Anda di halaman 1dari 13

Analisis Novel

“Assalamualaikum,
Beijing!”
Oleh: Nabila Nurmalina
Identifikasi Novel
• Judul                :  Assalamualaikum, Beijing!
• Pengarang        :  Asma Nadia
• Penerbit            :  Noura Books PT. Mizan Publika
• Cetakan            :  Pertama
• Tahun Terbit    :  Oktober 2013
• Tempat Terbit  :  Jakarta
• Tebal Buku      :  354 halaman ; 13x20 cm
Sinopsis
Dewa dan Ra (Asma), menjalin hubungan kasih sejak duduk di bangku kuliah,
dan tinggal selangkah lagi menuju gerbang pernikahan. Namun satu kekhilafan
Dewa bersama Anita, rekan kerjanya yang memang telah lama jatuh hati padanya,
membuat rencana indah itu harus buyar selamanya, dan Dewa terpaksa menikahi
Anita yang hamil akibat kekhilafan tersebut.
Sementara itu, dalam perjalanannya di Beijing, Asma bertemu dan berkenalan
dengan Zhongwen. Lewat pertemanannya dengan Asma, Zhongwen banyak
mendapat pencerahan tentang Islam, dan hidayah akhirnya menuntunnya menjadi
muallaf, meski sebagai konsekuensinya, Zhongwen terusir dari keluarga.
Musibah kemudian menimpa Asma, saat ia divonis menderita sindrom APS
(Antibodi Antifosfolipid). Penyakit yang berhubungan dengan pengentalan darah.

Di sisi lain, Zhongwen yang mulai merasa jatuh cinta dengan Asma, berusaha keras
untuk mencari dan menemukan Asma yang mendadak hilang berita. Sementara itu
Dewa tak juga berhasil melepaskan bayang-bayang Ra dari kehidupan rumah
tangganya, pun sampai Anita nekad berusaha bunuh diri dan anak mereka lahir, Dewa
tetap gagal menerima kenyataan dan menyayangi Anita sebagai istri secara layak.
Analisis Unsur Intrinsik
• Tema: Kisah percintaan, pengorbanan, pengenalan budaya di Beijing serta
terselip unsur religius
• Tokoh: Asma/Ra, Dewa, Zhongwen, Anita, Ibu Asma, Sekar
• Penokohan:
1. Asma/Ra: Wanita muslim yang selalu taat agama, tegar, bersabar,
pekerja keras dan senantiasa bersyukur atas cobaan demi cobaan yang
dihadapinya
2. Dewa: Pengkhianat. Lalai karena telah mengikuti hawa nafsunya. Dewa
sebenarnya tulus mencintai Ra
3. Zhongwen: Gigih, ramah, cerdas, tertarik dengan Islam, tulus
4. Anita: Berkedudukan sebagai istri berkerja menjadi wanita karir. Dalam
novel ini, Anita diceritakan sebagai sosok yang merebut pacar Ra (Dewa)
5. Sekar: Sahabat yang selalu ada dalam keadaan apapun dan selalu
membantu dalam keadaan Ra susah bukan hanya senang dan sahabat yang
selalu membarikan semangat untuk Ra. Sekar juga digambarkan sebagai sosok
istri.
6. Ibu Asma: Ibu yang sangat setia dan penyanyang kepada putrinya selalu
menemani putrinya dalam keadaan apapun
• Alur: Maju mundur: Pada bab 1 menceritakan kisah masa lalu Asma saat
masih bersama Dewa. Pada bab 2 menceritakan kisah Asma yang sekarang
• Latar:
1. Latar tempat: Beijing, Masjid Raya Xi’an, Tembok China, Peking Duck,
Flea market, dll.
2. Latar waktu: Malam hari, tahun 996, enam bulan, empat tahun, sore hari,
dll.
3. Latar suasana: Buru-buru, menegangkan, penuh kekesalan,
menyenangkan, sedih, kecewa
• Sudut pandang: pengarang sebagai orang ketiga
• Amanat: Mengajarkan makna dari cinta, pengkhianatan, kesetiaan,
pengorbanan dan keteguhan hati. Makna cinta dari karakter Ra,
pengkhianatan dari karakter Dewa, juga pengorbanan serta keteguhan hati
dari karakter Zhongwen.
Memiliki banyak pelajaran hidup namun bebas dari adegan asusila. Sebuah
kisah yang dapat memberikan motivasi untuk orang-orang frustasi agar
bangkit kembali. Kisah ini mengajarkan kepada kita: Jika tak kau temukan
cinta, biarkan cinta menemukanmu. 
Analisis Unsur Ekstrinsik
• Tentang pengarang:
Asma Nadia memiliki nama asli Asmarani Rosalba. Perempuan manis berkulit putih ini
lahir di Jakarta 26 Maret 1972 dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susanti yang
merupakan seorang mualaf berdarah Tionghoa. Asma nadia memiliki seorang kakak perempuan
bernama Helvy Tiana Rosa, ia juga memiliki adik laki-laki bernama Aeron Tomino.
Ia tumbuh dalam keluarga yang mencintai seni menulis. Kedua saudaranya menekuni
bidang yang sama dengan Asma. Suaminya bahkan juga seorang penulis dan dua anak Asma
juga memiliki keinginan yang besar untuk meneruskan jejak sang ibu dengan terjun ke dunia
tulis-menulis.
Prestasi yang dihimpun Asma Nadia dari berbagai karyanya sudah sangat banyak.
Ia sudah sering memenangkan berbagai lomba di ajang nasional maupun internasional.
Salah satu bukunya yaitu Rembulan di Mata Ibu menjadi pemenang dalam kategori
Buku Remaja Terbaik tahun 2001. Selain itu, Asma juga berhasil meraih penghargaan
dari Mizan Award karena keberhasilan dua buah karyanya yang masuk dalam antologi
cerpen terbaik di Majalah Annida. Asma Nadia juga aktif melakukan perjalanan baik di
dalam maupun luar negeri untuk menjadi pembicara di berbagai acara.
Karyanya yang bernuansa islami juga ada beberapa yang telah diangkat ke layar
lebar. Film-film dari buku Asma yang telah menghiasi dunia seni peran di Indonesia
dintaranya adalah Assalamualaikum Beijing, Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa
Jendela dan Surga yang tak dirindukan.
Dikutip dari beberapa sumber, Bagi Asma Nadia, menulis baginya merupakan
sebuah ibadah. Dengan menulis ia dapat memberi inspirasi bagi banyak orang.
• Nilai yang terkandung:
1. Nilai agama: Mengandung nilai-nilai Islam, mulai dari sejarah peradaban Islam
di China, nilai-nilai pernikahan dalam Islam, dll.
2. Nilai budaya: Memperkenalkan budaya orang-orang di China, arsitektur
bangunan di China, dan sejarah-sejarah lainnya.
Lampiran
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai