Abstrak
Unjuk kerja aki kendaraan bermotor dipengaruhi oleh parameter kapasitas dan karakteristik pelepasan arus
besar. Persyaratan dan metode pengujianparameter kapasitas dan karakteristik pelepasan arus besarproduk aki
kendaraan kategori L terdapat pada SNI 4326:2013. Aki dinyatakan mempunyai kapasitas dan karakteristik
pelepasan arus besaryang baik bila nilai hasil pengujiannya lebih besar atau sama dengan nilai ambang
batasstandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja aki kendaraan bermotor tipe L yang beredar
di pasar. Sampel aki yang dipakai sebanyak 33 merek, yang terdiri dari 4 tipe aki. Pada setiap merek aki
digunakan sampel sebanyak 3 buah. Sampel ini diambil dari 20 kota di Indonesia secara acak. Peralatan uji yang
dipakai untuk pengujian kapasitas adalah Battery Life Cycle Tester, sedangkan untuk pengujian karakteristik
pelepasan arus besar digunakan peralatan uji Computer Controlled Reserve Capacity Tester dan Temperature
Shock Test Chambers. Dari hasil pengujian dan pengamatan disimpulkan bahwa 4 merek(12,12%) tidak lolos
ujikapasitas, 24 merek(72,72%) tidak lolos uji karakteristik pelepasan arus besar dan hanya 8 merek (24,24%)
yang memenuhi persyaratan sesuai SNI karena lolos uji kapasitas dan karakteristik pelepasan arus besar.
Kata kunci: unjuk kerja, aki kendaraan kategori L, Standar Nasional Indonesia (SNI)
Abstract
The performance of motor vehicle batteries is influenced by the capacity and the high-rate discharge
characteristic parameter. Requirements and testing methods of the capacity and high-rate discharge
characteristic parameter of L-category vehicle battery are found in SNI 4326: 2013. The battery is said to have
good capacity and high-rate current discharge characteristic if the test result value is greater or equal to the
threshold value stated on the standard. The purpose of this study is to determine the extent of the performance of
L-category vehicle battery in the market. The battery samples used are 33 brands, which consist of 4 battery
types. 3 samples are used for each battery brand. These samples were taken from 20 cities in Indonesia
randomly. The testing instrument used for capacity testing is the Battery Life Cycle Tester, while for high-rate
current discharge characteristic testing the instruments used are the Computer Controlled Reserve Capacity
Tester and Temperature Shock Test Chambers. From the results of testing and observations, it is concluded that
4 brands (12.12%) do not pass the capacity parameter test, 24 brands (72.72%) do not pass the test of high-rate
current discharge characteristic and only 8 brands (24.24%) that conform with SNI requirements because pass
the capacity and high-rate discharge characteristic testing.
Kata kunci: performance,L-category vehicle battery , Indonesian National Standard (SNI)
Durasi Standar
Durasi terukur
Keterangan
Tgegangan
Tegangan
A17 BX5 5,755 4,75 Lulus
Standar
terukur
Merek
Tipe
A18 TZ5S MF 3,9585 3,325 Lulus
A28 TZ5S MF 3,528 3,325 Lulus A6 BX5 9,54 2,42 9,3 1,5 Lulus
TZ5S
Berdasarkan data pada Tabel 2, terdapat 4 A10 MF 9,6 0,95 10,2 1,7 Gagal
merek aki yang tidak lulus pengujian parameter
TZ5S
kapasitas. Aki merk A30 mempunyai rasio
kapasitas terukur terhadap kapasitas tertera A11 MF 10,36 1,57 10,2 1,7 Gagal
yang paling kecil, sedangkan aki merk A3
TZ5S
mempunyai rasio kapasitas terukur terhadap
kapasitas tertera yang paling besar. Semakin
A12 MF 9,96 1,43 10,2 1,7 Gagal
besar rasio ini, maka akan semakin baik A13 BX5 8,76 1,08 9,3 1,5 Gagal
kapasitas dari sebuah aki dikarenakan nilai
kapasitas terukur semakin mendekati nilai TZ5S
kapasitas seharusnya. A14 MF 10,66 0,97 10,2 1,7 Gagal
Hasil pengujian karakteristik pelepasan
arus besar dapat dilihat pada Tabel 3. TZ5S
A15 MF 10,15 1,58 10,2 1,7 Gagal
TZ5S
A16 MF 10,2 1,33 10,2 1,7 Gagal
Tabel 3 Hasil pengujian karakteristik pelepasan
A17 BX5 9,5 1,33 9,3 1,5 Gagal
A31. Hal ini menandakan bahwa tegangan detik
kelima pada sampel ini jauh di bawah standar
TZ5S bila dibandingkan dengan sampel yang lain.
A18 MF 10,41 1,52 10,2 1,7 Gagal Sama halnya dengan rasio durasi terukur
dengan durasi standar, sampe A31 memiliki
TZ7S rasio yang paling rendah. Di samping itu, rasio
tegangan detik kelima terukur dengan tegangan
A19 MF 10,59 2,22 10,1 2,3 Gagal detik kelima standar terbesar ada pada sampel
A7.
TZ5S Reaksi yang terjadi saat pelepasan
A20 MF 10,12 1,67 10,2 1,7 Gagal muatan dan pengisian aki kembali pada
elektroda positif dan negatif adalah sebagai
TZ5S berikut:
A21 MF 9,78 1,3 10,2 1,7 Gagal
Elektrode positif: PbO2+H2SO4 >< PbSO4 + H2O +
TZ5S 1
O2
A22 MF 10,01 1,23 10,2 1,7 Gagal 2
TZ5S Elektrode negatif: Pb + H2SO4>< PbSO4 + H2
A23 MF 10,1 0,5 10,2 1,7 Gagal Reaksi di atas berlangsung dengan laju
yang rendah bila kemurnian timah dan H2SO4
A24 BX5 9 1,1 9,3 1,5 Gagal yang digunakan dalam sel mempunyai grade
yang tinggi. Selama proses discharge, aliran
TZ5S
elektron dihasilkan pada elektroda negatif, yang
A25 MF 10,18 1,8 10,2 1,7 Gagal mengalir melalui konduktor menuju elektroda
positif. Hal ini mengakibatkan kehilangan energi
A26 BX5 9,56 1,52 9,3 1,5 Lulus
listrik dari sel menuju pengguna eksternal. Hal
TZ5S sebaliknya terjadi saat charge, di mana dengan
adanya sumber daya eksternal, elektron
A27 MF 10,63 1,08 10,2 1,7 Gagal
dihasilkan melalui reaksi elektrokimia pada
TZ5S elektroda positif, mengalir melalui konduktor
menuju elektroda negatif [6]. Pada pengujian
A28 MF 10,31 1,37 10,2 1,7 Gagal
kapasitas dan karakteristik pelepasan arus
TZ5S besar, dilakukan pelepasan muatan (discharge)
A29 MF 9,83 0,55 10,2 1,7 Gagal sehingga reaksi yang terjadi adalah reaksi
seperti di atas.
A30 BX5 9,3 1,5 9,3 1,5 Lulus Karakteristik arus dari aki harus
ditingkatkan. Untuk tujuan ini, metode trialand
TZ5S error, biasanya berdasarkan eksperimen
A31 MF 6 0,07 10,2 1,7 Gagal pengujian, telah digunakan selama beberapa
tahun. Berbagai macam model matematika telah
TZ5S dikembangkan untuk memprediksi behavior dari
A32 MF 9,26 0,35 10,2 1,7 Gagal aki [7].
Pengujian kapasitas dan pengujian
BX5 karakteristik pelepasan arus besar termasuk
A33 MF 9,38 1,25 9,3 1,5 Gagal dalam pengujian performa aki. Hal ini erat
kaitannya dengan material yang digunakan
sebagai penyusun kompenen-komponen aki. Zat
Berdasarkan data dari Tabel 3, jumlah sampel karbon dapat ditambahkan pada plat negatif
yang tidak lolos uji parameter karakteristik untuk meningkatkan performa dari aki. Karbon
pelepasan arus besar 24 merek, jauh lebih mempunyai konduktivitas termal empat kali lipat
banyak daripada jumlah sampel yang tidak lolos daripada timah, sehingga keberadaannya dapat
pengujian parameter kapasitas. Rasio tegangan membantu distribusi panas pada material aktif
detik kelima terukur terhadap tegangan detik negatif. Karbon dapat menghalangi kristalisasi
kelima standar yang terkecil ada pada sampel PbSO4 sehingga dapat mempertahankan luas
5
permukaan untuk pelepasan arus [8]. kapasitas aki tidak memenuhi standar, aki akan
Penambahan material aktif polimer cepat rusak / menurun fungsinya dan akan
(seperti lignosulfonate) dapat memperpanjang memperbanyak jumlah sampah yang mencemari
waktu difusi dari Pb2+ sehingga dapat lingkungan hidup dan membahayakan kesehatan
menghalangi waktu pembentukan zat pembuat masyarakat bila tidak dilakukan tindakan daur
pasif lapisan PbSO4 sehingga meningkatkan ulang atau diolah dengan baik. Sementara itu,
kapasitas dari plat negatif, terutama pada karakteristik pelepasan arus besar sangat terkait
temperatur rendah, di mana PbSO4 mempunyai dengan faktor keselamatan masyarakat selaku
kelarutan rendah[6]. Hal ini penting dikarenakan penggunanya karena aki yang tidak memenuhi
pengujian pelepasan arus besar dilakukan pada standar dapat menyebabkan kendaraan
temperatur yang rendah. bermotor susah untuk di-starter atau dinyalakan.
Korosi juga merupakan faktor yang
mempengaruhi performa aki. Penggunaan grid 5. KESIMPULAN
ABS/Cu/Pb/SnO2 akan lebih baik karena
mempunyai laju korosi yang lebih rendah
dibandingkan dengan grid konvensional Berdasarkan hasil pengujian dan pengamatan
campuran Pb-Ca-Sn-Al [9]. disimpulkan bahwa 4 merek(12,12%) tidak lolos
ujikapasitas, 24 merek(72,72%) tidak lolos uji
Sifat dari PbO2 juga pada akhirnya karakteristik pelepasan arus besar dan hanya 8
memberikan efek pada performa baterai. merek (24,24%) yang memenuhi persyaratan
Pengalaman di dunia industri menunjukkan SNI karena lolos uji kapasitas dan karakteristik
bahwa parameter PbO2 memberikan efek lebih pelepasan arus besar. Persentase aki yang lulus
besar pada plat positif daripada plat negatif. Hal pengujian sesuai SNI sangat kecil sehingga
ini dikarenakan karena proses-proses yang perlu dilakukan pengawasan kualitas aki yang
terjadi selama pembentukan plat, terjadi proses beredar di pasar secara berkelanjutan oleh
metasomatic [6]. instansi terkait. Perlu dilakukan juga kajian untuk
Penelitian yang telah dilakukan untuk memberlakukan standar SNI 4326:2013 menjadi
meningkatkan unjuk kerja life cycleaki antara lain standar wajib agar kualitas aki yang beredar
dengan modifikasi material aktif pada elektroda dapat menjadi lebih baik, aman digunakan oleh
positif, seperti conductive additive, porous masyarakat dan tidak merusak lingkungan hidup.
additive, nucleating additive, dan binder additive Pabrik aki juga harus memperhatikan segi
[10].Selain itu dapat juga dilakukan material dan proses pembuatan aki kendaraan
jugapenambahan material aktif pada pelat bermotor, agar unjuk kerja aki yang dihasilkan
negatif (NAM) [11], penambahan Discrete memenuhi standar yang dijadikan acuan
Carbon Nanotubes (dCNT) pada kedua pengujian.
elektroda aki [12] dan acid-spray treatment [13].
Semua material yang digunakan pada aki masih UCAPAN TERIMAKASIH
bisa diperbaiki untuk meningkatkan kualitas dan
hasil [14]. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Untuk menjaga kualitas aki kendaraan Kepala Balai Besar Bahan dan Barang Teknik,
kategori L yang beredar di Indonesia, perlu Kepala Bidang Standardisasi, Kepala Seksi
dilakukan pengawasan pasar dengan Pengujian, Koordinator Laboratorium Listrik, dan
pengambilan sampel secara berkala. Sampel- para staf Laboratorium Listrik yang telah
sampel tersebut kemudian diuji di laboratorium membantu penelitian ini.
pengujian untuk mengetahui unjuk kerjanya.
Melihat data hasil pengujian pada penelitian ini
dan pentingnya peran komponen penyimpan DAFTAR PUSTAKA
energi dalam dunia otomotif, perlu dilakukan
kajian untuk perubahan kategori SNI dari aki Sequeira, C.A.C., Pedro, M.R., & Autosil, A.A.S.,
kendaraan tipe L dari sukarela menjadi wajib. (2007). Lead-Acid Battery Storage.
Sebagian atau keseluruhan persyaratan Ciência & Tecnologia dos Materiais, 19(1-
dan atau parameter SNI dapat diberlakukan 2), pp. 59–65.
secara wajib apabila terkait dengan May, Geoffrey J., & Davidson, Alistair., &
keselamatan, keamanan, dan kesehatan Monahov, Boris., (2018). Lead batteries
masyarakat selaku penggunanya atau for utility energy storage: A review. Journal
pelestarian fungsi lingkungan hidup [15]. of Energy Storage, 15, pp. 145-157.
Kapasitas aki sangat erat kaitannya dengan Ioannou, S., & Dalamagkidis, K., & Stefanakos,
pelestarian fungsi lingkungan hidup karena jika E. K., et al., (2016). Runtime, capacity and
discharge current relationship for lead acid lead-acid battery production and
and lithium batteries. 24th Mediterranean performance. Journal of Power Sources,
Conference on Control and Automation, 88(1), pp. 130-147.
MED 2016, 2, pp. 46-53. Kwiecien, M., & Schröer, P., & Kuipers, M., et al.
Moseley, P. T., & Rand, D. A.J., (2004). (2017). Current research topics for lead-
Changes in the demands on automotive acid batteries. Lead-Acid Batteries for
batteries require changes in battery Future Automobiles, pp. 133-146.
design. Journal of Power Sources, 133(1), Badan Standardisasi Nasional, (2011). Peraturan
pp. 104-109. Kepala Badan Standardisasi Nasional
Badan Standardisasi Nasional. (2013). SNI Nomor 1 tahun 2011 tentang Pedoman
4326: 2013 - Aki untuk kendaraan Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun
bermotor kategori L. Jakarta. 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan
Pavlov, Detchko. (2017). Invention and Standar Nasional Indonesia Secara Wajib.
Development of the Lead–Acid Battery., &
Fundamentals of Lead–Acid Batteries., et
al. Lead-Acid Batteries: Science and
Technology, pp. 3-519.
Esfahanian, Vahid., & Ansari, Amir Babak., &
Bahramian, Hassan., et al. (2014). Design
parameter study on the performance of
lead-acid batteries. Journal of Mechanical
Science and Technology, 28(6), pp. 2221-
2229.
Moseley, Patrick T., & Rand, David A.J., &
Peters, Ken. (2015). Enhancing the
performance of lead-acid batteries with
carbon - In pursuit of an understanding.
Journal of Power Sources, 295, pp. 268-
274.
Hariprakash, B., & Mane, A. U., & Martha, S. K.,
et al. (2004). A Low-Cost, High Energy-
Density Lead/Acid Battery.
Electrochemical and Solid-State Letters,
7(3), pp. A66.
Hao, Huanhuan., & Chen, Kailun., & Liu, Hao. Et
al. (2018). A review of the positive
electrode additives in lead-acid batteries.
International Journal of Electrochemical
Science, 13(3), pp. 2329-2340.
Flores, Laura., & López de Lara, Gabriela., &
García-Esparza, Salvador. (2011).
Construction and Characterization of Lead
Acid Negative Active Material+Carbon
Paste Electrodes. ECS Transactions,
36(1), 29-35.
Sugumaran, Nanjan., & Everill, Paul., &
Swogger, Steven W. et al. (2015). Lead
acid battery performance and cycle life
increased through addition of discrete
carbon nanotubes to both electrodes.
Journal of Power Sources, 279, pp. 281-
293.
Lambert, D. W.H., & Manders, J. E., & Nelson,
R. F. (2000). Strategies for enhancing