Anda di halaman 1dari 19

Kelompok : 5

Nathiratun Ni’mah
Nia Khairani Sholeh

Nidia Gita Prameswari


DEFINISI
Asma adalah gangguan inflamasi kronis pada saluran
pernafasan di mana banyak sel dan elemen seluler
berperan, khususnya, sel mast, eosinofil, limfosit T,
makrofag, neutrofil, dan sel-sel epitel yg
menyebabkan gangguan pernafasan yang ditandai
dengan mengi, sesak napas, sesak dada, dan batuk
yang berulang, terutama pada malam hari atau pagi
hari.(Dipiro 2015)
Epidemiologi
Faktor genetik tidak bisa menjelaskan peningkatan pesat baru-baru
ini pada prevalensi asma. Asma tanpaknya mengharuskan kedua
predisposisi genetik dan paparan lingkungan. Banyak pasien
dengan kerja asma mengembangkan penyakit diakhir kehidupan
setelah terpapar allergen tertentu ditempat asma. Merokok selama
kehamilan atau paparan asap rokok setelah kelahiran meningkatkan
resiko asma pada anak-anak. Pada dewasa, onset asma tidak jarang
dan kemungkinan terkait dengan atopi, polip hidung, sensitivitas
aspirin, pekerja ekspasur atau kambuhnya asma anak.

Pharmacotherapy Principle & Practice, 2008, hal 210


PATOFISIOLOGI
• Ada gejala obstruksi aliran udara (terkait dengan bronkospasme, edema, dan
hipersekresi), hiperresponsif bronkus (BHR), dan peradangan saluran napas.
• Pada perdadangan akut, alregen terhirup pada pasien alergi menyebabkan
reaksi alergi fase awal dengan mengaktivasi antibody IgE. Setelah aktivasi
cepat, sel mask dan makrofag melepaskan mediator proinflamasi seperti
histamine dan eicosanoid yang menginduksi kontraksi saluran udara otot
polos, sekresi lender, vasodilatasi dan eksudasi plasma dalam saluran udara.
Terlepasnya protein plasma menginduksi terjadinya penebalan, edema dinding
saluran napas dan penyempitan lumen dengan mengurangi sekresi lendir.

Pharmacotherapy Handbook 9th edition, 2015, hal 821


TANDA DAN GEJALA
Asma kronik
Tanda :
• Mengiekspirasi pada auskulitasi
• Batuk Asma akut
• Atopi (IgE, rhinitis alergi, atau Tanda :
eksem) • Mengi ekspirasi dan inspirasi
Gejala : pada auskulasi, batuk, takipnea,
• Dispnea, sesak dada takikardi pucat, suara napas
• Batuk (terutama malam hari) dapat berkurang dengan
• Mengi obstruksi parah.
Gejala :
Pharmacotherapy Principle & Practice,• 2008,
Pasien mungkin cemas,
hal 211-212 mengeluh dispnea berat, sesak
napas, sesak dada atau
pembakaran.
DIAGNOSA
ASMA KRONIS
Diagnosis dibuat terutama oleh riwayat episode berulang batuk, mengi, sesak dada,
atau sesak napas dan spirometri konfirmasi.

Pasien mungkin memiliki riwayat keluarga alergi atau asma atau gejala rinitis
alergi. Riwayat olahraga atau udara dingin mempercepat dyspnea atau gejala
meningkat selama musim alergen tertentu mempengaruhi asma.

Spirometri menunjukkan obstruksi (volume ekspirasi paksa dalam 1 detik [FEV 1]/
kapasitas vital paksa [FVC] < 80%)
dengan reversibilitas setelah inhalasi β2-agonis (setidaknya terjadi peningkatan 12%
pada FEV1). Jika spirometri dasar normal, tantangan pengujian dengan olahraga,
histamin, atau metakolin dapat digunakan untuk memperoleh BHR.
ASMA AKUT
• Peak expiratory flow (PEF) atau arus puncak ekspirasi dan FEV1 < 40% dari nilai prediksi
normal. Pulse oximetry mengungkapkan penurunan oksigen arteri dan saturasi O2.
Prediktor terbaik dari hasil tanggapan awal terhadap pengobatan yang diukur dengan
peningkatan FEV1 pada 30 menit setelah inhalasi β2-agonis.
• Analisa gas darah dapat mengungkapkan asidosis metabolik dan tekanan parsial oksigen
yang rendah (PaO2).
• Riwayat dan pemeriksaan fisik harus diperoleh saat terapi awal disediakan. Riwayat
eksaserbasi asma sebelumnya (misalnya, rawat inap, intubasi) dan komplikasi penyakit
(misalnya, penyakit jantung, diabetes) harus didokumentasikan. Pasien harus diperiksa
untuk menilai status hidrasi; penggunaan otot aksesori pernafasan; dan adanya sianosis,
pneumonia, pneumotoraks, pneumomediastinum, dan obstruksi jalan napas bagian atas.
Hitung darah lengkap mungkin tepat untuk pasien dengan demam atau sputum purulen.
Pemeriksaan penunjang
1. Asma kronik
2. Asma akut
Tes laboratorium
Tes laboratorium
• Peningkatan konsentrasi serum IgE atau
eosinofil dapat membantu • Gas darah arteri untuk mengevaluasi
mengkonfirmasi diagnosis asma tetapi tekanan arteri parsial karbon dioksida
tidak untuk diagnostik asma. (PCO2) harus dipertimbangkan untuk
Te diagnostik lainnya pasien dalam tekanan berat, dugaan
hipoventilasi, atau ketika PEF atau FEV
• Spirometri, ukuran obyektif fungsi paru,
1 kurang dari atau sama dengan 30%
dapat digunakan untuk membantu
mengkonfirmasi diagnosis asma. Tes
setelah pengobatan awal.
fungsi paru primer yang digunakan • Hitung darah lengkap dengan
untuk membantu diagnosis asma adalah deferensial harus diperoleh pada pasien
volume ekspirasi paksa dalam identic dengan demam atau sputum purulent.
( FEV 1), kapasitas vital paksa (FVC), • Elektrolit serum harus diperoleh, karena
dan aliran ekspirasi puncak (PEF) pemberian β2-agonis yang sering dapat
menurunkan serum potassium dan
Pharmacotherapy Handbook 9th edition, 2015, fosfat.
hal 821
ALOGARITMA

Pharmacotherapy Handbook 9th edition, 2015, hal 824


Pharmacotherapy Handbook 9th edition, 2015, hal 825
KASUS
• Seorang pasien laki-laki usia 3 tahun (BB : 16 kg) dengan riwayat 1,5 tahun
mengalami mengi berulang hampir setiap hari dalam seminggu dan terbangun
dimalam hari sekitar 4x perbulan. Pengobatan yang dijalani meliputi
salbutamol sirup 2 mg/5mL, 1 sendok teh 3x sehari dan salbutamol MDI 4x
sehari jika perlu. Untuk terapi jangka panjang pasien diresepkan obat berikut :

• R/ Pulmicort Respules 0,5 mg


S 2dd 1
• R/ Lasal Sirup 2 mg/5 mL
S 3dd 1 cth
• R/ Ventolin inhaler
S 3x1 puff jika perlu
SOAL KASUS
1. Berdasarkan tingkat keparahan termasuk asma apakah yang
dialami pasien tersebut ?
2. Apa kandungan dari masing-masing obat yang diberikan
pada asma kasus diatas ? Jelaskan mekanisme obatnya
masing-masing !
3. Lakukan analisa DRP pada kasus diatas, dengan parameter
berikut: a. Tepat obat,b. Tepat dosis,c. Interaksi obat.
4. Apakah efek samping pada penggunaan jangka panjang
obat Pulmicort Respules?
5. Jelaskan cara penggunaan inhaler yang benar !
1. Berdasarkan tingkat keparahan pasien mengalami
derajat asma persisten sedang. Karena pasien
mengalami mengi berulang hampir setiap hari dalam
seminggu dan terbangun dimalam hari sekitar 4x
perbulan. Menurut PDPI Asma 2003 hlm.23, gejala
asma persisten sedang yaitu gejala setiap hari, serangan
mengganggu aktivitas dan tidur, membutuhkan
bronkodilator setiap hari dan gejala malam
>1x/seminggu.
2. Apa kandungan dari masing-masing obat yang diberikan pada
asma kasus diatas ? Jelaskan mekanisme obatnya masing-masing !

Pulmicort Respules
Komposisi : Budesonid
 mekanisme : Meningkatkan jumlah reseptor β2 adrenergik
dan meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi β2
adrenergik, yang mengakibatkan penurunan produksi mukus
dan hipersekresi , mengurangi hiperresponsi –vitas bronkus
serta mencegah dan mengembalikan perbaikan jalur saluran
nafas (ISO farmakoterapi buku 1, hal 417)
Lasal sirup ventolin inhaler
 Komposisi : Salbutamol sulfat Komposisi : : Salbutamol sulfat 100
Mekanisme : Stimulasi reseptor mg
β 2 – adrenergik mengaktifkan Mekanisme : Stimulasi reseptor β 2 –
adelin siklasi , yang menghasilkan adrenergik mengaktifkan adelin
peningkatan AMT siklik siklasi , yang menghasilkan
intraseluler. Hal ini menyebabkan peningkatan AMT siklik intraseluler.
Hal ini menyebabkan relaksasi otot
relaksasi otot polos , stabililsasi
polos , stabililsasi membran sel
membran sel mast,dan stimulasi
mast,dan stimulasi otot skelet. Dalam
otot skelet. Dalam kasus asma
kasus asma parah akut obat ini
parah akut obat ini bekerja pendek bekerja pendek harus diberikan
harus diberikan dalam dosis tinggi dalam dosis tinggi menggunakan
menggunakan nebulerzer , dengan nebulerzer , dengan interval
interval pemeberian sering atau pemeberian sering atau melalui
melalui inhalsi dosis terukur . (ISO inhalsi dosis terukur . (ISO
farmakoterapi Hal 411) farmakoterapi Hal 411)
3. Analisa DRP
4. Apakah efek samping pada penggunaan jangka panjang obat
Pulmicort Respules?
• Infeksi saluran nafas
• Otitis media
• Rhinitis
5. Jelaskan cara penggunaan inhaler yang benar !

• Buka diskus. Pegang pada bagian telapak tangan, menempatkan ibu jari tangan yang lain pada
thumb grip  dan dorong hingga bunyi klik.
• Menggeser tuas sejauh mungkin untuk mempersiapkan obat.
• Menghembuskan atau membuang nafas.
• Meletakkan diskus diantara mulut dan katupkan bibir.
• Bernafaslah sedalam-dalamnya.
• Lepaskan diskus dari mulut.
• Tahan nafas hingga sekitar 10 detik kemudian kembalilah bernafas seperti biasa. Jika anda
bernafas setelah menghirup obat dari diskus maka akan dapat menyebabkan obat hilang. Dan
bila Anda melakukannya maka ulangi penggunaan diskus.
• Periksalah secara rutin sisa dosis dari diskus setiap selesai menggunakan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai