Anda di halaman 1dari 79

DESAIN DASAR

DATA DASAR UNTUK PERENCANAAN


PLTA
MEKANIKAL
• Pada pekerjaan elektromekanik desain dasar
peralatan elektromekanik yang dibuat oleh
owner dengan bantuan konsultan studi
kelayakan, hanya merupakan desain dasar dan
spesifikasi yang umum. Sedangkan desain
peralatan elektromekanik secara rinci
dilakukan oleh pabrik pembuat turbin,
generator, transformer dan perlengkapannya.
Pada dasarnya pada pengembangan listrik
tenaga air skala kecil terdapat 2 macam pola,
– a. Pola off-grid
– b. Pola on-grid
• Pola off-grid adalah pola yang dikembangkan di
desa-desa yang belum terjangkau jaringan
listrik PLN.
• Pola on-grid dikembangkan di daerah-daerah
yang yang sudah terjangkau jaringan listrik PLN
oleh pihak swasta, koperasi maupun
perorangan, kemudian listrik yang dihasilkan
dijual ke PLN dengan harga yang sesuai
ketentuan yang berlaku.
Klasifikasi & Rentang Operasi TURBIN
( Sumber : Reclaiming Lost Power –
Kilkenny’s Potential Hydro Power SitesJane Wickham, January 2010, Carlow Kilkenny Energy Agency )

Head classification Impulse Reaction

High ( > 50m) Pelton –


Turgo
Medium (10 – 50m) Crossflow Francis (spiral case)
Turgo
Multi-jet
Low ( < 10m) Crossflow ( < 20kW) Propeller
Kaplan
Francis (open flume)
Archimedes screw turbine
• Turbin Reaksi. Dalam operasinya sudu putar
(runner) dari turbin reaksi secara penuh
terendam oleh air dan bertekanan. Sudu
runner mempunyai profil sehingga perbedaan
tekanan antara satu sisi dengan sisi lainnya
sehingga menimbulkan gaya, seperti sayap
pesawat terbang. Gaya tersebut yang
menyebabkan runner berputar
• Turbin Impuls. Sedangkan pada turbin jenis impuls terjadi
hal yang sebaliknya, runner turbin impuls beroperasi di
udara (tidak terendam air), runner tersebut diputar oleh
adanya semprotan (jet) air. Pada kondisi tersebut tekanan
air sama dengan tekanan udara luar (atmosfir) baik
sebelum maupun sesudah mendorong sudu turbin. Pada
turbin ini dimana sebelum mendorong sudu air melalui
nosel yang mengubah air kecepatan rendah dan tekanan
tinggi menjadi air kecepatan tinggi (jet). Air berkecepatan
tinggi tersebut lalu mendorong runner sehingga
momentumnya pindah ke runner
Turbin Impuls
• Turbin Pelton tersusun dari satu set sudu
gerak yang berbentuk mangkuk , mangkuk
tersebut dipasang pada roda gerak / runner.
Jika mangkuk- mangkuk tersebut didorong
oleh pancaran air berkecepatan tinggi / jet
yang keluar dari nosel , maka runner turbin
pelton tersebut akan berputar
Untuk dapat meningkatkan kecepatan atau
mengurangi besar ukuran runner, maka ada 2
pilihan:
1. Menambah jumlah jet
2. Menggunakan runner kembar
• Menambah jumlah jet, dengan memakai 2 atau
lebih jet maka memungkinkan runner yang
ukurannya lebih kecil untuk aliran air (flow) tertentu
serta menambah kecepatan putar. Dengan kondisi
ini dapat diperoleh daya yang diperlukan, dan
efisiensi pada beban sebagian tetap baik karena
roda turbin dapat beroperasi dengan optimum
dengan mengurang jumlah jet yang beroperasi.
• Gambar : 3.3.Turbin Pelton 2 Jet Nozzle
• Gambar 3.4.Turbin Pelton Multi Nozzle Jet
• Twin Runner, dua runner dapat dipasang pada
poros yang sama baik pada satu sisi maupun
pada kedua sisi generator. Namun susunan ini
tidak biasa dipakai karena dengan menambah
jumlah jet biasanya performance turbin Pelton
telah optimal
• Turbin Turgo adalah turbin impuls yang hampir
sama dengan turbin Pelton, namun turbin ini
didesain untuk kecepatan spesifik yang lebih
tinggi. Pada turbin jenis ini pancaran air didesain
untuk mendorong runner pada satu sisi setelah
mendorong sisi yang lain. Dengan demikian turbin
Turgo dapat mempunyai runner yang lebih kecil
disbanding turbin Pelton untuk daya yang sama.
Konfigurasi poros bisa horisontal atau vertikal
Turbin arus silang (cross flow)
• Efisiensi aliran sebagian (part flow efficiency) turbin cross-flow
• Perspektif turbin Crossflow (sumber : PLN Pusharlis)
Turbin Reaksi
• Turbin reaksi yang akan dibahas pada tulisan
ini adalah turbin Francis dan turbin Propeller.
Turbin Kaplan sebenarnya adalah termasuk
jenis turbin Propeller. Seluruh turbin reaksi
mempunyai kecepatan spesifika yang tinggi,
artinya turbin reaksi ini merputar lebih cepat
dari pada turbin impuls pada kondisi head dan
aliran yang sama.
• Secara umum turbin reaksi memerlukan
fabrikasi yang lebih canggih dibandingkan
turbin impuls karena ukuran sudu yang lebih
besar serta profil yang lebih rumit. Namun
dari sisi efisiensi turbin ini lebih baik
dibandingkan turbin impuls.
Turbin Francis
• Turbin francis adalah turbin reaksi, dengan
pisau (blade) runner tetap dan panduan
baling-baling (vane guide) dapat diatur,
digunakan untuk tinggi jatuh menengah. Pada
turbin ini air masuk selalu radial tapi keluaran
adalah aksial
• Konstruksi rumah keong (spiral case)
memungkinkan air terdistribusi secara uniform
sepanjang perimeter dari runner dan guide
vane menyalurkan air tersebut pada sudut
yang tepat. Sudu runner merupakan profil
yang kompleks dan terendam air. Dorongan air
ke sudu runner memindahkan energi air ke
runner sebelum air tersebut keluar turbin
lewat draft tube.
• Turbin Francis biasanya mempunyai guide-
vane yang dapat diatur (adjustable). Gerakan
guide-vane ini mengatur aliran air yang masuk
ke runner dan biasanya dihubungkan dengan
system governor yang mengatur besar laju
aliran air. Jika aliran air berkurang maka
efisiensi turbin juga turun.
• Turbin Francis di PLTM Walesi Unit 6 & 7 (2 x 600 kW)
• Konstruksi turbin Francis
• Turbin Propeler
• Pada dasarnya turbin propeller terdiri dari sebuah propeller
(baling-baling) ,yang sama bentuknya dengan baling-baling
kapal laut, yang dipasang pada tabung setelah pipa pesat. Poros
turbin menyambung keluar dari tabung. Turbin propeller
biasanya mempunyai tiga sampai enam sudu

• biasanya tiga sudu untuk turbin yang mempunyai head sangat


rendah dan aliran air diatur oleh sudu statis atau wicket gate
yang dipasang tepat di hulu propeller. Turbin propeller ini
dikenal sebagai fixed blade axial flow turbine karena sudut sudu
rotornya tidak dapat diubah. Efisiensi operasi turbin pada
beban sebagian (part-flow) untuk turbin jenis ini sangat rendah.
Turbin kaplan
• Turbin Kaplan (3 Dimensi)
Archimedes Screw Turbine
• Archimedes Screw telah digunakan untuk memompa air
selama lebih dari 2.000 tahun. Menerapkan prinsip terbalik
pompa listrik, peralatan yang sama bisa digunakan untuk
menghasilkan listrik dari air.
• Semakin populer untuk tinggi jatuh yang lebih rendah (1
sampai 10m) pada lokasi dengan kisaran tinggi laju aliran
(0,1 sampai 10 m3/s) dan menawarkan berbagai operasi dari
1-350 kW dan efisiensi tinggi pada variasi besar dalam aliran.
• Turbin sekrup balik berputar lambat dianggap ramah ikan
karena tidak ada perangkap atau tekanan diskontinuitas dan
ikan bisa lewat dengan bebas; beberapa telah dipasang
dengan saringan
PEMILIHAN JENIS TURBIN
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menjadi
kriteria dalam memilih jenis turbin air yang
dipakai pada tenaga air adalah sebagai berikut :
– 1. Tinggi jatuh netto (Hnetto).
– 2. Debit air
– 3. Daya turbin (P)
– 4. Kecepatan putar turbin
– 5. Efisiensi Turbin.
– 6. Jumlah Unit Pembangkit
1.Tinggi Jatuh Neto (Head Netto)

