Serevina Nainggolan
219210037
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2023
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam hasil penelitian ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan
Serevina Nainggolan
219210037
i
ABSTRAK
Latar belakang: Pengurangan gejala depresi telah lama dianggap sebagai tujuan utama
pengobatan pada pasien dengan gangguan depresi. Depresi dinyatakan sembuh tidak
hanya berfokus pada hilangnya gejala depresi inti, tetapi juga penderita depresi
mendapatkan kembali fungsi sehari-hari mereka sebelum pasien menderita gangguan
perasaan, adanya peningkatan kualitas hidup serta pasien merasakan sendiri perbaikan
yang dialami. Dukungan sosial yang bersumber dari anggota keluarga, teman dan
kerabat juga merupakan hal penting yang berkontribusi terhadap kelangsungan
kesehatan mental orang yang depresi.
Tujuan penelitian: Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga terhadap tingkat kesembuhan penderita depresi RSJ Bina Karsa Medan Periode
Januari-Maret 2023.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif correlation
dengan pendekatan secara Cross Sectional
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dukungan keluarga
didapati kategori dukungan keluarga baik sebanyak 0 orang (0%), kategori cukup
sebanyak 44 orang (84.6%), dan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 8 orang
(15.4%).
Kesimpulan: Dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat
kesembuhan penderita depresi
ii
ABSTRACT
Serevina Nainggolan, 219210037, The Relation of Family Support to the Recovery
Rate of Depression Sufferers at Bina Karsa Medan Hospital in 2023.
iii
PRAKATA
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus
Kristus dan Roh Kudus atas berkat dan kasih-Nya peneliti dapat menyelesaikan
Proposal ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukunngan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
2. dr. Eka Samuel P. Hutasoit, Sp. OG, MM selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Indonesia serta sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan selama
4. Alm dr. Donald F Sitompul, Sp. KJ selaku Dosen Pembimbing I yang telah
5. dr. Wijaya Taufik Tiji, M. Ked (KJ), Sp. KJ, FIAS selaku Dosen
Pembimbing I yang menggantikan Alm. dr. Donald yang dengan sepenuh hati
iv
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengajari peneliti dalam
sepenuh hati telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengajari peneliti
7. Semua pihak di RSJ Bina Karsa Medan yang sudah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk mengambil data penelitian di RSJ Bina Karsa Medan
Indonesia yang telah mendidik peneliti dari awal peneliti menempuh pendidikan
Bapak Yanto Fernando Nainggolan dan Inong Ibu Renty Sagala yang sudah
mau berjuang bersama, tidak mudah tetapi ternyata kita bisa bukan? tentu
dan mendukung peneliti mulai dari masuk sebagai MABA sampai pada
10. Adik-adik peneliti Rahel Nainggolan yang telah bersedia menemani peneliti
untuk bimbingan dan menemani dalam keadaan susah senang, Sardo Raja
11. Mahasiswa major Saxsophone dengan NIM 2192442001 yang telah menemani,
mendukung dan mewarnai hari-hari peneliti mulai dari MABA sampai semester
v
12. Abang peneliti Yosia Sianipar yang telah ikut ambil bagian dalam penyusunan
13. Sahabat peneliti, Roulina Matanari dan Wirayanti Sinurat yang telah saling
14. Nur Azizah Ainun dan Sarita Vasti Telaumbanua rekan seperjuangan yang
skripsi ini
15. Semua pihak yang telah membantu peneliti baik langsung maupun tidak
langsung dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, yang namanya tidak dapat
proposal skripsi ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi
Peneliti
Serevina Nainggolan
219210037
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ....................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
2.1 Depresi................................................................................................... 7
vii
2.1.1 Definisi......................................................................................... 7
2.1.2 Epidemiologi................................................................................ 7
2.1.4 Gejala........................................................................................... 10
2.1.5 Klasifikasi.................................................................................... 12
2.1.6 Patofisiologi................................................................................ 12
2.1.7 Diagnosis..................................................................................... 13
2.1.8 Penatalaksanaan.......................................................................... 15
2.2 Keluarga............................................................................................... 18
2.7 Hipotesis.............................................................................................. 24
3.3.1 Populasi....................................................................................... 26
viii
3.3.2 Sampel......................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 45
5.2 Saran...................................................................................................... 46
ix
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 47
LAMPIRAN ............................................................................................................ 51
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase jenis kelamin penderita depresi ...37
depresi...................................................................................................37
Depresi .................................................................................................39
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN
Edition
DHEA : Dehydroepiandrosterone
ECT : Electroconvulsive
TCA : Trisiklik
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Surat Balasan Hasil Survey dari RSJ Bina Karsa Medan
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
norma dan budaya yang ada. Sedangkan gangguan kesehatan mental merupakan
internal. Salah satu kontributor terbesar dalam disabilitas global yang mencapai
kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan tidur atau napsu
merupakan penyakit umum yang dialami 300 juta orang di seluruh dunia. Pada
tahun 2005-2015 terjadi peningkatkan depresi lebih dari 18%. Penyebab terbesar
1
2
tertinggi di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya adalah Negara India yang
menduduki posisi pertama dengan jumlah mencapai 56.675.969 total kasus dan
kemudian disusul oleh Negara Indonesia diperingkat kedua dengan jumlah yang
Empat provinsi di Sumatera lainnya, yakni Riau, Bangka Belitung, Aceh dan
menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam hasil Riset
telah mencapai 6,1%. Hal ini mengindikasikan bahwa isu mengenai gangguan
kesehatan mental khususnya depresi merupakan salah satu isu yang sangat
termasuk Indonesia.6
kesulitan yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit kronis dan gejala
fisik juga dapat menyebabkan timbulnya gejala depresi.8 Demikian pula, Pereira-
dengan gejala kecemasan dan perasaan malu. Pengabaian emosional pada masa
menimbulkan gejala depresi pada masa remaja dan dewasa. 9 Demikian pula,
ikatan dan keterikatan orang tua yang buruk, permasalahan antara orang tua dan
anak, dan persepsi penolakan orang tua terbukti mengarah pada diagnosis
depresi dini, gejala depresi yang menetap serta masalah dalam pemulihan dari
pengobatan depresi.10
tidak hanya berfokus pada hilangnya gejala depresi inti, tetapi juga penderita
yang disenangi juga merupakan gejala yang timbul pada penderita depresi.
tekanan.11
38,8% yang mengalami depresi tingkat sedang dan 6% mengalami depresi berat.
Dukungan yang positif dari keluarga sangat membantu dalam penyesuaian diri
remaja dan dapat mengurangi depresi dan kesembuhan dari depresi yang
dialami.15
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
penderita depresi.
2. Sebagai pemenuhan salah satu syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran.
Indonesia dan sebagai bahan referensi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Depresi
2.1.1 Definisi
Depresi adalah satu bentuk suasana hati terganggu yang ditandai dengan
perasaan tidak berguna, pesimis terhadap masa depan, putus asa, ketiadaan gairah
hidup, dan kelesuan yang terjadi pada alam perasaan (affective atau mood disorder).16
Depresi menurut PPDGJ-III, yaitu salah satu gangguan mood yang ditandai
dengan gejala utama yakni afek depresif, kehilangan minat maupun anhedonia dan
2.1.2 Epidemiologi
Depresi adalah gangguan suasana hati yang tidak pandang bulu, tidak
dapat dialami oleh siapa saja.16 Diprediksi oleh World Health Organization bahwa pada
tahun 2020, depresi menjadi nomor dua setelah penyakit kardiovaskular yang
menetapkan depresi sebagai salah satu prioritas yang harus ditangani karena lebih dari
350 juta penduduk dunia mengalami depresi.1 Berdasarkan Richards (2011) dalam Desi
(2020), kasus tertinggi dalam domain penyakit mental di dunia dan terus meningkat
setiap tahunnya dalam 10 tahun terakhir adalah depresi mayor. 18 Menurut WHO
peningkatan angka bunuh diri di Indonesia terus terjadi. 1 Berdasarkan Pradana (2016)
dalam Wandasari (2017) angka bunuh diri pada tahun 2010 adalah 1,8 jiwa per 100.000
7
8
penduduk atau 5.000 kasus per tahun. Pada tahun 2012 angka tersebut meningkat
menjadi 4,3 jiwa per 100.000 penduduk atau setara dengan 10.000 kasus pertahun. 19
Temuan oleh Badan Pusat Statistik (2014) dalam Desi (2020) menyatakan bahwa
sekitar 3,4 juta remaja usia 10-19 tahun mengalami gangguan mental dan depresi adalah
penyumbang yang paling sering terjadi. 18 Dalam memperingati Hari Kesehatan Jiwa
Sedunia, Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan menyatakan bahwa dari 250 juta jiwa
penduduk dewasa di Indonesia, sekitar 11,6% atau berkisar 17,4 juta jiwa mengalami
faktor genetik, biologis, lingkungan dan faktor psikologis. Berdasarkan Harvard Health
Publication (2009) dalam Ktut (2018) bahwa kemungkinan besar depresi diakibatkan
karena terganggunya fungsi otak dalam regulasi suasana hati, kerentanan genetik,
1. Faktor genetik
sebesar 70%. Anak dengan orangtua yang menderita depresi, berpotensi 3 kali
2. Faktor biologis
Faktor biologis terjadinya depresi dibagi menjadi dua hal yakni disregulasi
yang sering dijumpai pada depresi. Neurotransmiter yang paling berperan dalam
depresi. Adanya perubahan hormon pada wanita saat melahirkan dan menopause
3. Faktor lingkungan
menimbulkan depresi.
4. Faktor psikologis
Kehidupan yang penuh tekanan menjadi hal yang mendahului kejadian depresi.
Perubahan biologi otak dapat terjadi bertahan lama apabila terjadi stress
neuron dan penurunan kontak sinaps. Efek yang ditimbulkan adalah, seorang
individu akan beresiko tinggi untuk mengalami gangguan mood hingga depresi.
negatif. Penderita depresi memiliki pandangan yang negatif mengenai diri dan
menjadi sangat terbatas, menolak harapan dan memiliki keinginan untuk bunuh
diri.19
menyalahkan diri sendiri, hilangnya minat dan bakat, kehilangan napsu makan, selalu
memikirkan tentang kematian dan adanya hasrat untuk menyakiti bahkan bunuh diri.
Beberapa gejala lainnya ditandai dengan adanya perubahan yang terjadi pada
kemampuan kognitif, cara bicara dan fungsi vegetatif seperti kesulitan tidur atau
seksual dan irama biologis lainnya, dimana setiap perubahan yang terjadi
dan pekerjaannya.19
1. Simtom kognitif
Terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu bagian yang pertama adalah sikap
penderitanya, pengalaman serta masa yang akan datang. Simtom ini termasuk
menganggap diri sendiri buruk dan distorsi citra tubuh serta harapan yang
2. Simtom emosional
Adanya perubahan yang terjadi pada perasaan penderitanya yang dapat dikenali
3. Simtom motivasional
makan dan minum obat, adanya keinginan untuk mengakhiri hidup dan penderita
hubungan dengan orang lain, retardasi dan agitasi pada perilakunya, kehilangan
Gejala depresi yang terjadi pada kelompok usia tua berbeda dengan kelompok
usia muda. Pada kelompok usia muda, umumnya depresi dipresentasikan dengan
tetrahedron, dimana gejala yang meliputi adalah mood depresif, cemas, tidak produktif
dan penurunan gejala somatik.20 Pada kelompok usia tua, gejala depresi yang pada
umumnya terjadi meliputi hilangnya daya tarik, anhedonia dan mood depresif.21
12
2.1.5 Klasifikasi
Pada depresi neurotik bentuk depresinya lebih ringan dari pada depresi psikotik
mendahului.19
yang meliputi sintesis dan sekresi dari norepinefrin dan serotonin. Adanya penelitian
terbaru yang menemukan bahwa pasien dengan gangguan depresi memiliki kadar
mood (suasana hati) diproyeksikan oleh sel tubuh serotonin (serotonin’s cell bodies)
yang terdapat pada midbrain raphe dimana aksonnya diproyeksikan ke korteks frontal
dan untuk modulasi emosi seperti kecemasan dan depresi terdapat pada ganglia basalis
terutama area limbik. Proyeksi serotoninergik juga sampai hingga hipotalamus yang
merupakan neuron serotonin yang meregulasi untuk makan, napsu makan, berat badan,
napsu seksual dan siklus tidur. Neuron norepinefrin yang diproyeksikan ke korteks
frontalis meregulasi suasana hati. Selain itu, norepinefrin juga dapat diproyeksikan ke
pergerakan motorik. Monoamin memiliki fungsi yang luas seperti pengaturan tidur,
Edition (DSM-V) yang ditunjukkan pada tabel 2.1, kriteria diagnostik depresi meliputi
adanya kesedihan atau anhedonia dengan total lima atau lebih gejala selama 2
minggu.22
Lima atau lebih dari gejala berikut yang ditemukan setiap hari selama 2
minggu:
- Anhedonia
Gejala tambahan
bunuh diri
Kriteria diagnosa episode depresi menurut ICD-10 dan DSM-V hampir sama
namun ada beberapa perbedaan. Menurut ICD-10, pasien harus mempunyai dua dari
tiga gejala awal (suasana hati yang tertekan, kehilangan minat dalam kegiatan sehari-
hari dan penurunan energi) ditambah dengan setidaknya dua dari tujuh gejala yang
lain.23
15
Tidak hanya berdasarkan gejala, diagnosa depresi juga dapat dilakukan dengan
alat bantuan yakni kuesioner PHQ-9 (Patient Health Questionnaire). PHQ-9 merupakan
kuesioner yang diisi sendiri oleh pasien yang terdiri dari 9 pertanyaan mengenai gejala
depresi. Skor 0-4 tidak depresi, skor 5-9 depresi ringan, skor 10-14 depresi sedang, skor
15-19 depresi sedang menuju berat, skor 20-27 depresi berat. Kuesioner ini telah
dilakukan dengan pemberian antidepresan dan psikoterapi khusus depresi seperti terapi
kognitif dan terapi interpersonal. Ada juga terapi lain untuk pengelolaan depresi dengan
yang biasanya digunakan untuk episode depresi mayor yang ringan, sedang atau berat.
minor dan depresi major episode ringan sampai sedang. Penggabungan antidepresan
dan intervensi psikoterapi mungkin menjadi pilihan pengobatan awal yang baik untuk
gangguan aksis II komorbid bersama dengan gangguan depresi mayor sedang hingga
berat.21
adalah respon parsial terhadap antidepresan, intervensi psikoterapi yang memadai, dan
pasien yang kurang patuh pada farmakoterapi. Adanya gejala psikotik mungkin
Indikasi lain untuk ECT termasuk adanya fitur katatonik yang tidak merespon
16
benzodiazepin (misalnya lorazepam), resiko bunuh diri yang tinggi, adanya penyakit
makanan dan nutrisi terganggu serta pasien yang memiliki riwayat respon positif
antidepresan ini digunakan menjadi lini pertama. Berikut merupakan obat yang
SSRI yaitu vortioxetine yang dapat ditoleransi dengan baik dan prevalensi efek
Namun, karena efek toksik yang dapat menimbulkan hipotensi dan hipertensi
pada penggunaan obat ini, penggunaan obat ini sudah sangat jarang digunakan.
4. Trisiklik (TCA)
Mekanisme obat golongan trisklik ini bekerja dengan cara menghambat ambilan
obat ini efektif untuk atasi depresi, tetapi telah tersedia obat yang memiliki
Terapi ECT merupakan salah satu pengobatan yang efektif untuk mengobati
depresi mayor. Terapi ini memiliki efikasi yang tinggi tetapi juga kekambuhan
yang tinggi.23 Lini pertama yang dapat diberikan sebagai antidepresi adalah obat
Trisiklik dan kombinasi inhibitor sebagai lini ketiga. MAOI sebagai lini terakhir
2.2 Keluarga
2.2.1 Definisi
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena adanya
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam sat
u rumah tangga, adanya interaksi satu dengan yang lainnya dan setiap anggota keluarga
1. Fungsi afektif
Yang dimaksud dengan fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga, sebagai
basis kekuatan keluarga itu sendiri. Tujuan dari fungsi afektif adalah untuk
keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan mental yang sangat membutuhkan
perhatian lebih dari setiap anggota keluarga yang berlandaskan rasa saling
2. Fungsi sosialisasi
eluarga. Bila dalam satu keluarga terdapat anggota keluarga yang alami
3. Fungsi reproduksi
Fungsi ini adalah fungsi keluarga untuk meneruskan keturunan dan menambah s
4. Fungsi ekonomi
untuk pengobatan dan perawatan selama dirawat di rumah sakit jiwa maupun
kesehatan anggota keluarga agar tetap dalam kondisi sehat dan memiliki
Dukungan keluarga adalah sikap atau tindakan penerimaan seluruh anggota kelu
informasional, dukungan nyata dan dukungan pengharapan, sehingga setiap anggota kel
uarga merasa ada yang menaruh perhatian dalam kehidupannya.24 Keluarga dari
penderita yang menderita gangguan jiwa sangat penting untuk mengembangkan nilai,
keyakinan, sikap serta perilaku untuk penderita sembuh dan menjadi individu yang
keluargaa, juga merupakan strategi koping yang penting untuk dimiliki keluarga saat
mengalami stress. Dukungan sosial keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi
preventif untuk mengurangi stress dan konsekuensi negatif yang mengarah pada
depresi.26
a. Dukungan emosional
Jenis dukungan ini dapat membuat anggota keluarga yang mengalami depresi merasa
tidak mampu menghadapi dan menanggung beban sendiri karena fungsi dari dukungan
emosional adalah keluarga menjadi pendengar yang setia bagi setiap anggota keluarga
yang selalu menaruh perhatian dan menunjukkan empati antara anggota keluarga.
Dengan demikian anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan mental akan
membaik dari perasaan sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Dukungan emosional
dapat berupa dukungan simpati, empati, cinta dan kasih sayang, kepercayaan dan
penghargaan. Pada dukungan emosional, keluarga sebagai sebuah tempat yang paling
aman dan damai untuk istirahat dan dalam masa pemulihan serta memberikan semangat
b. Dukungan informasi
Meliputi pemberian solusi dari masalah yang ada, memberikan pengarahan nasehat,
saran, dan umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh pasien penderita gangguan
jiwa dan mental. Keluarga dapat menjadi penyedia informasi dengan memberikan
masukan mengenai terapi yang baik dan tindakan yang spesifik bagi pasien gangguan
jiwa dan mental untuk melawan stressor. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai
c. Dukungan instrumental
Meliputi penyediaan dukungan secara jasmani seperti bantuan dalam bidang keuangan,
bantuan jasmaniah, material berupa bantuan yang nyata, dimana benda atau jasa yang
diberikan akan membantu mencari solusi dari masalah yang terjadi, seperti menjaga
dan merawat saat sakit, memberi atau meminjamkan uang, menyediakan transportasi,
d. Dukungan penghargaan
Pada dukungan ini keluarga bertindak untuk memberikan apresiasi dan penghargaan
atas setiap keputusan yang diambil juga sebagai pembimbing seperti membimbing
pasien untuk tetap rutin minum obat dan menjalin hubungan yang baik dengan anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan mental dengan memberikan pertolongan
yakni memberikan pilihan respon yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi. Jenis dukungan ini membuat individu mampu membangun kembali harga
yang sebelumnya kurang baik.27 Kesembuhan terhadap depresi dapat dilakukan dengan
pil placebo
53% orang dewasa dengan depresi yang tidak Remisi yang meningkat
hidup
23
Pasien depresi
Tatalaksana depresi
Tingkat kesembuhan
Tingkat kesembuhan
2.7 Hipotesis
Ada hubungan positif antara dukungan keluarga dengan tingkat kesembuhan penderita
depresi. Semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin baik tingkat kesembuhan
penderita depresi.
Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kesembuhan depresi.
BAB III
METODE PENELITIAN
analitik korelasional yang dilakukan tanpa intervensi pada partisipan. Bertujuan untuk
penyebab suatu penyakit atau kondisi atau perilaku yang penyebab dan mekanismenya
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu hubungan dukungan keluarga terhadap
dilakukan dalam satu rentang waktu. Kedua variabel tersebut diukur secara bersamaan
Penelitian ini akan dilakukan di RSJ Bina Karsa yang berlokasi di Medan.
25
26
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah penderita depresi di RSJ Bina Karsa Medan
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita depresi pada rekam medis
periode Januari-Maret 2023. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
Pada penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah total sampling, oleh
karena itu maka penelitian ini akan menjelaskan tentang hubungan dukungan keluarga
permohonan studi pada bagian Institusi Pendidikan dan Komisi Etik Fakultas
diberikan pada bagian rekam medis rumah sakit dengan tujuan permohonan
pengumpulan data medis di RSJ Bina Karsa Medan. Setelah itu, surat penelitian akan
diberikan pada peneliti dengan data penelitian akan dikeluarkan sesuai dengan
kebutuhan peneliti. Data yang digunakan berupa rekam medis penderita rawat jalan
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yaitu:
a. Data primer
Data primer diperoleh dari kuesioner yang ditujukan kepada penderita depresi
yang datang ke RSJ Bina Karsa Medan Periode Januari-Maret 2023. Responden
adalah mereka yang bersedia untuk tanya jawab dengan peneliti sesuai dengan
setiap pertanyaan maupun pernyataan yang ada pada kuesioner. Peneliti juga
kelengkapan data dan jika ada data yang kurang dapat segera diisi. Selanjutnya,
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari rekam medis untuk pengambilan data penderita
sepuluh rumah responden per hari yang beralamat di Medan dimulai dengan
penelitian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusinya. Jika sesuai, maka
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa rekam medis dan
pengobatan
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel dalam
penelitian ini meliputi variabel independen dan dependen yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
Variabel:
1. Dukungan keluarga
Definisi
Dukungan keluarga adalah sikap atau tindakan penerimaan seluruh anggota kelu
dengan pilihan:
1. TP : Tidak Pernah
2. J : Jarang
3. S : Sering
4. SL : Selalu
Hasil ukur
Baik : 60
Cukup : 40-59
Skala data
Ordinal
Definisi
Kesembuhan adalah keadaan pasien yang sudah pulih dari keadaannya yang
sebelumnya kurang baik baik secara fisik maupun mental. Penilaian tingkat
0. TP : Tidak Pernah
1. B : Beberapa Hari
Hasil ukur
Skala data
Ordinal
1. Editing
Editing adalah pemberian lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden.
dilakukan oleh peneliti dengan cara mengecek setiap data dari masing-masing
responden.
pertanyaan lain
2. Coding
3. Scoring
Scoring adalah penilaian terhadap data dengan memberi skor pada pertanyaan-
4. Data Entry
Data berupa angka atau huruf dimasukkan ke dalam program perangkat lunak
komputer.
5. Tabulating
dan entry ke tabel master. Data kemudian diolah menggunakan software statistik
(SPSS). Pengolahan disajikan dalam tabel frekuensi dan distribusi serta penjelasan
dalam bentuk naratif. Model analisis ini menggunakan uji chi-square yakni menilai
dengan tingkat kesembuhan depresi jika p < α. Sebaliknya jika variabel dukungan
33
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini, dukungan keluarga merupakan variabel
bebas dan tingkat kesembuhan depresi merupakan variabel terikat dengan menggunakan
uji statistik Chi-Square. Jika uji Chi-Square tidak memenuhi syarat maka akan
2. Sel yang mempunyai nilai expected < 5, maks 20% dari jumlah sel
3. Nilai yang diambil continutity correction untuk tabel 2x2, tabel 2xK nilai
pearson chi-square.
Uji Kolmogorov dipakai sebagai alternatif apabila uji chi-square tidak terpenuhi
sekunder yang diperoleh dari data medis pasien rawat jalan dengan diagnosa
- Penjelasan mengenai maksud dan tujuan serta prosedur pada penelitian ini
terhadap subjek.
oleh keluarganya.
dan kuesioner PHQ (Yang diadopsi dari Kroenke K, Spitzer RL, Williams JB.
Sampel penelitian
Pengolahan data
Analisis data
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
pihak RSJ Bina Karsa Medan. Kerahasiaan pasien tetap dijaga dengan tidak
Bina Karsa Medan bulan Januari-Maret tahun 2023. Jumlah responden sebanyak 52
orang. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dukungan keluarga dan
Karakteristik usia terhadap pasien depresi dapat dilihat pada tabel 4.1.1
Total 52 100
RSJ Bina Karsa Medan didapati dari kategori umur <50 tahun sebanyak 41 orang
36
37
Karakteristik jenis kelamin pada penderita depresi dapat dilihat pada tabel 4.1.2
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi dan persentase jenis kelamin penderita depresi
Laki-laki 21 40.4
Perempuan 31 59.6
Total 52 100
RSJ Bina Karsa Medan pada laki-laki sebanyak 21 orang (40.4%) dan perempuan
tabel 4.1.3
depresi
Baik 0 0
Cukup 44 84.6
Kurang 8 15.4
Total 52 100
keluarga didapati kategori dukungan keluarga baik sebanyak 0 orang (0%), kategori
cukup sebanyak 44 orang (84.6%) dan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 8
orang (15.4%).
38
Tabel 4.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat kesembuhan depresi pada
penderita depresi
Total 52 100
depresi didapati dari kategori skor derajat depresi yakni depresi ringan sebanyak 44
orang (84.6%), derajat depresi sedang sebanyak 6 orang (11.5%) dan derajat depresi
Tambahan disini
Karakteristik tingkat kesembuhan penderita depresi berdasarkan diagnosa
penderita diawal masuk RS dan saat penelitian. Penilaian: sembuh, perbaikan, tidak
depresi
Baik 0 0 0 0 0 *0.00
Cukup 0 44 0 0 44
Kurang 0 0 6 2 8
Total 0 44 6 2 52
dengan tingkat kesembuhan pasien depresi didapati dari skor derajat depresi yakni 44
keluarga yang cukup. Dari 6 orang yang mengalami depresi sedang, semuanya
mendapat dukungan yang keluarga yang kurang, dan dari 2 orang dengan depresi berat
penelitian ini dapat diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga terhadap tingkat kesembuhan penderita depresi RSJ Bina Karsa Medan.
40
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga terhadap tingkat kesembuhan penderita depresi RSJ Bina
Karsa Medan sehingga pada hipotesis ini dapat diterima, adapun hal yang
Medan ialah faktor dari usia penderita depresi, jenis kelamin dan dukungan keluarga.
a) Usia
persentase usia yang paling banyak penderita depresi di RSJ Bina Karsa Medan
didapati dari kategori umur <50 tahun sebanyak 41 orang (78.8%). Quality of
produksi.30
ringan, dan 26 orang (38,8%) dengan tingkat depresi berat. Hal ini menunjukkan
b) Jenis kelamin
persentase jenis kelamin penderita depresi di RSJ Bina Karsa Medan didapati
c) Dukungan keluarga
paling banyak ialah dukungan keluarga yang cukup baik terhadap penderita
depresi di RSJ Bina Karsa sebanyak 44 orang (84.6%) dari 52 orang responden.
