Anda di halaman 1dari 11

Ruang Lingkup Makna:

Konteks Interpersonal
Pembahasan meliputi:
• Kekuatan ilokusi dan tindak tutur
• Maksud pembicara dan inferensi pendengar
• Interpersonal konteks: implikasi
• Gricean maksim dan prinsip kerjasama
• Universalitas makna
• Teori relevansi
• Semantik dan pragmatik
Tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi

• Tindak lokusi merupakan tindakan untuk


menyatakan sesuatu (The Act of Saying
something), yaitu tindakan mengungkapkan
makna harfiah dari kata-kata yang dipilih.
Contoh: “Engkau akan merasakan tanganmu
tertiup angin” pembicara melakukan tindak
lokusi untuk menyatakan bahwa pendengar
akan merasakan tanganya tertiup angin.
• Tindak ilokusi adalah tindakan yang dilakukan untuk
menyatakan atau menginformasikan sesuatu, serta
untuk melakukan sesuatu (The Act Doing Something).
Contoh: “Anda akan merasakan tangan anda tertiup
angin” dimaksudkan, dipahami sebagai tindakan
peringatan, yaitu ucapan yang memiliki kekuatan
ilokusi dari peringatan.

• Tindak perlokusi adalah tindakan yang menghasilkan


atau mempunyai pengaruh atau efek bagi pendengar
melalui ucapan (The Act of Affecting Someone).
Contoh: “Engkau akan merasakan tanganmu tertiup
angin” mungkin untuk mencegah pendengar dari
permainan tongkang atau tongkat dinamit, untuk
menakut-nakuti pendengar, mendorong mereka untuk
terus melambaikan nyala api di depan sekantong
kembang api, dll.
Makna pembicara dan inferensi
pendengar
• Pentingnya niat pembicara berlaku pada ilokusi dan aspek lokusi dari setiap ucapan. Pada
ilokusi, interpretasi pendengar terhadap tindak tutur yang dilakukan pembicara akan
bergantung. Contoh:
S: “mudah jatuh dalam kegelapan”
dapat diartikan sebagai permintaan kepada H untuk menyalahkan lampu, peringatan bagi H
berhati-hati,dll.

• Pada sisi tindak lokusi adalah membuat kesimpulan tentang niat pembicara bahwa pendengar
akan memilih aspek yang relevan dengan pengetahuan eksiklopedia pada ekspresi linguistik:
informasi eksiklopedia yang relevan bagi penafsir ucapan adalah informasi yang dimaksudkan
untuk menyampaikan, dan pendengar harus memutuskan elemen dari pengetahuan
ensiklopedia pembicara dalam pikiran.
Contoh: “He may be a Frog, but no princess is kissing him”, pendengar mempertimbangkan
fakta-fakta tertentu dan relevan dengan konteks ini. Fakta bahwa ada cerita seorang putri yang
mencium kodok, dan orang Perancis mungkin menyebutnya kodok. Untuk memahami dengan
benar, setiap pendengar perlu menghargai maksud pembicara untuk menyampaikan informasi
ini.
Contoh (1) Pasangan  kalimat memiliki identik kebenaran bersyarat.
(6) a. Dia kaya dan dia tidak bahagia.
b. Hilda naik taksi dan Dirk naik bis.
(7) a. Dia kaya tapi dia tidak bahagia.
b. Hilda naik taksi tapi Dirk naik bis.
Contoh (2)
penuturan (10), apakah ada keterkaitannya atau tidak ?
A: Waktu sholat Ashar sudah masuk belum?
B: tadi tukang roti sudah lewat.
(Keterkaitannya, tukang roti biasanya lewat setelah waktu sholat Ashar tiba).
Gricean Maxim dan Prinsip Kerjasama

• Maxim, yakni berupa pernyataan ringkas yang


mengandung ajaran atau kebenaran. Setiap
penutur harus menaati empat maxim
kerjasama , yaitu maxim kuantitas (maxim of
quantity), maxim kualitas (maxim of quality)
maxim relevansi (maxim of relevance), dan
maxim cara (maxim of manner).
• Maxim kuantitas (maxim of quantity)
Perhatikan, penuturan (11) dan (12) berikut:
(11) Ayam saya telah bertelur.
(12) Ayam saya yang betina telah bertelur.
• Maxim kualitas (maxim of quality)
Perhatikan, penuturan (13) dan (14) berikut:
(13) A: Coba kamu Ahmad, Kota Makasar ada di mana?
B: Ada di Sulawesi selatan, pak.
(14) A: Deny, Siapa presiden pertama Republik Indonesia?
B: Jendral Suharto, Pak!
A: bagus, kalau begitu Bung Karno adalah presiden kedua, ya?
•Maxim relevansi (maxim of relevance)
Perhatikan, penuturan (15) dan (16) berikut:
(15) A: Bu, ada telepon untuk ibu!
B: Ibu sedang dikamar mandi, nak.
(16) A: Bu, bus yang kearah Kebayoran yang mana?
B: Coba tanya pada petugas lalu lintas itu.
•Maxim cara (maxim of manner)
Perhatikan, penuturan (19) dan (21) berikut:
(19) A: Kamu datang kesini mau apa?
B : mau mengambil hak saya.
(21) A: Coba kamu Ahmad, kota Makasar ada dimana?
B: Ada di Sulawesi Selatan, pak!
Universalitas Makna
Teori Relevansi

Ucapan yang paling relevan adalah ujaran yang paling


mudah dimengerti. Karena pembicara diharapkan
mengucapkan ujarannya serelevan mungkin, si
pendengar membenarkan dalam mengikuti jalan paling
tidak melakukan usaha minimal dengan
mempertimbangkan penafsiran yang paling mudah dan
jelas dari ujaran pertama pembicara. Contoh:
Peter : Can we trust Jhon to do as we tell him and
defend the interests of the linguistic departement in the
University Council?
Mary : Jhon is a soldier!
Sematik dan Pragmatik

Anda mungkin juga menyukai