Anda di halaman 1dari 32

ASTRONOMI

KOSMOLOGI DAN TEORI ALAM


SEMESTA

M KHOIRUL HUDA
KOSMOLOGI
Apa itu Kosmologi ?

• Kosmologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Kosmos (berarti


alam) dan logia (berarti mempelajari)
• Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari alam semesta
sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan.
PENGAMATAN-PENGAMATAN
KOSMOLOGI
1. Paradoks Olbers
2. Alam semesta homogen dan isotropik pada skala besar
3. Galaksi-galaksi menunjukkan pergeseran merah yang
proporsional dengan jarak
4. Alam semesta berisi berbagai macam tipe partikel
5. Alam semesta diisi oleh Cosmic Microwave Background
PARADOKS OLBERS
• Paradoks ini dicetuskan oleh Heinrich Wilhelm Olbers
(1758 - 1840), seorang astronom Jerman, yang
mempertanyakan asumsi yang pada saat itu dipercaya, yaitu
alam semesta dengan ukuran dan usia yang tak berhingga
• Pertanyaan Olbers kira-kira begini ”Jika alam semesta
memiliki ukuran dan usia yang tidak terbatas, mengapa
langit malam tidak terang (Gelap)?”
HOMOGEN DAN ISOTROPIK
• Homogen: sama di
mana-mana (tidak ada
lokasi yang istimewa)
• Isotropik: sama ke
segala arah kita melihat
(tidak ada arah yang
istimewa)
PERGESERAN MERAH GALAKSI
• Beberapa bintang di galaksi kita bergerak menuju kita dan
panjang gelombang yang dipancarkannya teramati
mengalami pergeseran ke panjang gelombang yang lebih
pendek (PERGESERAN BIRU). Sementara itu beberapa
bintang lainnya bergerak menjauhi kita sehingga cahayanya
mengalami pergeseran ke arah panjang gelombang yang
lebih besar atau dikenal sebagai PERGESERAN MERAH.
3 ALASAN KUAT ADANYA
PERGESERAN MERAH
1. Menurut pengamatan, jumlah galaksi yang mengalami pergeseran merah
dan biru tidak seimbang. Semua galaksi jauh bergerak menjauhi kita. Oleh
karena itu pergeseran merah ini tidak dapat dijelaskan sebagai pergeseran
acak sejumlah galaksi yang mematuhi suatu distribusi tertentu
2. Pergeseran merah itu nampaknya bukanlah pergeseran merah galaksi
menurut relativitas umum. Hal ini disebabkan materi dalam galaksi tidaklah
terlalu padat sehingga tidak dapat menghasilkan pergeseran yang besar
3. Pergeseran yang diamati berbanding lurus dengan jarak galaksi dari kita.
Agaknya kenyataan ini merupakan langkah paling penting untuk
mendukung gagasan ekspansi jagad raya yang biasanya diungkapkan
sebagai Hukum Hubble.
HUKUM HUBBLE
• Hukum
  Huble dapat ditulis dalam hubungan berikut :

• Dengan adalah kecepatan galaksi menjauhi pengamat, adalah jarak galaksi dengan
pengamat dan adalah Paramater Hubble
• Hubble menyimpulkan bahwa kecepatan menjauh galaksi yang linear terhadap
jaraknya itu bukan disebabkan karena pergerakan galaksi itu dalam ruang,
melainkan karena alam semesta sendiri yang mengembang secara seragam,
sedangkan gerak diri (peculiar motion) dari galaksi itulah yang menyebabkan
ketidaksesuaian dari fungsi linear pada galaksi-galaksi lokal. Gerak diri dari
masing-masing galaksi ini diakibatkan oleh interaksi gravitasi antar galaksi dalam
suatu gugus yang bersifat acak dan ordenya sekitar ratusan hingga beberapa ribu
kilometer per detik.
DIAGRAM HUBBLE

• Sumbu y menyatakan kecepatan galaksi


yang mohon dimaklumi pak Hubble typo
sebenarnya km/s, sedangkan sumbu x
menyatakan jarak hubble.
• Dimana sesuai persamaan pada hukum
hubble bahwa semakin jaraknya
berkembang maka kecepatan galaksi juga
bertambah besar.
WAKTU DAN JARAK HUBBLE
•  Jika laju pengembangan alam semesta tetap (tidak ada gaya yang
mempercepat atau memperlambat pengembangan), maka 2 galaksi yang
saat ini berada pada jarak r dan bergerak saling menjauh dengan laju v,
maka t0 tahun yang lalu 2 galaksi ini bersatu (berada di tempat yang
sama), di mana

• t0 disebut sebagai waktu Hubble, yang menyatakan umur alam semesta


saat ini jika laju pengembangannya senantiasa konstan.
WAKTU DAN JARAK HUBBLE
• Jarak Hubble:
Jarak yang ditempuh oleh foton selama waktu Hubble, yaitu c/H0 
4300 Mpc.
• Jarak Horizon:
jarak yang ditempuh oleh foton selama umur alam semesta. Jarak
horizon bernilai mendekati jarak Hubble, namun nilai eksaknya
bergantung pada sejarah pengembangan (model) alam semesta.
OLBER’S PARADOX DAN
PENGEMBANGAN HUBBLE
•• Rapat
  luminositas galaksi2 dalam alam semesta lokal:

• Fluks yang diterima dari semua galaksi di dalam horizon:

• Bandingkan dengan fluks yang kita terima dari Matahari:

• Jadi wajar saja langit itu gelap !


TEORI TERJADINYA ALAM
SEMESTA
TEORI BIG BANG
• Gagasan Big Bang didasarkan pada alam semesta yang berasal dari keadaan panas dan
padat mengalami ledakan dan mengembang.

• Menurut teori Big Bang, jagad raya berasal dari suatu ledakan besar yang
menghamburkan seluruh isi jagad raya ke segala arah ruang. Saat ledakan terjadi, jagad
raya berukuran titik berkerapatan energi takhingga, bersuhu takhingga besar. Saat jagad
raya terus mengembang dan usianya bertambah, suhunya semakin mengecil. Akhirnya
suhu jagad raya sampai pada ambang penciptaan partikel antipartikel.
KRONOLOGI TEORI BIG BANG
• Para ahli kosmologi memperkirakan pada 0,0001 detik awal dentuman, alam semesta
dipenuhi oleh photon (partikel sinar) berenergi tinggi, dengan temperatur diatas
1.000.000.000.000 (satu trilyun) derajat Kelvin dan kerapatan lebih dari 50 juta ton per cm
kubik.
• Dari usia 0,0001 detik sampai usia 4 detik, ekspansi big bang memproduksi pasangan
elektron-positron (positron adalah elektron yang bermuatan positif) yang 1800 kali lebih
kecil daripada proton dan netron, jadi sampai usia empat detik ekspansi big bang
memproduksi elektron, proton dan neutron.
• Pada usia 3 menit proton dan neutron bergabung membentuk deuterium, yaitu inti atom
hidrogen berat, dan pada menit berikutnya terjadi reaksi penggabungan lagi (fusi) yang
mengubah deuterium menjadi helium. Sesudah itu untuk sementara atom lebih berat tak
dapat terbentuk.
KRONOLOGI TEORI BIG BANG
• Setelah usia alam semesta mencapai 30 menit, alam semesta menjadi agak dingin,
reaksi nuklir telah terhenti, 25 persen massa berubah menjadi helium, sedangkan
sisanya berbentuk proton, yaitu inti unsur hidrogen. Unsur-unsur lebih berat
belakangan akan terbentuk oleh nukleo sintesis (pembentukan inti) dalam bintang-
bintang besar
• Usia sejuta tahun bagi manusia sangatlah panjang, tetapi bagi alam semesta usia ini
dianggap bagaikan usia bayi, alam semesta masih dipenuhi radiasi, sinar gamma
masih berinteraksi dengan materi, gas terionisasi, sebab suhu masih terlalu panas bagi
nukleus untuk menangkap elektron dan membentuk atom netral
• Lewat sejuta tahun alam semesta telah cukup dingin (3000 derajat kelvin), sehingga
nukleus atom telah mampu mengikat elektron untuk membentuk atom netral, radiasi
juga telah bebas berkelana di seluruh alam semesta yang sedang berkembang.
PENGUATAN TEORI BIG BANG
• George Gamow bersama mahasiswanya Ralph Alpher kemudian menunjukkan bahwa
teori Big Bang dapat menjelaskan pembentukan unsur ringan seperti hidrogen, helium,
dan lithium di alam semesta. Mereka juga mengemukakan bahwa Big Bang melepaskan
radiasi benda hitam yang sisa-sisanya dapat teramati hingga saat ini. Pada tahun 1948,
Ralph Alpher dan Robert Hermann kemudian menghitung bahwa radiasi sisa Big Bang ini
berkaitan dengan temperatur 5 K . Penemuan radiasi latar belakang kosmik (CMB-R) itu
terjadi secara tak sengaja oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964. Radiasi
ini bersesuaian degan radiasi benda hitam bersuhu 2,7 K , mendekati prediksi Alpher dan
Hermann. Penemuan ini kemudian semakin menguatkan teori Big Bang, dan secara
bersamaan meruntuhkan teori keadaan tetap. Hingga saat ini, teori Big Bang masih
menjadi teori standar kosmologi karena kemampuannya menjelaskan berbagai data
observasi.
CMB MERUPAKAN BUKTI KUAT
BIG BANG
• Makin ke masa lampau, alam semesta makin panas dan rapat.
• Pada T>>104K (kT >> 1 eV), materi terionisasi, foton dihamburkan oleh
elektron bebas, alam semesta kedap.
• Dengan pengembangan alam semesta, alam semesta mendingin dan
kerapatan berkurang.
• Pada T ~ 3000K ion dan elektron membentuk atom netral, alam semesta
menjadi transparan untuk foton.
• Foton mulai dengan distribusi benda hitam pada T ~ 3000K kemudian
mendingin dengan pengembangan alam semesta. Sekarang suhunya T =
2.73 K (~ 1100 kali lebih dingin dan kerapatannya ~ 11004 lebih kecil
GARIS BESAR SEJARAH SUHU (THERMAL
HISTORY) JAGAD RAYA MENURUT
WEINBERG (1972)
•  Pada suhu , jagad raya berisi banyak sekali variasi partikel pada kesetimbangan
suhu, seperti foton, lepton, meson dan nukleon beserta antipartikel masing-
masing. Suhu ambang bagi penciptaan nukleon ini adalah sekitar . Di atas suhu
tersebut, energi jagad raya sedemikian tinggi sehingga mungkin mampu
menciptakan kuark yang lebih berat dari nukleon seperti kuark jenis charmed,
bottom dan top (Griffith, 1987).
• Pada , jagad raya berisi foton, muon, antimuon, elektron, positron, neutrino dan
antineutrino. Terdapat percampuran nukeon dalam jumlah amat kecil, dengan
neutron dan proton berjumlah kurang lebih sama. Semua partikel masih berada
dalam kesetimbangan suhu.
Lanjutan
•  Ketika , muon dan antimuon mengalami proses pelenyapan (annihilation). Setelah
seluruh muon lenyap, pada , neutrino dan antineutrino mengalami
ketidakgandengan (decoupled) dengan partikel lain. Partikel , dan sebagian kecil
nukleon berada pada kesetimbangan suhu dengan .
• Ketika atau , perbedaan massa proton dan neutron menyebabkan terjadinya
perubahan percampuran nukleon sehingga proton lebih banyak daripada neutron.
• Ketika atau , pasangan elektron-positron mengalami pelenyapan sehingga
melenyapkan seluruh positron dan menyisakan sedikit elektron. Jagad raya hanya
didominasi oleh foton, neutrino dan antineutrino dengan suhu foton lebih tinggi
40,1 % daripada suhu neutrino-antineutrino. Perbandingan neutron terhadap
proton kira-kira 1 : 5.
Lanjutan
•  Pada atau , terjadi fusi antara proton dengan neutron yang membentuk inti yang
lebih berat seperti deuterium dan helium.
• Ekspansi bebas foton, neutrino dan antineutrino terus berlanjut dengan . Pada ,
nilai rapat energi foton, neutrinoantinuetrino menjadi di bawah rapat energi rehat
hidrogen dan helium. Atom hidrogen terbentuk kira-kira pada setelah elektron
bergabung dan inti atom membentuk atom hidrogen. Dimulailah masa dominasi
radiasi
TEORI STEADY STATE
(KEADAAN TETAP)
• Teori lain yang dapat menjelaskan terjadinya alam semesta adalah
Teori Steady State yang dikemukakan oleh Hermann Bondi, Thomas
Gold dan Fred Hoyle pada tahun 1940-an
• Teori menyatakan bahwa alam semesta mengembang dengan laju
konstan, kecepatan konstan dengan usia tak berhingga.
• Teori mengajukan sesuatu yang dinamakan “Prinsip Kosmologi
Sempurna”.
Prinsip Kosmologi Sempurna
•  Prinsip kosmologi sempurna:
• homogen + isotropic+ tidak ada waktu yang istimewa
•  konstan, H konstan = H0.

• Alam semesta steady state umurnya tak terhingga tuanya dan tidak ada
waktu yang spesial
MODEL ALAM SEMESTA
EINSTEIN & METRIK DE SITTER
• Model alam semesta Einstein adalah model
alam semesta yang statik dengan kontribusi
materi.
• Metrik de Sitter memerikan ruang-waktu
yang tak berisi apapun selain vakum, yang
mana muncul sebagai tetapan kosmologi atau
kerapatan energi vakum. Oleh karena pada
model ini alam semesta tidak mengandung
materi sama sekali, model ini tidaklah
realistis. Namun, de Sitter memperlihatkan Evolusi alam semesta menurut model
bahwa alam semesta vakum sekalipun dapat Einstein (biru) dan model de Sitter
bersifat dinamis. (merah).
PERSPEKTIF BUDDISH
TERHADAP KOSMOLOGI
• “Sejauh bulan dan matahari bergerak pada orbitnya dan menerangi semua penjuru
dengan cahayanya hingga mencapai seribu sistem tatasurya. Pada seribu sistem
tatasurya ada seribu bulan, seribu matahari, seribu Sineru raja semua gunung,
seribu jambudipa, seribu aparayojana, seribu utara Kuru, seribu Pubbavideha,
empat ribu samudra besar, empat ribu maharaja, seribu surga catumaharajika,
seribu surga tavatimsa, seribu surga Yama, seribu surga Tusita, seribu surga
Nimanarati, seribu surga Parinimmita Vasavatti, dan seribu alam Brahma”
• Inilah yang disebut seribu tatasurya kecil, sistem yang terdiri dari seribu kali
seribu tatasurya kecil ini disebut dvisahassa culanika loka dhatu. Seribu kali
sistem dvisahassa culanika loka dhatu ini disebut tisahassa culanika loka dhatu
KEJUTAN BARU
• “Pada tahun 1995 ditemukan planet mengorbit pada bintang yang sama dengan matahari
kita oleh team dari Swiss yaitu, Michek Mayor dan Didier Queloz dari Geneva, mereka
mengumumkan bahwa mereka menemukan objek yang berputar dekat dengan bintang
Pegasi 51. Ukuran planet ini paling sedikit separuh dan tidak lebih dari dua kali dari
massa Jupiter. Mereka telah mengamati secara tidak langsung, menggunakan metode
kecepatan radial (radial velocity method).
• Pengumuman ini menandai dimulainya banjir penemuan. Tiga bulan kemudian, team
yang dipimpin oleh Geoffrey W.Marcy dan Paul Butler dari universitas negeri San
Fransisco (San Fransisco state university) dan Universitas California di Berkeley,
memastikan penemuan dari Swiss dan malah menemukan dua planet lagi. Pada akhir abad
20, beberapa lusin planet telah ditemukan, banyak diantaranya merupakan hasil
pengamatan terhadap tatasurya - tatasurya terdekat selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.” (sumber: Jet Propulsion Laboratory /NASA)
KEJUTAN BARU
• 2003 Keck Interferometer, yang dapat menggabungkan dua telescope, untuk
menghilangkan gangguan atmosfir dengan adaptor optik tertentu. Ini ditujukan untuk
mencari cakram debu disekeliling yang dapat memberi sinyal terjadi pembentukan planet,
dan langsung melihat pada planet raksasa.
• 2006 Large Binocular Telescope, cermin kembarnya akan mencari cakram debu dan
untuk mencari planet seukuran Jupiter yang baru terbentuk
• 2009 Space Interferometry Mission (SIM), SIM akan menggabungkan cahaya dari
berbagai teleskop untuk memetakan bintang bintang dan mencari planet planet yang
ukurannya hampir sebesar bumi.
• 2014-2020 Terestrial Planet Finder (TPF), misi luar angkasa dua bagian, TPF akan
mendeteksi cahaya yang berasal dari planet seukuran bumi, dan mencoba mencari tahu
tanda-tanda bisa dihuni.
REFERENSI
• Anugrah, Rinto. 2011. Teori Relativitas dam Kosmologi. Yogyakkarta:FMIPA
UGM
• Chandra, Fabian H. Tanpa tahun. Kosmologi Studi Struktur Dan Asal Mula
Alam Semesta.
• Gautama, Sunkar E. 2018. Pengantar Teori Relativitas Umum dan Kosmologi.
Paradoks Softbook Publisher
• Tjasyono, H. Bayong. 2017. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : Rosda
• TOASTI. 2015. Astronomi. Bandung : Yrama Widya
Catatan
• Apa efek dari pergeseran merah ? M. Sodikin
saya jawab : akibat dari pergesrtan merah menimbulkan galaksi
mengalami perkembangan atau galaksi mengembang.

Tambahan dari Pak Sri menyatakan bahwa logika paling gampang dalam
pergeseran ini adalah matahari terbit dan pada siang hari. Kalau
matahari mendekati kita pada siang hari artinya langit terlihat biru,
sedangkan saat menjauhi kita pada sore hari terlihat merah itulah
akibat dari mendekati dan menjauhi.

Anda mungkin juga menyukai