Anda di halaman 1dari 44

PENANGANAN KELAINAN

MATA FASKES PRIMER


Dr. Rastri Paramita, SpM
RS Mata Dr Yap Yogyakarta
LANDASAN HUKUM
 PMK No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer
 Mata : halaman 144 – 173
 Kelainan mata luar halaman 144 - 164
 Kelainan refraksi halaman 161 -168
 Katarak halaman 168-169
 Glaukoma halaman 170 -173
NO DIAGNOSIS
1 Dry eye
2 Buta senja
3 Hordeolum
4 Konjungtivitis
5 Blefaritis
6 Perdarahan subkonjungtiva
7 Korpal konjuntiva
I. BOLA MATA/ bulbus
okuli
 Mengisi rongga mata (cavum orbita) ,φ 24 mm
 1/5 bagian adalah kornea, selebihnya sklera
 Segmen anterior: kornea – lensa
 Segmen posterior: corpus vitreus – N. Optikus
Anatomi Konjungtiva
Conjuctiva bulbi
(transparan)

Limbus
DRY EYE
DRY EYE

Anamnesis (Subjective)
 Mata gatal, seperti berpasir dapat
disertai sensasi terbakar, merah, dan
perih.

Pemeriksaan Fisik
 Visus normal

 Terdapat foamy tears pada


konjungtiva forniks.
 Penilaian produksi air mata dengan
tes Schirmer menunjukkan hasil <10
mm (N = >20 mm).
DRY EYE
Penatalaksanaan
• Air mata buatan (karboksimetilselulosa tetes mata)
• Konseling dan Edukasi : mata kering adalah keadaan
menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada
kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan
konjungtiva masih reversibel.
• Kriteria rujukan: jika timbul komplikasi.
Prognosis
Prognosis pada umumnya adalah bonam, terkendali
dengan pengobatan air mata buatan.
BUTA SENJA
Anamnesis
 Penglihatan menurun pada malam hari atau pada
keadaan gelap, sulit beradaptasi pada cahaya yang
redup.
 Faktor Risikoa. Defisiensi vitamin A

 b. Retinitis pigmentosa
 Pemeriksaan Fisik

Ditemukan tanda-tanda defisiensi vitamin A:

a. Terdapat bercak bitot pada konjungtiva.

b. Kornea mata kering/kornea serosis.

c. Kulit tampak kering dan bersisik.


DEFISIENSI VIT A
BUTA SENJA

Penatalaksanaan

 Bila disebabkan oleh defisiensi vitamin A diberikan vitamin A dosis


tinggi.

 Konseling dan Edukasi : Defisiensi vitamin A harus dilakukan


pemberian vitamin A dan cukup kebutuhan gizi.

Prognosis

 Quo ad vitam, ad sanationam umumnya bonam, ad fungsionam


dapat dubia ad bonam karena terganggunya fungsi penglihatan.
HORDEOLUM

 peradangan supuratif kelenjar kelopak mata

 Biasanya infeksi Staphylococcus pada kelenjar


sebasea kelopak.
 Hordeolum mudah timbul pada individu yang
menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.
HORDEOLUM

• Hordolum eksternum:
infeksi pada kelenjar Zeiss
atau Moll.
• Hordeolum internum:
infeksi kelenjar Meibom
yang terletak di dalam
tarsus.
Anamnesis
 Kelopak bengkak, sakit, mengganjal, merah, nyeri
bila ditekan, perasaan tidak nyaman dan sensasi
terbakar pada kelopak mata

Pemeriksaan Fisik
 kelopak mata bengkak, merah, nyeri pada perabaan.
Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum
eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat
timbul undulasi.
Diagnosis Bandinga.
Selulitis preseptal

b. Kalazion

c. Granuloma piogenik

Komplikasia. Selulitis
palpebra. b. Abses
palpebra
Penatalaksanaan

 Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya

 Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih /sabun / sampo yang tidak menimbulkan
iritasi, seperti sabun bayi.

 Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih
serius.

 Hindari pemakaian make-up pada mata,

 Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

 Topikal: Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam atau
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.

 Sistemik : eritromisin 500 mg pada dewasa ; anak sesuai dengan berat badan atau
doksiksiklin 4 kali sehari selama 3 hari.
Kriteria rujukan

a. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan


konservatif.

b. Hordeolum berulang.

Prognosis
 Prognosis pada umumnya bonam
CONJUCTIVITIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Tajam penglihatan normal
 Faktor Risikoa. Daya tahan • Injeksi konjungtiva
tubuh yang menurunb. • Dapat disertai edema kelopak,
Adanya riwayat atopic. kemosis
• Eksudasi : serous/mukopurulen/
Penggunaan kontak lens
purulen tergantung penyebab.
dengan perawatan yang tidak • Konjungtiva tarsal : folikel, papil
baik atau papil raksasa, flikten, membran
d. Higiene personal yang dan pseudomembran.
buruk
CONJUCTIVITIS
CONJUCTIVITIS
1. Conjuctivitis
membranosa
2. Conjuctivitis vernalis

Conjuctivitis purulenta
Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
 Sediaan langsung swab konjungtiva dengan
perwarnaan Gram atau Giemsa
 Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan metilen blue
pada kasus konjungtivitis gonore
Penatalaksanaan
 Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani
mata yang sakit
 Sekret mata dibersihkan.

 Pemberian obat mata topikal


 Bakteri: Kloramfenikol tetes 1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali
sehari ( 3 hari)
 Alergi : Flumetolon tetes mata 2 kali sehari (2 minggu)
 Konjungtivitis gonore: kloramfenikol tetes mata 1 tetes tiap jam dan
suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak
ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
 Konjungtivitis viral : Acyclovir 3% salep mata 5 kali sehari selama 10 hari.
Konseling dan Edukasi :

a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau
mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.

b. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah


lainnya.

c. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.

Kriteria rujukan :

 Bayi dengan konjungtivitis gonore terjadi komplikasi pada kornea dirujuk ke spesialis
mata.

 Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2 minggu rujuk ke spesialis
mata

 Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu rujuk ke spesialis mata.
BLEFARITIS
Anamnesis
 Keluhan gatal pada tepi kelopak mata, dapat disertai
keluhan ada sesuatu di kelopak mata, panas pada tepi
kelopak mata, kadang-kadang disertai rontok bulu
mata. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga
ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
 Faktor Risikoa. Kondisi kulit seperti dermatitis
seboroik.b. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih.
c. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang menurun.
Pemeriksaan Fisik
 Skuama atau krusta pada tepi kelopak.

 Tampak bulu mata rontok.

 Dapat ditemukan tukak yang dangkal pada tepi kelopak


mata.
 Dapat terjadi pembengkakan dan merah pada kelopak mata.

 Dapat terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi


kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi
perdarahan.
Penatalaksanaan
 Memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran dapat
menggunakan sampo bayi.
 Kelopak mata dibersihkan dengan kapas lidi hangat dan kompres hangat selama 5-
10 menit.
 Apabila ditemukan tukak pada kelopak mata, salep atau tetes mata seperti
eritromisin, basitrasin atau gentamisin 2 tetes setiap 2 jam hingga gejala menghilang.

Konseling dan Edukasi


 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa kulit kepala, alis mata,
dan tepi palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada pasien dengan dermatitis
seboroik.
 Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene personal dan lingkungan.
Perdarahan
Subkonjungtiva

 Akibat ruptur pembuluh darah dibawah lapisan


konjungtiva
 Dapat terjadi secara spontan atau akibat
trauma.
 Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di
semua kelompok umur.
 Sebagian besar unilateral (90%).
Anamnesis
 keluhan adanya darah pada sklera atau mata berwarna merah
terang (tipis) atau merah tua (tebal), tidak ada gejala
simptomatis
Faktor Risiko
a. Hipertensi
b. Trauma tumpul atau tajam
c. Penggunaan obat pengencer darah
d. Benda asing
e. Konjungtivitis
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan status generalis

 Pemeriksaan oftalmologi: 1.
Tampak adanya perdarahan

 2. Tajam penglihatan umumnya


6/6, jika visus <6/6 curiga terjadi
kerusakan selain di konjungtiva.

 3. Pemeriksaan funduskopi perlu


pada setiap penderita dengan
perdarahan subkonjungtiva
akibat trauma.
Penatalaksanaan
 Perdarahan subkonjungtiva akan diabsorpsi dalam 1- 2 minggu tanpa
diobati.
 Pengobatan penyakit yang mendasari bila ada

Konseling dan Edukasi


 Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan terlihat meluas dalam
24 jam pertama, namun setelah itu ukuran akan berkurang perlahan
karena diabsorpsi.
 Kondisi hipertensi memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan
angka terjadinya perdarahan subkonjungtiva sehingga diperlukan
pengontrolan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi.
Benda asing di
konjungtiva
Anamnesis
 Keluhan adanya benda yang masuk ke dalam
konjungtiva atau mata nya.
 Gejala: nyeri, mata merah berair, sensasi benda asing,
fotofobia.

Faktor RisikoPekerja di bidang industri yang tidak


memakai kacamata pelindung, seperti: pekerja gerinda,
pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang terkait
dengan bahan-bahan kimia (asam-basa), dll.
Pemeriksaan oftalmologi

a. Biasanya visus normal;b. Ditemukan injeksi konjungtiva


tarsal dan/atau bulbi;c. Pada konjungtiva tarsal superior
dan/atau inferior, dan/atau konjungtiva bulbi ditemukan
benda asing
Penatalaksanaannya dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari
konjungtiva dengan cara:

 Berikan tetes mata pantokain 2% sebanyak 1-2 tetes

 Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik
ukuran 23G.

 Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.

 Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan betadin pada tempat bekas benda
asing.

 Kemudian, berikan antibiotik topikal (salep atau tetes mata) seperti


kloramfenikol tetes mata, 1 gtt setiap 2 jam selama 2 hari.
Konseling dan Edukasi
 Tidak menggosok matanya agar tidak memperberat
lesi.
 Menggunakan alat/kacamata pelindung pada saat
bekerja atau berkendara.
 Apabila keluhan bertambah berat setelah dilakukan
tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak atau
disertai dg penurunan visus segera kontrol kembali

Kriteria RujukanBila terjadi penurunan visus.


RESUME
ALGORITMA
Dacryostenosis

Benjolan tidak sakit di Dengan penekanan keluar


kantus medial material mucopurulent

Anda mungkin juga menyukai