Anda di halaman 1dari 12

9TH GRADE

IODOMETRI

Kelompok III
9TH GRADE

IODOMETRI
Titrasi
  iodometri yaitu titrasi yang tidak langsung dimana
oksidator yang dianalisa kemudian direaksikan dengan ion
iodide berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya
iodium dibebaskan secara kuantitatif dan titrasi dengan
larutan standar. Titrasi iodometri ini termasuk golongan
titrasi redoks dimana mengacu pada transfer elektron.
Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri
adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk
sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.

Reaksinya : 
9TH GRADE

Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana terjadi


kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap
penurunan bilangan oksidasi.Berarti proses oksidasi disertai hilangnya
elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. Oksidator adalah
senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan bilangan
oksidasi. Sebaliknya pada reduktor, atom yang terkandung mengalami
kenaikan bilangan oksidasi. Oksidasi-reduksi harus selalu berlangsung
bersama dan saling menkompensasi satu sama lain. Istilah oksidator
reduktor mengacu kepada suatu senyawa, tidak kepada atomnya saja.
9TH GRADE

Titrasi iodometri dan


iodimetri
Salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih
banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya
metode ini karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanannya praktis dan tidak
benyak masalah dan mudah. Iodimetri adalah jika titrasi terhadap zat-zat reduktor dengan
titrasi langsung dan tidak langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat
oksidator secara langsung, seperti yang kadar terdapat dalam serbuk vitamin C. Titrasi tidak
langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator berupa garam-garam besi (III) dan
tembaga sulfat dimana zat-zat oksidator ini direduksi dahulu dengan KI dan iodin dalam
jumlah yang setara dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku. Dalam
bidang farmasi metode ini digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang mengandung
oksidator misalnya Cl2, Fe (III), Cu (II) dan sebagainya, sehingga mengetahui kadar suatu zat
berarti mengetahui mutu dan kualitasnya.
9TH GRADE

Persyaratan yang harus dipenuhi saat titrasi redoks

Harus tersedia pasangan sistem Reaksi redoks harus berjalan cukup


redoks yang sesuai sehingga cepat dan berlangsung secara terukur
terjadi pertukaran electron secara (Kesempurnaan 99%). Harus tersedia
stokiometri. cara penentuan titik akhir yang sesuai.
9TH GRADE

Proses iodimetri dan iodometri


Proses tidak langsung
(Iodometri)
Proses Iodometri adalah suatu titrasi tidak langsung dimana
titrasi menggunakan larutan standar Na2S2O3 sebagai penitar.
Penambahan indikator kanji di akhir di karenakan kanji akan
mengadsorbsi I2 dalam larutan. Sehingga I2 tidak dapat
bereaksi dengan Na2S2O3.

Proses langsung
(Iodimetri)
Suatu titrasi langsung dimana titrasi menggunakan kanji di awal
penitaran. Sebagai larutan standar digunakan I2. Penambahan indikator
kanji di awal di karenakan kanji tidak akan mengadsorbsi I2 dalam
larutan. Zat-zat yang mungkin dititrasi dengan metode ini adalah zat yang
merupakan pereaksi pereduksi (reduktor) yang cukup kuat dititrasi secara
langsung dengan menggunakan larutan Iodium.
9TH GRADE

Perbedaan iodometri dan iodimetri


Termasuk kedalam Reduktometri Termasuk kedalam Oksidimetri

Larutan  Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar Larutan  I2  sebagai Penitar (Titran)


(Titran)
Penambahan Indikator Kanji disaat Penambahan Indikator kanji saat awal
mendekati titik akhir. penitaran
Termasuk kedalam Titrasi tidak langsung Termasuk kedalam Titrasi langsung

Oksidator sebagai titrat Reduktor sebagai titrat

Titrasi dalam suasana asam Titrasi dalam suasana sedikit basa/netral

Penambahan KI sebagai zat penambah Penambahan NaHCO3 sebagai zat penambah

Titran sebagai reduktor Titran sebagai oksidator


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
IODOMETRI

KELEBIHAN: titrasi berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi ,
penambahan kanji di awal titrasi , warna titik akhir lebih mudah teramati dan tidak
berwarna menjadi biru.

KEKURANGAN: penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi, contoh harus
di lakukan terlebih dahulu, pada saat titrasi di khawatirkan kehilangan ion iod,dalam
keadaan asam larutan iod dapat dioksidasi oleh udara.
Contoh soal dan pembahasan 9TH GRADE

PADA pembuatan Na2SO3 : larutan iodin 15 ml 0,1 M di masukkan ke


erlenmeyer, tambahkan beberapa tetes indikatopada r amilum , titrasilah
dengan larutan Na2SO3 sampai tidakberwarna ( didapatkan v Na2SO3 = 22
ml). Kemudian 20 ml CuSO4 + 15 ml H2SO4 2 M + 0,5 gram KI , campuran
berwarna kuning + larutan kanji/ indikator amilum perlahan
sampaiberwarna keunguan. Titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna
ungutersebut menghilang ( didapatkan V Na2S2O3 =8,5ml). Tentukan lah
kadar CuSO4?
9TH GRADE
DIKETAHUI: jawab
Pembuatan NaS2O3:
V I2 = 15 ML Standarisasi Na2S2O3 terhadap I2
M I2 = 0,1 M
V1.N1 = V2.N2
V NaS2O3 = 22 ml
15 . 0,1 = 22 . N2
penentuan kadar Cu: N2= 1,5/22 = 0,07 N
V CuSO4 = 20 ml
V H2SO4= 5 ml
M KI = 0,5 gram
M H2SO4 = 2 M
V Larutan kanji = 4 ml ( 80 tetes)
V Na2S2O3 = 8,5 ml
9TH GRADE
9TH GRADE

THANK YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai