Anda di halaman 1dari 55

Kebudayaan dan Kesenian Indonesia

Bahasa, sastra, dan aksara

Nama Anggota Kelompok:


1. Putri Gusti Rahayu (1409519029)
2. Saefatukamila (1409519024)
3. Salma Alifah (1409519003)
4. Septi Rinayanti (1409519035)
BAB 1 BAHASA
1.1 Situasi Kebahasaan di Dunia

Berdasar kajian mengenai evolusi bahasa bahasa pertama kali muncul di muka bumi
sekitar 100000 tahun yang lalu bahasa menyebar ke seluruh dunia seiring dengan migrasi
penduduk dan berkembang sesuai kebutuhan penduduknya semua bahasa Di Dunia berkisar
6000 bahasa.

Para ahli mengelompokkan nya dari 6000 bahasa itu menjadi 17 rumpun bahasa (Comrie,
2003) yaitu:
(1) Indo-European (2) Uralic (3)Altaic, (4) Chukotko-Kamchatkan, (5) Caucasian, (6) Afro-
Asiatic, (7) Nilo-Saharan, (8) Niger-Congo, (9) Khoisan, (10) Eskimo-Aleut, (11) Na-Dene, (12)
Amerind, (13) Dravidian, (14) Sino-Tibetan, (15) Austric, (16) Papuan, dan (17) Australian
Aboriginal.
 
Comrie (2003: 19) mencatat bahwa penutur bahasa-ibu yang jumlahnya 50 juta orang
atau lebih di seluruh dunia diperkirakan hanya terdiri dari 20 bahasa yaitu:
- .Bahasa Cina (1 miliar penutur);
- Bahasa Inggris (350 juta penutur);
- Bahasa Spanyol (250 juta penutur);
- Bahasa Hindi (200 juta penutur);
- Bahasa Arab, Bahasa Bengali, dan Bahasa Rusia (masing-masing 150 juta penutur);
- Bahasa Portugis (135 juta penutur);
- Bahasa Jepang (120 juta penutur):
- Bahasa Jerman (100 juta penutur);
- Bahasa Prancis dan Bahasa Punjabi (masing-masing 70 juta penutur);
- Bahasa Jawa dan Bahasa Bihari (masing-masing 65 juta penutur);
- Bahasa Italia dan Bahasa Korea (masing-masing 60 juta penutur):
- Bahasa Telugu dan Bahasa Tamil (masing-masing 55 juta penutur)
- Bahasa Marathi dan Bahasa Vietnam (masing-masing 50 juta penutur)
Crystal (1987: 284-5) menegaskan bahwa ada empat faktor yang harus dicermati ketika
melaksanakan inventarisasi bahasa-bahasa di seluruh dunia:

● 1. pertambahan jumlah penemuan bahasa secara terus-menerus dari berbagai pelosok di


dunia
● 2. bahasa-bahasa berpenutur sedikit yang cenderung memasuki proses menuju
kepunahan;
● 3. adanya perbedaan pendapat di antara para pakar tentang dua buah variasi yang
sebaiknya dianggap sebagai dua bahasa yang berbeda atau merupakan variasi dan satu
bahasa yang sama; dan
● 4. kemungkinan terdapat beberapa nama bahasa yang ternyata mengacu pada satu bahasa
yang sama.
 
1.2 Situasi Kebahasaan di Indonesia

Bahasa bahasa di indonesia secara garis besar terbagi atas dua kelompok yaitu
kelompok bahasa bahasa Austronesia di Indonesia bagian barat dan bahasa-bahasa non
Austronesia di Indonesia bagian timur.

Bahasa-bahasa yang ada di seluruh Indonesia berasal dari dua rumpun bahasa
yang berbeda yaitu rumpun bahasa Austria yang menurunkan bahasa bahasa
Austronesia bagian barat dan rumpun bahasa Papua yang menurunkan bahasa bahasa
Papua atau non Austronesia yang terletak di bagian Indonesia Timur.
Hasil penelitian proporsi pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa daerah Muhajir
dan Lauder 1990 menunjukkan 85% penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah
atau sehari-hari sehingga berfungsi sebagai bahasa ibu.
1.3 Pengembangan bahasa Indonesia

1.3.1 Kongres Bahasa Indonesia


● Pencetus kongres bahasa Indonesia ialah Raden Mas Soedardjo Tjokrosisworo.
● Kongres I (25-28 Juni 1938)
Tujuan: mencari pegangan bagi semua pemakai bahasa, mengatur bahasa dan mengusahakan agar
bahasa Indonesia tersebar luas.
- 25 Juni 1938 jam 20:00
- Ketua Komite: Dr. Poerbatjaraka.
● Kongres II (1954)
- Ketua: Sudarsana
- Dalam Kongres Bahasa Indonesia I sudah diputuskan bahwa diadakan Kongres Bahasa
Indonesia II.
- Tempat: Kota Medan, Dii kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara..
● Beberapa keputusan kongres:

- dibentuk badan kompeten yang bertugas menyempurnakan bahasa Indonesia dan ejaan, serta
pembaruan ejaan
- kongres memberikan perhatian pada pemakaian bahasa dalam UU dan administrasi
- kongres berpendapat bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan tidak mengalmi
kesulitan
- kongres menyarankan untuk giat pemakaian istilah ilmiah internasional dan penggalian istilah
dari bahasa daerah dan bahasa serumpun.
- pembuatan film dianjurkan memakai bahas Indonesia
1.3.2 Pembaharuan Ejaan 1972
- Diresmikan oleh presiden Soeharto 17 Agustus 1972.
- Tujuan: modernisasi sistem ejaan yang telah ada dan menyatukan ejaan Indonesia dengan ejaan
Malaysia.
- Penciptaan ejaan baru didasarkan atas kaidah-kaidah linguistik yang relatif lebih mudah untuk
diterapkan pelaksanaannya.

1.3.2.1 Sejarah Singkat Ejaan Bahasa Indonesia

Penyeragaman atau pembakuan:


1. ejaan pertama dimulai tahun 1901 dinamakan ejaan Van ophuijsen.
2. Ejaan baku kedua tanggal 19 Maret 1947 adalah ejaan oewandi atau ejaan Republik 1946 tujuan
menyederhanakan sistem ejaan Van ophuijsen.
3. Ejaan baku ketiga bernama sistem pembaharuan 1957
4. Ejaan keempat paf bulan oktober 1904 bernama ejaan wilkinson.
5 Ejaan kelima bernama ejaan Za'aba
6. Ejaan ke-6 ejaan Fajar Asia oleh penulis Melayu tahun 50-an yang disusun masa pendudukan
Jepang
7. Ejaan ke-71962 bernama ejaan melindo atau ejaan bahasa Melayu Indonesia
8. Ejaan kedelapan 1966 disebut ejaan baru bahasa Malaysia dan ejaan baru bahasa Indonesia yang
isinya sama.
9. Ejaan ke-9 adalah ejaan yang disempurnakan yang diresmikan melalui peraturan pemerintah
nomor 57/1972
 
-kaidah Sistem Ejaan-
Ejaan Van ophuysen 1901 terdiri atas sejumlah kaidah dan sebuah
senarai kata.
Sistem Suwandi 1997 merupakan penyederhanaan dan peningkatan
sistem Van ophuysen. Cirinya adalah penggantian huruf oe untuk bunyi [u]
menjadi u internasional.
Sistem pembaruan 1957 dan melindo 1959 dalam pelaksanaan padanan
satu lawan satu antara fonem dan grafem sebaliknya ejaan baru 1966 dan
ejaan yang disempurnakan 1972 tanpa memerlukan pergantian mesin tik dan
percetakan yang sudah ada.
-Pemilihan Huruf
Sistem Van Ophuijsen, Memakai <`> untuk menandai hamzah dalam sistem
selanjutnya tidak dipakai lagi.
Ejaan Baru 1966 dan EYD 1972
<c> diganti <ch> untuk melambangkan /.../ ditolak alasan sistematik.
sj diganti sh
nj melambangkan /z/ diganti nh
Tahun 50-an Komisi Istilah menetapkan Bahasa Indonesian huruf <C> asing
sebagai berikut
C melambangkan /k/ harus ditulis k
Misal: carbon => karbon
C melambangkan /s/harus ditulis s
Misal: cent=> sen
-Penamaan Huruf
Komisi untuk pelaksanaan dan penyebaran ejaan yang disempurnakan
menerima saran tentang penamaan huruf yang diajukan dalam seminar bahasa
Indonesia 1971 sebagai berikut
1. penamaan tidak memerlukan suatu perubahan dalam pemakaian huruf dan nilai etis
yang diusulkan
2. penamaan akan membatasi adanya perubahan kebiasaan bahwa orang harus
berkorban sebagai akibat ejaan yang disempurnakan itu.

-Cakupan Pembakuan Ejaan_


Ada tiga aspek yang diutarakan dalam penyusunan ejaan baru 1966
Yakni:
1.aspek fonologis 2.aspek morfologis 3. aspek sintaksis
-Pelakasanaan EYD-
Ketika ejaan baru diperkenalkan keberatan-keberatan muncul baik dari segi
teknis politis bahwa pengenalan ejaan itu bertentangan dengan semangat Sumpah
Pemuda 1928.
Bahasa Indonesia perlu dipelihara karena bahasa Indonesia telah membuktikan
dirinya mampu menjadi media kebudayaan dan persatuan nasional pemeliharaan itu
perlu dilakukan karena:
1. terdapat penurunan apresiasi terhadap bahasa Indonesia sebagai tanda jati diri Nasional
2. dalam pemakaian bahasa di antara pelajar
3. peristilahan ilmiah dan teknis berada dalam ketaktentuan
4. kekacauan terjadi dalam pemakaian ejaan karena Ijaan resmi yaitu sistem Soewandi atau
sistem Republik tidak dipatuhi dengan semestinya.
1.3.2.2 SEJARAH PERISTILAHAN
1.3.2.2.1 Periode I : Perintisan 1938
1.3.2.2.2 Periode II: Pelaksanaan 1941-1947
1.3.2.2.3 Periode III : Pelaksanaan 1950-1970
1.3.2.2.1 Periode IV: Pengembangan 1970-Sekarang

1.4 karya-karya yang mempengaruhi pembentukan dan arah


perkembangan bahasa Indonesia

Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia :


1. Faktor peneliti dan penulis bahasa (kamus, buku pelajaran, tata bahasa)
2. Faktor buku-buku linguistik yang walaupun tersebar secara terbatas
1.5 Dari Bahasa Melayu ke Bahasa Indonesia
Kongres Pemuda itulah kita mengenal dua nama bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Adanya kesinambungan dan sekaligus ketidaksinambungan bahasa Indonesia dan bahasa
Melayu.
Alasan kenapa bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa persatuan:
1. Berlatar belakang kan sejarah
2. Bahasa Melayu tersebar luas di Asia Tenggara karena pas itu mudah dikuasai
3. Faktor politik pendidikan penjajah Belanda
4. Bahasa Melayu yang dipilih karena bukan bahasa Belanda yang merupakan penjajah pada
masa itu
5. Waktu psikologis
1.6 kondisi Bahasa Daerah

Di Indonesia terdapat 169 Bahasa Daerah dan tiga belas bahasa daerah terbesar yaitu Jawa
Sunda Melayu Madura Minangkabau Batak Bugis Bali Aceh Sasak Makassar Lampung dan
Rejang.

1.7 Pelestarian Budaya Daerah

1. Pembuatan kamus trilingual


2. Mengingat bahasa mempunyai salah satu fungsi sebagai penyimpan data nilai budaya dalam
bentuk pantun cerita rakyat mitos Legenda dan ungkapan
BAB II SASTRA
Sastra tulisan
Di ketahui kurang lebih ada 700 bahasa daerah yang penuturannya terbesar
di nusantara,dan hanya sekitar 13 bahasa yang meninggalkan warisan naskah. Ke
13 bahasa itu ialah Aceh,Melayu,Batak,Minangkabau,
Jawa,Sunda,Madura,Bali,Sasak,Bugis,Makasar dan Mandar.
Kesusastraan yang ada di nusantara
1. Kesusastraan melayu
2. Kesusastraan melayu singapura
3. kesusastraan pasai
4. Kesusastraan malaka
5. Kesusastraan johor
6. Kesusastraan aceh
7. Kesusastraan Palembang
8. Kesusastraan riau
9. Kesusastraan bali
10. Kesusastraan sunda
Kesustraan pusat – pusat lain
● kerajaan brunei
● Banjar
● petani.
Sejarah melayu
Sejarah melayu adalah salah satu karya sastra sejarah terkenal yan
menggambarkan kehidupan malaka pada abad-15. liaw mengatakan sejarah
melayu ditulis untuk menunjukan daulat dan kebesaran raja- raja melayu.sejarah
melayu terbagi atas dua bagian yaitu bagian mitos dan bagian yang bersipat
historis.
Beberapa karya sastra melayu.

● Hikayat indra putra


● Hikayat pandawa lima
● Hikayat nabi bercukur
Syair
● Syair bersajak a-a-a-a dan keempat lariknya merupakan isi atau makna yang
terkandung dalam syair itu,syair adalah cerita yang diubah kedalam bentuk
puisi.ada tujuh kelompok syair:
●   1.syair panji
● 2.syair romantic
● 3.syair kiasan
● 4.syair sejarah
● 5.syair agama
● 6.syair nasehat
● 7.syair teka teki
Contoh syair dan hikayat
● Syair siti jawiyah(syair nasehat)
● Syair sultan Mahmud dilingga(syair sejarah)
● Hikyat panji semirang (cerita jawa dari putra mahkota keraajaan kuripan )
● Hikayat raja budak(hikayat ini digolongkan kedalam sastra peralihan dan hikayat
ini sebagai hasil sastra prosa Palembang yang menunjukan sintesis antara unsur
hindu dan islam)
● Hikayat bayan budiman(cerita sastra melayu yang berasal dari bahasa parsi dan
ceritanya berbingkai)
Kesusastraan sunda
● kesusastraan sunda lahir dari masyarakat sunda yang mengalami
perkembangan dari masa kemasa.dan karya – karya sastra yang muncul berupa
keseustraan lisan yang bersipat anonimdan lomunal.kesustraan sunda dibagi
menjadi dua,yaitu tradisional dan modern.
Kesustraan tradisional
● Dongeng
● cerita pantun
● mantra
● kawih
● pupuh
● sisindiran
● pupujian
● sawer
● guguritan
● wawacan.
Kesustraan modern
● Novel
● cerpen
● sajak
● panutup
Kesusastraan Bali.
Menilisik tradisi sastra zaman bali kuno Masyarakat bali kuno telah mengenal
tradisi tulis atau budaya tulis sejak jaman bali kuno akan tetapi dalam kurun waktu
yang relative panjang aksara dan budaya tulis berikut bukti-buktinya berupa
ratusan prasasti memperlihatkan bahwa pengaruhnya masih sangat terbatas yakni
di kalangan keratin atau kegiatan prasasti
Awal pertumbuhan tradisi sastra bali Zaman gelge

● Gelge mengalami perkembangan sebagai pusat kebudayaan selama 300 tahun lebih di
pilihnya tempat yang bernama gelgel karena dekat dengan pantai batu klotok,klungkung.
● Sejak pemerintahan dalem ketut ngulesir terjadinya kemajuan dari berbagai bidang
kehidupan dan pada masa ini juga dianggap sebagai masa kecemasan dalam kesusastraan
bali
● Pada masa ini juga lahir suatu bentuk karya sastra bali yaitu: Sastra bali tengahan yang
berupa kidung,kidung sebum bangkung,dharma sunia keeling dan arjuna pralabdha. 
Kehidupan “Nyastra” dalam Puri Raja-Raja Bali (Abad ke 19-20)

● Pada periode pemerintahan raja-raja Bali ini kehidupan tradisi sastra Bali Jawa Kuno
cukup kondusif disesuaikan dengan pola penataan pada zaman Gelgel.
● Puri raja2 Bali dalam kegiatan sastra menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
politik, keagamaan dan raja2 Bali tersebut juga memiliki hubungan erat dengan kaum
Brahmana (para Padanda/pendeta)
● Hubungan yang disebut siwa-siya, dalam pola hubungannya inilah sastra dan tradisi
sastra itu sendiri berfungsi sebagai “institusi” pendidikan tradisional.
Dinamika Tradisi Sastra Bali Memasuki Abad ke-20

● Periode ini semakin intensif menerima masuknya pengaruh asing : bangsa barat
(Belanda, Inggris, Denmark), Cina, Bugis, Mandar, dan Melayu-Islam.
● Mulai diperkenalkan huruf latin bersama-sama dengan huruf Bali dalam sistem
pendidikan modern(barat). Dan munculnya karya-karya sastra Bali “Modern”
Menelistik Adikarya dan Kehidupan Kawisastra pada Abad ke-20

● Diantara beberapa penekun tradisi sastra Bali-Jawa kuno dari adikaryanya hingga
akhir abad ke-20 yang paling terkenal adalah Ida Padanda Made Sidemen (1780-
1984), dari Griya Taman Intaran. Karya : Puwagamasasama (prosa) dsb.
● Seniman tari Ida Bagus Ketut Sari. Karya : geguritan sampek ingtai
● Ida Cokorda Ngurah. Karya : Kakawin Gajah Mada
● Ida Ketut Jlantik. Karya : Geguritan Sucita-subudhi
Sekelumit Lahirnya Sastra Bali “Modern”

● Gejala sosial-kultural yang mengiringi arus pendidikan modern itu adalah meluasnya
penggunaaan huruf latin dan bahasa melayu. Terbitnya novel nemoe karma karya I
Wayan Gobyah yang dijadikan tanggal lahirnya jenis sastra yang baru yaitu sastra
Bali Modern
Makna Sebuah Tradisi Sastra
● Sebagai suatu kesimpulan kita dapat melihat bahwa dibalik derasnya arus
modernisasi Bali masih adanya sastra tradisi. Sastra tradisi itu lah yang harus tetap
dipertahankan agar tidak tidak hilang keasliannya.
Kesustraan Jawa
kerangka sejarah sastra jawa

● Awal Sastra jawa dalam bentuk tertulis : Akulturasi kebudayaan India dengan Jawa
● Akulturasi tsb meliputi : konsep keagamaan dan ilmu pengetahuan (termasuk ilmu
sastra), tata masyarakat, teknologi dan kesenian
● Unsur penting perkembangan sastra jawa adalah aksara Pallawa dan Dewanagari.
Aksara pallawa awalnya digunakan untuk menulis prasasti.
● Sastra jawa lama berdasarkan situasi sosial,budaya, dan politik yang
memengaruhinya dapat dibagi dalam 3 periode
1. Periode sastra jawa klasik (zaman belum ada pengaruh barat secara intensif)
2. P. Sastra jawa masa transisi/zaman pramodern. Pengaruh barat muali muncul.
Percetakan mulai tumbuh dan menghasilkan buku2 dibidang sastra jawa
3. Masa Balai Pustaka pada 1917 . Mulai lah lahir sastra jawa gaya baru.
Sastra Jawa Kuno
● Dalam khasanah sastra jawa kuno kakawin yang tertua adalah kakawin Ramayana.
● Kakawin Ramayana mengisahkan tokoh Rama dan Sinta
● Kakawin Arjunawiwaha digubah oleh Empu Kenwa, menceritakan Mahabharata
● Kakawin Sumanasantaka karya Empu Monaguna, mengisahkan lahirnya Prabu
Dasarata di Ayodhya
Sastra Jawa Pertengahan
● Zaman majapahit merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan sastra jawa pertengahan. Sastra jawa

pertengahan dizaman majapahit berbentuk kidung maupun prosa.


● Sastra kidung yang bahannya diambil dari tradisi sejarah mengenai kerajaan majapahit diantaranya

- Kidung harsawijaya->cerita raja majapahit pertama ialah putra raja Narasingha dari Singasari.
- Kidung Ranggalawe-> tokoh Ranggalawe sebagai pejabat dikerajaan majapahit. Ia adalah putra wiraraja,

adipati madura.
- Kidung Sorandaka-> pergolakan diantara pejabat majapahit
- Kidung Sunda -> ada 2 judul kidung Sundayana dan kidung sunda menceritakan prabu hayamwuruk menikah
Sastra Jawa-Islam
● Karya sastra jawa islam yang tergolong tertua ialah kitab sunan bonang.
Menggunakan bahasa jawa pertengahan dalam bentuk prosa. Banyak kata2 arab
didalamnya dan sulit dipahami. Kitab ini ditulis pada abad ke-16, semasa kerajaan
Demak.Isinya tentang ajaran tasawuf syaikh bari yang sumbernya dari kitab ihlya
‘ulum al din dan tauhid.
● Sastra jawa yang bernuansa keislaman juga ada yang tergolong wiracarita. Salah
satunya adalah serat menak.
Sastra Jawa Lama
● Istilah sastra ini yaitu sastra tradisional berbahasa jawa baru gubahan abad ke-16-
sekarang.
● Para punjangga tidak menerjemahkan karya sastra jawa kuno seutuhnya, melainkan
hanya menyadur baru dengan matra macapat atau prosa dalam bahasa jawa baru yang
serat dengan kata-kata arkhais.
Sastra Jawa Modern
● Tampilnya Ki Padmasusastra dalam dunia sastra Jawa menandai tumbuh dan
berkembangnya karya sastra Jawa di luar lingkungan sastra kraton. Karya
pertamanya serat rangsang tuban(1900) dianggap menunjukkan bentuk pergeseran
ekspresi yang nonkonvesionalyaitu ebrorientasi pada pandangan modern.
● Pada 1980-an hadir pengarang-pengarang dari golongan generasi muda didaerah jawa
timur, jawa tengah, yogyakarta. Terjadilah dinamika baru yang ikut memarakkan
kehidupan sastra jawa modern. Para pemuda rajin membaca karya-karya terjemahan
sastra asing, sehingga banyak mempengaruhi gaya kepengarangannya.
Kesustraan Sulawesi Selatan
● Bahasa di Sulawesi Selatan memiliki kesusastraan tertulis yang dilestarikan dalam
naskah adalah Makassar, Bugis, dan Mandar.
● sastra didaerah ini mulai berkembang pd abad ke-14. mula-mula bahasa makassar
dann bugis mempunyai aksaranya masing-masing.
● Aksara Makassar-> uqiq jangang-jangang/uqiq manuk-manuk (burung)
● Aksara Bugis-> uqiq sulapa eppaq (segi empat)
● Yang dipakai antara kedua aksara tersebut adalah aksara Bugis (memiliki pengaruh
politik yang kuat)
● Dalam tradisi bugis naskah sastra lama bisa disebut lontaraq, khususnya yang berisi
hal-hal yang mempunyai sifat kesejahteraan.
● Jenis sastra bugis lainnya : elong -> puisi berirama bertema cinta, nasihat, pendorong
semangat.
● Karya sastra bugis : I La Galigo -> cerita yang bersifat mitologi dan banyak berisi
legenda
Kesustraan Bugis : Mendedah I La Galigo
● Naskah I La Galigo diwariskan dalam 2 tradisi : tradisi tulis dan tradisi lisan.
● Tradisi tulis-> terkenal di lingkungan masyarakat bugis saja
● Tradisi lisan-> dikenal di hampir semua kelompok etnik yang ada di Sulawesi.
I La Galigo dalam berbagai Perspektif
● perspektif kesustraan Bugis
● Karya sastra Bugis dapat dibagi kedalam 3 macam bentuk : sureq, toloq, elong
● Sureq-> terdiri atas beberapa macam sureq Galogo (mempunyai 5 suku kata,setiap penggal frase),

sureq Eja (syair yang berbentuk naratif yg dinyanyikan untuk peristiwa-periwtiwa tertentu), sureq yang

merupakan saduran dari hikayat-hikayat melayu.


● Toloq-> kisah-kisah pahlawan yang berisi tentang sanjungan dan pujian terhadap tokoh-tokoh

legendaris dan heroik.


● Elong-> nyanyian-nyanyian populer yang dalam cara penulisannya tersusun kebawah, terdiri atas 3

baris
● Jenis karya sastra lainnya pau-pau rikadong : kisah fiktif sebagaicerita pengantar tidur anak-anak.
Perspektif Religi
● Masyarakat Bugis masih memelihara sejumlah tradisi yang bersumber dari elemen-
elemen pra-islam. Ditandai dengan adanya Bissu. Bissu mempunyai kesamaan
dengan istilah Biksyu tetapi dalam perkembangan selanjutnya arti Bissu berbeda
dengan Biksyu yang ada di Budha. Ini membuktikan adanya pengaruh agama Budha
yang kurang mendalam di Sulawesi Selatan.
● Bahasa Bissu berperan sebagai bahasa sandi dan rahasia sehingga kosa katanya sulit
dikenal.
● Sekarang ini pembacaan ritual dikalangan orang Bugis yang disertai dengan upacara-
upacara tertentu sudah sangat langka, kecuali untuk beberapa penduduk di desa dan
penganut agama Tol Lotang.
● Kitab suci agama Tol Lotang adalah La Galigo dan Sawerigading adalah nabinya.
Sastra Modern Indonesia
Sejarah sastra Indonesia modern, menurut para pemerhati sejarah sastra Indonesia, dimulai
dari masa Balai Pustaka (awal abad ke-20). Karya sastra pada saat kemunculan sastra modern
Indonesia yaitu :
• Novel “ Azab dan Sengsara” Karya Merari Siregar tahun (1919)
• Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli tahun (1925)
• Drama “ Bebasari” karya Roestam Effendi tahun (1926)
• Serta Puisi karya-karya Muhammad Yamin sehingga hadirnya puisi modern.
Hal yang menonjol dari karya-karya masa itu adalah perubahan dari bentuk tradisional
hikayat ke bentuk roman, pola-pola syair dan pantun yang mulai digabungkan atau dimanfaatkan
dalam bentuk puisi modern atau dalam bentuk drama. 
 Karya sastra sebagai media komunikasi budaya
Komunikasi melalui karya sastra bukanlah komunikasi biasa seperti dalam kehidupan
sehari-hari, walaupun sama-sama menggunakan Bahasa. Komunikasi melalui karya sastra
disampaikan melalui sejumlah alat sastra, seperti alur cerita, tokoh, latar tempat, waktu dan
budaya serta sejumlah majas dan Bahasa figuratif lainnya dan dapat dikatakan sebagai
komunikasi artistik.
 
 Sastra berbahasa indonesia dan sastra berbahasa daerah
Masyarakat Indonesia secara kultural pada dasarnya berada dalam dua kultur, yaitu kultur Indonesia
sekaligus kultur daerah. Dua kultur yang dimiliki masyarakat Indonesia tersebut tercermin dalam
karya-karya sastra modern Indonesia. Tradisi penulisan sastra Indonesia tidak hanya dilakukan
para sastrawan dengan menggunakan Bahasa Indonesia adapun Kehadiran sastra daerah justru
dapat memperkaya sastra Indonesia, keindonesiaan secara kultural adalah mencakup semua
karya, baik yang berbahasa daerah maupun Indonesia.

 Perkembangan pemikiran dalam karya sastra indonesia


Untuk menyatakan pandangan atau pemikiran, karya sastra dapat dijadikan dokumen zaman yang
mengandung pemikiran-pemikiran zamannya. Dalam hal itu, kehadiran sekolah-sekolah dasar dan
menengah di Hindia Belanda pada awal abad ke-20 merupakan salah satu factor yang
menumbuhkan pemikiran-pemikiran progresif di kalangan kaum terpelajar. Dan banyak sejumlah
pemikiran yang tersurat maupun tersirat dalam karya sastra pada era tertentu.
 Sastra indonesia dan media massa
Sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 usaha penerbitan surat kabar telah di Hindia Belanda.
Penerbitan surat kabar itu, khususnya surat kabar yang diterbitkan oleh kalangan keturunan
Tionghoa telah memarakkan penulisan karya sastra. Dan surat kabar itu umumnya menggunakan
Bahasa Melayu-Tionghoa atau lazim disebut Bahasa Melayu Pasar. Peranan penting surat kabar
pada masa itu setidaknya telah mengembangkan tradisi bersastra dan juga menyebarluaskan karya
sastra. Kehadiran karya sastra media massa berlanjut hingga pada 1950-an saat media massa cetak
semakin berkembang dan disebut eranya “sastra koran”. Dan peranan media massa dalam hal
pertumbuhan dan penyebaran sastra merupakan faktor terpenting yang akan menaikkan
popularitas sastrawan populer.
Aksara
● Aksara Dalam Prasasti :

Aksara Pallawa Aksara Pasca-Pallawa Aksara Arab


● Aksara Dalam Naskah :

Aksara Turunan India Aksara Sulawesi Aksara Arab


SIMPULAN
● Buku ini membicarakan tiga unsur budaya yang saling berkaitan, yaitu bahasa,
sastra dan aksara ketiga unsur tsb tidak hanya saling berkaitan tetapi simbol-
simbol hasil pemikiran dan kehidupan spiritual manusia.

● asia merupakan wilayah yang memiliki bahasa terbanyak dibandingkan dengan


wilayah benua yang lain, yaitu 2.034 bahasa atau sekitar 31% dari semua
bahasa di dunia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai