Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maria ulfa

NPM 1906102010013

Mata Kuliah : Pragmatik

TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA


TUTUR

1. TindakTutur

Richard (1995) mengemukakan bahwa tindak tutur (dalam arti yang sempit sekarang)
adalah istilah minimal dari pemakaian situasi tutur/peristiwa tutur/tindak tutur. Ketika kita
berbicara, kita elakukan tindakan-tindakan seperti memberi laporan, membuat pernyataan-
pernyataan, mengajukan pertanyaan, memberi peringatan, memberi janji, menyetujui,
menyesali, dan meminta maaf. Ia juga menjelaskan bahwa tindak tutur dapat diberikan
sebagai sesuatu yang sebenarnya kita lakukan ketika berbicara.

2. PeristiwaTutur

Chaer dan Leonie Agustine (1995) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
peristiwa tutur (speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistic
dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yakni penutur dan mitra tutur,
dengan satu pokok tuturan dalam suatu waktu, tempat, dan situasi tertentu.

Konteks : Dalam karikatur di atas, terlihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang
karena

terjadi kemacetan. Terlihat di samping mobil penutur, bayangan beberapa mobil juga

terjebak kemacetan. Di dalam mobil, penutur mengeluh akan kemacetan dengan situasi

penutur ingin buang air kecil sehingga untuk mempercepat laju kendaraan penutur

berpikir menggunakan sirine. “ADUUUHHH.. SAYA KEBELET PIPIS.. CEPAT

NYALAKAN SIRINENYA..! KEBURU NGGAK TAHAN LAGI, NIH..”. Kalimat

tersebut merupakan kalimat imperatif.

Lokusi : Pada konteks karikatur tersebut penutur memperlihatkan jenis tindak tutur asertif

mengeluh disampaikan dengan kalimat imperatif. Penutur mengemukakan keluhanya

karena kemacetan lalu lintas. Sebagai tindak tutur asertif mengeluh dalam kalimat
berikut:

“ADUUUHHH.. SAYA KEBELET PIPIS.. CEPAT NYALAKAN

SIRINENYA..! KEBURU NGGAK TAHAN LAGI, NIH..”.

Dalam konteks tersebut terdapat jenis tindak tutur asertif menyatakan disampaikan dengan

kalimat deklaratif. Tindak tutur menyatakan memperlihatkan penutur menjelaskan mengenai


tugas

para pejabat. Sebagai tindak tutur asertif menyatakan dalam kalimat berikut:

“Sebagaimana kita ketahui, tugas utama pejabat/pemimpin adalah melayani

rakyat. Namun, dalam kenyataanya sehari-hari, yang terjadi sebaliknya, justru

rakyat yang harus melayani pejabat/pemimpin”.

Terdapat juga tindak tutur asertif mengemukakan pendapat disampaikan dengan kalimat

deklaratif. Tindak tutur tersebut memperlihatkan pendapat penutur kepada para pejabat untuk

melayani masyarakat bukan masyarakat melayani pejabat. Sebagai tindak tutur asertif
mengemukakan

pendapat dalam kalimat berikut:

“Janji adalah utang. Oleh karena itu, wahai para pejabat/pemimpin yang

terhormat, utang Anda untuk memberi pelayanan jangan justru ditimpakan


Jip
kepada kami, masyarakat/warga Negara. Percayalah, kami akan sangat iklas

memberi jalan (minggir) jika Anda atau siapa pun naik mobil bersirene atau

pemadam kebakaran”.

Ilokusi : Pada konteks karikatur tersebut tidak ditemukan jenis tindak tutur ilokusi.

Perlokusi : Pada konteks karikatur di atas, tidak ditemukan jenis tindak tutur perlokusi

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa bentuk bahasa karikatur yang terdapat

dalam media cetak Jawa Pos edisi April 2013 terjadi variasi dalam tindak tutur baik lokusi,
ilokusi,

maupun perlokusi. Bentuk perlokusi yang jarang ditemukan karena tidak ada tindakan
selanjutnya
dalam konteks tuturan. Yang ditemukan adalah bentuk lokusi dan ilokusi.

Tindak Lokusi adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang

terkandung di dalamnya. Tindak tutur ini dapat disebut sebagi The act of saying something.
Tindak

Ilokusi adalah tindak tutur untuk melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu.
Tindak tutur

ini dapat dikatakan sebagai The act of doing something. Tindak Perlokusi adalah tindak tutur
yang

dapat menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Tindak tutur ini dapat disebut
dengan The

act of affecting some one.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2004. Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Pragmatik. Jakarta: Rineka
Cipta.

a. Kalimat Performatif

Kalimat performatif adalah tuturan yang memperlihatkan bahwa suatu perbuatan telah
diselesaikan pembicara dan bahwa dengan mengungkapkannya berarti perbuatan itu
diselesaikan pada saat itu juga. Misalnya, dalam ujaran “Saya mengucapkan terima kasih”,
pembicara mengujarkannya dan sekaligus menyelesaikan perbuatan “mengucapkan”
(Kridalaksana, 1984:2001).
1) Kalimat verdiktif.
Kalimat verdiktif adalah kalimat yang menyatakan keputusan, penilaian,
perkiraan, dan penggambaran. Contohnya:
“Hebat sekali dia IPK nya 4, pasti mudah Lulus kuliahnya nanti.”

2) Kalimat eksersitif.
Kalimat eksersitif adalah kalimat yang mengandung pesan, petunjuk, nasihat,
komunikasi, dan peringatan kepada lawan tuturnya. Contohnya:
“jika sekarang kita berlalai dengan dunia, pasti diakhirat kita pun akan susah"

3) Kalimat komisif.
Kalimat komisif adalah kalimat yang mengandung perjanjian dan berniat
melakukan sesuatu terhadap lawan tutur. Contoh:
“ Saya berjanji saat kita lulus aku akan datang mengunjungi kamu selalu

4) Kalimatbehatitif.
Kalimat behatitif adalah kalimat yang mengandung unsur meminta maaf,
memberi selamat, berterima kasih, menyalahkan, dan mengeluh terhadap
lawan tutur.Contohnya:

" terima kasih ya telah membantu kami selama ini"

5) Kalimat ekspositif.
Kalimat ekspositif adalah kalimat yang digunakan dalam tidakan eksposisi
yang melibatkan penjelas dan klarifikasi penggunaan pandangan, pelaksanaan
argumentasi, penegasan, dan perdebatan terhadap lawan tutur. Contohnya: “
jika sekolah kita tinggi maka pekerjaan mudah menghampiri kita"

 Contoh kalimat performatifresmi:


1. “Saya terima nikah dan kawinnya Anita Binti Sulaiman, dibayartunai.”
2. “Dengan ini saya putuskan, warisan akan saya serahkan kepada anak Pertama
saya yang laki-laki itu
3. “Dengan adanya bukti ini maka pengadilan memutuskan untuk membebaskan
terdakwa
4. “Dari hasil persidangan, saya umumkan bahwa kedua keluarga resmiberdamai.”
5. “Saya persembahkan pidato ini untuk bapak wali kota lhokseumawe”

 Contoh kalimat performatif tidakresmi:


1. Saya berjanji akan melunasi hutangnya besok"
2. “Saya akan segera menghampiri kepala desa untuk menyelesaikan persoalan ini"
3. “Kami minta maaf atas ketidaknyamanan pelayananasuransinya.”
4 . „Saya akan membuang sampah itunanti.”
5. “Saya ingatkan, jangan sekali-kali andamenyontek!”

b. Teks(a).

1) Tindak tuturlokusi.
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dari pihak
penutur terhadap mitra tutur. Hal ini dapat kita lihat pada potongan teks (a):
“Saya mencari novel SitiNurbaya”
“Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu. Ini
bukunya.” “Buku ini sudah langka”

Kalimat di atas menunjukkan penjaga toko menyampaikan sesuatu kepada


siswa bahwa dia menemukan buku sisa satu di gudang, dan dia juga
menyatakan bahwa buku itu sudah langka kepada kepada siswa tersebut.
Kalimat di atas mengandung pernyataan anatara penutur dengan mitra tutur.

2) Tindak tuturilokusi.
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang dinyatakan oleh penutur dengan
tujuan mitra tuturnya merespons atau melakukan sesuatu terhadap perkataan
sang penutur. Tuturan ilokusi ini perlu memerhatikan konteks pada saat
penuturannya. Hal ini dapat kita lihat dari potongan dialog teks (a):
“Tapi uang saya hanya Rp.20.000 ribu"
Tuturan di atas dituturkan dengan maksud memberi tahu bahwa siswa hanya
punya uang Rp. 50.000 dan bertujuan agar penjaga toko mengerti dan mau
mengurangi harga bukunya.

3) Tindak tuturperlokusi.
Tindak tutur perlokusi adalah tuturan yang dihasilkan dari adanya efek yang
ditimbulkan dari ucapan si penutur. Hal ini dapat kita lihat pada potongan teks
(a):
“Saya harap bapak mau membantu, ini untuk tugas sekolah saya.”
“Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp. 50.000, bagaimana?”

Tuturan kedua di atas merupakan efek yang ditimbulkan dari tuturan perlokusi
siswa sebelumnya bahwa dia membeli buku untuk tugas sekolahnya. Sehingga
penjaga toko akhirnya membantu siswa dengan memberi buku tersebut dengan
harga murah.
DAFTAR RUJUKAN

Purba, Andiopenta. 2011. “Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur”. Pena 1(1): 77-91. Diakses
pada 30 April 2021 (https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/1426).

Khoirunnisa, Eka Mahtra. 2018. “Analisis Tuturan Performatif dalam Pidato Ahinzo Abe”.
Jurnal Sasindo Unpam 6(1): 76-95. Diakses pada 30 April 2021
(http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Sasindo/article/view/1334).

Putri, Ria Anggari. 2018. “Ujaran Performatif dalam Wacana Dialog Novel Rantau 1 Muara
Karya A. Fuadi”. Arkhais 9(1). Dikases pada 30 April 2021
(http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/download/7463).

Anda mungkin juga menyukai