Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

ELTI NAZIRA
RAHMADANI SYAHDATUNNISA
YAYANG MUDRIKA AFDANI
YESI SUSANTI
LIDIA MELANI
RICHI RAHMALIA
A.Defenisi trauma muskuloskeletal

Trauma muskuloskeletal adalah suatu keadaan ketika seseorang


mengalami cedera pada tulang, sendi, dan otot karena salah satu
sebab kecelakaan lalu lintas, olahraga dan kecelakaan industri
merupakan penyebab utama dari trauma muskuloskeletal.

Trauma muskuloskeletal adalah suatu keadaan ketika seseorang


mengalami cedera pada tulang, sendi dan otot karena salah satu
sebab. Kecelakaan lalu lintas, olahraga dan kecelakaan industri
merupakan penyebab utama dari trauma muskuloskeletal.
B.Jenis trauma muskuloskeletal

1. Fraktur ada 2 yaitu :


Fraktur terbuka dan Fraktur tertutup
(Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang sedangkan
Fraktur tertutup adalah  fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen
tulang).
2. Strain
merupakan suatu puntiran atau tarikan, robekan otot dan tendon.
3. Sprain
adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan mengepit atau
memutar.
C.Etiologi
1.Fraktur
Etiologi atau penyebab dari fraktur adalah kelebihan beban mekanis pada suatu tulang,
saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan yang mampu
ditanggunya. 
Trauma fraktur terbagi 2:
a. Trauma langsung
Tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan .
b. Trauma tidak langsung
Trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur dimana
pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.
2.Strain
dari strain bisa dari trauma langsung maupun tidak langsung .
3. Sprain
Penyebab sprain sama dengan strain yaitu trauma langsung dan trauma
tidak langsung. 
D.Manifestasi Klinis
1.Fraktur
a. Deformitas
b. Nyeri
c. Pembengkakkan atau edema
d. Hematom atau memar
2. Strain
e. Nyeri
f. Kelemahan otot
g. Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami ruptur secara parsial atau komplet
bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibat hilangya fungsi otot. sprain
3. Sprain
h. Adanya robekan pada ligamen
i. Nyeri
j. Hematoma atau memar. 
E.Patofisiologi
• Fraktur
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur, jika ambang
fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya retak saja dan
bukan patah. Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil, maka tulang dapat pecah
berkeping-keping. Saat terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang akan terganggu.
Otot dapat mengalami spasme dan menarik fragmen fraktur keluar posisi. Kelompok otot
yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat dan bahkan mampu menggeser tulang
besar, seperti femur.
• Strain
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung maupun trauma tidak langsung, cedera
ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan, otot yang
belum siap terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha) dan otot guadriceps.
• Sprain
Adanya tekanan eksternal yang berlebihan menyebabkan suatu masalah yang disebut sprain
yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami robek dan kemudian akan
kehilangan kemampuan stabilitasnya
F. Penatalaksaan kegawatdaruratan
1. Survei primer pada klien fraktur
a. Airway
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability atau evaluasi neurologis
e. Exposur atau kontrol llingkungan
2. Inspeksi bagian tubuh yang fraktur
a. Inspeksi adanya laserasi, bengkak dan deformitas
b. Obsevasi angulasi, pemendekan dan rotasi.
c. Palpasi nadi distal untuk fraktur dan palsasi semua perifer
d. Kaji suhu dingin, pemucatan, penurunan sensasi atau tdk adanya pulsasi
e. Tangani bagian tubuh dengan lembut dan sedikit mungkin gerakan
3. Berikan bebat sebelum klien di pindahkan
4. Kaji adanya keluhan nyeri
5. Pindah klien hati hati secara lembut untuk meminilisasi gerakan
6. Lakukan penanganan pada trauma yang spesifik.
F.Pemeriksaan penunjang
• X-ray menentukan lokasi atau luasnya fraktur.
• Scan tulang : mempelihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak
• Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler pada perdarahan; penigkatan lekosit sebagai respon terhadap
peradangan
•  Kretinin : trauma otot menigkatkan beban kretinin untuk kliens ginjal
• Profil koagulas : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
darah atau cedera. 
G.Penatalaksanaan
1.Fraktur
• Imobilisasi
Alat imobilisasi yang sering digunakan, antara lain :
a) Bidai
b) Gips
• Reduksi
a) Reduksi tertutup
b) Reduksi terbuka
• Traksi
2. Strain
 Istirahan, kompres dengan air dingin  dan elevasi (RICE) untuk 24-48 jam
pertama
 Perbaikan bedah mungkin diperlukan jika robekan terjadi pada hubungan
tendon-tulang
 Pemasangan balut tekan
 Selama penyembuhan (4-6 minggu) gerakan dari cedera harus diminimalkan. 
3.Sprain
 Istirahat akan mencegah cedera tambahan dan
mempercepat penyembuhan
 Meniggikan bagian yang sakit akan mengontrol
pembengkakkan
 Kompres air dingin, diberikan secara intermiten
20-30 menit selama 24-48 jam pertama setelah
cedera.

Anda mungkin juga menyukai