dengan dukungan maka rasa percaya diri akan meningkat dan motivasi dalam
umum berada pada kategori baik. Responden menyatakan bahwa mereka merasa
senang tinggal bersama keluarga dan diberi kasih sayang, simpati serta perhatian
emosional yang kurang dari keluarga, hal ini dikarenakan penderita depresi
Tingkat depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa pada ranah
kelesuan, kurangnya gairah hidup, perasaan tidak berharga dan putus asa. Hasil
ringan. Dan ada 21 orang yang mengalami depresi berat. Tingginya angka
depresi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor biologis, fisik,
psikologis, dan sosial. Beberapa faktor pemicu depresi berat ditemukan pada
penelitian ini dapat diterima atau terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga terhadap tingkat kesembuhan penderita depresi di RSJ Bina Karsa Medan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuni (2018)
bahwa lansia yang mendapatkan dukungan keluarga yang kurang optimal cenderung
mengalami depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang mendapatkan
dukungan keluarga yang optimal. Hasil uji statistik diperoleh pula nilai ρ-value =0,027
(ρ-value<0,05) artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafira (2022)
analisis bivariat yang diperoleh p-value 0,009<0,05 yang berarti ada hubungan antara
tingkat depresi dengan kualitas hidup lansia. Depresi mempunyai hubungan dengan
Peranan keluarga dalam perawatan penderita depresi antara lain menjaga dan
kebutuhan spiritual bagi penderita depresi. Bila dukungan keluarga tinggi maka dapat
menurunkan angka kesakitan dan akan kematian yang akhirnya akan meningkatkan
hidup penderita.30
BAB V
2.1 Kesimpulan
1. Pada jumlah distribusi frekuensi dan persentase tingkat dukungan keluarga yang
didapati didapati kategori tingkat kesembuhan dari derajat depresi ringan yang
paling banyak.
3. Pada jumlah distribusi frekuensi dan persentase jenis kelamin penderita depresi di
RSJ Bina Karsa Medan didapati yang paling banyak ialah perempuan.
4. Pada distribusi frekuensi dan persentase usia yang paling banyak penderita depresi
di RSJ Bina Karsa Medan didapati dari kategori umur <50 tahun.
45
46
1.2 Saran
tenaga kesehatan dibeberapa RSJ Kota Medan dalam upaya meningkatkan promosi
Diharapkan agar Pihak RSJ Bina Karsa Medan dapat meningkatkan promosi
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat agar dapat memahami dan turut berperan penting
depresi.
1. WHO. Mental disorders [Internet]. WHO. 2017 [cited 2023 Feb 10]. Available
from: https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
3. Choi EPH, Hui BPH, Wan EYF. Depression and anxiety in hong kong during
2017;17(10):1–11.
4. Kim DJ, Kim K, Lee HW. Internet Game Addiction, Depression, and Escape
2017;205(7):568–73.
5. Estimates GH. Depression and Other Common Mental Disorders Global Health
Estimates. 2019
47
48
Risiko untuk kesehatan mental pada orang dewasa muda Kolombia. Jurnal
Neuroscience. https://doi.org/10.1007/s00406-022-01487-5
https://www.psychiatry.org/patientsfamilies/depression/what-is-depression
14. Ayuni. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di
15. Yunita ER, Teti R. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian
Depresi Pada Remaja Awal. Jurnal Asuhan Ibu dan Anak. JAIA 2018;3(2): 47-
54
49
16. Teting B, Yani Y and Jho, YL. (2022) “Dukungan Keluarga dan Tingkat
(1). ISSN: 1410-3737(p) 2621-069X(e) Open access article licensed under CC-BY
10.46984/sebatikv26i1.1679
17. Gejala Depresi, Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III edisi
kedua.
18. Desi, Felita, Aris & Kinasih, Angkit. 2020. Gejala Depresi pada Remaja di
Sekolah Menengah Atas. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(1), 30-38.
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
20. Ktut D. 2018. Depresi pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya. Jurnal
21. Prasnya J. 2021. Depresi Pada Lansia: Faktor Resiko, Diagnosis dan
http://jurnalmedikahutama.com
Mood Pada Usia Lanjut. Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749 Vol. 06 No. 02,
131-141.
23. Ajeng R, Irma M, Rano KS. 2018. Review Artikel: Farmakoterapi Depresi dan
24. Friedman, Marilyn M. 2017. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori dan
Sukajaya. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 5 No.2, November 2018, 80-92
Obat Pasien Skizofrenia di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit X. Url Jurnal: Afiat
Penelitian
30. Syafira, G. 2022. Hubungan Dukungan Keluarga dan Tingkat Depresi dengan
31. Kroenke K, Spitzer RL, Williams JB. The PHQ-9: Validity of a brief depression
severity measure. J Gen Intern Med. 2021;16(9):606-613
32. Lana Lekic, mr.ph. spec, PhD. 2021. Adherence and Medication Adherence
Rating Scale (MARS) Volume 6, Issue 11, November 2021. International Journal
Lampiran 1
52
Lampiran 2
53
Lampiran 3
54
Lampiran 4
55
Lampiran 5
56
Lampiran 6
Responden
Dengan hormat,
NPM : 219210035
Pendidikan : S1 Kedokteran
1. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap
tingkat kesembuhan penderita depresi.
2. Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu sebagai sumber informasi kepada masyarakat
pentingnya dukungan keluarga untuk memberikan perhatian dan dukungan bagi
penderita depresi, sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan.
3. Prosedur pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan meminta kesediaan
responden untuk berpartisipasi yakni dengan cara mengisi kuesioner. Pengisian
kuesioner pada pasien dibantu langsung oleh peneliti. Peneliti membaca kuesioner lalu
pasien menjawab sesuai dengan yang dialami.
4. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
akan digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.
5. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang dapat merugikan bagi responden
6. Partisipasi pasien depresi pada penelitian ini bersifat sukarela, mereka dapat menolak
57
Peneliti
Serevina Nainggolan
58
Lampiran 8
Kuesioner dukungan keluarga
Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan terkait dukungan keluarga yang meliputi 4
domain yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan
dukungan penghargaan.
Isilah setiap pertanyaan dengan memberikan tanda ceklist (√) pada salah satu kolom.32
1. TP : Tidak Pernah
2. J : Jarang
3. S : Sering
4. SL : Selalu
TP J S SL
NO PERTANYAAN
1 2 3 4
Dukungan emosional
1. Keluarga adalah tempat tinggal yang nyaman dan tenang bagi saya
2. Keluarga memberikan perhatian dengan menciptakan suasana
lingkungan rumah yang aman bagi saya untuk melakukan aktivitas
3. Keluarga memberikan kepercayaan kepada saya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
4. Keluarga mendengarkan curahan hati saya ketika saya sedih
5. Keluarga memberikan kasih sayang kepada saya dalam
melakukan aktivitas sehari-hari
Dukungan instrumental
6. Keluarga memberi fasilitas yang saya perlukan untuk melakukan
aktivitas (seperti: alat mandi, makan dan berjalan)
7. Keluarga meluangkan waktu untuk menemani saya beraktivitas
8. Keluarga menyediakan transportasi yang mempermudah saya
melakukan aktivitas
9. Keluarga mengantar saya kemana saya akan pergi
10. Keluarga membantu saya ketika saya mengalami kendala
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (seperti: makan, minum,
buang air besar/kecil)
Dukungan informasi
11. Keluarga mencari informasi mengenai masalah kesehatan yang
saya alami melalui majalah dan orang yang ahli
12. Keluarga menyarankan saya untuk berkunjung dan berkumpul
teman seumuran
13. Keluarga mengingatkan hal-hal yang harus dihindari yang dapat
membuat saya terserang penyakit.
14. Keluarga mengingatkan saya untuk tetap menjaga kesehatan
15. Keluarga memberikan solusi permasalahan aktivitas sehari-hari
Dukungan penghargaan
16. Keluarga membimbing saya agar tetap menjaga kondisi kesehatan
17. Keluarga menghormati setiap keputusan yang diungkapkan oleh
60
saya
18. Keluarga menunjukkan bahwa keluarga mempedulikan saya
19. Keluarga menyarankan saya agar tetap menjalin hubungan sosial
dengan orang lain/rekan sebaya
20. Keluarga memotivasi saya untuk tetap melakukan hobi (seperti:
menjahit, berkebun dan melukis)
Kuesioner PHQ 9
61
Selama 2 minggu terakhir seberapa sering anda terganggu oleh masalah-masalah berikut?
Pilihan pertanyaan
No Pernyataan Tidak Beberapa Lebih dari Hampir
Pernah hari separuh setiap hari
waktu yang
dimaksud
1 Kurang tertarik atau
bergairah dalam melakukan
apapun
2 Merasa murung, muram dan
putus asa
3 Sulit tidur atau mudah
terbangun atau terlalu banyak
tidur
4 Merasa lelah atau kurang
bertenaga
Lampiran 9
NPM : 219210037
MASTER DATA
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN
PENDERITA DEPRESI DI RS BINA KARSA MEDAN TAHUN 2023
No. Nama Jenis Usia Skor Skor Tingkat depresi Tingkat depresi
Berat
Lampiran 10
65
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <50 tahun 41 78.8 78.8 78.8
>50 tahun 11 21.2 21.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 21 40.4 40.4 40.4
perempuan 31 59.6 59.6 100.0
Total 52 100.0 100.0
Dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 0 0 0 0
cukup (40-59) 44 84.6 84.6 84.6
kurang (<40) 8 15.4 15.4 100.0
Total 52 100.0 100.0
Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
Value Standard Error a
Approximate T b
Significance
Ordinal by Ordinal Kendall's tau-c .438 .109 4.038 .000
N of Valid Cases 52