PERDARAHAN
ATHERO INTRASEREBRAL
THROMBOTIK
(80%)
PERDARAHAN
LAKUNER KARDIOEMBOLI SUBARAKNOID
TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI:
•Usia:
Komplikasi non-neurologik:
•Tekanan darah meninggi
•Hiperglikemi
•Edema paru
•Kelainan jantung
• Bronkopneumonia
• Tromboplebitis
• Emboli paru
• Depresi
• Nyeri dan kaku pada bahu
• Spastisitas umum
• Radang kandung kemih
• Kelumpuhan saraf tepi
• Kontraktur dan deformitas
• Dekubitus
• Atrofi otot
• Infark serebri diawali dengan terjadinya
penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan
berkurang.
• Derajat dan durasi penurunan Cerebral Blood
Flow (CBF).
• Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30
detik, maka metabolisme di otak akan berubah.
• Setelah 1 menit terganggu, fungsi neuron akan
berhenti.
• Bila 5 menit terganggu dapat terjadi infark.
• Jika oksigenasi ke otak dapat diperbaiki dengan
cepat, kerusakan kemungkinan bersifat
reversibel.
• Nilai kritis Cerebral Blood Flow
(CBF) adalah 23 ml/100 gram per
menit (normal 53 ml/100
gram/menit)
• Dalam keadaan perfusi yang
marginal (isoelektrik), kadar
kalium akan meningkat disertai
penurunan ATP dan kreatin fosfat
Iskemia akan menyebabkan
gangguan hemostasis ion, terutama
ion kalium dan kalsium.
Ion kalium yang meninggi di ruang
PECAH
penurunan kesadaran.
Pada Pemeriksaan ditemukan :
Muntah - - ++ ++++
Kejang - - ++ ++++
Vertigo +/- - - -
Anamnesis Trombosis Emboli PIS PSA
Kesadaran Normal Normal Menurun Menurun
GCS ≥7 ≥7 ≤6 ≤6
Kaku kuduk - - +/- ++++
Kelumpuhan Hemiparese Hemiparese Hemiplegia Hemiparese +/-
TIA + - -
Istirahat + - -
Aktivitas - + +
Nyeri kepala - + ++
Pemeriksaan fisik
Def.Neurologi + + ±
Penurunan kesadaran - + ±
Kaku kuduk - ± +
Tekanan darah Sedang Variasi Sedang
Pem.tambahan
Cek airway, penting untuk oksigenasi
Sistem kardiovaskuler, pertahankan CBF.
Tirah baring dengan posisi kepala dan
badan atas 20-30 derajat mencegah
postural hypertension.
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
: infus dengan cairan isotonik dengan
mempertahankan input makanan dan
minuman sehingga mencapai diet basal
metabolisme 25 kkal/kgBB. Jika perlu
pasang NGT.
Pemakaian kateter urin, untuk mengontrol
output.
Pada penderita dengan riwayat hipertensi,
penurunan tekanan darah harus dipertahankan
dibawah tekanan arterial rata-rata 130 mmHg.
Untuk kelainan jantung akibat PSA dapat diberikan
Beta-bloker seperti Propanolol yang dilaporkan
dapat menurunkan efek samping ke jantung.
Mobilisasi bertahap bila hemodinamika stabil.
Fisioterapi pasif beberapa kali sehari, fisioterapi
aktif tidak dianjurkan dalam 2 minggu pertama.
Kontrol komplikasi dan underlying disease.
Pemberian sedasi misalnya diazepam 5 mg tiap 6
jam atau phenobarbital 30-60 mg po/IV tiap 6 jam
untuk pasien gelisah dan analgetika untuk nyeri
kepala
Nyeri kepala hebat narkotika. Misalnya Demetol 100-150
mg im tiap 4 jam. Dapat digunakan kodein 30-60 mg po tiap
2-3 jam bila perlu, atau meperidine.
Untuk mual dan muntah dapat diberikan antiemetik.
Bila kejang dapat diberikan anti konvulsan : Phenytoin 10-15
mg/kg IV (loading dose), kemudian diturunkan menjadi 100
mg/8 jam atau Phenobarbital 30-60 mg tiap 6-8 jam.
Tindakan bedah, dengan pertimbangan usia dan skala koma
Glasgow (>4), hanya dilakukan pada pasien dengan :
Perdarahan serebelum dengan diameter > 3 cm (kraniotomi
dekompresi)
Hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau
serebelum (VP shunting)
Perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda-tanda
peninggian tekanan intrakranial akut dan ancaman herniasi
Untuk perdarahan saluran cerna dapat dilakukan lavage
lambung dengan NaCl, tranfusi, pemberian cairan yang
adekuat, dan antasida. H2-bloker misalnya ranitidin untuk
mengurangi resiko terjadinya stress ulcer..
Rumantir, U, C; 1986; Pola Penderita Stroke
RSHS periode 1984-1985; Lab/UPF Ilmu
Penyakit Saraf UNPAD RSHS, Bandung
Merritt’s Textbook of Neurology 9th Ed.