Anda di halaman 1dari 64

PERENCANAAN

LISTRIK DI KAPAL
Betty ariani ST MT
Luaran kompetensi

 Menghitung kebutuhan daya lampu penerangan


setiap ruangan diatas kapal dengan menggunakan
metode lumen dan aturan pihak klasifikasi.
 Menghitung kebutuhan daya lampu penerangan
untuk kondisi darurat.
 Menjelaskan sistem instalasi penerangan di kapal.
Sistem kelistrikan
 Sistem penerangan (lighting load system)
 Beban lampu utama tiap ruang, gangway, beban
lampu tambahan, beban lampu darurat, dll
 Beban stop kontak (televisi, peralatan kantor,
exhaust fan, lemari es, dll)
 Sistem power (power load system)
 Engine room machinery (mechanical, pneumatic,
hydraulic, pump, fan, heater, etc)
 Hull/deck machinery (crane, windlass, acc.ladder,
winch, etc)
 Galley, pantry, laundry, etc
 Sistem navigasi, komunikasi dan keselamatan
(navigation, communication and safety load system)
 Lampu-lampu navigasi (morse light, anchor light, mast
head light, side light, etc)
 Peralatan navigasi (RADAR, gyro compass, echo
sounder, GPS, NavTex, etc)
 Peralatan komunikasi (INMARSAT-B, INMARSAT-C,
public addressor, intercom, etc)
 AIS
 General alarm
 Sistem kelistrikan darurat (emergency source system)
 Menggunakan baterai(aki) sebagai sumber daya dengan
tegangan kerja sesuai dengan rules yang terletak di ruang ESEP
 Peralatan yang disuplai adalah peralatan darurat, antara lain:
 Semua peralatan navigasi, komunikasi dan keselamatan yang
bekerja pada arus searah (DC)
 Semua lampu-lampu darurat termasuk lampu ruangan dan
gangway
 Kapasitas baterai harus mampu mensuplai kebutuhan listrik
selama minimal separuh dari waktu perjalanan kapal pada rute
kapal yang terjauh
 Dokumen yang harus di klas kan antara lain:
 Single line (one line) DIAGRAM dari:
 Pembangkit listrik utama dan darurat
 MSB (main switch board)
 Sistem penerangan
 Sistem-sistem yang terdapat interkoneksi
 Sistem komunikasi, navigasi dan keselamatan
 Sistem general-alarm
 Di dalam gambar single line juga harus terdapat jenis dan
ukuran kabel serta kapasitas dan jenis dari pengaman (breaker)
 Perhitungan atau kalkulasi dari:
 Arus hubung-singkat (short-circuit current) untuk
masing-masing panel yang terpasang
 Power load untuk mengetahui total beban yang
harus ditanggung genset untuk tiap kondisi kapal
 Power balance untuk mengetahui rating kerja dari
genset yang terpasang serta total daya pada
peralatan continue dan intermittent untuk kondisi
kapal dengan kebutuhan listrik terbesar
Tahap-tahap pemilihan genset:

 Perhitungan sistem penerangan dan stop kontak


 Perhitungan total beban listrik di kapal (beban
continuous dan intermittent) untuk setiap kondisi
 Estimasi pemilihan genset berdasarkan perhitungan
total beban listrik
Sistem penerangan
 Pengertian Penerangan Pencahayaan adalah jumlah
penyinaran pada suatu bidang kerja yang di
perlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif baik di dalam ruangan maupun di luar
ruanga
Penerangan di dalam kapal
 Penerangan di dalam kapal Penerangan di dalam kapal merupakan
penerangan yang sangat penting seperti penerangan di ruangan atau
di lorong-lorong kapal .
 agar penerangan tetap terjaga lampu sebagai sumber utama
penerangan harus di jaga agar tidak mudah terpengaruh oleh
gangguan seperti debu dan benda cair yang akan mengakibatkan
pencahayaan akan berkurang sehingga mengganggu aktifitas yang
sedang berjalan. Agar penerangan terhindar dari debu maka
penerangan harus memiliki IP (indeks Proteksi) yang bisa melindungi
pencahayaan dari bahaya debu maupun benda cair. maka dari
pencahayaan harus memiliki Indeks proteksi IP 22 dengan lampu
yang memiliki indeks IP 22 Lampu tahan dari debu dan tetesan air
dari segala arah.
Penerangan di luar kapal
 Penerangan di luar kapal merupakan penerangan yang sangat penting
seperti penerangan di geladak kapal. Penerangan di luar kapal
membutuhkan lampu yang memiliki ketahanan yang sempurna dari
debu dan harus kedap air sehingga ketika kapal dalam posisi terkena
badai laut penerangan dapat terlindungi dan tidak akan masuk ke dalam
selungkup peralatan penerangan yang mengakibatkan penerangan
menjadi terganggu. Agar penerangan terhindar dari debu dan air
penerangan di luar kapal harus memiliki IP (indeks Proteksi) yang
dapat melindungi lampu dari ganggunan yang ada.
 Pencahayaan harus memiliki Indeks proteksi minimal IP 56. dengan
demikian pencahayaan yang memiliki indeks IP 56 pencahayaan lampu
dapat tahan sempurna dari debu dan air badai dari segala arah.
Rancangan Instalasi Penerangan
 Kebutuhan listrik secara umum untuk penerangan
dibagi menjadi 3 macam bagian yaitu:
 (1) Kebutuhan listrik untuk penerangan di ruangan
deck.
 (2) Kebutuhan listrik untuk penerangan di lorong
dan luar kapal.
 (3) Kebutuhan listrik untuk penerangan lampu
navigasi.
Perhitungan Sistem penerangan
 Perhitungan ini digunakan untuk menentukan jumlah lampu
dan stop kontak yang dibutuhkan untuk setiap ruangan.
 Setiap lampu yang menggunakan armature (tempat lampu),
memiliki koefisien pancar cahaya yang berbeda-beda untuk
setiap jenisnya
 Parameter lainnya adalah, luas dari bagian yang akan
disinari, tinggi bidang kerja, besarnya intensitas cahaya
yang dibutuhkan ruangan sesuai dengan fungsi ruangan
tersebut, faktor refleksi dari warna yang terdapat di dinding,
lantai serta atap ruangan tersebut, indeks ruangan serta
faktor depresiasi (k).
Jenis-Jenis Lampu Penerangan
 lampu pijar/filament
 lampu fluorescent
 lampu halogen
Perhitungan penerangan
 untuk menentukan efisiensi armature, untuk nilai
k<0.6 maka efisiensinya dapat langsung
menggunakan efisiensi untuk nilai k=0.6,
sedangkan untuk nilai k>5 maka efisiensinya dapat
langsung menggunakan efisiensi untuk nilai k=5.
Sedangkan jika nilai k adalah 0.6  Jumlah, jenis dan
daya lampu yang digunakan dapat divariasikan
untuk setiap armature, tergantung produksi dari
pabrik.
 untuk menentukan efisiensi armature, untuk nilai
k<0.6 maka efisiensinya dapat langsung
menggunakan efisiensi untuk nilai k=0.6,
sedangkan untuk nilai k>5 maka efisiensinya dapat
langsung menggunakan efisiensi untuk nilai k=5.
Sedangkan jika nilai k adalah 0.6  Jumlah, jenis dan
daya lampu yang digunakan dapat divariasikan
untuk setiap armature, tergantung produksi dari
pabrik.
Daya dan Penerangan Kondisi Darurat

