Bahasa Sastra Dan Aksara
Bahasa Sastra Dan Aksara
Berdasar kajian mengenai evolusi bahasa bahasa pertama kali muncul di muka bumi
sekitar 100000 tahun yang lalu bahasa menyebar ke seluruh dunia seiring dengan migrasi
penduduk dan berkembang sesuai kebutuhan penduduknya semua bahasa Di Dunia berkisar
6000 bahasa.
Para ahli mengelompokkan nya dari 6000 bahasa itu menjadi 17 rumpun bahasa (Comrie,
2003) yaitu:
(1) Indo-European (2) Uralic (3)Altaic, (4) Chukotko-Kamchatkan, (5) Caucasian, (6) Afro-
Asiatic, (7) Nilo-Saharan, (8) Niger-Congo, (9) Khoisan, (10) Eskimo-Aleut, (11) Na-Dene, (12)
Amerind, (13) Dravidian, (14) Sino-Tibetan, (15) Austric, (16) Papuan, dan (17) Australian
Aboriginal.
Comrie (2003: 19) mencatat bahwa penutur bahasa-ibu yang jumlahnya 50 juta orang
atau lebih di seluruh dunia diperkirakan hanya terdiri dari 20 bahasa yaitu:
- .Bahasa Cina (1 miliar penutur);
- Bahasa Inggris (350 juta penutur);
- Bahasa Spanyol (250 juta penutur);
- Bahasa Hindi (200 juta penutur);
- Bahasa Arab, Bahasa Bengali, dan Bahasa Rusia (masing-masing 150 juta penutur);
- Bahasa Portugis (135 juta penutur);
- Bahasa Jepang (120 juta penutur):
- Bahasa Jerman (100 juta penutur);
- Bahasa Prancis dan Bahasa Punjabi (masing-masing 70 juta penutur);
- Bahasa Jawa dan Bahasa Bihari (masing-masing 65 juta penutur);
- Bahasa Italia dan Bahasa Korea (masing-masing 60 juta penutur):
- Bahasa Telugu dan Bahasa Tamil (masing-masing 55 juta penutur)
- Bahasa Marathi dan Bahasa Vietnam (masing-masing 50 juta penutur)
Crystal (1987: 284-5) menegaskan bahwa ada empat faktor yang harus dicermati ketika
melaksanakan inventarisasi bahasa-bahasa di seluruh dunia:
Bahasa bahasa di indonesia secara garis besar terbagi atas dua kelompok yaitu
kelompok bahasa bahasa Austronesia di Indonesia bagian barat dan bahasa-bahasa non
Austronesia di Indonesia bagian timur.
Bahasa-bahasa yang ada di seluruh Indonesia berasal dari dua rumpun bahasa
yang berbeda yaitu rumpun bahasa Austria yang menurunkan bahasa bahasa
Austronesia bagian barat dan rumpun bahasa Papua yang menurunkan bahasa bahasa
Papua atau non Austronesia yang terletak di bagian Indonesia Timur.
Hasil penelitian proporsi pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah Muhajir
dan Lauder 1990 menunjukkan 85% penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah
atau sehari-hari sehingga berfungsi sebagai bahasa ibu.
1.3 Pengembangan bahasa Indonesia
- dibentuk badan kompeten yang bertugas menyempurnakan bahasa Indonesia dan ejaan, serta
pembaruan ejaan
- kongres memberikan perhatian pada pemakaian bahasa dalam UU dan administrasi
- kongres berpendapat bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan tidak mengalmi
kesulitan
- kongres menyarankan untuk giat pemakaian istilah ilmiah internasional dan penggalian istilah
dari bahasa daerah dan bahasa serumpun.
- pembuatan film dianjurkan memakai bahas Indonesia
1.3.2 Pembaharuan Ejaan 1972
- Diresmikan oleh presiden Soeharto 17 Agustus 1972.
- Tujuan: modernisasi sistem ejaan yang telah ada dan menyatukan ejaan Indonesia dengan ejaan
Malaysia.
- Penciptaan ejaan baru didasarkan atas kaidah-kaidah linguistik yang relatif lebih mudah untuk
diterapkan pelaksanaannya.
Di Indonesia terdapat 169 Bahasa Daerah dan tiga belas bahasa daerah terbesar yaitu Jawa
Sunda Melayu Madura Minangkabau Batak Bugis Bali Aceh Sasak Makassar Lampung dan
Rejang.
● Gelge mengalami perkembangan sebagai pusat kebudayaan selama 300 tahun lebih di
pilihnya tempat yang bernama gelgel karena dekat dengan pantai batu klotok,klungkung.
● Sejak pemerintahan dalem ketut ngulesir terjadinya kemajuan dari berbagai bidang
kehidupan dan pada masa ini juga dianggap sebagai masa kecemasan dalam kesusastraan
bali
● Pada masa ini juga lahir suatu bentuk karya sastra bali yaitu: Sastra bali tengahan yang
berupa kidung,kidung sebum bangkung,dharma sunia keeling dan arjuna pralabdha.
Kehidupan “Nyastra” dalam Puri Raja-Raja Bali (Abad ke 19-20)
● Pada periode pemerintahan raja-raja Bali ini kehidupan tradisi sastra Bali Jawa Kuno
cukup kondusif disesuaikan dengan pola penataan pada zaman Gelgel.
● Puri raja2 Bali dalam kegiatan sastra menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
politik, keagamaan dan raja2 Bali tersebut juga memiliki hubungan erat dengan kaum
Brahmana (para Padanda/pendeta)
● Hubungan yang disebut siwa-siya, dalam pola hubungannya inilah sastra dan tradisi
sastra itu sendiri berfungsi sebagai “institusi” pendidikan tradisional.
Dinamika Tradisi Sastra Bali Memasuki Abad ke-20
● Periode ini semakin intensif menerima masuknya pengaruh asing : bangsa barat
(Belanda, Inggris, Denmark), Cina, Bugis, Mandar, dan Melayu-Islam.
● Mulai diperkenalkan huruf latin bersama-sama dengan huruf Bali dalam sistem
pendidikan modern(barat). Dan munculnya karya-karya sastra Bali “Modern”
Menelistik Adikarya dan Kehidupan Kawisastra pada Abad ke-20
● Diantara beberapa penekun tradisi sastra Bali-Jawa kuno dari adikaryanya hingga
akhir abad ke-20 yang paling terkenal adalah Ida Padanda Made Sidemen (1780-
1984), dari Griya Taman Intaran. Karya : Puwagamasasama (prosa) dsb.
● Seniman tari Ida Bagus Ketut Sari. Karya : geguritan sampek ingtai
● Ida Cokorda Ngurah. Karya : Kakawin Gajah Mada
● Ida Ketut Jlantik. Karya : Geguritan Sucita-subudhi
Sekelumit Lahirnya Sastra Bali “Modern”
● Gejala sosial-kultural yang mengiringi arus pendidikan modern itu adalah meluasnya
penggunaaan huruf latin dan bahasa melayu. Terbitnya novel nemoe karma karya I
Wayan Gobyah yang dijadikan tanggal lahirnya jenis sastra yang baru yaitu sastra
Bali Modern
Makna Sebuah Tradisi Sastra
● Sebagai suatu kesimpulan kita dapat melihat bahwa dibalik derasnya arus
modernisasi Bali masih adanya sastra tradisi. Sastra tradisi itu lah yang harus tetap
dipertahankan agar tidak tidak hilang keasliannya.
Kesustraan Jawa
kerangka sejarah sastra jawa
● Awal Sastra jawa dalam bentuk tertulis : Akulturasi kebudayaan India dengan Jawa
● Akulturasi tsb meliputi : konsep keagamaan dan ilmu pengetahuan (termasuk ilmu
sastra), tata masyarakat, teknologi dan kesenian
● Unsur penting perkembangan sastra jawa adalah aksara Pallawa dan Dewanagari.
Aksara pallawa awalnya digunakan untuk menulis prasasti.
● Sastra jawa lama berdasarkan situasi sosial,budaya, dan politik yang
memengaruhinya dapat dibagi dalam 3 periode
1. Periode sastra jawa klasik (zaman belum ada pengaruh barat secara intensif)
2. P. Sastra jawa masa transisi/zaman pramodern. Pengaruh barat muali muncul.
Percetakan mulai tumbuh dan menghasilkan buku2 dibidang sastra jawa
3. Masa Balai Pustaka pada 1917 . Mulai lah lahir sastra jawa gaya baru.
Sastra Jawa Kuno
● Dalam khasanah sastra jawa kuno kakawin yang tertua adalah kakawin Ramayana.
● Kakawin Ramayana mengisahkan tokoh Rama dan Sinta
● Kakawin Arjunawiwaha digubah oleh Empu Kenwa, menceritakan Mahabharata
● Kakawin Sumanasantaka karya Empu Monaguna, mengisahkan lahirnya Prabu
Dasarata di Ayodhya
Sastra Jawa Pertengahan
● Zaman majapahit merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan sastra jawa pertengahan. Sastra jawa
- Kidung harsawijaya->cerita raja majapahit pertama ialah putra raja Narasingha dari Singasari.
- Kidung Ranggalawe-> tokoh Ranggalawe sebagai pejabat dikerajaan majapahit. Ia adalah putra wiraraja,
adipati madura.
- Kidung Sorandaka-> pergolakan diantara pejabat majapahit
- Kidung Sunda -> ada 2 judul kidung Sundayana dan kidung sunda menceritakan prabu hayamwuruk menikah
Sastra Jawa-Islam
● Karya sastra jawa islam yang tergolong tertua ialah kitab sunan bonang.
Menggunakan bahasa jawa pertengahan dalam bentuk prosa. Banyak kata2 arab
didalamnya dan sulit dipahami. Kitab ini ditulis pada abad ke-16, semasa kerajaan
Demak.Isinya tentang ajaran tasawuf syaikh bari yang sumbernya dari kitab ihlya
‘ulum al din dan tauhid.
● Sastra jawa yang bernuansa keislaman juga ada yang tergolong wiracarita. Salah
satunya adalah serat menak.
Sastra Jawa Lama
● Istilah sastra ini yaitu sastra tradisional berbahasa jawa baru gubahan abad ke-16-
sekarang.
● Para punjangga tidak menerjemahkan karya sastra jawa kuno seutuhnya, melainkan
hanya menyadur baru dengan matra macapat atau prosa dalam bahasa jawa baru yang
serat dengan kata-kata arkhais.
Sastra Jawa Modern
● Tampilnya Ki Padmasusastra dalam dunia sastra Jawa menandai tumbuh dan
berkembangnya karya sastra Jawa di luar lingkungan sastra kraton. Karya
pertamanya serat rangsang tuban(1900) dianggap menunjukkan bentuk pergeseran
ekspresi yang nonkonvesionalyaitu ebrorientasi pada pandangan modern.
● Pada 1980-an hadir pengarang-pengarang dari golongan generasi muda didaerah jawa
timur, jawa tengah, yogyakarta. Terjadilah dinamika baru yang ikut memarakkan
kehidupan sastra jawa modern. Para pemuda rajin membaca karya-karya terjemahan
sastra asing, sehingga banyak mempengaruhi gaya kepengarangannya.
Kesustraan Sulawesi Selatan
● Bahasa di Sulawesi Selatan memiliki kesusastraan tertulis yang dilestarikan dalam
naskah adalah Makassar, Bugis, dan Mandar.
● sastra didaerah ini mulai berkembang pd abad ke-14. mula-mula bahasa makassar
dann bugis mempunyai aksaranya masing-masing.
● Aksara Makassar-> uqiq jangang-jangang/uqiq manuk-manuk (burung)
● Aksara Bugis-> uqiq sulapa eppaq (segi empat)
● Yang dipakai antara kedua aksara tersebut adalah aksara Bugis (memiliki pengaruh
politik yang kuat)
● Dalam tradisi bugis naskah sastra lama bisa disebut lontaraq, khususnya yang berisi
hal-hal yang mempunyai sifat kesejahteraan.
● Jenis sastra bugis lainnya : elong -> puisi berirama bertema cinta, nasihat, pendorong
semangat.
● Karya sastra bugis : I La Galigo -> cerita yang bersifat mitologi dan banyak berisi
legenda
Kesustraan Bugis : Mendedah I La Galigo
● Naskah I La Galigo diwariskan dalam 2 tradisi : tradisi tulis dan tradisi lisan.
● Tradisi tulis-> terkenal di lingkungan masyarakat bugis saja
● Tradisi lisan-> dikenal di hampir semua kelompok etnik yang ada di Sulawesi.
I La Galigo dalam berbagai Perspektif
● perspektif kesustraan Bugis
● Karya sastra Bugis dapat dibagi kedalam 3 macam bentuk : sureq, toloq, elong
● Sureq-> terdiri atas beberapa macam sureq Galogo (mempunyai 5 suku kata,setiap penggal frase),
sureq Eja (syair yang berbentuk naratif yg dinyanyikan untuk peristiwa-periwtiwa tertentu), sureq yang
baris
● Jenis karya sastra lainnya pau-pau rikadong : kisah fiktif sebagaicerita pengantar tidur anak-anak.
Perspektif Religi
● Masyarakat Bugis masih memelihara sejumlah tradisi yang bersumber dari elemen-
elemen pra-islam. Ditandai dengan adanya Bissu. Bissu mempunyai kesamaan
dengan istilah Biksyu tetapi dalam perkembangan selanjutnya arti Bissu berbeda
dengan Biksyu yang ada di Budha. Ini membuktikan adanya pengaruh agama Budha
yang kurang mendalam di Sulawesi Selatan.
● Bahasa Bissu berperan sebagai bahasa sandi dan rahasia sehingga kosa katanya sulit
dikenal.
● Sekarang ini pembacaan ritual dikalangan orang Bugis yang disertai dengan upacara-
upacara tertentu sudah sangat langka, kecuali untuk beberapa penduduk di desa dan
penganut agama Tol Lotang.
● Kitab suci agama Tol Lotang adalah La Galigo dan Sawerigading adalah nabinya.
Sastra Modern Indonesia
Sejarah sastra Indonesia modern, menurut para pemerhati sejarah sastra Indonesia, dimulai
dari masa Balai Pustaka (awal abad ke-20). Karya sastra pada saat kemunculan sastra modern
Indonesia yaitu :
• Novel “ Azab dan Sengsara” Karya Merari Siregar tahun (1919)
• Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli tahun (1925)
• Drama “ Bebasari” karya Roestam Effendi tahun (1926)
• Serta Puisi karya-karya Muhammad Yamin sehingga hadirnya puisi modern.
Hal yang menonjol dari karya-karya masa itu adalah perubahan dari bentuk tradisional
hikayat ke bentuk roman, pola-pola syair dan pantun yang mulai digabungkan atau dimanfaatkan
dalam bentuk puisi modern atau dalam bentuk drama.
Karya sastra sebagai media komunikasi budaya
Komunikasi melalui karya sastra bukanlah komunikasi biasa seperti dalam kehidupan
sehari-hari, walaupun sama-sama menggunakan Bahasa. Komunikasi melalui karya sastra
disampaikan melalui sejumlah alat sastra, seperti alur cerita, tokoh, latar tempat, waktu dan
budaya serta sejumlah majas dan Bahasa figuratif lainnya dan dapat dikatakan sebagai
komunikasi artistik.
Sastra berbahasa indonesia dan sastra berbahasa daerah
Masyarakat Indonesia secara kultural pada dasarnya berada dalam dua kultur, yaitu kultur Indonesia
sekaligus kultur daerah. Dua kultur yang dimiliki masyarakat Indonesia tersebut tercermin dalam
karya-karya sastra modern Indonesia. Tradisi penulisan sastra Indonesia tidak hanya dilakukan
para sastrawan dengan menggunakan Bahasa Indonesia adapun Kehadiran sastra daerah justru
dapat memperkaya sastra Indonesia, keindonesiaan secara kultural adalah mencakup semua
karya, baik yang berbahasa daerah maupun Indonesia.