M DI RUANG ICU
RUMAH SAKIT PELITA ANUGERAH
DISUSUN OLEH :
Pada pengkajian Airway tidak terdapat sumbatan jalan nafas, Breathing : Nafas spontan , RR : 26
kali / menit, irama teratur, suara nafas vesikuler, pasien tidak menggunakan alat bantu
pernafasan,SPO2 98%.Circulation : Akral hangat TD : 150/90 mmHg, Nadi : 104 kali/menit,
CRT < 3 detik ,Nadi teraba cukup dan teratur. Disability : Kesadaran Composmentis GCS : 15
,skala nyeri 7 Pasien gelisah karena menahan sakit .Exposure : Pasien dilakukan pemeriksaan
EKG , hasil tampak st depresi pada v2- v6. Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium DPL ,
GDS, Elektrolit, Trop , CK dan CKMB
Pengkajian Sekunder
Kepala : Rambut tampak bersih dan tidak mudah rontok.Tidak terdapat
jejas trauma,benjolan, luka dan perdarahan
Wajah : Wajah klien tampak meringis karena menahan sakit, Tidak
terdapat jejas trauma,Tidak terdapat luka atau benjolan
Mata : Tidak terdapat edema palpebra,Konjungtiva tidak anemis,Sclera
tidak ikterik
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Mukosa mulut lembab, tidak ada radang,Lidah tidak kotor,Caries
ada
Leher : Tampak peningkatan distensi vena jugularis, Posisi trachea normal
(di tengah)
Dada : Tidak terdapat retraksi dinding dada, ekspansi paru simetris,Bunyi
kedua lapang paru vesikuler, tidak terdapat ronchee /
wheezing,Tidak terdengar murmur ataupun gallop pada auskultasi
jantung, Nyeri dada.
Abdomen : Dinding abdomen datar, lunak,Tidak ada nyeri tekan,Bising usus
(+)
Genitourinari : Tidak ada keluhan disuria ataupun hematuria
Ekstremitas : Akral dingin
Integumen : Turgor kulit baik, warna kulit tidak pucat
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan didapatkan data subyektif Pasien
mengatakan nyeri dada menjalar ke punggung, sesak nafas. Dengan data obyektif pasien
tampak meringis kesakitan, pasien tampak gelisah menahan sakit. TTV pasien Suhu
37,8°C, Nadi 104x/menit, Pernafasan 26x/menit, tensi 150/90 mmHg, SPO2 98%, skala
nyeri 7. Pemeriksaan EKG , hasil tampak st depresi pada v2- v6. Akral dingin. Sehingga
penulis menegakkan diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri
Intervensi Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan Nyeri berkurang dengan Kriteria Hasil Nyeri dada berkurang misalnya dari
skala 7 ke 3, Ekspresi wajah rileks/tenang, tidak gelisah, Nadi 60-100x/menit, TD
120/80 mmHg. Dengan intervensi Pantau/catat karakteristik nyeri, laporan verbal,
petunjuk non verbal, dan respon hemodinamik, Bantu melakukan tehnik relaksasi, misal
nafas dalam, prilaku distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi, Kolaborasi pemberian
O2 sesuai indikasi, Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Implementasi
Diagnosa Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri.
Yang dilakukan adalah mengkaji karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian oksigen,
kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (ISDN 10 mg sub lingual, Captopril 12,5 mg
per oral, Ranitidin 1 amp intravena bolus, ketorolac 1 amp intravena bolus).
Evaluasi
S : Pasien mengatakan nyeri dan sesak berkurang VAS 2
O : Airway : Paten (tidak ada sumbatan jalan nafas)
Breathing : Nafas spontan, RR : 20 kali / menit teratur.
Circulation : Akral hangat, TD 140/90 mmHg, Nadi 80kali/menit, CRT < 3
detik,Irama reguler
Disability : Kesadaran composmentis, GCS : 15 E 4 M6 V5
Exposure : EKG : Tampak St depresi pada V2 - V6, Ck 838 u/l (,170), Ckmb
71 u/l (<24), Trop T : positif (0,03) negatif
Skala nyeri 4
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang
akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Dalam melaksanakan
pengkajian ada dua tahap yaitu mengkaji data subyektif dan data obyektif. Data subyektif
didapatkan dari wawancara atau anamnesa yang sesuai dengan pernyataan pasien ataupun
keluarga mengenai identitas, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat alergi. Sedangkan data obyektif
didapatkan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi.Sehingga diketahui bagaimana keadaan umum, tanda – tanda vital, dan
pemeriksaan fisik secara head to toe. Pada kasus Ny.M dilakukan pengkajian di rumah
sakit dengan wawancara mengenai identitas, keluhan, riwayat kesehatan, dan melakukan
pemeriksaan fisik. Hasil pemeriksaan fisik pada kasus Ny.M adalah pasien mengalami
Nyeri dada menjalar ke punggung.
Di teori menyebutkan pada pasien dengan AMI mengalami tanda-tanda klinis seperti
nyeri dada. Hal ini sesuai dengan teori. Selain nyeri dada pada teori disebutkan bahwa
pada penderita AMI ditemukan EKG dengan ST depresi maupun ST elevasi, Hal ini
sesuai dengan hasil bacaan EKG pasien yaitu ST depresi pada v2-v6.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri. Nyeri
adalah Nyeri adalah sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang di
dapat terkait dengan kerusakan jaringan actual maupun potensial/menggambarkan kondisi
terjadinya kerusakan (Musrifatul., Hidayat. 2010)
Batasan karakteristik mayor (harus terdapat) nyeri pada pasien, ekpresi wajah tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat.
Sedangkan batasan karakteristik minor (mungkin terdapat) tekanan darah meningkat.
(Doengoes, E Marilyn. 2000)
Nyeri menjadi masalah utama yang harus diatasi sehingga penulis
mengangkat diagnosa Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri . Karena didapatkan data pasien mengeluh nyeri, wajah tampak meringis,
pasien gelisah menahan sakit tensi 150/90 nadi 104x/mnt, skala nyeri 7.
Intervensi Keperawatan
Intervensi untuk diagnosa Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri.Tindakan yang dilakukan Pantau/catat karakteristik nyeri,
laporan verbal, petunjuk non verbal, dan respon hemodinamik. Rasional Variasi
penampilan dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian, Bantu
melakukan tehnik relaksasi, misal nafas dalam, prilaku distraksi, visualisasi, bimbingan
imajinasi. Rasional Membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri, Kolaborasi
pemberian O2 sesuai indikasi. Rasional Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk
pemakaian miokard dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
jaringan. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. Rasional Pemberian obat – obatan
nantinya akan dapat membantu mengurangi nyeri dan memberikan rasa nyaman kepada
pasien
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Infark miokard akut terjadi ketika iskemia
miokard,yang biasanya timbul sebagai akibat penyakit aterosklerosis arteri koroner,
cukup untuk menghasilkan nekrosis inversibel otot jantung. (Huan H
Gray,dkk,2012). Diagnosa yang muncul pada pasien AMI yaitu Nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
Bagi Penulis
Penulis diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan keperawatan
selanjutnya pada pasien dengan nyeri.
Bagi Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Baradewo, Mary.2008.Klien Gangguan Kardiovaskuler Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta
:EGC.
Wilkinson, Judith.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC.Jakarta:EGC.
Elizabeth, Corwin. 2007. Buku Saku Patofisoilogi. Jakarta : EGC.