Anda di halaman 1dari 100

PEMERINTAH PROVINSI

JAWA TENGAH

Dr. Wahyu Setianingsih, M. Kes (Epid)


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Banjarnegara , 21-22 Februari 2020


1

3
1 PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Hidup
Produktif
- Sosial
- Ekonomi
TUJUAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
(Nawa Cita 5 + 8 + 6)
ANAK INDONESIA
SEHAT, CERDAS,
IBU SEHAT CERIA, AKHLAK
BAYI SELAMAT MULIA

1. Kelangsungan hidup 1. Kelangsungan hidup


2. Kualitas hidup 2. Kualitas hidup
3. Perlindungan

1. Angka kematian ibu 1. Angka kesakitan


2. Anemia pada ibu 2. Angka kematian
3. Angka kesakitan 3. BBLR – Gizi kurang –
Stunting
Kependudukan Ketahanan 4. Anemia
dan KB pangan 5. Obesitas
6. Kecelakaan

Sosial
Pendidikan Kemiskinan Sanitasi
budaya
PELAYANAN PUSKESMAS TERINTEGRASI &
MENGIKUTI SIKLUS HIDUP
INDIVIDU

PELAYANAN IBU HAMIL


PELAYAN-
DALAM
AN TER-
GEDUNG TATAN
INTEGRASI BAYI
(UKP) AN
SEHAT
BALITA
KUN
JUNG
AN REMAJA
RMH
(UKM) LAIN2
MASYA-
UKBM RAKAT
PELAYANAN MENGIKUTI SIKLUS HIDUP SEHAT

KELUARGA

AYAH IBU BAYI ANAK ANAK

7
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA

PENDEKATAN KELUARGA

8
3.5. Memperkuat
3.4. Mendorong kesehatan dan
kesejahteraan mental.
pencegahan dan
perawatan
2.2. Memenuhi OUTCOME
kebutuhan gizi
penyalahgunaan zat, remaja 3.1. Mengurangi angka kematian ibu (AKI) hingga di
termasuk perempuan bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup
penyalahgunaan 3.2. Menurunkan Angka Kematian Neonatal (AKN)
2.2. Memenuhi narkotika dan alkohol setidaknya hingga 12 per 1.000 KH DAN Angka
kebutuhan gizi lansia yang membahayakan Kematian Balita (AKBa) 25 per 1.000 KH
3.4. Mengurangi sepertiga kematian prematur
akibat penyakit tidak menular melalui
pencegahan dan perawatan
3.7. dan 5.6: 3.6. Mengurangi setengah jumlah global kematian
Akses semesta kepada pelayanan dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas.
kesehatan seksual dan 3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial
reproduksi, serta hak-hak kematian dan kesakitan akibat senyawa
reproduksi termasuk keluarga
berencana (KB), informasi dan
INPUT berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara,
air, dan tanah.
edukasi, serta integrasi 2.1. Mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan
kesehatan reproduksi ke dalam mencukupi bagi semua orang.
strategi dan program nasional. 3.8. Mencapai universal health coverage (UHC), termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada
pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang
aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang.
3. b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit menular maupun tidak
menular, menyediakan akses kepada obat dan vaksin dasar yang terjangkau, dan menyediakan
akses obat bagi semua orang.
3.c. Secara substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan serta rekrutmen, pengembangan,
pelatihan, dan retensi tenaga kesehatan
6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata 5.3. Menghilangkan
6.2. Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi semua orang serta mengakhiri segala bentuk praktik
defekasi terbuka
berbahaya, seperti
PROSES pernikahan anak-anak,
usia dini dan terpaksa,
serta sunat perempuan.
3.3. Memerangi
2.2. Memenuhi hepatitis, penyakit
kebutuhan gizi bersumber air dan
wanita hamil penyakit menular
lainnya.
3.3. Mengakhiri epidemi
AIDS, tuberkulosis,
malaria dan penyakit
2.2 . Menurunkan tropis
1000 HPK 2.2. Memenuhi kebutuhan gizi
stunting dan OUTPUT yang terabaikan.
wasting pada balita
DALAM DAUR KEHIDUPAN wanita menyusui

9
PERMASALAHAN KESEHATAN
- PERHITUNGAN KELAHIRAN
HIDUP .??
- NAKES PERSALINAN
- TEMPAT PERSALINAN
- USIA BUMIL, TEMPAT
MENINGGAL,
- dst

- BELUM DITEMUKAN
VAKSIN DAN
OBATNYA
- PENULARAN
- POLA
TRANSOVARIAL
KONSUMSI - RESISTENSI
- GAYA HIDUP
INSEKTISIDA,
- CEMARAN - ABJ
MAKANAN - ZIKA
- dst - PHBS, dst
PERMASALAHAN KESEHATAN IBU & ANAK
KASUS KEMATIAN IBU TAHUN 2018
PROVINSI JAWA TENGAH
AKI : 78,60 / 100.000
KH

AKI Jawa Tengah = 109,65/100.000KH

25
TREN ANGKA KEMATIAN IBU
TAHUN 2013- 2018

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018


619
PENYEBAB KEMATIAN IBU DI JAWA TENGAH
TAHUN 2018

15
TREND KEMATIAN IBU PROVINSI JAWA
TENGAH
TAHUN 2015 s/d 2019
GRKASUS KEMATIAN IBU KAB/ KOTA DI JAWA TENGAH
TH. 2015-2019

Th. 2015 : 619 ks, Th 2016 : 602 ks, Th 2017 : 475 ks, Th. 2018 : 421 ks, Th. 2019 : 416 ks
PENYEBAB KEMATIAN IBU JAWA
TENGAH
TAHUN 2018 dan 2019

2018
2019
TREND ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
JAWA TENGAH

32
TREND ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA)
JAWA TENGAH
Jumlah Kematian Bayi th. 2015-2019

Jumlah kematian Bayi 2015 = 5.571 kasus


Jumlah kematian Bayi 2016 = 5.485 kasus
Jumlah Kematian Bayi 2017 = 4.791 kasus
Jumlah kematian Bayi 2018 = 4.481 kasus
Jumlah kematian Bayi 2019 = 4.450 kasus
Jumlah Kematian Balita th. 2015-2019

Jumlah Kematian Balita 2015 = 6.483 kasus


Jumlah Kematian Balita 2016 = 6.478 kasus
Jumlah Kematian Balita 2017 = 5.616 kasus
Jumlah Kematian Balita 2018 = 5.078 kasus
Jumlah kematian Balita 2019 = 5.208 kasus
Jumlah Kematian Bayi
th. 2018 dan th 2019

Jumlah kematian Bayi 2018 = 4.481 kasus


Jumlah kematian Bayi 2019 = 4.450 kasus
Jumlah Kematian Balita
Th. 2018 dan 2019

Jumlah kematian Balita 2018 = 5.078 kasus


Jumlah kematian Balita 2019 = 5.208 kasus
Jumlah Kematian Bayi Tahun 2019

N= 4450

Jumlah kematian Bayi (0-11bl) Jan- Desember 2018 = 4.481 kasus


Jumlah kematian Bayi (0-11bl) Jan- September 2019 = 4450 kasus
Kelahiran Hidup th 2018 dan 2019

Kelahiran Hidup th 2018 = 535.630 kasus


Kelahiran Hidup th 2019 = 540.786 kasus
Angka Kematian Bayi (AKB) 2019

Angka Kematian Bayi 2018 Jawa Tengah = 8,36 / 1000 KH


Angka Kematian Bayi 2019 Jawa Tengah = 8,22 / 1000 KH
Angka Kematian Balita th.2019

Angka Kematian Balita Th.2018 Jawa Tengah = 9,48 /1000 KH


Angka Kematian Balita Th.2019 Jawa`Tengah = 9,63 /1000 KH
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL KAB/ KOTA
TAHUN 2019

N=3111
JUMLAH KEMATIAN BAYI KAB/ KOTA
TAHUN 2019

N=4450
JUMLAH KEMATIAN BALITA KAB/ KOTA
TAHUN 2019

N=5208
PENYEBAB KEMATIAN
NEONATAL (0-28hr) TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN BAYI (29hr-1 th)
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (1-5th)
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN BALITA (0-5th)
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN NEONATUS TAHUN
2019

N = 3111
PENYEBAB KEMATIAN BAYI TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN BALITA TAHUN
2019

N= 758
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL
KARENA LAIN-LAIN TAHUN 2019
• Infeksi : hipoksia, gastrocicis, • Lain-lain : Serotinus, SDNN
BRPN, DOA (Dead on Arrival), (Sindroma Gawat Natal), HMD,
Syock septic, KJB, HMD (Hyaline partus imaturus,
Membran Disease gangguan Oligohidramnion , leukimia,
pernapasan pd bayi baru lahir Asma, anemia, kelainan tali
biasanya pada bayi prematur. pusat, kel jantung, prematur, kel
• Kelainan kongenital : down paru, dehidrasi, suspeck massa,
syndrome, atresia esofagus, aspirasi ASI, obesitas, jatuh
atresia bilier, megacolon, KJB, (perdarahan Otak), perlengketan
Ancephalus, hernia abdominalis usus, hernia, polihidramnion,
(gastroschisis). hipoksia, hiperebilirubinemia
PENYEBAB KEMATIAN BAYI KARENA
LAIN-LAIN TAHUN 2019
• Infeksi : meningoensefalitis, kel. Jantung, cronto sindrom,
Enchephalitis, BRPN (Bronco Cardio Pulmonaris Arrest,
pneumonia), muntaber/GEDB, labiopalatoschisis, hipotiroid,
CMV (Citomegalo virus), GEDB, laringomalasia, ITP (Idiopatik
DSS (Dengue Shock Syndrom), Trombositopenik), hemofilia,
TB Paru, Radang Paru, HIV / B20, megacolon, labiopalatoskiziz,
• Kelainan kongenital : atresia hidrops fetalis, jantung bocor,
bilier, atresiaani, atresia febris comulci, hidrofetalis
duodenum, kel atresia jujunum,
palato skiziz,
PENYEBAB KEMATIAN BAYI KARENA
LAIN-LAIN TAHUN 2019
• Lain-lain : gagal ginjal, Epilepsi, leukimia, ileus, hipoglikemia, Ca
pendarahan hidung, TB Paru, empedu, syock hipovolemik
dehidrasi, anemia, tersedak,
invaginasi, tumor, kelainan Paru,
Cardiomiopati, penyumbatan
otak, tumor,
PENYEBAB KEMATIAN BALITA
KARENA LAIN-LAIN TAHUN 2019
• Infeksi : febris, Meningitis, flu • Kelainan Kongenital : down
singapur, BRPN, GEDS, efusi syndrom, kelainan tulang
pleura, HIV, Toxo, hemangioma belakang, cerebral palcy,
hati, disentri, anencephal, hidrocephalis,
hernia ingumalis, Talasemia,
tetralogi of Fallot
PENYEBAB KEMATIAN BALITA
KARENA LAIN-LAIN TAHUN 2019
Lain-lain : cedera kepala, Ca Paru, cardiac arrest, ca
dehidrasi, Ada cairan di paru, hepar, epilepsi, Ca otak, ca usus,
tenggelam (di kolam, di sungai) perdarahan usus, ca mata.
pembunuhan, kena air panas,
kecelakaan, Leukimia,
-
50
100
150
200
250

KotaSurakarta
KotaSalatiga

- 2 4
KotaMagelang
Kebumen
Karanganyar

10 10
Boyolali

11
Sragen

11
Temanggung

12
KotaSemarang
KotaPekalongan 12 12
JATENG = 1.276 kasus

KotaTegal
13

Kab. Magelang
14

Grobogan
15

Sukoharjo
Purbalingga
Wonosobo
Pemalang
19 22 24 25

Purworejo
29

Klaten
32

Demak
Banjarnegara
Kudus
34 37 41

Kendal
46

Kab. Semarang
48

Kab. Pekalongan
48

Jepara
Blora
Pati
Kab. Tegal
Rembang
Cilacap
50 51 51 53 56 57

Batang
Wonogiri
65 67
KASUS BALITA GIZI BURUK (BB/TB)

Banyumas
76

Brebes
219

18

BUKU SAKU KESEHATAN


TREN KASUS BALITA GIZI BURUK

BUKU SAKU KESEHATAN


19
Waktu Ibu Meninggal Dalam Kehamilan
40% pada hari pertama Nifas
peluang pencegahan Sepertiga setelah
20% saat kematian?? Waktu pendek hari ke 2-42 
kehamilan l 50 %
Peluang pencegahan
Bagaimana 40
waktunya cukup
ANC ??? ada 30

waktu yg 20

10
cukup
0
panjang During 1 2 3-7 8-42
pregnancy Days since end of pregnancy

Sumber Lancet 2006


Dimana Ibu
Meninggal ??? DI RUMAH SAKIT
1. Kesiapan Petugas
2. Ketersediaan Bahan &
Alat
3. Sikap Petugas
4. Biaya

1. Kesiapan Petugas
DI PUSKESMAS
AN 2. Ketersediaan Bahan & Alat
L AN 3. Sikap Petugas
ERJA
P
DI 1. Sarana Transportasi
2. Tingkat Kesulitan
3. Waktu Tempuh
2 3
DI RUMAH 1. Keputusan Keluarga 3 TERLAMBAT :
• Pengetahuan 1.Terlambat mengenal tanda bahaya dan

1
• Ketersediaan Biaya mengambil keputusan
• Kesibukan Keluarga 2.Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
3.Terlambat mendapat pelayanan di fasilitas
• Sosial Budaya
kesehatan
2. Ketersediaan Transportasi
Tidak tertanganinya
komplikasi obstetri & neonatal

Kegagalan pencegahan primer Kegagalan pencegahan sekunder

• ANC terpadu
Keluarga • Orientasi SPK PWS KIA/KB
Berencana • PPIA
Pencegahan tidak Rendahnya manajemen Gagal deteksi & Akses ke yankes Kualitas yankes
adekuat ANC dan persalinan kelola faktor rendah rendah
normal risiko

•P4K
• Rumah tunggu • PUG - BK
•Buku KIA • JKN
(Jampersal) •Kemitraan Bidan
•P4K
Dukun
• Kelas ibu
Rendahnya Hambatan fisik Hambatan Hambatan
pengetahuan (geografi & finansial budaya
keluarga transport)

• DTPS Yankes
• Advokasi
SOP tidak SOP tidak
• CEMD terlambat ditaati adekuat
• BOK
• PPP / CSR • Supervisi fasilitatif • AMP
• CEMD
Faktor-faktor penyebab Kegagalan sistem
kesehatan & PSM
Kematian Ibu dan Neonatal • PONED
• PONEK Kurang disiplin
Tenaga dan sarana
tidak sesuai
Bukan EBM
standard
Safe Motherhood Strategies: a Review of the evidance, Vincent de Brouwere, 2001
STATUS
STATUSKESEHATAN
KESEHATANPEREMPUAN
PEREMPUAN
ANEMIA Kanker Serviks: Kehamilan
KEKURANGAN Kanker Payudara:
pada 12,8% Remaja
ENERGI KRONIS 28,7%
perempuan: (15-19
(KEK) pada 23,9%; Hipertensi tahun):
WUS: 20,8% Pernikahan <20
pada Ibu Hamil: pada WUS : 48/1000
tahun: 45,9%
37,1% perempuan
21,3%
Ibu Rumah
72,7 % kasus
Tangga AIDS terjadi Kekerasan
dengan pada usia terhadap
AIDS: produktif 20- Perempuan
49 tahun, dan : 293.220,
6.539 kasus
68% terjadi sebagian
pada besar KDRT
Ibu hamil perempuan
dengan HIV:
2.061 kasus Angka Kematian Ibu 305/100.000 KH
Angka Kematian Bayi 23/1000 KH

Riskesdas 2013 SUPAS 2015 Laporan Triwulan IV Tahun 2015


Umur Perkawinan Pertama pada Perempuan
Permasalahan kesehatan pada perempuan
berawal dari masih tingginya usia
perkawinan pertama dibawah 20 tahun

Riskesdas, 2010

Perkawinan
Perkawinan Pertama
Pertama Usia
Usia <20
<20 Tahun,
Tahun, Indonesia
Indonesia 2012
2012
(proporsi
(proporsi terhadap
terhadap total
total perkawinan)
perkawinan)

SDKI, 2012
PERLU
PERLUUPAYA
UPAYA MULAI
MULAIDARI
DARI
PREVENTIF
PREVENTIF REMAJA
REMAJA
Remaja rentan terhadap gaya hidup tidak
sehat : Seks pranikah pada Remaja
•22,7% remaja perempuan < 20 tahun
mengalami kehamilan di luar pernikahan (Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012)
•74,3% dalam ikatan pernikahan
•2,9% tidak diketahui

Studi Jabotabek :
Studi Australian National University & UI, 2010

Child
marriage

Kehamilan Tak
Diinginkan
SDKI 2012
Proporsi
Proporsi Wanita
Wanita Usia
Usia Subur
Subur Risiko
Risiko
Kurang
Kurang Energi
Energi Kronis
Kronis (KEK)
(KEK)*)*) 2013
2013
Proporsi
Proporsi Anemia
Anemia Menurut
Menurut Umur,
Umur,
Jenis
Jenis Kelamin,
Kelamin,
Proporsi dan
dan Tempat
Umur, Tinggal
Tempat
Anemia menurut Tinggal
Jenis
KEK lebih tinggi pada Tahun
Tahun
Kelamin dan Tempat 2013
2013
Tinggal, 2013
perempuan tidak hamil
50.0
usia < 20 th. 46.0
Anemia pada remaja dan
dewasa muda tinggi dan
40.0
perempuan lebih banyak
34.2
menderita anemia
30.0 28.1 26.4
25.0 23.9 22.8 21.7
20.1 20.6
20.0 18.4 18.3 18.4
16.9

10.0

0.0

*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999


Website: www.litbang.depkes.go.id

Sumber: Riskesdas, 2013


Besaran Masalah Anemia
Pada Perempuan

BBLR
Pengetahuan <2500 gr : 7,3% Stunting : 37,2 %
Gizi <48 cm : 20,2 % Wasting : 12,1 %
Gizi kurang : 19,6%

Memilih Pendidikan
Mengolah
Menyajikan
Anemia pada remaja :
Anemia pada bumil :
26,4 % (usia 5-14 thn)
37,1 %
Sumber : SDKI,2012 dan Riskesdas 2013
18,4% (usia 15-24 thn)
2 STRATEGI PERCEPATAN
PENURUNAN AKI DAN AKB
SASARAN POKOK DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KES. 2015-2019
No Sasaran 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat Arah Kebijakan
a. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI), diukur dengan proksi: 306
• Persalinan di fasilitas kesehatan (persen) 85,0 1.Memperkuat upaya promotif dan preventif
• Kunjungan Antenatal (K4) (persen) 80,0 2.Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB), diukur dengan proksi: 24 • Pembiayaan kesehatan.
• Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) 90,0 • Penyediaan, distribusi, dan mutu sediaan farmasi,
c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta alkes, dan makanan
28,0
(bawah dua tahun) (persen) • Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2,28 • Penguatan sistem informasi, manajemen dan
2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular litbang kesehatan
a. Prevalensi HIV (persen) <0,5 • Penyediaan, persebaran dan kualitas SDM
b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 245 kesehatan
c. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen) 5,4
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 23,4 3.Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 4.Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan
3 Meningkatnya Perlindungan Finansial kesehatan reproduksi
a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (persen) Min. 95
4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya
Kesehatan
a. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang tersertifikasi
481 Kebijakan terkait Revolusi Mental:
akreditasi nasional
Meningkatkan responsifitas pelayanan kesehatan
b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar
95,2 Efektivitas program preventif (Gerakan Masyarakat
lengkap pada bayi
c. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan 5.600 Sehat)
5 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Penegakan hukum dan disiplin (etika kedokteran, standar
a.Pelayanan kesehatan dasar rumah sakit, dll)
b.Pelayanan kesehatan rujukan
*Keterangan: Data AKI dan AKB diperoleh melalui survei skala besar dan tidak tersedia setiap tahun
KETERPADUAN PERAN DALAM
PENANGANAN MASALAH KESEHATAN
RPJMD
50
INDIKATOR 1. DINAS
LINSEK :
1.LINSEK KESEHATAN
MSLH KES. PRIORITAS 2. RS PUSAT/
(BAPERMASDES,
P2 : DB, TB RUMAH SAKIT
KEMENAG,
KUSTA PROV/KAB-
BP3APK, DIKNAS
2.PKK HIV/AIDS KOTA /
PTM : HYPERTENSI SWASTA
3.FATAYAT
DM, CA 3. PUSKESMAS
4.AISIYAH
5.NGO
AKI
INST.
AKB/AKAB
DIKNAKES:
GIZI BURUK
MITRA : 1. FK
1.OP KESHT PERMASALAHAN 2. FKM
2.KNCV MANAJEMEN : 3. POLTEKES
3.EMAS 1.REGULASI 4. STIKES
4.GF 2.SARANA PRASARANA 5. AKBID;
5.PPTI 3.SDM AKPER
6.DLL…. 6. KESLING
7. GIZI, DLL
05/27/21
DUKUNGAN LEGALITAS PEMPROV

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH


NO 56 TH 2011 TENTANG PENINGKATAN
PEMBERIAN AIR SUSU IBU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NO 17


TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
JATENG GAYENG NGINCENG WONG METENG
(5NG)
(ON-PROGRESS)

59
LAUNCHING LIKES JATENG, SOLO 23 JULI 2016
>20 Usia <35 th

Usia <20th
1. Primigravida <20 th atau > 35 th
3. Jarak Persalinan terakhir <2 th
Per Desa/Kel.
Usia >35 th
2. Jml Anak > 4 4. KEK: LILA <23,5cm atau BB bertambah <9Kg
6. Tinggi Badan <145cm atau kelainan bentuk panggul
Per Kecamatan
7. Riwayat Hipertensi (systole >140 mmHg, diastole >90mmHg)
Per Kab/Kota 5. Anemia: Hb < 11g/dl 8. Menderita penyakit kronis: TB; Kelainan Jantung-ginjal-hati;
Psikologis; Kelainan Endrokin (DM, sistemik lupus eritematotus, dll);

tumor & keganasan .


Jumlah Ibu Ha mil RI • KAWAL
• DAMPIN

FAKTOR STI 9. Riwayat Kehamilan Buruk: Keguguran berulang; kehamilan


GI
• RUJUK
• PANTAU
RESIKO ektopik terganggu; mola hidatidosa; KPD; bayi cacat
kongenital.

Bumil NOR
MAL
12. Riwayat sakit keluarga: DM; 10. Riwayat Persalinan Komplikasi: Sectio;
NGINCENG Hipertensi; riwayat cacat kongenital
ekstraksivakum/ fosseps.

WONG METENG 11. Riwayat Nifas komplikasi: pendarahan pasca


persalinan; infeksi masa nifas; psikosis post partum.
13. Kelainan Jml Janin: Hamil ganda; janin dampit;
monster
monste

14. Kelainan Besar Janin: Pertumbuhan janin 15. Kelainan letak & posisi Janin: Lintang/oblique;
terhambat; janin besar. sungsang usia kehamilan >32 mgg
Hari Perkiraan Lahir
(HPL)
SIMPUL PERMASALAHAN DALAM 5 NG
1. Cakupan pemberian Fe nifas masih

1 4
rendah

2
2. Kunjungan nifas masih rendah

3 IBU
3.
4.
Kematian pendarahan nifas masih ada
Serah terima bufas dari Fasyankes ke
NIFAS 5.
desa (Kader pembina ) belum lancar
Masih ada budaya pantangan makan
bagi bufas.

SAAT PRA HAMIL SAAT HAMIL) SAAT


MELAHIRKAN
1. Anemi dan
1. PN belum 100 %
KEK remaja 1. Anemi dan KEK
2. PF belum 100 % BAYI 1. KN lengkap belum 100 %
Bumil 2. IMD belum 100 %
2. Pernikahan 2. ANC belum
3. Puskesmas PONED belum
optimal 3. ASI Eksklusif masih rendah
semua standar
dini 3. Pemahaman ttg
4. RS PONEK belum optimal 4. Pemantauan Pertumbuhan dan
perkembangan belum 100 %
5. Respon time di RS
3. Kebiasaan manfaat ANC
6. Pemahaman GADAR belum
masih rendah
makan merata

remaja
4.

5.
Jaminan
kesehatan
Pemahaman
7. Tidak seluruh daerah ada rumah
tunggu
8. Masih ada 4 TERLALU dan 3
5
4. Merokok Manfaat Buku
TERLAMBAT
KIA
5. Miras 6. Makanan ibu
hamil
6. Narkoba
SIMPUL SOLUSI PERMASALAHAN DALAM 5 NG
1. Menngkatkan Cakupan pemberian Fe

1 4
nifas

2
2. Meningkatkan Kunjungan nifas oleh

3 IBU 3.
bidan
Meningkatkan pemantauan bufas oleh
NIFAS 4.
bidan
Asuhan Pasca salin
5. Diupayakan ada Serah terima bufas dari
Fasyankes ke desa (Kader pembina )
untuk tindak lanjut yang diperlukan
6. Penyuluhan masyarakat tentang
SAAT PRA HAMIL SAAT HAMIL) SAAT makanan ibu nifas
MELAHIRKAN

1. Pemberian Fe 1. Pemberian Fe
1.
2.
Intensifikasi PN 100 %
Intensifikasi PF 100 %
BAYI 1. Intensifikasi KN lengkap 100 %
Bumil 2. Intensifikasi IMD 100 %
3. Meningkatkan peran
kepada remaja 2. Pemberian PMT
Puskesmas PONED 3. Sosialisasi ASI Eksklusif
Bumil KEK 4. Pembentukan konselor ASI di tiap
putri 3. Penerapan ANC
4.
5.
Refreshing RS PONEK
Pelatihan GADAR Puskesmas
10 T
2. Perkawinan 4. Penyuluhan gizi
6. Mendorong rumah 5.
6.
Pembentukan Motivator ASI di tiap desa
Intensifikasi Pemantauan Pertumbuhan
tunggu dana Kab Kota
usia matang
3. Penyuluhan gzi
dan kesehatan
Bumil di
Posyandu
5 7.
di Posyandu 100 %
Intensifkasi pemeriksaan perkembangan
di Puskesmas
5. Intensifikasi Buku
di sekolah KIA
4. Penerapan
Germas di
TAHAP I : SEBELUM HAMIL
Apa masalah kesehatan reproduksi Jawa Tengah?
IPKM Kesehatan Reproduksi : 0,5197
Indikator Prevalensi/ Cakupan DKI Nasional

Penggunaan Alat Kontrasepsi (MKJP) 15,95 11,28

Pemeriksaan Kehamilan (K4) 68,73 60,93

Kurang Energi Kronik (KEK) pada WUS 20,30 20,97

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 66


LATAR BELAKANG
Prevalensi anemia masih tinggi
 SKRT 1995 : 57,1% ( rematri 10-14 th)
• Permaesih (2005) : 30,0% (rematri 10-19 th)
• Riskesdas 2007 : 19,7%; (dewasa)
Prevalensi anemia pada Persentase Umur Kawin Pertama
WUS tidak hamil pada Wanita Pernah Kawin Usia 10-
59 tahun

Sumber: Riskesdas 2013


Persentase Remaja Puteri
Yang Ditemukan Mendapat TTD
Persentase Remaja Puteri
Yang Ditemukan Mendapat TTD
Berdasarkan Cara Mendapatkan

Remaja Puteri yang mendapat TTD program


05/27/21
sebanyak 3,0% dan 1,9% TTD mandiri
9
UPAYA YANG DILAKUKAN :
• Konselor Remaja ( UKS, PKPR )
• Pemberian Tablet Tambah darah pada remaja putri
• Tunda nikah dan penundaan hamil
• Konseling dan imunisasi TT pada calon pengantin
TAHAP II : HAMIL
Riset Kesehatan Dasar 2013 (Nasional)
• 37,1% IBU HAMIL ANEMIA • Lebih dari sepertiga anak
• Satu dari sepuluh anak balita pendek (thn 2007,
dilahirkan dg Berat Badan Lahir 40% anak kelompok
Rendah - BBLR (< 2.5kg) termiskin dan 30% anak
terkaya)
• Satu dari lima ibu hamil
beresiko Kurang Energi Khronis • Satu dari 8 anak balita
(KEK)  beresiko melahirkan gemuk atau obes (tahun
BBLR 2007: 13.6%; pd
• Hampir sepertiga Ibu Hamil kelompok termiskin
pendek  beresiko melahirkan 13%, pd kelompok
BBLR terkaya 14.7)
72
Persentase Ibu Hamil Risiko KEK yang ditemukan Mendapat PMT

05/27/21
73
Persentase Ibu Hamil yang
Persentase Ibu Hamil yang ditemukan Mendapat TTD Menurut
ditemukan Mendapat TTD Periode Kehamilan

12,7% Ibu hamil hingga Trimester 3 tidak


mendapatkan TTD
05/27/21
74
UPAYA YANG DILAKUKAN :
• Pelayanan antenatal terpadu ( K1-K4 )
• Pendampingan ibu hamil oleh nakes
• Kelas Bumil
• Penyiapan sarana prasarana dan SDM dalam KIA
• Pemberian tablet Fe dan gizi ibu hamil
• Konseling ibu hamil dan imunisasi TT bumil
• Pendampingan ibu hamil oleh kader
• ….
TAHAP III: BERSALIN
Apa masalah pelayanan kesehatan Jawa Tengah?
IPKM Pelayanan Kesehatan: 0,4545
Indikator Prevalensi/ Cakupan DKI Nasional

Persalinan oleh nakes di faskes 83,51 69,99

Proporsi kecamatan dengan jumlah dokter cukup (1/2500 pend) 8,70 9,55

Proporsi desa dengan kecukupan jumlah Posyandu per desa 77,90 40,72

Proporsi desa dengan kecukupan jumlah bidan per penduduk 10,60 24,54

Kepemilikan Jaminan Pelayanan Kesehatan 47,12 49,47

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 77


Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Provinsi Jawa Tengah
(Riskesdas 2013 vs Laporan Rutin Desember 2013)

95,80 89,59 87,97 89,96


86,84 85,36
100,00 68,73
80,00
60,00
40,00
20,00
% 0,00
K4 PN KN1 KF
Riskesdas 2013 (%) Laporan Rutin 2013 (%)

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 78


Peringkat 6 dari 33

Pelayanan Kesehatan Provinsi

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 79


Pelayanan Kesehatan Jawa Tengah

Kota Magelang
Terbaik
Kab. Batang
Terbawah

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 80


Indikator 1 Pelayanan Kesehatan : Peringkat 6 dari 33
Provinsi
Persalinan oleh Nakes di Faskes

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 81


Indikator 1 Pelayanan Kesehatan Jawa Tengah:
Persalinan oleh Nakes di Faskes
!

Pembangunan Kesehatan Jawa Tengah menurut IPKM 2013 82


UPAYA YANG DILAKUKAN :
• Pelayanan persalinan oleh nakes
• Peningkatan kapasitas nakes dlm penanganan
kegawatdaruratan maternal neonatal
• PONED dan PONEK
• IMD
TAHAP IIV: NIFAS
Persentase Bayi
Persentase Bayi Baru Lahir yang Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI
mendapat IMD Eksklusif

05/27/21 91
Konsumsi hanya ASI Bayi 0-5 Bulan
PERSENTASE Usia Bayi Diberi Makan/Minum
Selain ASI Pertama kali
UPAYA YANG DILAKUKAN :
• Pelayanan ibu nifas dan neonatal di fasyankes
• Kunjungan ibu nifas dan kunjungan ibu hamil
• Pendampingan ibu nifas oleh kader
• KB pasca salin
• Pelayanan IMD di Fasyankes
• Konselor IMD dan ASI ex
• Pelatihan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
PENDAMPINGAN IBU HAMIL OLEH KADER TAHUN
2017 DAN 2018

TUJUAN :
Meningkatkan kesehatan Ibu hamil dan Ibu Nifas melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku untuk menuju derajat kesehatan yang
optimal ( Ibu Selamat Bayi Sehat)

 LOKASI :
Tahun 2017 : 10 kab/kota
1.Cilacap 6. Pati
2.Banjarnegara 7. Pemalang
3.Klaten 8. Brebes
4.Grobogan 9. Kota Semarang
5.Blora 10. Kab. Tegal
 Tahun 2018 : 5 Kab/Kota
1.Kendal
2.Purworejo
3.Batang
4.Banyumas
5.Kab. Pekalongan

SASARAN :
Tahun 2017 : Pendampingan bumil oleh kader di 10 kab kota @ 800 bumil,
masing –masing bumil dikunjungi 5 kali
Tahun 2018 : Pendampingan bumil oleh kader di 5 kab kota @ 225 bumil,
masing –masing bumil dikunjungi 5 kali
METODE :
Kader mendampingi bumil dilanjutkan ibu nifas dengan berpedoman pada juknis
pendampingan dan ceklist pendampingan oleh kader
3 PENUTUP
GERAKAN 5NG DITERUSKAN DI KAB KOTA DENGAN
BERBAGAI KEGIATAN DAN PERATURAN
1.PERATURAN BUPATI / WALIKOTA TERKAIT KIA DAN
GIZI
2.GERAKAN INOVASI KAB KOTA DALAM 5 NG
3.PERAN SERTA LINTAS SEKTOR DALAM KIA
4.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KIA
UPAYA BERSAMA

Organisasi Pemda
Profesi

Lintas
DPR/D
PL
Sektor Sarkes
Air Bersih
Logistik
Rmh Sht P2M
KIA/KB
Gizi
PMT
Imunisasi,
IMS/HIV LSM
ASI Tb, Mal

MASYARAKAT Binfar
PEMBIA Fe, Vit A
PENINGKATAN
YAAN
KESEHATAN
Obat KIA/KB Donor
IBU DAN ANAK

Swasta SDM
BUKR
Bidan, Dokter
PONEK
SpOG, SpA
P- P Mix

Litbang BUKD
Studi Promkes PONED
Data KIP/K UTD
MPR
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai