DI BANTEN
01 Baduy Luar
02 Baduy Dalam
Kejawen animisme
02
Sunda wiwitan
03
04 Agama Islam
Perubahan aspek pendidikan masyarakat baduy
sejak kecil, anak-anak di suku baduy sudah diajarkan ilmu dasar agama, pemahaman
hukum adat, dengan model pengajaran papagahan atau saling mengajari sesama warga.
Banyak pertimbangan akan dampak yang terjadi jika suku baduy mendapatkan sekolah
formal, seperti sekolah formal mengerjakan tugas untuk memenuhi kebutuhuan
kepuasan, yang akan mengakibatkan masyarakat baduy akan meninggalkan
kebudayaan. Sebab itu suku baduy lebih menutup diri untuk pendidikan formal yang
akan membahayakan keberlangsungan budaya baduy yang sudah dilestarikan dari
nenek moyang mereka
Tanpa pendidikan formal, suku baduy sudah mencerminkan dan mengajarkan kita
untuk hidup sehat, sederhana dan tidak adanya kesenjangan sosial diantara warganya.
Mereka sangat patuh, melaksanakan hukum adat dengan sebaik mungkin. Walaupun
saat ini mereka sudah mengerti uang, tapi tidak serakah seperti kita
KESIMPULAN
1. Baduy dibagi menjadi dua yaitu Baduy Luar (Baduy Tangtu) dan Baduy Dalam (Baduy
Panamping). Suku Baduy atau biasa disebut dengan “Urang Kanekes” merupakan salah satu
suku yang menutup diri dari kebudayaan lain. Masyarakat Baduy merupakan salah satu
masyarakat terasing yang ada di wilayah Propinsi Banten. Mereka tinggal di Desa Kanekes
Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten.
2. Keaslian dari masyarakat baduy luar mulai luntur karena perkembangan teknologi. Namun
hal ini tidak berlaku pada masyarakat baduy dalam karena perkembangan teknologi ini
ditolak oleh mereka untuk menjaga keasliannya
3. Karena perkembangan teknologi di dalam masyarakat baduy yang cenderung lambat
sehingga pendidikan di baduy juga cenderung lambat.
REFERENSI
• Ahidin, Udin. (2018). Penyuluhan Manajemen Informasi Dengan
Mempertahankan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suku
Baduy. Jurnal Ilmiah Dharma Laksana, 1 (1).