Anda di halaman 1dari 23

Panduan Penyusunan Tugas

Konstruksi Teori PPW


Sehubungan sistem transportasi perkotaan
Ananto Yudono
Dasar pertimbangan
• UUD 1945 UUD 1945,
Pasal 33
• UU No 39 Tahun 1999 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
tentang Hak Asasi asas kekeluargaan.
Manusia 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
• UU No 26 Tahun 2007 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
tentang Penataan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ruang 4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
• UU No 32 Tahun 2009 berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
tentang Perlindungan kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.****)
dan Pengelolaan LH 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.****)
Lanjutan dasar pertimbangan
UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
• UUD 1945 Pasal 5
• UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak 1)Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak
Asasi Manusia  Hak & Kewajiban menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang
• UU No 26 Tahun 2007 tentang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum.
Penataan Ruang  livable & 2)Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan yang
sustainable adil dari pengadilan yang objektif dan tidak berpihak.
• UU No 32 Tahun 2009 tentang 3)Setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan
Perlindungan dan Pengelolaan LH  berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih
sustainable (DDL, DTL) berkenaan dengan kekhususannya.

• HBN Pasal 67
• Tingkat partisipasi Setiap orang yang ada di wilayah negara Republik Indonesia wajib
patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis,
• Livable & Sustainable (smart,
dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah
healthy, humane, creative city,
diterima oleh negara RI.
democrative, equity, dsb)
Lanjutan dasar pertimbangan UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 1 ayat (5) Penataan ruang adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
• UUD 1945 ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
• UU No 39 Tahun 1999 Pasal 2
tentang Hak Asasi Dalam kerangka NKRI, PR diselenggarakan
Manusia berdasarkan asas:
a. keterpaduan;
• UU No 26 Tahun 2007 b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
tentang Penataan c. keberlanjutan;
Ruang d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
e. Keterbukaan;
• UU No 32 Tahun 2009
f. kebersamaan dan kemitraan;
tentang Perlindungan g. pelindungan kepentingan umum;
dan Pengelolaan LH h. kepastian hukum dan keadilan; dan
i. akuntabilitas.
Lanjutan dasar pertimbangan

• UUD 1945 Pasal 3


Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk
• UU No 39 Tahun 1999 mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
tentang Hak Asasi nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Manusia Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
• UU No 26 Tahun 2007 a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan;
tentang Penataan
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan
Ruang sumber daya alam dan sumber daya buatan
• UU No 32 Tahun 2009 dengan memperhatikan sumber daya manusia;
dan
tentang Perlindungan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan
dan Pengelolaan LH pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang.
Lanjutan dasar pertimbangan

• UUD 1945 UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


• UU No 39 Tahun 1999 Pengelolaan LH
tentang Hak Asasi Pasal 2
Manusia Asas:
• UU No 26 Tahun 2007 a. tanggung jawab negara; h. ekoregion;
tentang Penataan Ruang b. kelestarian & keberlanjutan; i. keanekaragaman hayati;
• UU No 32 Tahun 2009 c. keserasian dan keseimbangan; j. pencemar membayar;
tentang Perlindungan dan d. keterpaduan; k. partisipatif;
Pengelolaan LH e. manfaat; l. Kearifan lokal
f. kehati-hatian; m. Tata kelola pemerintahan
g. keadilan; yang baik
n. Otonomi daerah
Lanjutan dasar pertimbangan

• UUD 1945 UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH


Pasal 3
• UU No 39 Tahun 1999
Tujuan:
tentang Hak Asasi a. melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan LH:
Manusia b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
• UU No 26 Tahun 2007 c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
tentang Penataan Ruang d. menjaga kelestarian fungsi LH;

• UU No 32 Tahun 2009 e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan LH;


f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
tentang Perlindungan dan
g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas LH sebagai bagian dari HAM;
Pengelolaan LH
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. mengantisipasi isu lingkungan global.
Lanjutan dasar pertimbangan

• UUD 1945 UU No 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan
• UU No 39 Tahun 1999
LH
tentang Hak Asasi
Pasal 3
Manusia
Lingkup:
• UU No 26 Tahun 2007
a. perencanaan;
tentang Penataan Ruang
b. pemanfaatan;
• UU No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan c. pengendalian;
Pengelolaan LH d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum.
Kebutuhan Dasar Manusia Abraham Maslow
Hierarchy Meaning on urban & regional planning

I Biologic and physiologic I. Fresh air, health water supply, market, shop,
housing, work place sanitation, urban green open
space, urban greenery
II Safety
II. Police station, fire fighter station, disaster
III Belongingness and love evacuation place, dike, fortress, CCTV
III. Public open space, public multi purpose building,
IV Esteem walkable city, pro divable city
IV. Government office center, central business district,
V Cognitive industrial zone
V. School, training center, public internet hotspot place
VI Aesthetic VI. Kemudahan menikmati keindahan kota seperti jalan
setapak, pinggiran, distrik, simpul, dan landmark
VII Self actualization VII. Sport hall, sport and recreation field, playground,
house, yard
VIII Transcendence VIII.Mosque, church, temple, city central park etc
Tangga partisipasi Sherry Arnstein
Tingkat partisipasi Makna dalam PWK

VIII Citizen control VIII Kewenangan sepenuhnya oleh masyarakat (inisiasi,


perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, pendanaan,
operasional dan pemeliharaan)
VII Delegated Power VII Kewenangan perencanaan, pelaksanaan, operasional,
tetapi pendanaan dan pengendalian didukung oleh
VI Partnership pemerintah
VI Kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah dalam
V Placation pengembangan sistem transportasi perkotaan (PPPP)
V Aspirasi masyarakat dijadikan dasar pertimbangan
IV Consultation pengembangan lingkungannya
IV Pemerintah melakukan konsultasi kepada masyarakat
III Informing dalam pengembangan suatu wilayah/lingkungan
III Masyarakat diberikan informasi tentang maksud dan
II Therapy tujuan pemerintah dalam pengembangan suatu wilayah
&/ lingkungan
I Manipulation II Pemerintah melakukan perbaikan lingkungan yang
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
I. Masyarakat diundang pertemuan dengan buktu absensi
SDG’s Goal 11. Sustainable cities and communities
7. Kesehatan lingkungan kota terutama udara, air
1. Kota dan Perkim yang inklusif, aman, tangguh secara
berkelanjutan
dan persampahan yang mengancam kesehatan
warga kota
2. Akses menempati perumahan yang layak, aman dan
terjangkau serta layanan dasar dan perbaikan kondisi 8. Akses ke ruang publik yang aman, inklusif
permukiman kumuh khususnya bagi perempuan dan anak-anak, lanjut
3. Akses ke sistem transportasi yang aman, terjangkau, usia dan penyandang disabilitas
untuk semua, keselamatan jalan raya, pengembangan 9. Teruwujudnya hubungan ekonomi, sosial dan
transportasi umum, perhatian khusus pada kaum rentan lingkungan yang positif antara daerah perkotaan,
sepeti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas pinggiran kota dan perdesaan dengan
dan lanjut usia memperkuat perencanaan pembangunan
4. Perencanaan dan pengelolaan pemukiman yang nasional maupun daerah
partisipatif, integratif, inklusif dan berkelanjutan untuk 10.Kondisi kota dan pemukiman yang inklusi, efisien
semua pemanfaatan sumber daya, mitigasi dan adaptasi
5. Perlindungan warisan dunia baik alam maupun budaya thd perubahan iklim, ketahanan terhadap
6. Keselamatan orang yang terkena dampak dalam ekonomi bencana.
(pendapatan dan lapker) yang disebabkan oleh berbagai 11.Dukungan dan bantuan untuk pembangunan
kegiatan global, bencana dan kekurangan, dengan fokus bangunan yang berkelanjutan dan tangguh
pada perlindungan orang miskin dan kaum rentan dengan menggunakan bahan-bahan lokal
Smart City 8 principle of Barcelona the 1st Smartest City, 2015

1. Model kota cerdas berdasarkan 6. Kota layak huni dengan


"jatidiri kotanya" ketersediaan ruang publik bagi
2. Prioritas pembangunan berbasis semua orang
analisis struktur sosekbudsik kota 7. Pembangunan kota yang berpusat
3. Ketepatan arah pembangunan kota pada aspirasi dan partisipai
dalam era berbagai perubahan masyarakat, dengan memanfaatkan
4. Ekonomi pelayanan kota bersama kemajuan teknologi
mitra 8. Desain kota yang mewujudkan
5. Kota tangguh menghadapi masalah, transformasi dari sentralisasi -
dan menjamin investasi jangka desentralisasi - terdistribusi
panjang (bagian2 wilkot mandiri)
Kota Sehat (WHO)
Definisi kesehatan: Kota Sehat

Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan 1. Kondisi lingkungan perkotaan yang sehat


sebagai tempat bekerja, sekolah, bermain,
fisik, mental dan sosial yang lengkap dan dan tempat memenuh kebutuhan dasar
bukan hanya ketidak hadiran penyakit. warga kota
Terpenuhinya standar kesehatan 2. Kualitas kehidupan masyarakat baik (IPM
kota ≥ nasional)
tertinggi yang dapat dicapai adalah salah
3. Pelayanan air bersih dan sanitasi limbah cair
satunya hak dasar setiap manusia tanpa maupun padat, serta sarpras eliminator
membedakan ras, agama, keyakinan polutan udara dan kebisingan yang efektif.
politik atau kondisi ekonomi dan sosial. 4. Akses kesehatan terjangkau dan menjangkau
semua orang
11 parameter kunci untuk kota dan komunitas yang sehat
(WHO)
1. Lingkungan yang bersih, aman, dan berkualitas 7. Perekonomian yang beragam, vital dan
tinggi (termasuk perumahan). inovatif.
2. Ekosistem yang stabil sekarang dan 8. Mendorong koneksi dengan masa lalu,
berkelanjutan dalam jangka panjang. dengan beragam warisan budaya dan
3. Komunitas yang kuat, saling mendukung dan biologis serta dengan kelompok dan individu
non-eksploitatif. lain.
4. Tingkat partisipasi publik yang tinggi dalam dan 9. Bentuk kota yang kompatibel dengan
kendali atas keputusan yang mempengaruhi karakter perilaku warga kotanya.
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
5. Pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, air, 10. Tingkat optimal layanan kesehatan
papan, pendapatan, keamanan, pekerjaan) masyarakat dan perawatan penyembuhan
untuk semua orang. yang dapat diakses oleh semua orang.
6. Akses ke berbagai sumber daya, dengan 11. Status kesehatan yang tinggi (baik usia
kemungkinan peningkatan kontak, interaksi dan panjang maupun status penyakit yang
komunikasi. rendah).
10 Prinsip Kota Kreatif
https://iccn.or.id/beranda 100930
10 Prinsip ini merupakan hasil dari Konferensi Kota Kreatif pada tanggal 27 April 2015 di Kota Bandung

1. Kota yang welas asih. Kota yang menjunjung 6. Kota yang memelihara kearifan sejarah sekaligus
keanekaragaman sosial budaya yang berpijak pada nilai membangun semangat pembaharuan untuk menciptakan
silih asah, silih asih dan silih asuh. masa depan yang lebih baik untuk seluruh
2. Kota yang inklusif. Kota terbuka yang memuliakan nilai- masyarakatnya.
nilai kemanusiaan serta menumbuh kembangkan 7. Kota yang dikelola secara transparan, adil dan jujur. Kota
semangat kebersamaan, solidaritas dan perdamaian dunia yang mengedepankan nilai-nilai gotong royong dan
3. Kota yang melindungi HAM. Kota yang membela segenap kolaborasi, serta membuka akses dan partisipasi
hak ekonomi, sosial dan budaya masyarakatnya. masyarakat untuk terlibat membangun kotanya.
4. Kota yang memuliakan kreativitas masyarakatnya, yang 8. Kota yang memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Kota
memanfaatkan dan mengembangkan kecerdasan, kearifan yang selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan,
lokal, keterampilan, daya cipta, serta kemampuan nalar, kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan 9. Kota yang memanfaatkan energi terbarukan. Kota yang
penciptaan serta inovasi. senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan energi
5. Kota yang tumbuh bersama lingkungan yang lestari. Kota secara bijak dan berkelanjutan.
yang hidup selaras dengan dinamika lingkungan dan alam 10. Kota yang mampu menyediakan fasilitas umum yang
sekitar. layak untuk masyarakat, termasuk fasilitas yang ramah
bagi kelompok masyarakat rentan dan berkebutuhan
khusus.
Konstruksi teori Peningkatan
kualitas sistem transportasinya
(lancar, aman, mudah, nyaman,
manusiawi, ekologis, terjangkau
dan menjangkau O-D,

Konstruksi ini berlandaskan


lintas teori (HAM, kebutuhan
dasar, partisipasi, livable &
Dedicated median bus lanes are typically applied on major
sustainable, kota sehat, kota
routes with frequent headways or where traffic congestion cerdas, kota kreatif), beserta
may significantly affect reliability. prinsip2 nya yang berwarna
https://id.pinterest.com/pin/29343835055224987/ 210318
merah
CONTOH KONRI SBG DASAR PENELITIAN &/ KRB DALAM SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
Selanjutnya silahkan mahasiswa menentukan
topik risetnya, mengkompilasi teori2 dan
https://id.pinterest.com/pin/441352832238623724/ 210318
prinsip2 yang relevan untuk topik risetnya di
bidang PPW, dan menyusun laporan
konstruksi teori dalam bentuk power point,
seperti contoh ini
Topik Thesis
1. Low Carbon (Siti Nurjatsiah)
2. Strategi pengembangan wilayah berbasis aerotropolis (Azis)
3. Working waterfront (kaw indag) di Mamminasat (Runi)
4. Strategi penanganan banjir di Kec Biringkanaya, Kota Makassar
(Algafari)
5. Strategi Penanganan Perkim Kumuh di Perkotaan, Kelurahan
Sungguminasa, Kec Sombaopu, Kab Gowa

Anda mungkin juga menyukai