Anda di halaman 1dari 6

Nama: Dini Melyanti Mata Ujian: Analisis Wacana

NIM: A310170204 Pengampu: Sri Waljinah


Hari/Tanggal: Senin, 6 April 2020 Sesi: 3

LEMBAR JAWABAN UTS

1. a. Wacana adalah suatu bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa
dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir
nyata, yang disampaikan secara lisan atau tertulis (Tarigan, 1987).
b. Kedudukan wacana dalam satuan linguistik

Wacana

Kalimat

Klausa

Frasa

Kata

Morfem
F
o
n
e
m

2. Perbedaan:
Teks dan koteks merupakan unsur internal dari sebuah wacana, sedangkan konteks termasuk ke
dalam unsur eksternal wacana.
- Teks dapat berupa tulisan maupun lisan yang merupakan perwujudan teks dari wacana.
- Koteks berupa kolokasi, makna dari denotasi dari kata dan bentuk kata, konotasi merupakan
hubungan semantik, medan makna, fungsi kata, dan struktur sintaksis.
- Konteks adalah lingkungan disekitar tuturan yang memungkinkan penutur untuk berinteraksi
dalam peristiwa komunikasi.
Persamaan:
Teks, koteks, dan konteks sama-sama merupakan unsur-unsur di dalam wacana.
Contoh:
- Teks tulis: Mata kuliah Analisis Wacana merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh
dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Mata kuliah ini membahas
tentang seluk beluk suatu wacana.
- Koteks: “Selamat Datang”, “Terimakasih”.
- Konteks: Penutur kakak dan pendengar Adik
Pada sore hari di taman mereka membawa kucing peliharaannya untuk dilatih. Saat sang
kakak melemparkan bola kecil si kucing pun mengejar bola kecil tersebut. Kakak berkata:
pintar ya kucing ini.
Penutur adik dan pendengar kakak
Si adik memandikan kucing peliharaannya di sebuah bak. Si kucing mengamuk dan tiba-tiba
mencakar si adik padahal sebelumnya kucing ini tidak pernah mencakar siapapun. Adik
berkata: sudah pintar ternyata kucing ini.
Kedua contoh kalimat di atas memperjelas peranan konteks dalam penggunaan sebuah
bahasa. Pada kata “pintar” memiliki makna yang berbeda dan bertolak belakang.

3. a. Brown dan Yule


Menganalisis wacana berarti menganalisis penggunaan bahasa sesuai fungsinya. Dalam
menganalisis wacana, deskripsi lingual sebuah bahasa tidak dapat dipisahkan dengan tujuan dan
fungsi bentuk lingual tersebut yang memang dirancang sedemikian rupa untuk dipergunakan oleh
manusia dalam berkomunikasi.
Analisis wacana kritis merupakan kelanjutan atau bagian dari analisis wacana dan memiliki ciri
yang berbeda:
1.Bertindak lebih jauh: menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu
2.Bnalisis hubungan sosial antar pihak dalam wacana
3.Kritik terhadap linguistik dan sosiologi
4.Teori dan metode kajian empiris
5.Hubungan wacana dan sosial kultural yang berbeda
Norman Faiclough
Analisis wacana kritis yaitu studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa yang mengkaji
organisasi wacana tingkat kalimat atau klausa.
Norman memiliki 3 dimensi yaitu dimensi tekstual, dimensi kewacanaan, dan dimensi praktis
sosial
• Sudut pandang terhadap wacana:
1. Pandangan formal
2. Pandangan fungsional
3. Pandangan dialektis
• Jenis Analisis Wacana:
1. Analisis wacana struktural
2. Analisis wacana fungsional (meaning/makna)
3. Analisis wacana dialektis (action)
Teun Van Dijk
Analisis wacana kritis digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, yaitu: politik, ras,
gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain. Van Dijk juga membahas tentang struktur wacana
ideal yaitu:
1.Makro: makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik/tema yang
dikedepankan dalam suatu berita
2.Superstruktur: berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks
tersusun dalam berita secara utuh
3.Mikro: makna wacana diamati dari bagian kecil suatu teks (kata, kalaimat proposisi, anak
kalimat, parapharase, gambar)

4. a. Data yang terdapat dalam jurnal adalah teks berita di media online.
b. Unsur Internal
1. Unsur internal yang pertama berupa judul yaitu “Modalitas Dalam Teks Berita Media Online”.
Judul sendiri merupakan sebuah kepala karangan yang menuangkan topik dalam bentuk menarik.
Judul juga harus sesuai dengan keseluruhan isi wacana.
2. Unsur internal yang kedua berupa kalimat yaitu “Analisis interpretasi yaitu analisis wacana
yang berfungsi untuk mengetahui proses produksi dan penggunaan teks”. Kalimat ini termasuk
dalam unsur internal karena merupakan unit dalam sebuah wacana.

Unsur Eksternal
1. Unsur eksternal yang pertama dalam artikel adalah konteks yaitu lingkungan disekitar tuturan
yang memungkinkan peserta tutur untuk berinteraksi dalam peristiwa komunikasi.
Contoh dalam artikel yaitu pada kalimat Penggunaan bahasa dalam media massa yang lazim
dipakai oleh media ternyata menyimpan ideology tertentu.
2. Unsur eksternal yang kedua yaitu presuposisi. Presuposisi adalah peranggapan atau sesuatu
yang diasumsikan oleh penutur sebagai suatu kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan.
Contoh dalam artikel yaitu pada kalimat Pengalaman Grammen Bank mungkin bias menjadi
salah satu referensi. Contoh tersebut merupakan praduga untuk kebenaran bahwa pengalaman
Grammen Bank dapat dijadikan referensi.
Sumber: Prihantoro, Edy & Dinda Rakhma Fitriani.2015. “Modalitas dalam Teks Berita Media
Online. Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik
Sipil), 6(10), 17-24.

5. a. Kepragmatisan wacana yaitu berkaitan dengan konsep-konsep dasar tentang analisis wacana,
antara lain 1) asumsi, 2) Presuposisi, 3) Inferensi, 4) Implikatur, dan 5) konteks.
b. Kepragmatisan wacana dalam PKM AI kelompok menggunakan konsep implikatur.
Berikut bentuk tuturan dalam PKM AI yang mengandung implikatur percakapan yaitu implikatur
konvensioal

“saya orangnya tidak ngoyo, tidak berambisi dan kalau memang jalan Tuhan, kalau memang
kehendak Tuhan. Dan jika sudah takdir maka semua kan terjadi seperti yang sudah
seharusnyadan semestinya” Kata Gibran.

Sumber: SuaraJawaTengah.id

- Pada kalimat “saya orangnya tidak ngoyo” maknanya diimplikasikan bahwa Gibran bukan orang
yang suka memaksakan diri.

- Pada kalimat “tidak berambisi dan kalau memang jalan Tuhan, kalau memang kehendak Tuhan”.
Diimplikasikan bahwa maksudnya tidak mempunyai keinginan yang besar dan pasrah terhadap
apa yang sudah menjadi takdir dia, pasrah mengikuti jalan yang Tuhan berikan.

- Pada kalimat “dan jika sudah takdir semua akan terjadi seperti yang sudah seharusnya dan
semestinya”. Diimplikasikan bahwa maksudnya semua yang akan terjadi adalah sebuah takdir
yang sudah ditentukan.

6. a. Diksis yang terdapat pada PKM AI adalah:


1). Deiksis Persona (orang)
“Kemarin memang ketemu dan kita ngobrol sedikit. Saling mendoakan orang tua
masing-masing, saling mensupport orang tua masing-masing. Mas Didit kan di ekonomi kreatif
juga”.
Sumber: SuaraJawaTengah.id
Dalam tuturan tersebut terdapat deiksis persona orang pertama jamak karena terdapat kata “kita”.
2). Deiksis Waktu
“Kemarin memang ketemu dan kita ngobrol sedikit. Saling mendoakan orang tua
masing-masing, saling mensupport orang tua masing-masing. Mas Didit kan di ekonomi kreatif
juga”.
Sumber: SuaraJawaTengah.id
Dalam tuturan tersebut terdapat jenis deiksis waktu pada kata “kemaren” menunjukkan
keterangan waktu.
b. Presuposisi yang terdapat pada PKM AI adalah:
1). Presuposisi Non-faktual
“Hebat dan Selamat kepada bapaslon perseorangan pilkada Surakarta. Kalau saya
belum mendapat rekomendasi, dan saya menunggu dulu dari DPD”.
Sumber: CAKRAM.NET
Presuposisi yang terdapat pada tuturan adalah kata “kalau” yang memunculkan peranggapan
mengenai keadaan yang belum sesuai ataupun belum tentu terjadi.

2). Presuposisi Eksistensial


“Kemarin memang ketemu dan kita ngobrol sedikit. Saling mendoakan orang tua
masing-masing, saling mensupport orang tua masing-masing. Mas Didit kan di ekonomi kreatif
juga”.
Sumber: SuaraJawaTengah.id
Presuposisi yang terdapat pada tuturan adalah pada kalimat “Mas Didit kan di ekonomi kreatif
juga” yang memunculkan peranggapan yang menunjukkan keberadaan atau jati diri orang yang
diungkapkan.

3). Presuposisi Faktif


“Pasangan Bajo sudah menyerahkan syarat dukungan melebihi batas minimal 35.870
orang pendukung, ini luar biasa”.
Sumber: CAKRAM.NET
Presuposisi yang terdapat pada tuturan merupakan informasi yang diperanggapkan yang
mengikuti kata kerja berupa kenyataan yaitu pada kata “sudah menyerahkan”.

7. a. Struktur konversasi adalah pertukaran informasi antara satu pihak dengan pihak lain.
b. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percakapan:
1) bagaimana cara menarik perhatian
2) bagaimana cara memulai pembicaraan
3) bagimana cara mengakhiri pembicaraan
4) bagaimana cara memilih topik pembicaraan
5) bagaimana cara mengintrupsi atau memotong pembicaraan
6) bagaimana cara memperbaiki kesalahan
c. Struktur dalam percakpan dapat menggunakan tiga model, yaitu:
1) Model Turn Talking
Model Turn Talking atau berganti bicara merupakan model yang memperhatikan giliran
berbicara antar partisipan. Misalnya partisipan (A) berbicara kemudian berhenti, setelah
itu partisipan (B) begitu seterusnya sesuai dengan giliran sehingga akan diperoleh
struktur A-B-A-B.

2) Model Adjacency Pair


Model Adjacency Pair atau model pasangan berdampingan merupakan model analisis
wacana percakapan dengan cara mengidentifikasi atran-aturan yang membentuk struktur
maupun organisasi percakapan dengan menggunakan teknik transkripsi.

3) Model Overall Organization


Model Overall Organization adalah model percakapan yang dianalisis dengan cara
membagi percakapan ke dalam unit-unit percakapan ehingga diperoleh bagian
pendahuluan, bagian inti atau isi, dan bagian penutup percakapan.

Anda mungkin juga menyukai