Anda di halaman 1dari 27

 TRAUMA : penyebab utama dari SAH

 NON TRAUMA :
- Puncak insiden : sekitar 50 tahun
- Perempuan > laki-laki (3:2)
- Terjadi sekitar 5% dari keseluruhan kasus stroke
PIS PSA
TRAUMA : cedera otak - TRAUMA : cedera otak
traumatik traumatik
NON TRAUMA : NON TRAUMA :
-Hipertensi : penyebab utama - aneurisma ruptur
dari PIS (80%)umumnya pada sirkulasi
-Cerebral amyloid angiopaty willisi
-AVM ruptur -AVM ruptur (10% kasus SAH
-Infeksi CNS (Mis virus nontrauma)
herpes simpleks) dan emboli -Penyebab lain: trombosis
septik kortikal, angioma, neoplasma,
-Neoplasma (mis. infeksi
Meningioma)
-Stimulan (mis. Kokain dan
amfetamin)
 Merokok
 Hipertensi
 Penggunaan alkohol
 Riwayat aneurisma dalam keluarga
 Konsumsi metamfetamin dan kokain
 Stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang secara cepat akibat gangguan otak
fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskular.
(WHO)
 Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi
apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami
ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
parenkim otak
 Perdarahan Intraserebral
 Pecahnya pembuluh darah otak
karena tekanan darah yang tinggi

 Perdarahan Subaraknoid
 Pecahnya aneurisma atau malformasi
pembuluh darah
 Penyumbatan Arteri Serebri Media
 Penyumbatan Arteri Serebri Anterior
 Penyumbatan Arteri Serebri Posterior
 Penyumbatan Arteri Basilaris
 Gejala predormal
- Nyeri kepala hebat(bbrp hari sampai bbrp minggu sebelum
insiden)
 Gambaran klinis khas
- Thunderclap headache : tiba-tiba nyeri kepala yg sangat hebat,
menyebar keseluruh kepala, leher, dan punggung belakang.
- Meningism: kaku kuduk, fotopobia, mual dan muntah, tanda
rangsan meningeal ( kernings sign, dan brudzinski sign)
- Penurunan kesadaran (somnolen atau koma)
- Demam
- Hemodinamik tidak stabil
- Gejala efek massa: kelumpuhan saraf kranialis, hemiparesis,
spastik, apasia, hemispasial neglect, kadan kejang fokal atau
umum
 Berdasarkan Riwayat dan keluhan utama
 Perdarahan Intracerebral pembagian berdasarkan Luessenhop
et al.
 Sistem Gradding Perdarahan Subaraknoid
Hunt & Hess Grading of Sub-Arachnoid Hemorrhage

Grade Kriteria
I Asimptomatik atau minimal sakit keoala atau leher kaku
II Sakit kepala sedang hingga berat, kaku kuduk, tidak ada defisit
neurologis
III Mengantuk, kebingungan, atau gejala fokal ringan
IV Stupor, hemiparese sedang hingga berat, kadang ada gejala
deselerasi awal
V Koma
 WFNS (world federation of neurosurgical
societies) SAH grade
WFNS grade GCS Score Major facal deficit

0    
1 15 -
2 13-14 -
3 13-14 +
4 7-12 + or -
5 3-6 + or -
 CT Scan Non Contras
 untuk membedakan stroke iskemik dan
stroke hemoragik
 Lumbal pungsi(syarat peninggian tik tdk
ada/minimal); Peningkatan RBC, WBC, Protein,
glukosa normal,kekuningan atau kemerahan
 Angiografi (jika CT tidak mengkonfirmasi adanya
SAH tapi secara klinis sangat suspek
 MRI
 Untuk mendeteksi stroke secara cepat
 Siriraj Hospital Score
 Siriraj Hospital Score
(2.5 x kesadaran) + (2 x muntah) + ( 2 x sakit kepala) + (0.1 x
tekanan darah diastolik) – (3 x atheroma) – 12.
 
› Kesadaran:
Sadar = 0; mengantuk, stupor = 1; semikoma, koma = 2
› Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
› Sakit kepala dalam 2 jam: tidak = 0 ; ya = 1
› Tanda-tanda ateroma: tidak ada = 0 ; 1 atau lebih tanda ateroma = 1
(anamnesis diabetes; angina; klaudikasio intermitten)
  

Pembacaan:
Skor > 1 : Perdarahan otak
< -1: Infark otak
Sensivitas : Untuk perdarahan:
89.3%.
Untuk infark: 93.2%.
Ketepatan diagnostic : 90.3%.
 A. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
2. Terapi umum (suportif)
› stabilisai jalan napas dan pernapasan
› stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
› pemeriksaan awal fisik umum
› pengendalian peninggian TIK
› penanganan transformasi hemoragik
› pengendalian kejang
› pengendalian suhu tubuh
› pemeriksaan penunjang
 B. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra
Serebral (PIS)
- Tindakan awal untuk menstabilkan pasien dan kontrol peninggian tekanan
intrakranial : Pemberian cairan IV, Pertimbangkan intubasi dan hiperventilasi,
Elevasi kepala 30 derajat
- Terapi medis :
- Target tekanan darah
- > 180 mmHg sistolik (atau > 130 mmHg MAP) tanpa peninggian tekanan
intrakranial → pertimbangkan untuk menurunkan tekanan darah sampai 160
mmHg sistolik (atau 110 mmHg MAP)
- > 180 mmHg sistolik (atau > 130 mmHg MAP) dan peninggian tekanan
intrakranial (ICP) → monitor ICP, turunkan tekanan darah bila dibutuhkan
- > 200 mmHg sistolik (atau > 150 mmHg MAP) → turunkan TD sampai
sekitar 140 mmHg sistolik
Rekomendasi obat: nicardipine, enalapril, atau hydralazine
- Pertahankan glukosa darah dalam kadar normal dan periksa sistem koagulasi
Keputusan Operasi atau tidak
 Bedrest
 Cairan intravena untuk hidrasi dan hindari hiponatremia Analgesik
(asetaminofen)
 Kontrol tekanan darah: Pertahankan tekanan darah dibawah 160 mmHg untuk
mencegah perdarahan ulang
 Cegah vasopasme pada semua pasien → pemberian calcium channel blocker
(diutamakan nimodipine oral daripada injeksi)
 Kontrol peninggian intrakranial: tinggikan posisi kepala sekitar 30 derajat,
pemberian mannitol IV, hiperventilasi pada pasien yang diintubasi, stool softener
 Pofilaksis kejang dengan antikonvulsan: misalnya phenytoin pada kasus tertentu
 Kontrol glukosa darah
 Hindari penggunaan nitrat untuk penurun tekanan darah dan vasodilator
pembuluh darah karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
 2. Tindakan untuk mencegah perdarahan ulang
setelah PSA

› Istirahat di tempat tidur secara teratur atau


pengobatan dengan
› Terapi antifibrinolitik.
› Pengikatan karotis tidak bermanfaat pada
pencegahan perdarahan ulang.
› Penggunaan koil intra luminal dan balon masih uji
coba.
 Operasi pada aneurisma yang rupture 1

› Operasi clipping.
› Aneurisma yang incompletely clipped mempunyai resiko
yang tinggi untuk perdarahan ulang.
 Tergantung pada
› Tingkat keparahan stroke
› Lokasi perdarahan
› Ukuran dari perdarahan.
 Mengatur pola makan
 Melakukan olah raga
 Menghentikan rokok
 Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang
beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur Pemakaian antiplatelet
1. Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.
2. Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview. Access on : September 29, 2012.
3. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6.EGC, Jakarta. 2006
4. Sjahrir, Hasan. Stroke Iskemik. Yandira Agung: Medan, 2003
5. Ropper AH, Brown RH. Adams dan Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB 4. Major Categories of
Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill: New York.2005
6. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New York. Thieme Stuttgart. 2000.
7. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.
8. MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Available at: http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html.
Access On : October 1, 2012
9. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006. Diunduh dari:
http
://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.pdf/13PerjalananPenyakitP
eredaranDarahOtak021.html [Tanggal: 2 Oktober 2012]
10. Mesiano, Taufik. Perdarahan Subarakhnoid Traumatik. FK UI/RSCM, 2007. Diunduh dari:
http://images.omynenny.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R@uuzQoKCrsAAFbxtPE1/SAH
%20traumatik%20Neurona%20by%20Taufik%20M.doc?nmid=88307927 [Tanggal: 2 Oktober 2012]
11 Poungvarin, N. Skor Siriraj stroke dan studi validasi untuk membedakan perdarahan intraserebral
supratentorial dari infark. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1670347/. [Tanggal:
2 Oktober 2012]
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai