Anda di halaman 1dari 28

HEMOROID

Oleh :
ALLYA DANDI KARUNIA (201910300511015)
MIFTAHUL ILA SYADIAH (201910300511016)
MEGA AMELIA TRI ADINDA (201910300511017)
FAYSHANY ADE HIMAWAN (201910300511018)
DEFINISI

• Hemoroid merupakan gangguan sirkulasi darah yang


berupa pelebaran pembuluh (dilatasi) vena. Pelebaran
pembuluh vena yang terjadi di daerah anus sering
terjadi. Pelebaran tersebut disebut venecsia atau varises
daerah anus dan perianus. Pelebaran tersebut
disebabkan oleh bendungan darah dalam susunan
pembuluh darah vena. Hemoroid dapat dibagi 2, yaitu
hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid
dapat disebabkan karena bendungan sentral seperti
bendungan susunan portal pada sirosis hepatic,
herediter atau penyakit jantung koroner, serta
pembesaran kelenjar prostat pada pria tua, atau tumor
pada rektum. (Suprijono, 2017)
ETIOLOGI

• Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan


gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa
factor etiologi telah digunakan, termasuk
konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada
kehamilan, pembesaran prosfat, fibroma arteri dan
tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena
vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam
system portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai
katup sehingga mudah terjadi aliran balik.(Sudarsono,
2017)
KLASIFIKASI

A ) Hemoroid interna
• Pleksus hemorrhoidalis interna dapat membesar, apabila
membesar terdapat peningkatan yang berhubungan
dengan massa jaringan yang mendukungnya, dan terjadi
pembengkakan vena. Pembengkakan vena pada pleksus
hemorrhoidalis interna disebut dengan hemoroid
interna. Hemoroid interna jika varises yang terletak pada
submukosa terjadi proksimal terhadap otot sphincter
anus. Hemoroid interna merupakan bantalan vaskuler
didalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah
Berdasarkan gejala yang terjadi, terdapat empat tingkat
hemoroid interna, yaitu :
Tingkat I : perdarahan pasca defekasi dan pada anoskopi
terlihat permukaan dari benjolan hemoroid.
Tingkat II : perdarahan atau tanpa perdarahan, tetapi
sesudah defekasi terjadi prolaps hemoroid yang dapat
masuk sendiri.
Tingkat III : perdarahan atau tanpa perdarahan, sesudah
defekasi dengan prolaps hemoroid yang tidak daoat
masuk sendiri, harus didorong dengan jari.
Tingkat IV : hemoroid yang terjepit dan sesudah reposisi
akan keluar lagi.
B Hemoroid eksterna
• Pleksus hemorrhoid eksterna, apabila terjadi
pembengkakan maka disebut hemoroid
eksterna. Letaknya distal dari linea pectinea
dan diliputi oleh kulit biasa di dalam jaringan
dibawah epitel anus
• Klasifikasi derajat hemoroid :
• Derajat I : hemoroid (+), prolaps (keluar dari
dubur) (-).
• Derajat II : prolaps waktu mengejan, yang masuk
lagi secara spontan.
• Derajat III : prolaps yang perlu dimasukkan secara
manual.
• Derajat IV : prolaps yamg tidak dapat dimasukkan
kembali
MANIFESTASI KLINIK

• Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering


menyebabkan perdarahan berwarna merah terang
pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan
dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.
Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri
sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.(Sudarsono, 2017)
FAKTOR RESIKO
• Keturunan : dinding pembuluh darah yang tipis dan
lemah.
• Anatomi : vena daerah anorektal tidak mempunyai
katup dan pleksus hemorrhoidalis kurang mendapat
sokongan otot atau fasi sekitarnya.
• Pekerjaan : orang yang harus berdiri atau duduk lama,
atau harus mengangkat beban berat, mempunyai
predisposisi untuk hemoroid.
• Umur : pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh
jaringan tubuh, otot sfingter menjadi tipis dan atonis.
• Endokrin : misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena
ekstremitas anus (sekresi hormone relaksin).
• Mekanis : semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya
tekanan meninggi dalam rongga perut, misalnya pada
penderita hipertrofi prostate.
• Fisiologis : bendungan pada peredaran darah portal,
misalnya pada derita dekompensasio kordis atau sirosis
hepatic.
• Radang adalah faktor penting, yang menyebabkan vitalitas
jaringan di daerah berkurang.(Sudarsono, 2017)
•  
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A) Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok


dubur).
• Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna
stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila
hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal.
Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini
untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
B) Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
• Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak
menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati
keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.
Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan
sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan
atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura
ani dan tumor ganas harus diperhatikan
C) Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan
keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau
proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid
merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang
menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya
darah samar.
D) Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
E ) Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan
penunjang.(Maliawan, 2017)
PENATALAKSANAAN MEDIS
1)Hemoroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi
hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi
untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif
indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
2)Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
3)Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan
selama defekasi.
4)Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal
dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi
mengabsorbsi air saat melewati usus.
5)Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam
duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi,
astringen (witch hazel) dan tirah baring.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1) Hemoroid interna derajat I


2)Penatalaksaan konservatif medikamentosa disertai
dengan modifikasi gaya hidup, menghindari OAINS, dan
menghindari makanan pedas maupun berlemak.
3)Hemoroid interna derajat II dan III
4)Penatalaksaan konservatif medikamentosa, modifikasi
gaya hidup, dan tindakan non-operatif bila diperlukan.
5)Hemoroid interna derajat III yang sangat simtomatik dan
derajat IV
6) Paling baik dilakukan hemorhoidektomi.
• Hemoroid interna derajat IV dengan gangren
atau inkaserata
• Diperlukan tindakan bedah segera.
• Hemoroid eksterna dengan trombosis
• Dapat berespon baik dengan enukleasi.
• Hemoroid eksterna dengan gangguan hygiene
atau skin tags
• Lebih baik ditatalaksanakan.
PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN
• Pada permulaan terjadi varises hemoroidalis, belum timbul
keluhan keluhan. Akan timbul bila ada penyulit seperti
perdarahan, trombus dan infeksi.
• Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan
gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Kantung-
kantung vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus
dan rektum terjadi trombosis, ulserasi, perdarahan dan nyeri.
Perdarahan umumnya terjadi akibat trauma oleh feses yang
keras. Darah yang keluar berwarna merah segar meskipun
berasal dari vena karena kaya akan asam. Nyeri yang timbul
akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
Trombosis ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah
tersebut dan nekrosis.(Muthmainah, 2019)
ANAMNESA KEPERAWATAN

• Gejala hemoroid tergantung derajat keparahan penyakit.


Gejala paling sering ditemukan antara lain perdarahan saat
buang air besar, darah menetes dari anus, prolaps, keluar
cairan dari anus (mucus discharge), dan pruritus ani. Akan
tetapi penderita hemoroid dapat juga tanpa gejala.
• Penyakit yang penting ditanyakan meliputi kebiasaan buang
air besar, frekuensi buang air besar, konsisensi tinja, apakah
ada benjolan yang keluar setelah buang air besar dan
apakah bisa dimasukkan kembali ke rektum, riwayat sulit
buang air besar dan kebiasaan mengedan serta kebiasaan
makan dan konsumsi serat.
• Hemoroid ditandai dengan perdarahan tanpa rasa
nyeri yang dilaporkan adanya darah pada tissue
setelah buang air besar atau darah menetes saat
atau setelah buang air besar. Hemoroid interna
dapat menimbulkan gejala ketika prolaps,
trombosis, perdarahan atau menjadi ulserasi.
Hemoroid eksterna dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman pada anus karena penonjolan massa.
Trombosis hemoroid eksterna dapat menyebabkan
nyeri akut.(Damayanti, 2018)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

• Pengkajian
• Identitas pasien
• Keluhan utama
• Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat
BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
• Riwayat penyakit
• Riwayat penyakit sekarang
• Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan
yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang
keluar menetes.
• Riwayat penyakit dahulu
• Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya,
sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid
bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga
di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
• Riwayat penyakit keluarga
• Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit
tersebut.
• Riwayat sosial
• Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan
Pemeriksaan Fisik
• Aktivitas/istirahat
• Gejala : kelemahan, kelelahan
• Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
• Sirkulasi
• Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
• Tanda : warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah
kehilangan darah)
• Membran kulit
• Eliminasi
• Gejala : perubahan pola defekasi , perubahan karakteristik
• Tanda : nyeri tekan abdomen , distensi
• Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
• Akonstipasi dapat terjadi
• Nutrisi :
• Gejala : penurunan berat badan, anoreksia
• Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
• Pola tidur
• Gejala : perubahan pola tidur , terasa nyeri pada anus saat tidur
• Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
• Mobilisasi
• Gejala : membatasi dalam beraktifitas
• Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk
dan berbaring
Diagnosa Keperawatan
• Pre Operatif
• Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan
pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang
terus - menerus waktu BAB.
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau
anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada
daerah anus.
• Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang
keluar pada daerah eksternal.
• Post operatif
• Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan
terpasangnya cerobong angin.
• Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat.
• Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi
tentang perawatan dirumah.

Anda mungkin juga menyukai