 Kecuali untuk : 1. Kapal penumpang kecil yang


hanya dioperasikan mulai matahari terbit sampai
dengan matahari terbenam. 2. Kapal penumpang
kecil yang dioperasikan tidak lebih dari 15 mil dari
garis pantai yang daya untuk sistem penerangan
umum sumbernya terpisah dari sistem propulsi dan
terletak pada deck diatas sekat kedap.
Beban-beban yang harus disuplai dayanya dari
sumber tenaga sesaat

 a. Lampu-lampu navigasi
 b. Beberapa lampu di kamar mesin yang digunakan
untuk menunjukkan kondisi operasional peralatan pada
kondisi darurat.
 c. Penerangan untuk gang-gang, tangga, jalur untuk
penyelamatan, ruang penumpang dan ABK, kamar
mesin.
 d. Lampu-lampu untuk penunjuk arah jalan keluar
ruangan kapal seperti tanda “keluar/exit” dengan
tulisan warna merah.
 e. Penerangan umum untuk pengamanan
keselamatan pengoperasian pintu kedap.
 f. Satu atau lebih lampu penerangan untuk di dapur,
ruang makan, ruang radio, ruang mesin kemudi,
ruang emergency generator, ruang peta, ruang
kendali/anjungan, ruang ABK.
 g. Penerangan pada deck sekoci.
 h. Sistem komunikasi elektrik utama yang tidak
memiliki sumber penyimpanan daya sendiri
 i. Daya untuk pengoperasian pintu kedap.
 j. Sistem pengeras suara darurat.
 k. Satu pompa bilga, pompa pemadam kebakaran
dan pompa sprinkler.
 l. Sistem untuk smoke detector.
Suplai daya dari sistem emergency
 Daya yang disuplai dari sistem darurat harus bekerja
secara otomatis dan paling lambat 45 detik setelah
terjadi kegagalan dari sistem daya listrik utama
 Untuk kapal penumpang diatas 65 m perairan
samudra, daya yang disuplaikan harus mampu
memenuhi kebutuhan untuk kondisi emergency
selama 36 jam. Untuk suplai daya dengan
menggunakan aki/battery harus mampu melayani
untuk kebutuhan selama 30 menit.
 Selain kapal penumpang perairan samudra, pada
kapal 100 GT keatas yang sumber tenaga untuk
kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan
gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan selama
8 jam terus-menerus.
 Selain kapal penumpang perairan samudra, pada
kapal 15 - 100 GT keatas yang sumber tenaga untuk
kondisi darurat menggunakan penggerak diesel dan
gas turbin harus dapat menyuplai kebutuhan selama
8 jam terus-menerus.
 Untuk kapal barang 1600 ton keatas yang sumber
tenaga untuk kondisi darurat menggunakan
penggerak diesel dan gas turbin harus dapat
menyuplai kebutuhan selama 12 jam terus-
menerus.
 Kapal barang 300 - 1600 GT keatas yang sumber
tenaga untuk kondisi darurat menggunakan
penggerak diesel dan gas turbin harus dapat
menyuplai kebutuhan selama 12 jam.
Lampu di kapal menurut fungsinya ada beberapa
macam :

 Lampu Haluan atau lampu jangkar


 Lampu buritan
 c. Search light
 d. Mast light
 e. Lampu lambung kiri dan kanan
 f. Morse lamp
 g. Lampu akomodasi : lampu penerangan dalam ruangan,
lorong-lorong bagian dalam, lorong bagian luar, lampu
tangga bagian dalam dan tangga turun-naik kapal
 h. Lampu bongkar muat, dll.

Anda mungkin juga menyukai