Anda di halaman 1dari 10

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978 - 2365

Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 - 52 E-ISSN 2528 - 1917

PENYEIMBANGAN STATE OF CHARGE BATERAI LEAD ACID


PADA PROTOTIPE BATTERY MANAGEMENT SYSTEM

Yuli Astriani, Asih Kurniasari, Eka Rakhman Priandana, Nur Aryanto Aryono
Balai Besar Teknologi Konversi Energi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Cluster Energi Gedung 620-625 Kawasan Puspiptek Serpong
Tangerang Selatan, Banten 15314
yuli.astriani@bppt.go.id

Abstrak
Pentingnya penggunaan teknologi yang rendah emisi karbon menyebabkan penggunaan baterai semakin luas,
antara lain untuk backup daya, penyeimbang fluktuasi daya dari pembangkit listrik energi baru terbarukan,
dan kendaraan listrik. Pada penggunaan sistem penyimpanan energi, informasi State of Charge (SoC) sangat
dibutuhkan supaya tidak terjadi pemendekan umur baterai yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan
muatannya. Pada penelitian ini dibuat prototipe Battery Management System (BMS) untuk empat baterai lead
acid berkapasitas 100 Ah, yang memiliki fungsi menyeimbangkan muatan melalui pengamatan SoC
menggunakan metode coulomb counting. Karena kesetimbangan muatan setiap baterai dijaga agar tetap
optimal, maka sebagai hasilnya adalah durasi pengosongan baterai dapat ditingkatkan lebih lama.

Kata kunci: state of charge, battery management system, lead acid, coulomb counting.

A PROTOTYPE BATTERY MANAGEMENT SYSTEM FOR BALANCING


THE STATE OF CHARGE OF LEAD ACID BATTERY

Abstract
The importance of technology application for low carbon emission, leads to the expansion of battery
utilization, such as power backups, compensators for renewable energy power fluctuation, and electric
vehicles. In energy storage system application, State of Charge (SoC) information is required to avoid
shortening of battery lifetime due to unbalance of charge. In this research, a Battery Management System
(BMS) prototype has been designed for four 100 Ah lead acid batteries which is having a charge balancing
function through SoC observation using coulomb counting method. Since the charge equilibrium of each
battery is maintained optimally, as a result the battery discharging duration can be increased longer.

Keywords: state of charge, battery management system, lead acid, coulomb counting.

PENDAHULUAN
Baterai sebagai komponen utama sistem digunakan harus berjenis deep cycle battery, yaitu
penyimpan energi banyak dipakai karena baterai yang bisa dikosongkan (discharge)
kemudahan dalam pengunaannya. Selain dengan prosentase yang cukup besar dari
digunakan dalam sistem kelistrikan, baterai juga kapasitas maksimalnya [2].
berperan dalam transportasi, dengan adanya tren Sampai saat ini, baterai yang paling banyak
penggunaan mobil listrik. Baterai yang digunakan digunakan pada sistem kelistrikan adalah baterai
sebagai media penyimpan energi pada sistem lead acid (lihat Tabel 1), karena harganya yang
kelistrikan adalah jenis baterai sekunder, yaitu cukup murah, dan tingkat keamanannya yang
baterai yang dapat diisi kembali oleh muatan cukup tinggi. Baterai lead acid merupakan
listrik (rechargeable) [1]. Selain itu baterai yang komponen yang penting dan telah dipakai dalam

Diterima : 9 Juni 2016, direvisi : 3 Juli 2018, disetujui terbit : 3 Juli 2018 43
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 – 52

kehidupan sehari-hari. Baterai ini dipakai sebagai counting, SoC dihitung dengan mengukur jumlah
starter baterai pada kendaraan – mobil, bus, arus/muatan listrik (ampere hour – Ah) yang
forklift, dan moda transportasi lainnya. Baterai masuk pada saat proses pengisian dan
lead acid juga menjadi suplai utama untuk menguranginya dengan jumlah Ah yang keluar
kebutuhan darurat – emergency pada sebagian pada saat pengosongan.
besar sistem elektrik untuk menjaga dan Pada aplikasi penggunaan baterai lead acid
memastikan komponen-komponen penting tetap dikenal adanya hukum Peukert yang menyatakan
bisa bekerja dan tidak ada data yang hilang ketika bahwa perkiraaan kapasitas baterai sekunder jenis
terjadi pemadaman listrik [3]. lead acid akan berubah sesuai dengan besarnya
Pada proses pengisian (charging) dan laju arus pengosongan baterai, C. Semakin besar
pengosongan (discharging) perlu diperhatikan nilai C maka kapasitas yang bisa digunakan pada
nilai tegangan dan arus proses pengisian dan baterai akan semakin kecil sebanding dengan
pengosongan, agar tidak terjadi pengisian perpangkatan konstanta Peukert-nya. Tiap jenis
maupun pengosongan yang berlebihan baterai mempunyai nilai konstanta Peukert yang
(overcharge dan overdrain). Hal ini dilakukan berbeda-beda. Nilai konstanta Peukert untuk
agar umur baterai menjadi lebih panjang dan baterai lead acid dengan elektrolit berbentuk gel
energi yang disimpan menjadi lebih optimal. adalah 1,09 – 1,25 [4][5]. Persamaan (1) berikut
adalah rumus perhitungan SoC:
Tabel 1. Perbandingan Beberapa Jenis Baterai.
𝐶0 + (2 − 𝐸)𝐼 𝑡
𝑆𝑜𝐶 = 100
Lead 𝐶𝑚
Parameter Ni-MH Li-ion U-Cap 𝐶0 − 𝐼𝑛 𝑡
acid
= 100 (1)
Energi ~ 𝐶𝑚
Daya ~ dengan:
Life cycle
SoC, prosentase state of charge (%)
Keamanan ~
Kehandalan ~ E, efisiensi baterai
Biaya
Sumber: Indonesia – Korea Workshop On Microgird 2014 I, arus charging – discharging (A)
Keterangan:
Superior Acceptable t, waktu charging – discharging (h)
Good Need to be improved Co, kapasitas awal sebelum discharging (Ah)
Data yang akurat terkait prosentasi Cm, kapasitas maksimal baterai (Ahs)
kapasitas energi yang tersimpan pada baterai SoC n, konstanta Peukert
menjadi sangat penting agar kendali manajemen Seiring dengan semakin lamanya baterai
energi menjadi efektif dan efisien. Pengamatan digunakan, kondisi cell masing-masing baterai
SoC diperlukan untuk mengetahui prosentasi menjadi tidak sama. Sehingga pada saat proses
kapasitas baterai yang masih tersisa. pengisian maupun pengosongannya, kapasitas
Pada riset ini metode yang digunakan yang tersimpan di tiap baterai menjadi tidak sama
untuk menghitung SoC adalah dengan metode lagi. Self-discharge juga merupakan salah satu
coulomb counting. Pada metode coulomb faktor yang dapat menyebabkan rugi-rugi

44
Penyeimbangan State of Charge Baterai Lead Acid pada Prototipe Battery Management System

keseimbangan jumlah energi yang tersimpan pada baterai. Sedangkan inverter berfungsi untuk
tiap cell baterai pada sebuah modul baterai yang merubah daya arus DC dari baterai menjadi arus
tersusun dari sekumpulan cell [6]. Untuk AC untuk menyuplai beban.
membuat sistem yang ramah baterai, diperlukan
prosedur untuk terus menerus menyeimbangkan Array Sensor
kapasitas tiap cell baterai [5]. PV Charge Arus &
controller Baterai
Panel Tegangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) memungkinkan dirancangnya sistem
telemetri untuk pemodelan, monitoring, dan
Inverter Beban
kendali penerapan baterai dalam sistem
kelistrikan. Oleh karena itu, pada riset ini dibuat
prototipe battery management system dengan PLC HMI
Display
menerapkan TIK untuk sistem kendalinya.
Sinyal Listrik
Sinyal Komunikasi (Monitoring & Kontrol)
METODOLOGI
Gambar 1. Diagram Blok Prototipe BMS.
Metode yang digunakan pada riset ini
diawali dengan studi literatur. Kemudian Sensor tegangan dan arus berfungsi untuk
dilanjutkan dengan desain konseptual, mengukur besar nilai tegangan dan arus DC yang
perancangan hardware, perancangan software, mengalir masuk dan keluar dari baterai. Nilai arus
pengujian dan simulasi, serta diakhiri dengan dan tegangan ini kemudian dibaca oleh PLC yang
analisis hasil pengujian. kemudian digunakan untuk menghitung SoC
baterai. Sementara itu, HMI (human machine
Diagram Blok Prototipe
interface) display digunakan sebagai perangkat
Dari hasil studi literatur, untuk melakukan
antar muka untuk menampilkan event dan kendali
pengisian dan pengosongan baterai, digunakanlah
proses pengisian dan pengosongan baterai, besar
solar charge controller dan inverter. Semuanya
prosentasi SoC tiap baterai, serta menyimpan
dikendalikan oleh Programmable Logic
semua data pengukuran.
Controller (PLC) yang bekerja berdasarkan
informasi yang diterima oleh sensor arus dan Spesifikasi Teknis Baterai
tegangan baterai. Gambar 1 menjelaskan diagram Baterai yang digunakan adalah tipe Lead
blok prototipe BMS yang dirancang pada Acid 100 Ah 12 VDC. Baterai dirangkai seri
penelitian ini. kemudian diparalel dengan rangkaian seri baterai
Solar charge controller berfungsi untuk yang lain, sehingga didapat tegangan rangkaian
mengisi baterai dengan metode arus konstan. baterai 24 VDC dengan kapasitas 200 Ah.
Pengisian akan terus berlangsung sampai Gambar 2 menjelaskan karakteristik pengisian
tegangan baterai telah sama dengan tegangan bulk dan pengosongan berdasarkan datasheet-nya.

45
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 – 52

Penentuan kapasitas PLTS yang digunakan


berdasarkan perhitungan berikut:
• Spesifikasi baterai: 100 Ah, 12 VDC
• Energi baterai dengan DoD 80% = 12 VDC x
4 x 100 Ah = 3840 VAh
• Asumsi rata-rata sun hour day = 4,5 jam/hari
• Daya dari module PV yang dibutuhkan = 3840
VAh / 4,5 jam = 853 W
(a) Oleh karena itu pada riset ini digunakan
panel PV dengan kapasitas +/- 800 Wp. Modul PV
yang digunakan meminjam dari B2TE, dengan
spesifikasi Vm = 17,2 VDC dan Pm = 38,4 Wp.
Jumlah modul yang dibutuhkan = 853 Wp / 38,4
Wp = 22 modul.
Baterai yang digunakan disusun secara seri
per 2 baterai kemudian diparalel dengan rangkain
baterai seri yang lain, sehingga tegangan baterai

(b) adalah = 2 x 12 VDC = 24 VDC. Karena tegangan

Gambar 2. Kurva karakteristik baterai Shoto 6- maksimal permodul 17,2 VDC, maka instalasi
GFM-100. modul PV per string adalah seri 2 modul PV,
(a) Kurva karakteristik pengisian dengan
tegangan konstan. sehingga modul PV yang digunakan berjumlah 22
(b) Kurva performa pengosongan pada rate arus modul. Gambar 3 menjelaskan rangkaian
pengosongan yang berbeda.
instalasi modul PV pada riset ini.

Pemilihan Sumber Energi untuk Pengisian


Baterai Perancangan Hardware Prototipe BMS
Pada riset ini digunakan sumber energi dari Agar bisa melakukan pengujian algoritma
pembangkit EBT, yaitu dari panel solar PV penyeimbangan SoC baterai maka pada riset ini
dengan kapasitas 800 Wp. Distribusi radiasi sinar digunakan 4 baterai dengan konfigurasi 2 seri dan
matahari di Indonesia bisa dibagi dalam 2 2 paralel. Selain itu digunakan konverter DC-DC
wilayah, yaitu wilayah barat dan wilayah timur. dari sumber PV ke baterai dengan spesifikasi
Rata-rata nilai radiasi matahari sekitar 4,5 tegangan input dari panel PV 24-38 VDC.
kWh/m2/day dengan variasi perbulan kurang Sementara untuk proses pengosongan digunakan
lebih 10% untuk wilayah barat, dan 5,2 inverter 24 VDC – 220 VAC. Gambar 4
kWh/m2/day untuk wilayah timur dengan variasi menjelaskan single line diagram rangkaian
perbulan sekitar 9% [7]. prototipe BMS.

46
Penyeimbangan State of Charge Baterai Lead Acid pada Prototipe Battery Management System

juga dilengkapi dengan kontaktor untuk


Collector Box
menghubungkan/memutuskan koneksi. Untuk
Blocking
Dioda
proteksi pada saat proses pemutusan baterai,
prototipe ini dilengkapi dengan rangkaian
tambahan SW6, resistor 100 Ω, dan SW7.
Berikut penjelasan cara kerja rangkaian
prototipe BMS:
1. Rangkaian kontrol pada Gambar 4 berfungsi
String 1 String 2 String 11
Gambar 3. Susunan Rangkaian Array PV untuk menyamakan SoC baterai pada saat
Berkapasitas 800 Wp. pengisian maupun pengosongan

String Modul PV
DC
SW8
2. Ketika ada salah satu baterai dengan nilai SoC
MCCB SW1
+
-
AC
LOAD yang lebih besar dari yang lain, maka koneksi
HYBRID
INVERTER + SW9 LOAD
+
- DC baterai tersebut akan diputus.
-
3. Ketika koneksi sebuah baterai diputus maka

SW2 SW4 tegangan rangkaian seri yang tadinya 24 VDC


V V
A A
akan menjadi 12 VDC. Sementara output
SW6 tegangan dari BCR sebesar 24 VDC, oleh

SW7
karena itu rangkaian ini harus disambungkan
SW3 SW5
V V dengan rangkaian seri disebelahnya.
A A
4. Ketika rangakain level tegangan 12 VDC dan
rangakain seri dengan level tegangan 24 VDC
Gambar 4. Single Line Diagram Rangkaian disambungkan, diperlukan rangkaian SW6,
Prototipe BMS.
SW7 dan resistor SW7 untuk proteksi adanya
Tiap-tiap baterai dilengkapi dengan sensor lonjakan arus yang bisa menyebabkan adanya
tegangan dan arus baterai. Selain itu tiap baterai percikan bunga api.

Gambar 5. Rangkaian skematik sensor tegangan.

47
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 – 52

Gambar 6. Rangkaian skematik sensor arus.

Perancangan Sensor Tegangan dan Arus flowchart algoritma kendali yang ditulis pada
Pada riset ini juga dirancang rangkaian pemrograman PLC dan SCADA.
sensor tegangan (Gambar 5) dan sensor arus Pemilihan sumber energi pada saat proses
(Gambar 6). Karena modul analog input dari PLC pengisian baterai dibagi menjadi 2 mode, yaitu
menggunakan sistem 4-20 mA, maka sensor yang auto dan manual. Pada mode auto, sistem akan
dirancang disesuaikan agar outputnya berupa arus secara otomatis memilih untuk menggunakan
pada rentang 4-20 mA. Pada rangakian sensor, sumber energi dari panel PV pada saat pukul
digunakan transducer IC AD694JN sebagai 06.00 – 18.00, sesuai dengan topik sinas, yaitu
komponen utamanya. untuk meningkatkan pemanfataan pembangkit
EBT. Sedangkan pada mode manual, pengguna
Perancangan Program Bantu Kendali BMS bisa memilih untuk menggunakan sumber energi
(PLC-SCADA)
dari panel PV atau dari sumber listrik PLN.
Terdapat dua perancangan perangkat
Hasil pembacaan data sensor oleh modul
lunak (software) yang dilakukan, yaitu
analog input PLC berupa data ADC dengan
pemrograman modul PLC dan pemrograman
resolusi sign 16 bit, oleh karena itu sebelum
Supervisory Control and Data Accqusition
diolah dan ditampilkan pada program SCADA,
(SCADA). Modul PLC berfungsi untuk
data ini harus di-scalling terlebih dahulu. Rumus
mengendalikan kontaktor penghubung antar
penskalaan menggunakan persamaan (2) berikut:
komponen serta membaca data sensor arus dan
Nilai Referensi Pembacaan ADC
tegangan. Program SCADA berfungsi sebagai
=========== ==========
interface ke pengguna yang sekaligus untuk x1 a1
telemetri monitoring, kendali, dan pengumpul x2 a2

data (data logger). Gambar 7 menjelaskan ==> X = [(x2–x1)*(A–a1)/(a2–a1)]+x1 (2)

48
Penyeimbangan State of Charge Baterai Lead Acid pada Prototipe Battery Management System

Start HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengimplementasi dan menguji
AUTO ?
metode yang telah dibahas sebelumnya, dibuatlah
PV ON /
MAINS ON prototipe BMS untuk menyeimbangkan SoC tiap
Pukul
06.00 – 18.00 ?
LOAD ON ? baterai yang ditunjukkan Gambar 8.
PV OFF

PV ON
Prosedur pengujian diawali dengan mengisi
CHARGING
MAINS OFF DISCHARGING
baterai sampai penuh, ditandai dengan tidak
Hitung per detik Hitung per detik adanya arus yang mengalir ke baterai. Selanjutnya
 kapasitas charging (AH) =  kapasitas discharging (AH) =
Kapasitas awal + (I * t) k
Kapasitas awal - (I^ * t) baterai dikosongkan sampai habis dengan ditandai
inverter sudah tidak bisa mensuplai daya listrik ke
Total SOC = Total SOC =
AH charge – AH discharge AH charge – AH discharge
beban.

Hitung D SOC Hitung D SOC

D SOC > 1 D SOC > 1

SW batt1 ON
SW OFF batterai SW batt1 ON
SW batt2 ON
SW OFF batterai dengan SOC SW batt2 ON
SW batt3 ON
dengan SOC terbesar terkecil SW batt3 ON
SW batt4 ON
SW batt4 ON

Selesai

Gambar 7. Flowchart Algoritma Kendali


Prototipe BMS.

Pada program SCADA, sensing arus


dilakukan per detik. Kemudian SoC dihitung
dengan menjumlahkan arus detik sebelumnya
dengan arus pada detik selanjutnya secara terus
menerus. Nilai SoC antar baterai kemudian
dibandingkan, dan dihitung besar perbedaan SoC
Gambar 8. Prototipe BMS yang diajukan.
antar baterai. Jika selisih nilai SoC yang paling
besar dengan SoC yang paling kecil telah
mencapai batas tertentu, maka baterai dengan
nilai SoC terbesar akan diputus/dihentikan
pengisiannya. Dengan algoritma ini diharapkan
nilai SoC antar baterai akan seimbang berapapun
prosentase pengisian baterai yang dilakukan, dan
jika terdapat perbedaan hanya sebesar batas
selisih SoC yang telah ditetapkan. Gambar 9. Tampilan interface program SCADA

49
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 – 52

Proses Charging
Kondisi ini kemudian dianggap sebagai Dari data logger program SCADA
kondisi SoC awal, yaitu untuk inisiasi nilai SoC diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.
proses pengisian, SoC masing-masing baterai
60
dianggap nol. Dengan menggunakan nilai Depth
50
of Discharge (DoD) 80%, maka nominal 40
30
kapasitas maksimal baterai yang akan digunakan
20
pada kajian ini adalah sebesar 80 Ah. 10
0
Interface program SCADA yang telah SoC1 SoC2 SoC3 SoC4
dibuat untuk prototipe BMS ini ditunjukkan oleh Gambar 10. SoC Baterai Pada Proses Pengisian
Gambar 9. Program SCADA prototipe BMS ini Tanpa Menerapkan Algoritma Balancing SoC.

dilengkapi tampilan grafik (trend) dan database


80
dalam bentuk file .csv, sehingga data yang 70
60
didapatkan bisa disimpan untuk kemudian diolah
50
dan dianalisa, misalnya untuk menentukan 40
30
kondisi baterai – state of health, apakah baterai 20
masih baik atau sudah perlu diganti. 10
0
Pada prototipe ini perhitungan nilai SoC SoC1 SoC2 SoC3 SoC4

masih dilakukan pada program SCADA, sehingga Gambar 11. SoC Baterai Pada Proses Pengisian
masih ada delay dari pembacaan arus dan Dengan Menerapkan Algoritma Balancing SoC.

tegangan oleh PLC dengan SoC hasil perhitungan Pada Gambar 10 dan 11 terlihat bahwa
SCADA. Kedepannya seluruh proses pengolahan besar nilai SoC antar baterai pada saat proses
data akan lebih baik dilakukan oleh PLC. pengisian ketika menerapkan algoritma balancing
Algoritma balancing SoC juga belum diterapkan SoC menjadi lebih rata. Dengan besar nilai SoC
pada proses pengosongan. yang seimbang, diharapkan pada saat proses
pengosongan maka waktu pengosongan antar
Hasil Pengujian Modul Sensor
baterai sampai pada titik kosongnya menjadi sama
Hasil dari pengujian modul sensor
sehingga manajemen energi menjadi lebih efektif
menunjukkan bahwa untuk rangkaian sensor
dan durasi pengosongannya lebih lama.
tegangan didapatkan karakteristik yang linier,
sementara untuk sensor arus masih belum linier. Proses Discharging
Karena ketidaklinieran sensor arus ini, proses Gambar 12 menjelaskan jumlah muatan
scalling-nya menjadi sulit, sehingga tentu akan (Ah) pada proses pengosongan dengan beban
mempengaruhi keakuratan penghitungan SoC yang berbeda. Dari gambar tersebut terlihat
oleh PLC. Hal ini akan menyebabkan margin bahwa dengan beban yang lebih besar atau arus
error pembacaan SoC masih cukup besar. pengosongan lebih besar, maka jumlah muatan

50
Penyeimbangan State of Charge Baterai Lead Acid pada Prototipe Battery Management System

yang bisa digunakan pada proses pengosongan Dari hasil pengujian terlihat arus yang
menjadi semakin kecil. Hal ini sesuai dengan mengalir ke masing-masing baterai tidak sama,
hukum Puekert. Oleh karena itu pada proses terlihat bahwa baterai dengan nilai tegangan VOC
pengosongan maka pada algoritma penghitungan lebih rendah maka pada saat proses pengisiannya
SoC dengan metode coulomb counting harus arus yang mengalir ke baterai lebih besar, hal ini
menambahkan pangkat konstanta Peukert. menunjukkan bahwa baterai dengan tegangan
Sesuai hasil pengujian, dengan menerapkan VOC lebih rendah berarti baterai tersebut dalam
algoritma ini durasi pengosongan baterai kondisi lebih kosong, atau nilai SoC rendah. Ini
meningkat 20% namun dengan konsekuensi menunjukkan bahwa untuk menghitung nilai SoC
waktu pengisian meningkat lebih lama 20% pula. awal bisa ditentukan dengan besar nilai tegangan
Durasi pengisian yang lama karena sistem baterai.
membutuhkan waktu untuk menyeimbangkan Seiring dengan pemakaian baterai, semakin
SoC tiap baterai. banyak jumlah proses pengisian dan pengosongan
telah dilakukan maka performa baterai akan
Beban mengalami penurunan, besar SoC yang bisa
90
Beban 200W
80 disimpan baterai menjadi semakin kecil. Begitu
500W
70
juga dengan besar nilai hambatan dalam baterai
60
50 juga akan mengalami penurunan. Oleh karena itu
40
agar penghitungan SoC pada prototipe BMS harus
30
20 menggabungkan berbagai metode penghitungan
10 SoC, seperti metode pengukuran elektrolit –
0
SoC1 SoC2 SoC3 SoC4 specific gravity, pengukuran tegangan, coulomb
counting, dan hambatan dalam [3][8].
Gambar 12. SoC proses pengosongan dengan
beban yang berbeda Review Algoritma Penyeimbangan SoC
Review Metode Coulomb Counting Pada prototipe BMS ini, algoritma
Penggunaan metode coulomb counting ini penyeimbangan SoC hanya dilakukan pada proses
masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu pengisian. Dari hasil pengujian terlihat bahwa
pada saat penentuan SoC awal. Pada pengujian algoritma penyeimbangan SoC sudah berhasil.
prototipe ini, SoC awal ditentukan pada saat Pada saat proses pengisian, frekuensi
melakukan prosedur penggunaan baterai baru, switching kontaktor baterai cukup cepat. Oleh
setelah proses discharging selesai, yaitu baterai karena itu algoritma prototipe harus diperbaiki,
melalui inverter sudah tidak bisa mensuplai karena semakin cepat frekuensi switching, maka
beban, pada kondisi ini semua baterai dianggap kontaktor akan menjadi cepat rusak.
dalam kondisi kosong, sehingga SoC semua Perbaikan algoritma dilakukan dengan
baterai dianggap nol (0%). menggunakan metode hysteresis, yaitu

51
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 17 No. 1 Juni 2018 : 43 – 52

membedakan nilai limit untuk perintah ON dan in-depth analysis of battery-supercapacitor


OFF kontaktor. Selain itu, batasan nilai selisih powered electric vehicle,” E-Kancil 2013.
SoC tidak boleh terlalu kecil sehingga switching [3] Samolyk M. M., Sobczak J., “Thesis:
kontaktor tidak terlalu cepat. Waktu ON dan OFF Development of algorithm for estimating
satu kontaktor dengan kontaktor yang lain juga lead-acid battery state of charge and state of
harus diatur untuk menghindari restarting dari health,” Blekinge Institute of Technology,
konverter DC karena perpindahan tegangan dari 2013.
12 VDC ke 24 VDC. [4] Farre Lluis, et. al., “Design of a simpler
ampere-hourmeter application in state-of-
KESIMPULAN charge estimation in lead-acid batteries
Kajian metode penyeimbangan State of through a microcontroller,” International
Charge baterai Lead Acid pada prototipe Battery Journal of Energy Science (IJES) Volume 3
Management System telah dipresentasikan dalam Issue 2, April 2013.
makalah ilmiah ini melalui serangkaian [5] Gonzalez I., et. al., “Estimation of state-of-
perancangan perangkat keras, penerapan charge of gel lead-acid batteries and
algoritma penyeimbang SoC, dan evaluasi hasil application to the control of a stand-alone
pengujian. wind-solar test-bed with hydrogen support,”
Penerapan algoritma penyeimbang melalui International Journal of Hydrogen Energy
pengamatan SoC dengan menggunakan metode 37, 2012, p. 11090-11103.
coulomb counting memberi dampak durasi [6] Ikezawa K., Maruyama T., “Technologies for
pengosongan dan pengisian yang lebih lama, using batteries in energy management
namun tidak sampai mengganggu kinerja BMS itu systems,” Yokogawa Technical Report
sendiri. English Edition 2013 Vol.56 No.2
Algoritma penyeimbang SoC ini [7] Handayani N. A., Ariyanti D., “Potency of
memerlukan pengembangan lebih lanjut solar energy application in Indonesia,” Int.
utamanya untuk mempersingkat durasi pengisian Journal of Renewable Energy Development
dan mengurangi rugi-rugi akibat kontaktor yang 1 (2) 2012: 33 – 38.
sering on-off. [8] Hiesey R., “Some comments on “Peukert’s”
compensation – why we don’t use it, and
DAFTAR PUSTAKA
(incidentally) why we don’t use temperature
[1] Budiman A. H., dkk, “Kajian roadmap
to compensate the “amp hours” or “% full”
pengembangan energy storage untuk smart
displays,” Bogart Engineering, April 10th
grid system,” BPPT Press, Tangerang, 2013.
2011.
[2] Embrandiri Manoj, “Thesis submitted to the
University of Nottingham for the degree of
Doctor of Philosophy: Implementation and

52

Anda mungkin juga menyukai