Anda di halaman 1dari 10

BAB V

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Oleh :

1. SEPTIANING CLARISTA PUTRI 170810301054


2. QURFISTANA DYAH NOVITA 170810301268
3. NOVIA NINGRUM PERMATA 180810301224
Definisi GCG
Apa sih yang dimaksud dengan GCG ?
Pada awalnya, istilah “Corporate Governance” pertama kali dikenalkan oleh Cadbury
Committee di Inggris tahun 1922 .
Menurut Sukrisno Agoes (2006)
Tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran
dewan komisaris, para direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya.
Prinsip – prinsip yang dikemukakan oleh NCG mengenai GCG
1. Perlakuan yang setara (fairness)
2. Prinsip transparasi
3. Prinsip akuntanbilitas
4. Prinsip Responsibilitas
5. Kemandirian
Manfaat GCG
Menurut Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan mengapa
mengapa penerapan GCG itu bermanfaat, yaitu:
a. Para investor institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan
di Asia yang telah menerapkan GCG.
b. Ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis financial dan krisis berkepanjangan di
Asia denngan lemahnya tata kelola perusahaan.
c. Internasionalisasi pasar – termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal menuntut
perusahaan untuk menerapkan GCG.
d. Dapat menjadi dasar bagi beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan
lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.
e. Praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.
GCG dan hukum perseroan di Indonesia
Kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia didasarkan atas paying hukum Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007. Sebagimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun
2007, yang dimaksud dengan perseroan adalah badan hokum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Organisasi khusus dalam penerapan GCG     
Indara Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) menyebutkan paling tidak diperlukan empat
organ tambahan untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu:
1.      Komisaris Independen
2.      Direktur Independen
3.      Komite Audit
4.      Sekretaris Perusahaan
GCG DALAM BUMN
Tujuan GCG diatur dalam pasal 4 adalah :
a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya
saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.
b. Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan, dan efesien, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemendirian organ.
c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab social BUMN terhadap para
pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN.
d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.
e. Menyukseskan program privatisasi.
GCG DALAM PENGAWASAN PASAR MODAL DI
INDONESIA
Secara formal, pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar dimana berbagai instrument
keuangan jangka panjang bisa diperjual belikan. Keberadaan pasar modal ditentukan oleh
lembaga-lembaga penunjang pasar modal, antara lain:
1.    Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
2.    Bursa Efek;
3.    Lembaga Kliring;
4.    Investor;
5.    Akuntan public;
6.    Notaris;
7.    Konsultan hukum.
GCG PERBANKAN INDONESIA
Diatur oleh Bank Indonesia dan mengeluarkan mengeluarkan peraturan No
8/4/PBI/2006 pada tanggal 30 januari 2006 tentang implementasi GCG oleh Bank-bank
komersial.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai