Anda di halaman 1dari 35

Defenisi perawatan

Perawatan (maintenance) adalah suatu cara untuk mempertahankan


keadaan kompone-komponen mesin atau mesin itu sendiri agar tetap
dalam kondisi semula /mendekati baru.

Tujuan perawatan
Tujuannya adalah untuk memperoleh efisiensi maksimum dari
pemakaian mesin.

Pengelompokan perawatan (Maintenance)


Untuk menjaga agar kondisi mesin tetap dalam keadaan normal
sehingga dapat bekerja pada fungsinya, maka pengelompokan
dilengkapi dengan tindakan sebagai beikut:
a. Preventive : tindakan perawatan yakni pencegahan dari
kemungkinan kerusakan yang lebih berat.
b. Repair/koorektif : tindakan memperbaiki atau memodernisasi
suatu mesin.
c. Tindakan dalam reparair terdiri dari 2 yautu :
a. Implement yaitu tindakan memperbaiki bagian-bagian
mesin.
b. Replacement yaitu tindakan menggati bagian-bagian mesin
yang telah rusak dengan yang baru.
d. Breakdown maintenance (perawatan setelah terjadi
kerusakan) adalah cara perawatan yang direncanakan untuk
memperbaiki kerusakan harus disiapkan suku cadang,
material, dan tenaga kerja.
e. Emergency maintenance (Perawatan darurat) adalah
pekerjaan perawatan dengan memperbaiki karena terjadi
kemacetan dan kerusakan yang tidak terduga.
f. Overhaul maintenance yaitu tindakan penggatian bagian-
bagian mesin yang dilakukan pada mesin yang sudah
dipergunakan sampai pada batas waktu yang telah ditentukan.
BATAS PEMELIHARAN
Setiap mesin/komponen peralatan mesin mempunyai life time yang tertentu untuk dapat
digunakan secara ekonomis, jadi mesin/ peralatan mesin yang tidak memenuhi persyaratan, baik
dari segi teknis, segi ekonomis harus segera dihentikan perawatannya.
Beberapa jika hal tersebut kurang diperhatikan adalah :
 Memperbesar jumlah pekerjaan perawatan.
 menghabiskan banyak alat-alat (pemborosan alat).
 Dapat mempengaruhi produktifitas
Sebagai contoh di ilustrasikan beberapa grafik sebagai berikut :

1. Grafik biaya perawatan vs Umur mesin

Titik pemeliharaan Titik pemeliharaan


tidak ekonomis kurang ekonomis
A B
at t
Biaya pemeliharaan

a w ra wa
t er n g te
ak k ura
tid s in
in Me
es in
M
e s in terjam C Titik pemeliharaan
M ya
atann ekonomis
peraw

x1 x2 Umur
2. Grafik performance vs umur mesin
Perfomance (%)

100 -

75 - Mesin terawat terawat

50 -
Mesin tidak terawat
25 -

0
Umur

3. Grafik performance vs umur mesin


Dari grafik terlihatbahwa umur
sin
r me mesin sangat mempengaruhi
mu
Perfomance (%)

vs
u
performance dan biaya perawatan,
tan
100 - ra wa jika keadaan suatu mesin sudah
e
y ap
Bia kurang ekonomis lagi, maka ada 2
75 -
alternatif yang mungkin terjadi :
Perfo
50 - manc
e vs
umur
mes
25 -
in  Apakah mesin diganti yang baru.
 apakah dilakukan overhaul dengan
0 mengsetkan the secong ekonimic life.
x
Umur
4. Grafik perbandingan antara mesin yang mengalami overhaul dengan mesin yang
tidak mengalami overhaul berdasarkan grafik biaya perawatan vs performance dan
umur mesin.
Perfomance (%)

r
(%) Umu
s
100 - av r
y mu
A Bia v s U
ia ya
75 - B
Daera Overhoul
Perfomaance vs Umur

50 - ife ife
icl ic
l
om no
m Perfomaance vs Umur
k on ko
25 - s te de
Fir co
n
Se
0
x x1 Umur

Dari grafik diatas dibandingkan antara mesin yang mengalami overhoul dengan
mesin yang tidak di overhaul. Pada titik B dilakukan overhaul dari suatu mesin yang
perfomancenya (60 -80) % sehingga dibuat garis the second economic life. Setelah
dilakukan overhaul performance akan naik,

IR. BAHARUDDIN MIRE, MT


NEXT WEEK
PELUMASAN MESIN
Pada suatu mesin banyak terdapat elemen-elemen yang bergerak
terhadap suatu dengan yang lain ( berkontak) harus terdapat minyak
pelumas sebagai pelapis.

