Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Oleh:
Dr. Suliyanto
Contoh.
Kualitas pelayanan bank pemerintah baik.
Prestasi kerja karyawan ABC rendah.
Pertumbuhan jumlah pelanggan perusahan XYZ
tinggi.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan atau komparatif.
Contoh:
Sampel bebas.
Kualitas pelayanan bank-bank pemerintah lebih baik, dibandingkan
dengan kualitas pelayanan bank-bank swasta.
Prestasi kerja pegawai laki-laki lebih baik dibandingkan dengan
prestasi kerja pegawai perempuan.
Sampel berpasangan.
Volume penjulaan setelah promosi lebih tinggi dibandingkan dengan
volume penjualan sebelum promosi.
Prestasi kerja pegawai setelah pelatihan lebih tinggi dibandingkan
dengan prestasi kerja pegawai sebelum pelatihan.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian yang berjenis asosiatif
baik asosiatif korelasional maupun asosiatif kausal.
Contoh:
Hipotesis Korelasional
Terdapat hubungan antara pengalaman kerja dengan
kualitas pelayanan teller.
Terdapat hubungan antara nilai akademik dengan prestasi
kerja.
Hipotesis Kausal
Terdapat pengaruh promosi terhadap volume penjualan.
Terdapat pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja
karyawan.
Jenis Hipotesis :
Uji Ho : r = 0 Ho : r 0 Ho : r ≥ 0
Korelasional Ha : r 0 Ha : r ≤ 0 Ha : r < 0
Hipotesis
Kesimpulan Benar Salah
Interval/ T test T test Sampel T test Sampel One Way One Way Product Regresi
Rasio Berpasangan Bebas Anova Anova Moment Path
One Way One Way (pearson) Analisis
Anova Anova Structural
Equation
Modelling
4. Merumuskan Kriteria Pengujian
Setelah menentukan alat analisis yang
tepat sesuai dengan hipotesis yang
diajukan, maka langkah berikutnya
menentukan kriteria pengujian, sesuai
dengan perumusan hipotesis yang
diajukan yaitu dua arah, satu arah sebelah
kanan atau satu arah sebelah kiri.
5. Mengambil Sampel dan Melakukan
Analisis Data
Untuk melakukan pengambilan sampel
terlebih dahulu ditentukan besarnya
ukuran sampel yang dapat mewakili
populasi dan teknik pengambilan sampel
yang digunakan. Setelah sampel diambil
langkah berikutnya adalah melakukan
analisis data dengan menggunakan
perhitungan secara manual atau
menggunakan bantuan software statistik.
6. Membuat Keputusan
Berdasarkan kriteria penerimaan dan
penolakan hipotesis (langkah 4) dan hasil
analisis data (langkah 5) maka dilakukan
perbandingan untuk menentukan apakah
hipotesis diterima atau ditolak.
SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran digunakan untuk
menggambarkan karakteristik dari variabel yang
diteliti.
Skala pengukuran dalam penelitian dapat
dikelompokan menjadi empat tingkatan :
1.Skala nominal
2.Skala ordinal
3.Skala interval
4.Skala rasio
Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala yang
hanya berfungsi membedakan antara
kategori satu dengan kategori lainnya,
sekala ini tidak memiliki tingkatan
(setara), bersifat mutually exclusive
(saling meniadakan) dan collectively
exhausive (menutup kemungkinan adanya
kategori lain).
Contoh Skala Nominal
Status Perkawinan
◦ Tidak Kawin = 1
◦ Kawin = 2
Berdasarkan skala tersebut tidak berarti status kawin lebih tinggi
dibandingkan dengan status tidak kawin dan bukan berarti kawin
(2) dua kali dari tidak kawin (1) atau bukan berarti selisih kawin (1)
dengan tidak kawin (1) sama dengan 1. Angka 1 dan angka 2
hanya digunakan untuk membedakan status saja. Jika subyek
penelitian sudah masuk status tidak kawin (1) maka tidak mungkin
masuk ke status kawin (2), disamping itu tidak ada status
perkawinan lain selain tidak kawin (1) dan kawin (2).
Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala
pengukuran yang sudah menunjukkan
tingkatan tetapi jarak antar tingkatan
belum pasti. Skala ini sudah menunjukkan
peringkat tidak sekedar kategori saja
sehingga memiliki tingkatan yang lebih
tinggi dibandingkan skala nominal.
Contoh Skala Ordinal
Diantara lima Bank di Purwokerto,
buatlah rangking berdasarkan kualitas
pelayanannya ?
◦ Bank CBA Ranking 2
◦ Bank INB Ranking 1
◦ Bank IRB Ranking 3
◦ Bank NBT Ranking 5
◦ Bank POLI Ranking 4
Skala Interval
Skala interval merupakan skala
pengukuran yang sudah menyatakan
peringkat antar tingkatan, dan jarak antar
tingkatan sudah jelas, namun belum
memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Skala
ini tidak menggunakan angka 0 (nol)
sebagai titik awal perhitungan, oleh karena
itu skala interval belum menunjukkan nilai
yang absolut atau mutlak.
Contoh Skala Interval
Skala pengukuran waktu atau jam.
Selisih antara pukul 1.00 WIB dengan
pukul 2.00 WIB adalah 1 jam, sama
dengan selisih antara pukul 3.00 WIB
dengan pukul 4.00 WIB, sehingga jarak
antar interval sudah jelas. Tetapi tidak
berarti pukul 4.00 WIB adalah 2 kali
pukul 2.00 WIB, karena disini belum
memiliki nilai nol yang mutlak
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang
sudah menyatakan peringkat antar
tingkatan, dan jarak atau interval antar
tingkatan sudah jelas, dan sudah
memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.
Karena skala ini sudah memiliki nilai nol
mutlak, maka skala ini sudah dapat
digunakan untuk menyatakan
perbandingan.
Contoh Skala Rasio
Jumlah pendatang di Desa Merden 40 orang, sedangkan
jumlah pendatang di Desa Kalimendong 20 orang,
sedangkan jumlah pendatang di Desa Kepetek 0 orang.
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa selisih
pendatang di Desa Kalimendong dengan pendatang di
Desa Merden adalah 20 orang, dan dapat dikatakan pula
bahwa jumlah pendatang di Desa Kalimendong 2 kali
lebih banyak dibandingkan jumlah pendatang di Desa
Merden, sebaliknya jumlah pendatang di Desa Kepetek
0 artinya jumlah pendatang di Desa Kepetek benar-
benar tidak ada
STATISTIKA PARAMETRIK
Statistikaparametrik digunakan jika skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian adalah interval atau
rasio, dan penyebaran data mengikuti distribusi
normal.
asumsi pada statistik parametrik adalah:
Nominal/Ordinal
Apa tipe skala
pengukuran?
Interval/Rasio
Tidak Normal
Bagaimana Statistik
Distribusi data ? Non Parametrik
Normal
Besar(≥ 30)
Statistik Parametrik