
4
cara mengatasi nyeri asam urat yaitu dengan rendam kaki hangat rebusan
klien dan keluarga, memberikan pujian bagi klien dan keluarga atas
lingkungan yang memperberat kadar asam urat dan menjauhkan benda tajam
diagnosa pertama yaitu, pada tanggal 21 Juni 2021 pukul 14.00 WIB. Data
subjektif Tn.S menjawab manajemen nyeri adalah suatu cara untuk mengelola
pukul 10.00 WIB, data subjektif Tn. S menjawab kaki terasa nyaman dan
nyeri sedikit hilang dengan skala 2 setelah dilakukan rendam kaki selama 15
menit dan di kompres di bagian yang nyeri. Data objektif, Tn.S nampak
menjelaskan kembali yang telah di ajarkan. Pada pukul 10.45 WIB setelah
melaksanakan TUK 4 hasil yang didapat yaitu data subjektif, Tn.S dan
memperberat kadar asam urat, dan akan menjauhkan benda yang tajam,
dan data objektif Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif mengikuti
hasil evaluasi yaitu pada data subjektif Tn.S dan keluarga mengatakan
tujuan kesehatan cukup menurun (2) menjadi cukup meningkat (4). TUK 1
melaksanakan PHBS dan penjadwalan diit asam urat. TUK 5 Keluarga Tn. S
Dilakukan pada tanggal 23 Juni 2021 pukul 10.00 WIB yaitu implementasi
pada TUK 1-2 yaitu dengan mendiskusikan bersama keluarga dan menggali
Evaluasi pada diagnosis kedua yaitu, pada tanggal 23 Juni 2021 pukul 10.00
WIB didapatkan data subjektif, Tn.S menjawab asam urat adalah penyakit
yang mengakibatkan sakit pada lutut kaki, Tn.S menjawab asam urat tanda
gejalanya sakit senut senut pada saat aktivitas, akan tidur dan bangun tidur,
diberikan. Pada pukul 10.30 WIB dilakukan TUK 3 didapatkan hasil evaluasi
yaitu data subjektif Tn. S menjawab akan melaksanakan apa yang telah di
ajarkan. Pada pukul 10.45 WIB didapatkan hasil evaluasi pada TUK 4 yaitu
data subjektif Tn.S dan keluarga mengatakan sudah paham dan mengerti
yang telah di anjurkan, dan data objektif Tn.S dan keluarga kooperatif, dan
cukup membaik (4), Tanda dan gejala penyakit sedang (3) menjadi membaik
Pada diagnosis ini dilakukan implementasi pada tanggal 23 Juni 2021 pukul
10.00 WIB melakukan TUK 1-2 yaitu berdiskusi bersama pasien dan
memotivasi klien agar dapat patuh dan semangat dalam program pengobatan.
Evaluasi pada diagnosa ketiga yaitu, pada tanggal 23 Juni 2021 pukul 11.00
WIB, data subjektif Tn. S mengatakan bosan dengan menunya dan ingin
makan yang lain seperti gorengan untuk camilan ketika istirahat kerja,
dengan bahan makanan yang dianjurkan boleh dimakan agar klien tidak
didapatkan hasil data subjektif keluarga dan Tn.S mengatakan mampu paham
dengan hal-hal yang positif, dan data objektif Tn.S dan keluarga nampak
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan berdasarkan pada Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Lansia Asam Urat dengan Nyeri Akut di Kelurahan
A. Pengkajian Keperawatan
dalam memelihara diri sendiri, melengkapi data dasar untuk membuat rencana
meliputi aspek fisik, psikis, sosial, dan spiritual dengan melakukan kegiatan
pada lansia yang ada di keluarga dilakukan dengan melibatkan keluarga sebagai
Klien berinisial Tn. S, usia 63 tahun, jenis kelamin laki-laki. Secara teori lansia
asam urat menurut Astuti dan Tjahjono (2014), beberapa faktor yang
mempengaruhi asam urat tinggi yaitu dari faktor genetik, alkohol, obesitas, usia.
Insiden asam urat sebesar 1-2% terutama pada pria. Hal ini sejalan dengan
45
4
bahwa, laki-laki memiliki kadar asam urat lebih tinggi dibanding wanita
Selanjutnya pada pengkajian keluhan utama yaitu klien dalam 1 tahun terakhir
yang dirasakan dan dikeluhkan yaitu nyeri pada lutut, P: beraktivitas, Q: cekot –
gejala yang dirasakan saat asam uratnya tinggi merasa nyeri pada lutut kaki,
timbulnya keluhan yaitu setelah beraktivitas , nyeri pada lutut kaki. Hal ini
seperti yang dijelaskan oleh Dalimartha (2019), bahwa tingginya kadar asam urat
didalam darah dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala yaitu radang seperti
nyeri, bengkak, panas, sakit bila digerakkan, dan kulit diatas sendi yang terkena
tampak kemerahan. Jika tanda dan gejala tersebut tidak diatasi dan tidak diobati
akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti peradangan sendi akut atau
kronik berulang yang disebut rematik gout atau artritis gout yaitu timbulnya tofi
tulang rawan, atau jaringan lunak, terganggunya fungsi ginjal yang disebut
nefropati gout, dan terbentuknya batu asam urat di ginjal atau kandung kemih.
Faktor pencetusnya dikarenakan oleh faktor usia pada klien sudah > 60 tahun.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Herliana (2013) mengatakan bahwa salah
satu faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah
usia. Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia
seseorang. Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat
estrogen yang
4
dimasa tersebut wanita akan mengalami penyakit asam urat. Faktor yang kedua
adalah pola makan yang tidak sehat dan makanan yang dikonsumsi banyak
mengandung zat purin. Pada penelitian Ningsih (2014), mengatakan pola makan
kejadian asam urat semakin meningkat. Asupan purin merupakan faktor risiko
Upaya lansia dalam mengatasi nyeri asam urat pada lansia adalah dengan cara
tetapi diminum saat kambuh saja. Teori menjelaskan cara menghilangkan nyeri
asam urat dengan cara minum obat pereda rasa sakit, kompres es batu,
Pengkajian nutrisi metabolik Keluarga Tn.S mengatakan nafsu makan Tn.S baik
dengan frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan yang dimakan klien dalam
sehari 3 porsi nasi, sayur bening dan terkadang sayur yang bersantan juga
dimakan, dan lauk pauk seperti ikan dan tempe, Tn. S mengatakan tidak ada
makanan yang tidak disukai semua makanan suka. Keluarga Tn.S mengatakan
sering makan yang berminyak seperti gorengan jika sehabis kerja dan minum
kopi padahal Tn.S sudah disarankan dokter untuk menghindarinya dan keluarga
juga sering mengingatkan tetapi tidak dihiraukan oleh Tn.S. dari berbagai
macam
4
kambuhnya nyeri dan mengakibatkan tingginya kadar asam urat. Naiknya kadar
asam urat darah (hiperurisemia) juga memiliki arti penting untuk menghindarkan
diri dari timbulnya komplikasi yang bisa timbul karenanya, yaitu dengan cara
semua yang menjadi faktor risiko terjadinya serangan asam urat, menerapkan
pola hidup yang sehat, olahraga secara teratur, minum air putih, mengupayakan
menghindari makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi (Savitri, 2021).
Makanan pokok bagi penderita asam urat harus bersifat netral. Bahan makanan
yang bisa digunakan sebagai makanan pokok antara lain singkong, labu, jagung,
dan nasi. Jenis makanan yang rendah purin yaitu roti, kue kering, puding,
makaroni, telur, susu, keju. Adapun jenis buah-buahan dan sayuran yang
disarankan yaitu strawberry, kiwi, semangka, pepaya, apel, buah persk (peach),
mangga, labu, ketela, gambas, kentang manis, brokoli, dan tauge. Kebutuhan
2013).
Selanjutnya pada pengkajian pola aktivitas dan latihan, Tn.S sering merasakan
nyeri pada kedua lutut saat melakukan aktivitas. Tn.S mengatakan nyeri sering
timbul pada pagi hari saat bangun tidur. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh
Tersono (2006), bahwa nyeri sendi pada asan urat ada dua kategori yaitu nyeri
sendi mekanik dan nyeri sendi inflamasi. Pada nyeri sendi mekanik, timbulnya
setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat serta tidak timbul pada pagi hari,
sedangkan nyeri sendi inflamasi yaitu nyeri bertambah berat pada pagi hari saat
4
bangun tidur yang disertai kaku sendi atau nyeri yang hebat pada awal gerak dan
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tn. S didapatkan Keadaan umum :
kekuatan otot baik, tidak ada edema, Ekstremitas bawah: kekuatan otot baik,
tidak terdapat edema, tidak menggunakan alat bantu dan nyeri pada bagian lutut
melebihi angka normal yang disemangati para ahli. Nyeri pada persendian kaki
dan tangan juga tidak dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan
disebabkan kadar asam urat yang tinggi. Untuk mengetahui seseorang layak
disebut menderita hiperuresemia, ada ambang batas bawah kadar asam urat
darah adalah 7,0 mg/dL. Adapun pada perempuan normalnya adalah 5,7 mg/dL
Hasil pengkajian Katz Indeks: jumalah point mandiri 17 yaitu aktivitas Tn. S
dilakukan secara mandiri. Indeks Kats biasa digunakan sebagai instrumen yang
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis
kemampuan
5
dan perilaku yang aman dalam aktivitas harian (ADL). Hal ini merupakan
indikator yang sensitif bagi kesehatan atau penyakit pada lansia (Potter & Perry,
2009, dalam Andri et al, 2019). Selain itu pada lansia yang dengan tinggi asam
penurunan aktivitas pada lansia. Aktivitas yang dimaksud antara lain makan,
minum, berjalan, mandi, BAB, dan BAK. Kemandirian pada lansia dinilai dari
Hasil pengkajian skala depresi: jumalah skore hasil pengkajian skala depresi 3
skala depresi GDS (Geriatric Depression Scale). Secara mental, lansia sering
depresi pada lansia merupakan perhatian yang paling penting bagi para ahli
yang pada gilirannya dapat menyebabkan perasaan kekosongan dan depresi, dan
Hasil pengkajian skala jatuh morse: total nilai skala jatuh 0 artinya Tn. S tidak
Faktor risiko jatuh pada lansia dapat tergolongkan menjadi dua golongan yaitu
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal
dari
5
dalam tubuh lansia sendiri seperti kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan
pada sendi, gangguan sensorik. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang
berasal dari luar lingkungan sekitar (Darmojo, 2009, dalam Fauziah 2019).
dengan intensitas ringan hingga berat dalam waktu kurang dari 3 bulan.
dengan tanda gejala mayor tampak meringis, gelisah, dan gejala minor
Terdapat perbedaan pada teori NANDA (2015) dan SDKI (2017) pada
penamaan diagnosa dan diagnosis yaitu pada penyebab nyeri akut yang
sedang 4, T: hilang timbul), lalu pada data objektif yang diperoleh yaitu
tampak berhati-hati saat berjalan, TD: 150/100 mmHg. Data ini sesuai
tambahkan
tingkat nyeri dapat menurun dengan kriteria hasil Keluhan nyeri cukup
(2) menjadi cukup menurun (4), Gelisah cukup meningkat (2) menjadi
cukup menurun (4). Sedangkan teori yang di ambil dari NOC (2015)
hasil mampu mengontrol nyeri, skala nyeri menurun dari yang tinggi ke
Pada SLKI dan NOC tidak ada perbedaan pada ekspektasi dan outcome,
menyatakan
5
dilakukan implementasi.
farmakologis. Kompres air hangat jahe merupakan sah satu terapi non
farmakologis
5
Sakit.
dan cara memanajemen nyeri. Hal ini sejalan dengan teori dari Daeli, et
asam urat yaitu dengan rendam kaki hangat rebusan jahe, menjelaskan
bahwa rerata skor nyeri sebelum diberikan terapi rendam kaki dengan
diberikan terapi rendam kaki dengan jahe hangat rerata skor nyeri 3,60
± 0,91 dengan skor minimum 2 dan skor maksimum 5. Rendam kaki air
dengan jahe hangat sama fungsinya dengan kompres jahe hangat yaitu
sebanyak 3-5 ruas kemudian dicuci bersih dan diparut lalu diletakkan
kemudian balurkan atau taruh parutan jahe tersebut pada kain kemudian
celupkan pada air hangat dan taruh pada area yang sakit atau nyeri
4 hari pada saat nyeri dirasakan (Siwi. 2016 dalam Nadia, 2019).
tajam yang ada di sekitar ruangan klien, hal ini dijelaskan oleh
kekakuan sendi, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan kelambanan
tetapi juga terkait dengan keadaan yang aman bagi lansia untuk
yang ada. Seperti halnya yang dijelaskan oleh Teori Health Service
WIB pada TUK 1-2 terdapat data subjektif Tn.S menjawab manajemen
5
nyeri adalah suatu cara untuk mengelola dan mengobati rasa nyeri, Tn.S
10.00 WIB, pada TUK 3 yaitu data subjektif Tn. S menjawab kaki
terasa nyaman dan nyeri sedikit hilang dengan skala 2 setelah dilakukan
Pada pukul 10.45 WIB setelah melaksanakan TUK 4 hasil yang didapat
yaitu data subjektif, Tn.S dan keluarga mengatakan sudah paham dan
memperberat kadar asam urat, dan akan menjauhkan benda yang tajam,
dan data objektif Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif mengikuti
didapatkan hasil evaluasi yaitu pada data subjektif Tn.S dan keluarga
sekali, pada data objektif Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif
(4).
5
(D.0116)
Terdapat perbedaan pada teori NANDA (2015) dan SDKI (2017) pada
penamaan diagnosa dan diagnosis yaitu pada penyebab nyeri akut yang
ke dokter dan Tn. S mengkonsumsi obat – obatan asam urat dari dokter
gorengan jika sehabis kerja dan minum kopi padahal Tn.S sudah
mengakibatkan asam urat kambuh. Data ini sesuai dengan tanda gejala
meningkat (4). Sedangkan teori yang di ambil dari NOC (2015) dengan
aktivitas selama sakit. Pada SLKI dan NOC tidak ada perbedaan pada
pebedaan
6
melaksanakan PHBS dan jadwal diit asam urat, TUK 5 Keluarga Tn. S
Rumah Sakit.
pengetahuan dan sikap pada lansia asam urat. Penelitian yang dilakukan
Diet Rendah Purin dengan tujuan untuk menurunkan kadar asam urat di
dalam darah.
6
cara PHBS dan menjadwalkan diit asam urat, hal ini dijelaskan oleh
kualitas hidup.
tanggal 23 Juni 2021 pukul 10.00 WIB didapatkan data subjektif, Tn.S
lutut kaki, Tn.S menjawab asam urat tanda gejalanya sakit senut senut
pada saat aktivitas, akan tidur dan bangun tidur, Tn.S menjawab
berusaha
6
pukul 10.30 WIB dilakukan TUK 3 didapatkan hasil evaluasi yaitu data
telah di ajarkan. Pada pukul 10.45 WIB didapatkan hasil evaluasi pada
TUK 4 yaitu data subjektif Tn.S dan keluarga mengatakan sudah paham
dan mengerti yang telah di anjurkan, dan data objektif Tn.S dan
tidak taat.
Terdapat perbedaan pada teori NANDA (2015) dan SDKI (2017) pada
penamaan diagnosa dan diagnosis yaitu pada penyebab nyeri akut yang
Tn.S sering makan yang berminyak seperti gorengan jika sehabis kerja
dihiraukan oleh Tn.S. Sedangkan data objektif yaitu kondisi rumah Tn.
sedikit pengap karena jendela jarang di buka. Data ini sesuai dengan
menjadi cukup membaik (4), Tanda dan gejala penyakit sedang (3)
menjadi membaik (5). Sedangkan teori yang di ambil dari NOC (2015)
telah di sarankan. Pada SLKI dan NOC tidak ada perbedaan pada
Pasien
6
Rumah Sakit.
keluarga cara memotivasi klien agar dapat patuh dan semangat dalam
program
6
kepada penderita asam urat maka semakin patuh menjalani diet asam
urat.
bosan dengan menunya dan ingin makan yang lain seperti gorengan
yang dianjurkan boleh dimakan agar klien tidak merasa bosan. Data
dengan hal-hal yang positif, dan data objektif Tn.S dan keluarga
menjadi
6
a. Hipertermia
ditegakkan penulis data tidak di dukung untuk suhu tubuh pada klien
total nilai skala jatuh 0 artinya Tn. S tidak beresiko jatuh hanya
A. Simpulan
1. Pengkajian pada lansia dengan asam urat muncul masalah yaitu pada
identitas (usia, jenis kelamin), lansia merasa nyeri pada kedua lutut terasa
69
7
kaki dengan air jahe hangat, dan memberikan kompres pada sendi yang
cukup menurun (4), gelisah menjadi cukup menurun (4), tekanan darah
B. Saran
Karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi institusi
gerontik dengan lansia asam urat dengan pemberian terapi rendam kaki
lansia asam urat dengan pemberian terapi rendam kaki dengan air jahe
hangat.
Karya tulis ilmiah ini dapat diterapkan sebagai literature, referensi dalam
Ayuni, Dini Qurrata. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Post
Operasi Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri
Dalimartha, Felix Adrian. (2014). Tumbuhan Sakti Atasi Asam Urat. Jakarta Timur:
Penebar Swadaya
Darmawan, P.S. (2016). Gambaran Kadar Asam Urat Darah pada Pekerja Kantor.
https://media.neliti.com/media/publication/68702-ID-gambaran-kadar-
asam-urat-darah-pada-peke.pdf. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2021
Ekasari, Mia Fatma, et al .(2018). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep dan
Berbagai Intervensi. Malang: Wineka Media
Esti, Amira & Johan, Trimona Rita. (2020). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Askep
Stroke. Padang: Pustaka Galeri Mandiri
Fajarina. (2011). Analisis pola konsumsi dan pola aktivitas dengan kadar asam urat
pada lansia wanita peserta pemberdayaan lansia bogor. Skripsi Institusi
Pertanian Bogor.
Herlina, Ersi. (2013). Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta Selatan:
FMedia
Lingga, Lanny. (2012). Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta Selatan: PT
AgroMedia Pustaka
Mansur, N.S., dkk. (2015). Hubungan antara Kadar Asam Urat dengan Tekanan
Darah pada Mahasiswa Pria Obesitas Sentral Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=315853&val=1001
&title. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2021
Mary, A. Nies & Melanie, Mc Ewen. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan
Keluarga. Singapore: Elsevier
Tim Pokja SDKI DPP. ( 2017 ). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP. ( 2018 ). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP. ( 2019 ). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Triningtyas, Diana Ariswati & Muhayati, Siti. (2018). Mengenal Lebih Dekat Tentang
Lanjut Usia. Magetan: CV.AE Media Grafika
Widiyawati, Wiwik & Sari, Diah Jerita Eka. (2020). Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Literasi Nusantara
LAMPIRAN
Lampiran 1
SEMARANG BARAT
Oleh :
Debiyana Anggi
Suyanti 520023
SEMARANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 21 Juni 2021
Jam : 10.00
NamaMhs : Debiyana Anggi Suyanti
1. Identitas
a. Nama : Tn. S
e. Agama : islam
f. Suku : Jawa
d. Keadaan kamar mandi & WC : kamar mandi bersih, lantai terbuat dari
semen, terdapat bak mandi dan WC bersih. Setiap satu minggu sekali bak
dibersihkan dan air dalam bak bersih
f. Sumber air: sumber air Tn.S biasanya menggunakan air rebusan dan
sumber air mandi dari sumur.
j. Risiko injuri : barang – barang dan peralatan rumah tangga tertata rapi
sehingga risiko injuri tidak ada
4. Riwayat Kesehatan
6. Genogram
Keteranga
: Perempuan : klien
: meninggal
Kesimpulan :
Tn. S merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara. Tn. S atau klien menikah dengan
Ny. A yang merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Tn. S dan Ny. A menikah
dan dikaruniai 3 anak yang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan, Tn. S
tinggal bersama anaknya yang ke 3. Istri Tn.S sudah meninggal setahun yang
lalu.
5. Pola Fungsional
Tn. S mengatakan mandi setiap hari 2 kali, setiap pagi sampai siang
pekerjaan Tn.S berkebun, Tn.S jarang melakukan aktivitas fisik. Tn. S
melakukan aktivitas makan, mandi, perawatan diri, berpakaian, BAB-
BAK dilakukan secara mandiri. Tn.S sering merasakan nyeri pada kedua
lutut saat melakukan aktivitas (P: beraktivitas, Q: cekot-cekot, R: lutut, S:
nyeri sedang 4, T: hilang timbul), Tn.S tampak meringis kesakitan saat
berjalan dan dipegang lututnya, tampak berhati-hati saat berjalan. Tn.S
mengatakan nyeri sering timbul pada pagi hari saat bangun tidur. Tn. S
juga mengatakan terkadang merasakan berat pada dada saat melakukan
pekerjaan berat akibat merokok.
e. Pola istirahat tidur
Tn.S mengatakan saat siang hari kadang – kadang Tn. S biasanya tidur
siang 2 jam setelah bekerja, pada saat malam hari Tn. S tidur jam 23.00
dengan waktu 6 – 7 jam. Tn. S mengatakan tidak ada keluhan atau
masalah yang berhubungan dengan tidur.
f. Pola Kognitif Persepsi
i. Sexualitas
k. Nilai-Pola Keyakinan
6. Pemeriksaan Fisik
c. BB / TB: 67 kg / 164 cm
f. Rambut: rambut bersih dan terdapat uban atau rambut berwarna putih
i. Mulut, gigi dan bibir: tidak terdapat sariawan, gigi tampak sedikit kotor dan
jumlahnya sudah tidak lengkap, bibir tampak lembab
j. Dada: inspeksi pada dada simetris, tidak terdapat lesi, pada palpasi vocal
fremitus paru kanan dan kiri simbang, perkusi sonor, auskultasi vesikuler
k. Jantung: inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di
ICS 5 mid clavicula, perkusi terdapat suara pekak, auskultasi terdengar suara
lup- dup
m. Kulit: turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang, tidak terdapat lesi
a. Fungsikognitif SPMSQ :
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL SPMSQ
( THE SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONAIRE )
Untuk Mengetahui Intelektual Lansia
No. Pertanyaan Benar Salah
√
1. Tanggal, bulan dan tahun berapakah sekarang?
√
2. Sekarang hari apa?
√
3. Apa nama tempat ini?
√
4. Dimana alamat rumah anda?
√
5. Berapa umur anda?
√
6. Kapan anda lahir?
√
7. Siapa yang menjadi presiden sekarang?
√
8. Siapa yang menjadi presiden sebelum
presiden sekarang?
√
9. Siapa nama ibu anda?
√
10. Dapatkah anda menghitung mundur mulai dari
angka 20 ke 1 ?
Skoring:
Kesalahan 0 – 2: normal
Kesalahan 3 – 4: gangguan kognitif ringan
Kesalahan 5 – 7: gangguan kognitif sedang
Kesalahan 8 atau lebih: gangguan kognitif berat
Kesimpulan: skoring kesalahan 1 yaitu fungsi kognitif Tn. S dalam rentang normal
c. Skala Depresi :
Kecemasan, GDS, Pengkajian Depresi
No Pertanyaan Jawaban
. Ya Tidak Hasil
1 0 0
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini
1 0 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai
aktivitas dan kesenangan
1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa /
kosong
0 1 1
4. Anda sering merasa bosan
1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik
sepanjang waktu
1 0 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi
pada anda
1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia disepanjang
waktu
1 0 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan
1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah
daripada keluar melakukan sesuatu hal
1 0 0
10. Anda merasa memiliki banyak masalah
dengan ingatan anda
1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat
luar biasa
0 1 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda
1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik /
bersemangat
0 1 1
14. Anda merasa tidak punya harapan
1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik
dari diri anda
3
Jumlah
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi: jika diperoleh skor 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
Kesimpulan : jumalah skore hasil pengkajian skala depresi 3 yaitu Tn. S
mengalami depresi ringan
d. Screening Fall :
MORSE FALL SCALE ( MFS ) / SKALA JATUH DARI MORSE
Nama Lansia : Tn. S
Umur : 63 tahun
No. Pengkajian Skala Nilai KET
Riwayat jatuh: apakah lansia Tidak 0 0
1.
pernah jatuh dalam 3 bulan Ya 25 0
terakhir?
0 0
2. Diagnosa sekunder: apakah lansia Tidak
memiliki lebih dari satu penyakit? Ya 15 0
Alat bantu jalan: 0 0
3.
- Bed rest / dibantu perawat
- Kruk / tongkat / walker 15 0
- Berpegangan pada benda-benda di 30 0
sekitar (kursi, lemari, meja)
Terapi intravena: apakah saat ini Tidak 0 0
4.
lansia terpasang infus? Ya 20 0
Gaya berjalan / cara berpindah: 0 0
- Normal / bed rest / immobile
5.
(tidak dapat berherak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 10 0
- Gangguan / tidak normal (pincang 20 0
/ diseret)
Status mental 0 0
6.
- Lansia menyadari kondisi dirinya
- Lansia mengalami keterbatasan 15 0
Total Nilai 0
Keterangan:
Nilai 0 – 24 : tidak beresiko ( perawatan dasar )
Nilai 25 – 50 : resiko rendah ( penatalaksanaan intervensi pencegahan jatuh
standar )
Nilai ≥ 51 : resiko tinggi ( penatalaksanaan intervensi pencegahan jatuh
resiko tinggi )
Kesimpulan : total nilai skala jatuh 0 artinya Tn. S tidak beresiko jatuh hanya
memerlukan tindakan perawatan dasar
B. ANALISADATA
Nama Klien : Tn. S
Umur : 63 tahun
P: beraktivitas
Q: cekot-cekot
R: lutut
S: nyeri sedang
4 T: hilang
timbul
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
(D.0114) Ketidakpatuhan Tujuan Umum : Setelah Tujuan khusus : setelah 3. Keluarga mampu memotivasi
klien dalam kesembuhannya
b.d kurang motivasi dilakukan intervensi dilakukan intervensi
keperawatan selama 2x30 menit keperawatan selama 2 x 4. Keluarga mampu membuat
diharapkan tingkat kepatuhan pertemuan diharapkan masakan sesuai diiit klien
yang di anjurkan (makanan
meningkat tingkat kepatuhan meningkat:
rendah purin)
Kriteria Hasil: TUK I
e. Verbalisasi mengikuti anjuran Pasien dan keluarga dapat Verbal 5. Klien mampu memodifikasi
cukup menurun (2) menjadi mengungkapkan faktor lingkungan dengan
manajemen kesehatan
cukup meningkat (4) yang mempengaruhi (melakukan aktivitas hidup
ketidakpatuhan dalam sehari hari efektif memenuhi
f. Perilaku mengikuti program program pengobatan Sikap tujuan kesehatan,
perawatan/pengobatan sedang penyakit. menjauhkan benda yang
tajam disekitar klien)
(3) menjadi meningkat (5)
TUK II
g. Perilaku menjalankan anjuran 6. Klien mampu memanfaatkan
Keluarga dapat lebih
cukup memburuk (2) menjadi fasilitas kesehatan dengan
memotivasi Tn.S manajemen kesehatan
cukup membaik (4)
melakukan tidakan untuk
TUK 3
h. Tanda dan gejala penyakit mengurangi faktor resiko
sedang (3) menjadi membaik Pasien mampu Psikomotor
(5) meningkatkan kepatuhan
untuk mengoptimalkan
pengobatan
TUK 4
Keluarga Tn. S mampu
memodifikasi lingkungan
dengan teknik koping
yang telah dilakukan
TUK 5
Keluarga Tn. S mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang
ada disekita wilayah
tempat tinggal
D. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Jam No. Implementasi Evaluasi
Dx
Senin, 21 Juni 2021 1 TUK 1-2 S : - Tn.S menjawab manajemen nyeri adalah suatu cara untuk
Pukul 14.00 WIB 1. Dengan menggunakan lembar mengelola dan mengobati rasa nyeri.
balik dan leaflet yang akan - Tn.S mengatakan sudah mengerti tentang manajemen nyeri
digunakan penkes, mendiskusikan dan jenis-jenisnya
tentang : - Tn.S mengatakan senang mendapat penkes yang diajarkan
a. Pengertian manajemen nyeri. O : - Tn.S nampak mendengarkan dengan seksama selama
b. Macam-macam manajemen nyeri penkes
c. Cara memanajemen nyeri - Tn.S nampak kooperatif
2. Memberikan Reinforcement positif - Tn.S dapat menjawab pertanyaan yang
3. Mengevaluasi pengetahuan klien diberikan A : Masalah belum teratasi
4. Memberikan motivasi/ dukungan P : Lanjutkan intervensi TUK 3, 4, dan 5 Cara perawatan pada
keluarga untuk merawat Tn. S dengan penderita asam urat, memodifikasi lingkungan dan
asam urat memanfaatkan fasilitas kesehatan
5. Memberikan pujian atas jawaban yang
benar
Selasa, 22 Juni 2021 1 TUK 3 TUK 3
Pukul 10.00 WIB 1. Mendiskusikan cara mengatasi S : - Tn. S menjawab kaki terasa nyaman dan nyeri sedikit hilang
asam urat dengan rendam kaki air dengan skala 2 setelah dilakukan rendam kaki selama 15 menit
hangat rebusan jahe dan di kompres di bagian yang nyeri.
- Memberikan kesempatan O : -Tn. S nampak kooperatif
untuk bertanya
- Tn. S nampak memperhatikan saat dijelaskan
- Menjelaskan menggunakan poster
- Tn. S dapat menjelaskan kembali yang telah di
dan mendemonstrasikan
ajarkan A : Masalah belum teratasi
- Memberikan kesempatan
P : Lanjutkan Intervensi TUK 4 dan 5 memodifikasi lingkungan dan
untuk mencoba
memanfaatkan fasilitas kesehatan
- Memberikan pujian atas
kemampuan yang dilakukan
Selasa, 22 Juni 2021 1 TUK 4 S : Tn.S dan keluarga mengatakan sudah paham dan akan
Pukul 10.45 WIB a. mengontrol lingkungan yang melakukan anjuran dalam mengontrol lingkungan yang
memperberat kadar asam urat memperberat kadar asam urat, dan akan menjauhkan benda
b. menjauhkan benda tajam yang ada yang tajam.
di sekitar ruangan klien O : Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif mengikuti diskusi
A : TUK 4 tercapai, dimana klien mampu memodifikasi
lingkungan dengan kadar asam urat
P : Lanjutkan intervensi TUK 5 Klien mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan secara optimal dengan konsultasi
Selasa, 22 Juni 2021 1 TUK 5 S : Tn.S dan keluarga mengatakan akan memanfaatkan
Pukul 11.00 WIB a. Mengiformasikan fasilitas kesehatan fasilitas kesehatan rutin sebulan sekali
yang ada di lingkungan klien O : Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif mengikuti diskusi
b. menganjurkan untuk A : TUK 5 tercapai, dimana klien mampu memanfaatkan
menggunakan/memanfaatkan fasilitas kesehatan secara optimal
fasilitas kesehatan yang ada P : Lanjutkan intervensi untuk diagnosa selanjutnya
Rabu, 23 Juni 2021 2 TUK 1-2 S : - Tn.S menjawab asam urat adalah penyakit yang
Pukul 10.00 WIB 1. Dengan menggunakan lembar mengakibatkan sakit pada lutut kaki
balik dan leaflet yang akan - Tn.S menjawab asam urat tanda gejalanya sakit senut
digunakan penkes, mendiskusikan senut pada saat aktivitas, akan tidur dan bangun tidur.
tentang : - Tn.S menjawab makanan yang harus dihindari
a. Pengertian tanda gejala, jerohan, kangkung, kacang-kacangan
penyebab, komplikasi - Tn.S mengatakan senang mendapat penkes asam urat
penyakit asam urat - Tn. S mengatakan sudah mengerti mengenai makanan yang
b. mendiskusikan tentang cara harus dimakan dan makanan yang harus dihindari
mengatasi penyakit asam - Tn. S mengatakan akan mencoba berusaha menghindari
urat
2. Memberikan kesempatan untuk
mencoba makanan yang dilarang untuk di makan demi kesembuhannya.
3. Memberikan Reinforcement positif - Tn.S mengatakan akan sering-sering memeriksakan
4. Mengevaluasi pengetahuan klien ke puskesmas atau dokter.
5. Memberikan motivasi/ dukungan O : - Tn. S nampak mendengarkan dengan seksama selama penkes
keluarga untuk merawat Tn. S - Tn. S nampak kooperatif
dengan dengan asam urat - Tn. S dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
6. Memberikan pujian atas jawaban
yang benar A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi TUK 3, 4, dan 5 Cara perawatan pada
penderita asam urat, memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Rabu, 23 Juni 2021 2 TUK 3 S : - Tn. S menjawab akan melaksanakan apa yang telah di anjurkan
Pukul 10.30 WIB 1. Memberikan edukasi tentang contoh O : -Tn. S nampak kooperatif
makanan yang harus dihindari dan
- Tn. S nampak memperhatikan saat dijelaskan
makanan yang harus di makan bagi
- Tn. S dapat menjelaskan kembali yang telah di
penderita asam urat
ajarkan A : Masalah belum teratasi
2. Memberikan Reinforcement positif
P : Lanjutkan Intervensi TUK 4 dan 5 memodifikasi lingkungan
3. Mengevaluasi pengetahuan klien
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Rabu, 23 Juni 2021 2 TUK 4 S : Tn.S dan keluarga mengatakan sudah paham dan mengerti yang
Pukul 10.45 WIB a. Mengajarkan cara PHBS telah di anjurkan
b. Menjadwalkan diit asam urat O : Tn.S dan keluarga kooperatif, dan aktif mengikuti diskusi
A : TUK 4 tercapai, dimana klien mampu memodifikasi
lingkungan dengan kadar asam urat
P : Lanjutkan intervensi TUK 5 Klien mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Rabu, 23 Juni 2021 3 TUK 1-2 S : - Tn. S mengatakan bosan dengan menunya dan ingin makan
Pukul 11.00 WIB 1. Mengarahkan klien untuk yang lain seperti gorengan untuk camilan ketika istirahat kerja.
mengungkapkan keluhan klien - Keluarga Tn.S mengatakan akan lebih memotivasi klien
karna ketidakpatuhan dalam proses pengobatan.
2. Mendiskusikan dengan keluarga - Keluarga Tn.S mengatakan akan memasak menu yang
cara untuk meningkatkan kepatuhan berbeda dengan bahan makanan yang dianjurkan boleh
klien dengan memberikan motivasi. dimakan agar klien tidak merasa bosan.
3. Memberikan Reinforcement positif O : - Tn. S dan keluarga nampak mendengarkan dengan seksama
4. Mengevaluasi pengetahuan klien selama penkes
5. Memberikan motivasi/ dukungan - Tn. S nampak kooperatif
keluarga untuk merawat Tn. S - Tn. S dapat menjawab pertanyaan yang
dengan dengan asam urat
6. Memberikan pujian atas jawaban diberikan A : Masalah belum teratasi
yang benar
P : Lanjutkan intervensi TUK 3, 4, dan 5 Cara perawatan pada
penderita asam urat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Rabu, 23 Juni 2021 TUK 3 S : - keluarga dan Tn.S mengatakan mampu paham dengan hal-hal
Pukul 13.00 WIB 4. Mengajarkan keluarga dan klien yang positif
dalam memotivasi dengan cara terapi O : -Tn. S nampak kooperatif
psikoedukasi.
- Tn. S nampak memperhatikan saat
5. Memberikan Reinforcement positif
dijelaskan A : Masalah sudah teratasi
6. Mengevaluasi pengetahuan klien
P: Hentikan intervensi
Lampiran 2
LEMBAR KONSULTASI