FUNGSI MINYAK PELUMAS


1. Memberi lapisan pada dua bagian yang bergerak, guna menghindari
persinggunan ( kontak) langsung. Misalnya: roda gigi, bantalan, lapisan
selinder dan ring piston, dll.
2. Mengurangi gesekan.
3. Sebagai media pendingin dan penghantar panas
4. Sebagai sill pada piston dan ring piston dengan dinding selinder,
sehingga kebocoran pada langkah konpressi dapat dicegah
5. Sebagai bahan pencuci pada bagian-bagian yang dilumasi dengan
membawa partikel-partikel dan karbon hasil pembakaran dan
diendapkan di karter
6. Mencegah keausan.
KEAUSAN
Umur suatu mesin adalah periode dimana mesin tersebut dapat
dimanfaatkan.
Salah satu factor yang menentukan umur mesin adalah keausan.
Dalam hal mesin, maka keausan disebabkan beberapa proses yang
dijelaskan sebagai berikut:

1. Keausan adesif
Keausan ini disebabkan oleh rusaknya lapisan minyak.
Pada Gambar 1.43 (a) menunjukkan pengaruh kecepatan
gerak pada keausan, bila kecepatan tinggi, maka naiknya keausan
lebih tinggi, kalau kecepatn naik, maka tebalnya lapisan minyak harus
naik, namun kenyataannya lapisan minyak menjadi lebih tipis
disebabkan viskositas minyak akan menjadi rendah karena kenaikkan
tempetur dari selinder dan piston yang dominant, juga ring piston
menempuh jarak yang lebih panjang.

Gambar 1.44 menunjukkan hubungan antara temperature


dan viskositas minyak pelumas. Minyak dengan # 20 biasanya
dipergunakn pada motor bensin sedangkan #30 biasanya motor
diesel, viskositsnya menjadi separuhnya jika temperaturnya naik dari
50 oC menjadi 70 oC.
Gambar 1.43 (b) menunjukkan kalau beban mesin naik pada
kecepastan konstan, maka tekanan gas yang bekerja pada ring piston
akan naik dan visskositsnya akan turun pada temperature yang tinggi,
sehingga lapisan minyak pelumas akan menjadi tipis dan keausannya
bertambah.

Jadi output dari Gambar 1.43 (a) dan (b) adalh produk dari
kecepatn dan beban, maka keausan akan menjadi lebih cepat kalau out
putny alebih tinggi.

Dari Gambar terlihat bahwa keausan dari permukaan yang


terbuat khrom (gas titik) akan lebih kecil disbanding dengan besi tuang.
Khrom mempunyai derajat kekerasan yang tinggi dan titik leleh
yang tinggi, khrom juga mempunyai hambatan yang tinggi terhadap
korosi.
Karakteristik timbulnya keausan ring piston (cincin torak) pada motor
tidak dapat ditemukan dengan menggosok didalam temperatur atmosfir.
Gas hasilpembakaran menghasilkan uap dan asam, hasil pembakaran
seperti ini akan mempercepat terjadinya keausan pada kondisi tertentu.

Gas dari pembakaran menekan melalui celah ring piston, piston dan
selinder sebagian masuk keruang poros engkol dan bereaksi dengan
minyak pelumas.
Dari pembakaran ini dapat mempercepat keausan selinder dan merusak
minyak pelumas.

Karena itu kebocoran gas pembakaran dan temperature air pendingin


adalah factor penting
Kandungan belerang dalam bensin di jepang diatur sedemikian hingga
kurang dari 0,1%, dibeberapa Negara naik menjadi kira-kira 0,3%.
Tambahan belerang 0,3% ditunjukkan pada Gambar 1.45 (a), sedangkan
yang tidak mengandung belerang ditunjukkan pada Gambar 1.45 (b).

Dalam kedua hal, maka keausan akan meningkat karena selindernya


didinginkan dan akan berkurang pada temperature normal kalau minyak
pelumasnya mengandung alkali.
Keausan korosif pada temperature rendah dapat dijelaskan sbb:
Bahan baker minyak memgandung hydrogen (H 13-15%) dari beratnya,
kalau hydrogen terbakar maka akan timbul uap air (H2O) yang sembilan
kali volumen dari hydrogen.

Kalau bahan bakar bensin uapnya akan mengkondensasi disekitar 50 oC


dan airnya melekat pada dinding selinder. Sehingga air ini adalah
menyebabkan dari karat dan keausan kimiawi dari besi, seperti terlihat
pada Gambar 1.45(b) dimana suhu air pendingin harus lebih tinggi dari
60oC begitu pula dinding selinder, karena itu uapnya tidak berkondensasi
dan tidak ada karat, karena itu dipergunakan thermostat pendingin yang
berlebihan.

Kalau belerangnya didalam bahan baker sudah terbakar, maka belerang


ini menjadi sulfur monoksida (SO), SO besar ini tidak ada hubungannya
dengan keausan. Meskipun demikian sebagian berubah menjadi asam
belerang yang dicampu dengan air menjadi asam silfat (H2SO4), ini
menyebabkab karaqt pada besi melebihi dari pada air.
Gambar 1.46 menunjukkan, bahwa korosi yang disebabakn temperature
rendah akan kecil bila ring piston dan selinder di sepuh demgan khrom,
karena khrom tahan terhadap asam.
3. Keausan karena debu (keausan gesekan)

Gambar 1.47 menunjukkan keausan pada selinder dan ring piston, kalau
udaranya bercampur dengan debu, keausan ringnya akan maksimim jika
partikel debunya berukaran (5-10) micron.Ini disebabkan karena tebalnya
lapisan minyak pelumas sama dan partikel debu yang kecil dapat memasuki
antara permukaan.

Gambar 1.48 menunjukkan kenaikkan keausan yang disebabkan kalau debu


bercampur dengan minyak pelumas. Kalau debu bercampur dengan bahan
bakar dan udar maka keausan yang besar terdapt padatitik mti atas (TMA)
pada ring piston dan juga selindernya
Kalau debunya bercsampur denganminyak pelumas maka keausan terdapat
pada bagian tengah dari langkah piston.

Debu harus dihindrkan rai mesin unutk menghindari keausan yang


disebabakban oleh debuh.
MINYAK PELUMAS
Minyak pelumas biasanya terbuat dari petroleum. Ketahana, keausan,
kehilangan geseran dan kerusakan minyak pelumas harus diperhatikan,
sehingga perlu diperhatikan petunjukk dari sipembuat (buku manual) dari motor.

Dasar-dasar dari minyak pelumas dijelaskan sebagai berikut:


1. Viskositas
a. Defenisi
Viskositas adalah sifat penting dari minyak pelumas. Kalau minyak pelumas
berada diantara permukaan yang stasioner dan yang bergerak dengan
kecepatan U, maka pembagian kecepatan minyak adalah U (lihat Gambar 1.52
(a))
Kecepatan minyak U berada pada permukaan yang bergerak dan O pada
permukaan yang berhenti. Kita bagi lapisan menjadi lapisan yang tipis (∆h tiap-
tiap tipis), maka kitalihat perbedaan kecepatan dari lapisan 1 dan lapisan 2
adalah ∆U dan lapisannya bergeser. Gaya peruunik luas yang dapat menahan
geseran besarnya tehadap ∆U / ∆ H


h
Koefisien µ disebut vikositas, µ semcam ini tahan aliran dan sumber tekanan
pada permukaan yang dilumasi.
2. Penggantian minyak pelumas

Pada motor 2 langkah, minyak pelimas masuk kedalam ruang


pembakaran, setelah melumasi langsung terbakar bersama bahan
baker, sedangkan padamotor 4 langkah, minyak pelumas dapat
dipakai berualang kali selamawaktu tersebut diatas terjadi sebagai
berikut:

1. Bahan padat yang dikandung oleh sisa gas pembakaran, debuh


yang masuk bersama udara, sisa-sisa keausan dan sisa-sisa
pasir halus recampur besama minyk pelumas.
2. Komponen asam terdapat dalam minyk pelumas.
3. Kalau minyak terkena kompnen yang panas maka akan
teroksidasi dan mengurai.
4. Viskositasnya akan menurun karena pengaruh temperature.
5. Minyak pelumas menjadi asam dari kadar alkali setelah unsure
tambahannya habis digunakan.
6. Minyak pelumas bercampur dengan air.
Sehingga dengan demikian, maka minyak pelumas harus diganti seluruhnya.
Untuk menganti minyak pelumas ini harus diperhatikan sebagai berikut :
1. Pisahkan bahan yang padat dengan saringan minyak.
2. Kurangi kebocoran gas yang dapat melalui cicin (ring).
3. Hindari opersi terus menerus dari motor, harus dapat menyebabkan
kenaikan temperature yang berlebihan (maksimal) sehingga terjadi
kebocoran pada ring piston.
4. ikuti prosedur perawatan.
5. ikuti petunjuk dari sipembuat motor.
PENGERTIAN MANAJEMEN PERAWATAN

Secara garis besar pengertian manajemen perawatan adalah organisasion


operasi perawatan untukmemberikan pandangan umum mengenai
perawatan diperusahaan/pabrik (mesin-mesin peralatan).

Gagasan yang timbul mengenai pokok-pokok pikiran dalam Perencanaan


program perawatan adalah :

• Apa yang harus dirawat ?


• Bagai mana cara merawatnya ?
• Kapan perawatan dilakukan ?

Melihat hal tersebut diatas maka perlu dasar pemikiran yang logis, yang
merupakan suatu persaratan terbaik dalam perorganisasian kegiatan
perawatan.
TUJUAN UMUM PROGRAM MANAJEMEN PERAWATAN
1. Memperpanjang waktu pengoprasian fasilitas (mesin-mesin peralatan) ,
yang digunakan semaksimal mungkin dengan biaya perawatan yang
semaksimal mungkin.
2. Menentukan metode, evaluasi, prestasi kerja yang dapat berguna kepada
nama jenis secara umum dan bagi pengawas secara khusus.
3. membantu dalam kondisi kerja yang aman, baik untuk bagian operasi
maupun personil perawatan lainya yang berdasarkan standar perawatan
yang benar.
4. Meningkatkan keterampilan pada pengawas dan operator melalui latihan-
latihan.
Oleh karena itu sehubungan dengan tujuan tersebut diatas, prinsim umum dan
teknis dari manajemen dapat dipakai untuk perorganisasian pekerja perawatan
yang meliputi :
1. Penerapan kebijaksanaan dan tujuan.
2. Membatasi tanggung jawab dan wewenang.
3. Perencanaan tindakan.
4. menentukan organisasi pekerjaan perawatan.
5. menentukan susunan tenaga kerja & mengadakan latihan.
6. Menjamin keamanan / pengontrolan dana.
7. Evaluasi.
KONSEP DASAR ORGANISASI DEPARTEMEN PERAWATAN
Beberapa konsep dasar organisasi departemen yang baik adalah :
1. Harus ada pembatasan yang jelas untuk menghindari terjadinya tumpang
tindih dalam kekuasaan.
Pembagian wewenang dapat dilakukan secara jelas, walaupun demikian
batasan-batasan yang terpisah jelas harus selalu ada, sehingga dapat
dihindari adanya kebocoran maupun pertentangan yang mungkin terjadi
akibat tumpang tindihnya wewenang.
2. Hubungan vertical antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah
wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.Hambatan karena
adanyan asisten yang harus dikurangi kecuali jika ada pembagian tugas
yang jelas antara pembantu dan pihak yang dibantu.
3. Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang
pengawas.
Batas kemampuan yang sangat efektif bagi seorang pengawas dalam
mengawasi sejumlah pekerja adalah antara 3 sampai 6 orang. Hal ini dapat
beralasan karena keterbatasan kemampuan manusia dalam menagani
suatau pekerjaan secara efektif. Apabila frekuensi pengawasan yang
diperlukan sedikit atau pekerja pengawas bersifat umum dan tertentu, maka
seorang pengawas dapat menagani ( 10 – 12 ) orang pekerja.
4. Susunan personil yang tepat dalam organisasi
Secara teori untuk kelancaran fungsi bagi perawatan diperlukan
pertimbangan - pertimbangan mengenai personil-personil yang dapat
memajukan organisasi perawatan. Dengan demikian perlu adanya
organisasi yang lues (flexible) dimana dapat disempurnakan secara berkala
(periodic) melalui pengantian personil yang lebih sesuai dengan kondisi.

PEINSIP ORGANISASI DEPARTEMEN

Factor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pekerjaan perawatan


secara efektif.

Pengorganisasian perawatan teknik


- Perencanaan organisasi yang efektif
- Fasilitas yang memadai
- Supervisi yang efektif
- Kontrol yang efektif
Maksud dari perenanaan yang logis adalah untuk mencapai tujuan produksi
dalam suatu perusahaan, dimana yang menunjang adalah :

1. Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi.


2. Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar.
3. Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis.
4. Menekan biaya perawatan peralatan yang non kritis.
5. Memisah fungsi
• Administratif
• Penunjang teknik

 Fasilitas memadai
• Kantor : lokasi yang cocok, ruang dan kondisi kerja yang baik.
• Bengkel : tempat pekerja, lokasi bangunan, peralatan.
• Sarana komunikasi, telepon, persuratan, dll.
 Superfisi yang efektis

Untuk mengelola pekerjaan meliputi :


1. Fungsi dan tanggung jawab.
2. Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan perawatan.
3. Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
4. Cara untuk memilai hasil kerja.

 Sistem & control yang efektif

1. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.


2. Kualitas hasil pekerjaan perawatan.
3. Ketelitian pekerja perawatan.
4. Penampilan kerja tenaga perawatan.
5. Biaya perawatan.

Anda mungkin juga menyukai