• Sebelumnya perlu dipahamni apa yang dimaksud dengan


tinggi jatuh bruto. Tinggi jatuh bruto pada PLTA adalah
perbedaan tinggi (jarak vertikal) antara permukaan air di
intake dengan ketinggian air di tailrace (pada turbin reaksi)
atau antara permukaan intake dengan ketinggian nosel
(untuk turbin air type impuls).
• Sedangkan yang dimaksud dengan Head netto adalah Head
bruto setelah dikurangi dengan jumlah losses atau kerugian
hidraulik yang terjadi sepanjang saluran air mulai dari bak
penenang sampai ke inlet turbin, yang antara lain terjadi
disebabkan gesekan-gesekan pada pipa pesat, pintu air,
saringan, dan katup, perubahan diameter dan sebagainya
2.Debit air
• Debit air adalah jumlah aliran air per satuan waktu yang
mengalir pada pipa pesat dan masuk dan menggerakkan
turbin, besar debit air ini bersama-sama dengan Head
netto dari site pembangkit listrik tenaga air yang ada
menentukan jenis turbin yang cocok untuk dipakai pada
tenaga air tersebut.
• Pengaruh debit air dan Head netto terhadap type turbin
yang cocok, serta perkiraan daya dari pembangkit yang
bersangkutan, digambarkan pada grafik Debit air Vs
Head netto Kisaran Operasi Turbin Air berikut :
• Debit air Vs Head netto (British Hydro Association)
• Debit air Vs Head ( Sumber : Reclaiming Lost Power –Kilkenny’s Potential Hydro
Power SitesJane Wickham, January 2010, Carlow Kilkenny Energy Agency )
3.Daya Turbin(P)

• Daya hidraulik tenaga air : Pair = ρgQH


– dimana : PAir = daya hidraulik [Watt]
– ρ = kerapatan masa air = 1000 kg/m3
– g = percepatan gravitasi = 9.81 m/det2
– Q = debit [m3/det]
– H = tinggi jatuh efektif [m], beda tinggi MA udik
dan MA hilir (Hstatic) – Kehilangan Energi (ΔH)
• Daya turbin yang dihasilkan : PT = ηTPair
– dimana : PT = daya turbin [Watt] Simple, Inspiring,
performing, and phenomenal 22
– ηT = Efisiensi Turbin
• Daya listrik yang dihasilkan : PE = ηPair
– dimana : PE = daya listrik [Watt]
– η = Efisiensi gabungan turbin dan generator = ηT
ηG
– ηT = Efisiensi Turbin, ηG = Efisiensi Generator
4.Kecepatan putar (N)
• Dalam pemilihan jenis turbin, dikenal kriteria
„kecepatan spesifik, Ns “ yang dirumuskan
sebagai berikut :
– 𝑁𝑠=N √P / (Hn^1,25)
– Dengan :
– N : kecepatan putar turbin (rpm)
– P : daya turbin (kW)
– Hn : tinggi-jatuh netto (m)
• Kecepatan Spesifik adalah kecepatan putar turbin yang
menghasilkan daya sebesar satu satuan daya pada
satu satuan panjang tinggi terjun (H netto).
• Kecepatan Spesifik dapat dinyatakan dalam sistim
Metrik maupun sistim Inggris , korelasi keduanya
dinyatakan dalam rumus :
Ns (metrik) = Ns (Inggris) x 4,42
• Satuan daya yang digunakan dalam korelasi diatas
adalah Daya Kuda (DK) atau Horse Power (HP)
• Kisaran kecepatan spesifik jenis-jenis turbin air
adalah sebagai berikut :
– Turbin Pelton : 12 ≤ Ns ≤ 25
– Turbin Francis : 60 ≤ Ns ≤ 300
– Turbin Cross-flow : 40 ≤ Ns ≤ 200
– Turbin Propeler : 250 ≤ Ns ≤ 1000
• Dengan mengetahui kecepatan spesifik suatu
turbin, maka pemilihan jenis turbin yang
dipakai pada listrik tenaga air akan menjadi
lebih mudah. Secara umum pabrik pembuat
turbin akan mencantumkan nilai kecepatan
spesifik turbin yang diproduksinya. Studi dan
penelitian dalam jumlah besar untuk
mendapat nilai kecepatan spesifik telah
dilakukan untuk berbagai jenis turbin.
• Menurut Layman’s Guide Book : How to develop a
small hydro site (European Small Hydropower
Association), studi dengan memperhitungkan
sejumlah besar data statistik telah dilakukan oleh :
De Siervo dan Lugaresi (turbin Pelton),Schweiger
dan Gregory (turbin Francis), Schweiger dan
Gregory (turbin Kaplan), Kpordze dan Warnick
(turbin Cross Flow), USBR (turbin Propeler), dan
Kpordze dan Warnick (turbin Bulb).
• Rumus yang dikembangkan untuk melakukan
estimasi besar kecepatan spesifik untuk masing-
masing jenis turbin adalah sebagai berikut :
– Turbin Pelton : Ns = (85,49 / Hn)^ 0,234 (Siervo dan
Lugaresi,1978)
– Turbin Francis : Ns = (3763/ Hn)^ 0,854 (Schweiger dan
Gregory)
– Turbin Cross-flow : Ns = (513,25 /Hn)^ 0,505 (Kpordze
dan Warnick,1983)
– Turbin Propeler : Ns = (2702 / Hn)^ 0,5 (USBR, 1976)
Berikut ini grafik penentuan Ns dengan
parameter head dan jenis turbin yang dipakai
5. Efisiensi Turbin Air
6. Jumlah Unit Turbin

• Jumlah unit turbin yang banyak (lebih dari 1) akan


lebih flexible karena mampu beroperasi pada debit
kecil degnan efisiensicukup tinggi dan apabila
sewaktu – waktu terjasi kegagalan pada salah satu
unit, maka unit yang lain masih dapat beroperasi.
Namun disisi lain jumlah unit yang banyak akan
membuat biaya investasi membengkak (naik).
Karenanya jumlah unit harus ditetapkan seoptimal
mungkin dengan melihat dari segi kapasitas
pembangkit, biaya, investasi dan flexibilitas operasi.
Kavitasi Dan Bilangan Thoma
• Kavitasi adalah gejala pembentukan
gelembung uap air yang bergerak
kepermukaan. Pecahnya gelembung uap air
dipermukaan akan menimbulkan tekanan
impuls serta noise. Hal tersebut dapat
menyebabkan pitting pada material (penstock,
runner turbin, guide vane, casing turbin).
Dalam jangka panjang, pitting akan
menyebabkan retakan (crack) pada material.
• Parameter penting dalam perencanaan faktor kavitasi adalah
bilangan Thoma, T yang diberikan oleh persamaan:
T = (B – hs)/H
Dimana:
B = tekanan atmosfir (pressure head) = 10,3 – 0,11 E m = 10,135 m
E = setiap kenaikan elevasi 100 m dari muka laut, harga B turun
0,11m
Z = head suction atau jarak elevasi muka air tailrace dan lokasi kritis,
sumbu (center) runner turbin aksial pada kasus turbin kaplan,
H = head efektif pada sistem
• Gejala kavitasi dapat dicegah dengan
menempatkan turbin pada elevasi di atas
muka air tailrace pada ketinggian, hs
maksimum (head suction, tinggi hisap):

hs ≤ B - ST H
• Faktor kavitasi Thoma ini merupakan bilangan khas
yang diperoleh melalui pengujian model turbin.
Estimasi bilangan kavitasi Thoma dapat dihitung
menggunakan persamaan yang berkorelasi antara
kecepatan spesifik Ns = 123.78, yaitu:
ST = Ns 1,5 / 37210
= 0,037
Maka tinggi head suction, hs adalah:
hs ≤ 8.11
• Pada pelaksanaannya, direkomendasikan bilangan kavitasi
Thoma yang lebih kecil dari 0,037 untuk menjamin center-
line turbin tetap berada di atas muka air tailrace. Posisi
center line turbin direncanakan selalu di atas muka air
turbin, sehingga turbin tidak terendam. Ini sangat
membantu dalam kegiatan perawatan turbin.
• Karakteristik performansi dari turbin air umumnya
dikeluarkan oleh pabrikan turbin. Pada rentang operasi
pembangkitan, debit air tidak konstan sesuai dengan desain
awal karena ketersediaan air akan bervariasi sesuai dengan
musimnya, maka efisiensi turbin akan bervariasi akan tetapi
rentang efisiensi ini tidak akan terlalu lebar perbedaannya,
namun secara keseluruhan efisiensi turbin cukup baik pada
rentang variasi debit dan head yang direncanakan.
Draft Tube
• Draft tube pada turbin reaksi bertujuan untuk
memulihkan energi kinetik yang masih tersisa di dalam
air yang keluar runner. Sebagaimana energi ini sebanding
dengan kuadrat kecepatan , salah satu tujuan draft tube
adalah untuk mengurangi kecepatan keluaran turbin.
Sebuah draft tube yang efisien memiliki bagian kerucut
dengan sudut tidak terlalu besar, jika sudut terlalu besar
pemisahan aliran akan terjadi. Sudut optimum adalah 7º
tetapi untuk mengurangi panjang tabung rancangan, dan
karena alasan biaya, kadang-kadang sudut dipakai hingga
15º
• Draft tube dibuat dari konstruksi baja yang dilas.
Material yang digunakan menggunakan baja
mutu minimum St 37. Pengadaan draft tube
merupakan kesatuan unit dengan turbin yang
disuplai oleh pabrikan. Ujung draft tube pada
sisi tailrace harus dilengkapi oleh trashrack
pengaman untuk mencegah masuknya sampah,
batu dan benda asing yang tidak diperkenankan
masuk melalui sisi tailrace (pada saat terjadi
banjir atau naiknya permukaan air tailrace).
Konfigurasi Poros Turbin-Generator
• Penggunaan turbin Francis dalam skema pembangkitan
energi air mempunyai dua konfigurasi turbin generator, yaitu:
konfigurasi poros horizontal dan konfigurasi poros vertical.
Pemilihan penggunaan kedua konfigurasi tersebut ditinjau
dari daya pembangkitan generator (MW) dan tinggi jatuh.
• Secara umum turbin Francis dengan kapasitas sampai 6 MW
memiliki konfigurasi poros horizontal, sedangkan untuk
kapasitas di atas 6 MW memiliki konfigurasi poros vertical.
Jika kapasitasnya di sekitar 5 MW maka konfigurasinya dapat
berupa horizontal maupun vertical. Pertimbangan poros
vertical dan horizontal dijabarkan sebagai berikut :
Kriteria Poros Horisontal Poros Vertikal
Design
Kebutuhan Thrust bearing Memiliki dimensi yang lebih besar
Memiliki thrust bearing yang lebih kecil, dibandingkan poros horizontal, hal ini
hal ini disebabkan thrust bearing hanya dikarenakan selain menahan gaya aksial,
untuk menahan gaya aksial akibat thrust bearing digunakan untuk
momentum di bilah sudu turbin. menahan sebagian berat runner turbin
Umumnya umur bantalan di desain
untuk waktu operasi selama 100.000 jam
Harga Turbin Mempunyai harga yang ekonomis bila Harga turbin poros vertical lebih tinggi
dipasangkan dengan generator yang dibandingkan tipe poros horizontal, hal
banyak tersedia di pasaran (misal ini disebabkan sebagian berat generator
generator 8 poles atau 750 rpm), selain juga di topang oleh turbin. Pembuatan
itu desain turbin horizontal lebih spiral casing untuk turbin vertical cukup
sederhana. sulit, hal ini dikarenakan spiral casing
turbin vertical tertanam di pondasi
turbin.
Manufacturer Kapasitas turbin generator 6 MW merupakan kapasitas di batas antara poros
horizontal dan vertical, sehingga sebagian manufacturer turbin memproduksi
dalam jenis horizontal dan vertical. Jumlah manufacturer yang memproduksi jenis
poros horizontal berimbang dengan jumlah manufacturer yang memproduksi jenis
poros vertical.
Kriteria Poros Horisontal Poros Vertikal
Konstruksi
Volume pondasi Jenis poros horizontal dapat Besarnya volume pondasi turbin poros
menggunakan base plate/pondasi yang vertical disebabkan pondasi harus
terpisah antara turbin gan generator, menumpu berat turbin generator dalam
sehingga volume pondasi turbin dan satu kesatuan, sehingga beban pondasi
generator jenis turbin tipe ini tidak tertumpu pada luas area yang lebih kecil
besar. dibandingkan tipe horizontal

Volume galian Volume galian ditentukan dari dimensi Volume galian tipe poros vertical lebih
power house. Untuk turbin jenis sedikit dibandingkan dengan tipe
horizontal dengan lebar 10 m, panjang horizontal, hal ini disebabkan untuk
powerhouse berkisar 24-28 m. Panjang panjang bentang yang sama (10 m), maka
bentang 10 m didasarkan dengan panjang powerhouse berkisar 16-18 m.
spesifikasi bentang crane yang ada di
pasaran. Panjang power house jenis
horizontal lebih besar dibandingkan
dengan tipe vertical.
Lama Konstruksi Umumnya konstruksi dari powerhouse Lama perakitan (errection) untuk jenis
(pekerjaan sipil dan berkisar 8-9 bulan. Untuk jenis poros poros vertical sedikit lebih lama
errection) horizontal di PLTA Beh, prediksi lama dibandingkan dengan tipe poros
konstruksi power house adalah 9-10 horizontal, hal ini disebabkan saat
bulan yang disebabkan jenis power errection kendala setting turbin
house yang semi underground. generator lebih tinggi. Waktu konstruksi
sedikit lebih cepat, hal ini disebabkan
volume pekerjaan galian lebih sedikit
dibandingkan tipe horisontal.
Kriteria Poros Horisontal Poros Vertikal
Konstruksi
Tata letak Power House Untuk turbin jenis horizontal bangunan Jenis poros vertical di desain dua atau
power house dapat direncanakan satu tiga lantai, dimana pada lantai dasar
atau dua lantai, dimana lantai dasar adalah lantai turbin, lantai satu adalah
adalah lantai turbin dan lantai satu lantai generator dan lantai kedua adalah
adalah lantai ruang control dan exciter. lantai ruang control dan exciter. Desain
Perencanaan bangunan power house power house untuk dua lantai umumnya
satu lantai ruang control dan turbin lantai ruang control disatukan dengan
menjadi satu lantai dengan adanya lantai generator.
kenaikan lantai untuk ruang control
sedikit lebih tinggi dari lantai turbin.
Kriteria Poros Horisontal Poros Vertikal
Perawatan
Setting Alligment Pengaturan kelurusan poros turbin dan Cukup sulit untuk pengaturan kelurusan
generator sangat mudah, hal ini poros turbin generator, hal ini
dikarenakan turbin - generator tidak disebabkan sebagian turbin dan
tertanam pada pondasi dan turbin- generator tertanam di dalam pondasi.
generator mempunyai dudukan yang
terpisah yang umumnya dilengkapi
adjuster masing-masing.
Bongkar & Pasang Turbin dapat dibongkar secara terpisah Perbaikan turbin memerlukan
dengan generatornya, sehingga waktu pembongkaran generatornya, sehingga
downtime dalam perawatan cukup akan mempersulit dalam pelaksanaan
singkat. perawatan.
Inspeksi Mudah dilakukan karena bagian turbin Lebih sulit dibandingkan jenis poros
dan generator tidak tertanam dalam horizontal, hal ini disebabkan turbin
pondasi. generator sebagian tertanam dalam
pondasi.
Suku Cadang Cukup banyaknya manufacturer yang memproduksi baik jenis poros horizontal dan
vertical berdampak pengadaan suku cadang tidak akan membutuhkan waktu
pemesanan yang lama.
Kriteria Poros Horisontal Poros Vertikal
Operasional
Keahlian operator Keahlian operator baik dalam perawatan Diperlukan ketrampilan operator yang
dan pengoperasian tidak dituntut tinggi, lebih baik untuk melakukan perawatan
hal ini disebabkan sederhanya desain ataupun operasional.
turbin.
Crane
• Crane atau peralatan pengangkat merupakan persyaratan yang
harus ada pada gedung pembangkit (Power House). Peralatan
crane tersebut diperlukan pada saat dilakukan pemeliharaan dan
perbaikan turbin dan generator. Syarat utama dari crane tersebut
adalah memiliki kapasitas untuk mengangkat bagian atau
komponen terberat dari turbin dan generator.
• Komponen terberat pada PLTM atau PLTMH yang menentukan
kapasitas crane adalah berat rotor dari generator.
• Berat rotor tersebut ditentukan oleh kapasitas terpasang generator
(kVA) serta putaran generator. Semakin besar kapasitas terpasang
maka akan semakin berat generator tersebut. Sebaliknya jika
putarannya semakin cepat, maka berat generator akan berkurang.
Sesuai dengan persamaan :
W=10(𝑘𝑉𝐴/𝑛)^(5/7)

W = berat (ton)
kVA = kapasitas generator
n = kecepatan putar generator (rpm)
PERHITUNGAN DAN STUDI KASUS

Dari hasil analisa hidrologi di dapat kurva


Debit vs Persentase Terlampaui Kejadian Debit
yang sama & lebih besar (FDC=Flow Duration
Curve), serta tinggi jatuh air yang
direncanakan.
Jika digambarkan grafik FDC seperti berikut:

• Sumbu vertikal adalah Debit (m3/s), sedangkan sumbu horisontal adalah


Persentase terlampaui (%).
• Rencanakan pemilihan jenis dan jumlah turbin
yang dapat digunakan dengan skema operasi
run-of-river, jika:
1. Diinginkan 80% dari waktu turbin dapat bekerja
2. Untuk menambah energi yang dapat
dibangkitkan, maka direncanakan turbin / turbin-
turbin dapat dioperasikan 80% sampai 50% dari
waktu.
• Gunakan tabel turbin dan tabel efisiensi yang
ada
Solusi no. 1

• Pada tabel 3.42. atau 3.43. pada percent


exceedance 80% dari waktu, debit sungai
adalah 11 m3/s dan net head 10 m.
• Lihat grafik 3.23 dan 3.24, daerah turbin yang
masuk Q=11 m3/s dan Head= 10 m ,
mempunyai daya kurang lebih 1 MW, adalah:
• Misalkan dipilih Kaplan, dengan efisiensi turbin
90% dan efisiensi generator 85%, maka:
• Daya hidraulik tenaga air : Pair = ρgQH = 1000 x
9,81 x 11 x 10 = 1.079.100 Watt
• Daya turbin yang dapat dihasilkan PT = ηTPair =
90% x 1.079.100 = 971.190 Watt = 971,19 kW
• Daya listrik yang dihasilkan : PE = ηPair = 85% x
90% x 1.079.100 = 825.511,5 Watt
• Turbin yang akan digunakan mempunyai
spesifikasi :
a. Jenis turbin : Kaplan
b. Jumlah unit : 1 unit
c. Poros as ( horisontal or vertikal) : horisontal
d. Dengan tingkat daya pada tingkat head & tingkat
debit
i. Debit nominal = Q rated = 11 m3/s
ii. Tunggi jatuh nominal = Head rated = 10 m
iii. Daya nominal = Power rated = 1000 kW
e. Ns (kecepatan spesifik) ;
Dari Grafik 3.23a didapat
Ns = 2419/H ^(0,489) = 784 (de Sieno & de Leva) dan
Ns = 2400/H ^(0,5) = 759 (Lindestrom KMW)

Dengan formula : 𝑁𝑠=N √P/Hn^(1,25)


Diperoleh putaran turbin : 𝑁=Ns Hn^(1,25)/√P
Untuk formula de Sieno & de Leva
𝑁=(784)( 10)^(1,25)/√971,19 = 447 rpm
Untuk formula Lindestrom KMW
𝑁=(759)( 10)^(1,25)√971,19 = 433 rpm
Pemilihan putaran turbin disesuaikan dengan
putaran generator yang ada (500, 600, 750,
1000, 1500, 3000 rpm). Maka dipilh putaran
turbin 500 rpm

f. Elevasi kedudukan turbin diatas muka laut :


+ . . . m. dpl
Solusi no. 2

Perlu dianalisa apakah menggunakan satu


turbin atau dua turbin yang dapat beroperasi
dengan debit dari 11 m3/s sampai 15 m3/s.
Juga perlu dipertimbangkan biaya investasi,
operasi dan pemeliharaan yang dapat
mempengaruhi biaya produksi listrik (Rp/kWh)

Anda mungkin juga menyukai