Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNOLOGI TEKHNOSCIENTIA

Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

ISSN: 1979-8415

PERAMALAN KAPASITAS BATERAI PADA KENDARAAN


LISTRIK DENGAN METODA COULOMETRI
1

Bambang Sri Kaloko

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Jember

Masuk: 16 April 2009 2009, revisi masuk : 21 Juli 2009, diterima: 25 Juli 2009
ABSTRACT
This article proposes a new coulometric approach to calculate the state of charge
of a lead acid battery in electric vehicles. The main existing state of charge algorithms
have two major defects: a state of charge definition not adapted to electric vehicle applications and the nonoptimal use of static performance of the accumulator to estimate its
state under dynamic stresses. In order to improve these two weaknesses, we propose a
new coulometric algorithm linked to the performance of the electric vehicle and where the
ampere hours virtually discharged are obtained by applying statistical equivalence
coefficients to the real current profile. The evaluation of this new algorithm on real discharges reveals a significant improvement with less than 5% errors in all cases studied.
Keywords: state of charge, coulometry, electric vehicle
INTISARI
Artikel ini memperkenalkan suatu pendekatan coulometri untuk menghitung kapasitas muatan suatu baterai asam (Pb), digunakan kendaraan listrik. Algoritma yang sudah ada dalam penentuan kapasitas muatan suatu baterai memiliki dua kekurangan, yaitu pertama tidak adaptif untuk digunakan pada kendaraan listrik dan kedua tidak optimal
bila digunakan dengan beban yang dinamis. Untuk memperbaiki dua kekurangan tersebut maka metode coulometri digunakan untuk menentukan kapasitas baterai/Ah dengan
menerapkan persamaan statistik. Evaluasi terhadap algoritma baru ini memberikan perbaikan dengan tingkat ke-salahan tidak kurang dari 5%.
Kata kunci: kapasitas muatan, coulometri, kendaraan listrik
digunakan untuk kendaraan listrik harus
memiliki karakteristik listrik dan karakteristik kerja. Karakteristik listrik meliputi
kapasitas baterai, arus baterai/laju discharge, pengisian state of charge, pemakaian baterai ini, efisiensi, daya dan
energi suatu baterai (Dhameja, 2002).
Penelitian tentang kendaraan listrik diperlukan seiring dengan tingginya
harga minyak dunia, isu pemanasan global dan pencemaran udara. Disamping
itu diperlukan juga pengaturan energi untuk menjalankan kendaraan listrik. Model
matematis baterai asam Pb telah dibangun untuk menentukan rugi internal baterai, kapasitas baterai/Ah dan tegangan.
Model menggunakan komponen nonlinier
dengan menggunakan bahasa pemrograman BASIC. Model ini cukup akurat me-

PENDAHULUAN
Kendaraan listrik membutuh-kan
suatu energi listrik yang memiliki dimensi
tidak besar, dapat dipindah tempat, dapat
diisi ulang dan dapat didaur ulang. Berbagai jenis sumber energi listrik ini dikembangkan untuk menjalankan kendaraan listrik, tetapi namun baterai masih
sangat populer untuk kendaraan jenis ini.
Baterai yang digunakan untuk kendaraan
listrik harus memiliki daya tinggi, energi
besar, kapasitas muatan ini besar, memiliki masa pakai yang panjang, memiliki
masa kerja yang panjang dan dapat didaurulang serta harga yang tidak terlalu
tinggi. Sampai saat ini baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik memiliki
usia kerja yang pendek dan harganya
masih tinggi (Husein, 2003). Baterai yang
1
b_srikaloko@yahoo.com
21

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

ISSN: 1979-8415

Elektrolitt, yaitu laruta


an kimia yang berfungsi untuk mengha
antarkan ion antara elektrrode positif dan negatif,
Separato
or/pemisah berfungsi untuk
mengiso
olasi secara elektrik elek
ktrode
positif da
an negatif.
Dallam beberap
pa desain baterai
b
jarak fisik antar elektrrode membe
erikan
isolasi elekttrik, sehingga tidak diperrlukan
pemisah. Ketika
K
sel b
baterai disis
sipkan
dalam rangkaian yang lengkap mak
ka muatan elektro
on mengalir di sekitar ra
angkaian. Muatan
n elektron yyang mengalir dalam rangkaian eksterna
al ini menimb
bulkan
arus listrik.. Sedang dalam sel muatan
m
mengalir da
alam bentuk ion dari satu
u elektrode ke ele
ektrode lainn
nya. Elektrod
de positif menerrima elektron dari rang
gkaian
eksternal in
ni saat mele
epas energi listrik.
Elektron-ele
ektron ini sellanjutnya bereaksi
dengan bah
han aktif elekktrode positiff disebut sebagai reaksi redu
uksi. Reaksi dilanjutkan alira
an muatan m
menuju elek
ktrode
negatif me
elalui larutan
n elektrolit. Pada
elektrode negatif
n
terjad
di reaksi ok
ksidasi
antara baha
an aktif elekktrode negatiif dengan muata
an yang men
ngalir melalu
ui larutan elektrolit, mengakibatkan terja
adinya
kelebihan elektron
e
yang
g selanjutnya
a akan
diberikan ke
e rangkaian e
eksternal.

nentukan performa
p
batterai untuk kondisi
k
temperaturr yang berva
ariasi, arus pengisian/charge
e dan arus pemakaian bervariasi (Salam
meh, et al, 1992). Kelem
mahan
dari modell ini adalah suatu konse
entrasi
elektrolit diianggap kon
nstan sehingg
ga belum bisa menggambark
m
kan baterai secara
s
utuh.
Me
etode Coulo
ometry meru
upakan
suatu cara untuk menentukan jumla
ah muatan yang ada pada baterai.
b
Meto
ode ini
dapat digu
unakan untukk menentuka
an pengisian batterai ini yang digunakan
n pada
mobil listrikk (Caumont, et al, 2000; Bagotsky, 20
006). Metode
e coulometrry memungkinka
an untuk men
nentukan kap
pasitas
baterai/Ah berdasarkan
n konsentrassi elektrolit yang ada pada baterai.
b
Meto
ode ini
memiliki kelebihan ya
aitu dapat menenm
tukan peng
gisian batera
ai pada mobil listrik
dan juga dapat
d
menge
estimasi kap
pasitas
muatan ba
aterai bila diberi
d
beban dinamis. Algoriitma ini mem
miliki kesalah
han tidak kurang
g dari 5% terh
hadap nilai aktual.
a
Nilai energi, effisiensi dan pengisian batera
ai sangat pen
nting untuk kendak
raan listrik. Suatu pend
dekatan mod
del reaksi elektrrokimia digu
unakan untuk menentukan besarnya
b
pen
ngisian baterai pada kendara
aan listrik. Metode
M
ini mengum
reaksi
kur pengisiian baterai berdasarkan
b
elektrode, rugi-rugi inte
ernal dan ko
onsentrasi elektrolit dalam baterai (Ying,, et al,
2008). Pem
modelan ma
atematis ini baterai
b
berdasarka
an proses fisika
f
kimia pada
elektrode dan elektrolit telah dib
bangun
(Ledovskikh, et al, 200
03). Model mensim
mulasikan besarnya te
egangan, te
ekanan
gas dan te
emperatur baterai
b
selam
ma bekerja. Mod
del didasarka
an pada pen
ngaruh
termodinam
mika, kinetika
a dan prosess difusi
dalam bate
erai.
Baterai terdiri dari
d satu atau
u lebih
sel elektrokkimia. Sel ele
ektrokimia in
ni suatu bentuk baterai deng
gan terhubung secara seri atau
a
paralel sesuai
s
dengan kebu-tuhan. Satu sel ba
aterai berisi empat
komponen dasar ditunjjukkan pada Gambar 1 yaitu::
Elektrod
de positif yan
ng menerima
a elektron da
ari rangkaian
n eksternal ketika
sel bate
erai melepas energi listrikk,
Elektrod
de negatif yang
y
memb
berikan
elektron
n ke rangkaia
an eksternal ketika
sel bate
erai melepas energi listrikk.

bar 1. Sel tun


nggal bateraii
Gamb
elektro
okimia.
Perrlu untuk diin
ngat bahwa dalam
d
sistem tertu
utup masing
g-masing ele
ektron
yang dihasilkan dalam reaksi oksid
dasi di
elektroda negatif
n
ini akkan diikuti de
engan
konsumsi elektron
e
disissi elektrode positif
melalui reaksi reduksi. Proses akan
n berlanjut pada
a bahan akktif sampai reaksi
menjadi lam
mbat, sehingga baterai tidak
mampu lagii menyediaka
an elektron.

22

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

Baterai asam Pb banyakk digunakan sebagai media penyimpan energi


elektrokimia. Banyak penelitian te
entang
baterai jenis ini, namun pokok perrmasalahan yang
g ada pada baterai ini masih
belum terja
awab. Hal ini yang menja
adi permasalahan
n dalam pabrikasi batera
ai jenis
ini karena sulitnya memahami
m
k
kondisi
spesifik ya
ang ada. Batterai jenis in
ni telah
digunakan sejak lama,, namun perrmasalahan mendasar yang menjadi lan
ndasan
dalam men
nentukan performa baterrai belum terpeccahkan. Perfo
orma batera
ai akan
diketahui dengan
d
baikk jika dioperrasikan
dalam kon
ndisi statis (arus
(
dan tempet
rature konsstan), padaha
al pengguna
aan baterai untuk kendaraa
an listrik membum
tuhkan kon
ndisi yang be
ervariasi (Cau
umont,
et al, 2000)).
Mo
obil listrik um
mumnya me
enggunakan batterai sebaga
ai sumber energi
utamanya (Larminie,
(
20
003). Namun
n baterai pada mobil
m
listrik memiliki
m
kelem
mahan
yaitu kapa
asitas muata
an (Ah) yan
ng terbatas sehin
ngga perlu dilakukan pen
ngisian
kembali. Baterai
B
juga mempunyai masa
pakai yan
ng terbatas ketika dila
akukan
pengisian yang
y
berulang-ulang ata
au jika
diberi beb
ban dinamis yang bervvariasi.
Perlu dilakukan pengatturan pembe
ebanan
agar batera
ai tidak bekerja keras.
Un
ntuk menerap
pkan baterai pada
kendaraan listrik, perlu
u diketahui bagaimana kara
akteristik bate
erai yang akkan dipakai. Ada
a dua karakte
eristik utama
a baterai yaitu karakteristik
k
listrik dan karakteristik kerrja. Karakterristik listrik baterai
b
meliputi teg
gangan sum
mber baterai, kapasitas baterrai (Ah), be
esarnya dayya dan
energi sua
atu baterai. Karakteristikk kerja
baterai unttuk menentukkan lama pe
emakaian bateraii. Untuk me
enganalisis permap
salahan te
ersebut perlu
u digunakan suatu
pendekatan
n. Pendekattan ini dipe
erlukan
untuk men
ndapatkan data-data
d
te
entang
baterai yan
ng akan digu
unakan untuk kendaraan listtrik. Pendeka
atan yang dipakai
d
adalah pendekatan model
m
dan pendep
katan eksp
perimen. Pem
modelan dila
akukan
dengan me
embuat mod
del ini persa
amaan
rangkaian listrik dan analisis
a
mode
el. Sedangkan eksperimen
e
dilakukan dengan
d
mengukur kerapatan larutan ele
ektrolit,
mengukur tegangan ba
aterai dan mengum

ISSN: 1979-8415

kur impedansi baterai (N


Nugues, 199
96 dan
Smimite, 19
997).
Pen
nelitian tenttang penggu
unaan
ba-terai pad
da kendaraa
an listrik tela
ah banyak dilakukan. Baterai dimodelkan menjadi dua ra
angkaian listrrik yang berrbeda,
satu rangka
aian merepre
esentasikan kapasitas baterrai dan rang
gkaian yang
g lain
merepresen
ntasikan karrakteristik tra
ansien
dan tahanan internal ba
aterai sepertii pada
Gambar 2 (Knauff, Sin
ngh et al, 2007).
2
Hasil simulasi model te
esbed batera
ai terhadap data
a eksperimen
n mempunya
ai tingkat kesalah
han sebesar 0,19%. Mod
del ini
cukup bagu
us untuk m
memodelkan suatu
baterai, nam
mun tidak ad
daptif terhada
ap perubahan su
uhu/tempera
atur dan ko
onsentrasi elektro
olit.

Gambar 2.
2 Model Rangkaian Bate
erai
(Singh et a
al, 2007).
Mod
del baterai juga dikem
mbangkan dari persamaan
p
B
Butler-Volme
er dengan meng
gukur termin
nal output ba
aterai.
Model ini cocok
c
untuk mengestima
asi tegangan dan
n arus batera
ai, tetapi me
emi-liki
kelemahan karena batterai harus dalam
d
0% ~ 80%(Yun, et
kondisi terissi antara 60
al, 2004).
Sim
mulator untukk menentuka
an optimasi peng
gisian muata
an baterai dibuat
d
dengan me
enggunakan metode Eule
er dan
Peukerts maka
m
dapat ditentukan besarb
nya tegang
gan dan aruss baterai (Le
ee, et
al, 2001). Baterai
B
dibagi dalam dua mode
yaitu mode pengisian m
muatan dan mode
pemakaian energi. Sed
dangkan cara
a menentukan pengi-sian
p
muatan batera
ai dan
lama pema
akaian batera
ai telah diba
angun
dengan menggunakan
m
n metode logika
fuzzy (Wang dan Singh
h, 2001). Model ini
cukup efekktif untuk ba
aterai asam yang
memiliki kerugian kapassitas baterai karena pengaruh temperatur yang renda
ah, rugi internal yang
y
tinggi, b
berkurangnya
a jumlah elektrod
de dan pem
mbentukan sulfasi
s
pada elektro
oda karena rreaksi kimia de-

23

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

ngan laruta
an asam sulffat. Sedangkkan implementasi logika fuzzzy untuk menenm
tukan peng
gisian muatan baterai dan
n lama
pemakaian
n baterai jug
ga telah dila
akukan
(Singh dan Reisner, 2001). Pe
engembangkan lo
ogika fuzzy dengan
d
meto
ode coulometri untuk
u
mene
entukan pen
ngisian
muatan baterai juga te
elah dikemba
angkan
(Gaddam, et al, 2000).. Input yang diukur
dalam ekssperimen, adalah
a
temp
peratur
dan arus pemakaian.
p
Outputnya adalah
a
efisiensi pe
emakaian. Estimasi
E
pen
ngisian
muatan ba
aterai untukk Scooters listrik
dengan metode
m
fuzzyy neural network
telah dikem
mbangkan. Estimasi ini digunakan untu
uk menentukkan jumlah energi
yang dibutuhkan oleh scooters. Ke
elemahan metod
de ini adala
ah belum adaptif
a
untuk temp
peratur yang
g bervariasi (Lee,
Shiah dan Wang, 200
07). Penelitia
an lain
tentang estimasi pengisian muatan
n baterai pada baterai
b
asam
m Pb denga
an metode coulo
ometri dan radial basiss function. Model ini lebih ad
daptif terhada
ap perubahan te
emperatur pa
ada baterai (S
Sauradip, et al, 2001).
2
Mo
odel matema
atis untuk melakum
kan estima
asi pengisian
n muatan pada baterai telah juga
j
dikemba
angkan (Chia
asson,
et al, 2005
5). Persama
aan matema
atis dikembangka
an dari mod
del Thevenin
n baterai, untuk mendapatka
an respon dinamis
ini seperti Gambar
G
3.

ISSN: 1979-8415

kapasitor internal, Vb: tegangan


n terminal).
dV

p
: dt = V p R C + Voc R C I b C , V p Voc
d
d

dV p
dt

= V p

1
1
1
+ Voc
Ib
C
Rc C
Rc C

, V p > Voc

(1)

...

(2)

dan

Ib =

V pV oc
Rb

Mod
del pemaka
aian baterai asam
Pb dengan membagi b
beban secara
a bertingkat tela
ah dibangun oleh Igor Papic,
P
2006. Mod
del disimulassikan ini de
engan
menggunakkan teknik b
besaran arus discharge kon
nstan. Keleb
bihan energi listrik
disimpan kedalam
k
bate
erai ketika beban
b
rendah, dan mengemb
balikan energ
gi tersebut ke beban
b
apabila kebutuha
an beban sangat tinggi. Meto
ode ini diken
nal dengan nama
a battery ene
ergy storage
e system (BESS
S). Model ini dapat digunakan
untuk mera
amal daya yang diperrlukan
oleh beban
n, tetapi memiliki kekura
angan
yaitu tidak dapat
d
diguna
akan untuk kondisi
k
temperatur yang bervarriasi.
Prin
nsip kerja b
baterai berd
dasarkan reaksi redoks,
r
yang
g terdiri dari reaksi
oksidasi da
an reduksi. Reaksi ok
ksidasi
adalah reakksi yang meliibatkan pelep
pasan
elektron ole
eh suatu zat,, sedangkan reaksi reduksi adalah
a
reakssi yang melib
batkan
pengikatan elektron oleh suatu zat.
Ato
om timbal pa
ada anoda ketika
di-reaksikan
n pada laru
utan asam sulfat
H2SO4 akan
n melepaska
an elektronny
ya (e )
dan menim
mbulkan ion ttimbal (Pb2+). Reaksi oksida--si pada sisi anode adala
ah :
(3)
Pb ( s ) + SO
O 42 ( aq ) PbSO
P
+
2
e
4
Elektron (e ) bermuatan
n negatip da
an ion
2
timbal (Pb2+
) bermuata
an positip. Pada
kondisi stan
ndar (25oC, 1 atm), pottensial
di anoda dengan
d
reakksi seperti persap
maan (3) adalah -0,31 volt. Pada katode
k
gikatan elekttron oleh ion
n Pb4+
terjadi peng
2+
menjadi ion
n Pb . Reakksi dengan la
arutan
asam sulfatt H2SO4 seba
agai berikut:
PbO 2 + 4 H + + SO 42 + 2e PbSO 4 + 2 H 2 O .. (4)

Gamba
ar 3. Model dinamis
d
baterai
(Chiasson
n, et al, 2005).
Persamaan dinamis dari model
baterai tah
hap charging
g dan disch
harging
adalah den
ngan: (Rc: tahanan cha
arging,
Rd: tahanan dischargin
ng, Ib: Arus baterai,
b
C: kapa-ssitas polarissasi bateraii, Voc:
tegangan open circu
uit, VC: teg
gangan

24

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

Wel = G = - e.F.E
Esel ...........

Po
otensial redu
uksi standarr yang
dihasilkan pada katod
de dengan reaksi
seperti perrsamaan (4)) adalah 1,7
7 volt.
Potensial sel
s (Esel) me
erupakan bed
da potensial yan
ng terjadi antara
a
katode dan
anode. Apabila anode dan katode
e dihubungkan dengan sebuah penghantar listrik, maka akan
a
mengalir elektron (e
e ) dari
anode ke katode,
k
sehin
ngga mengallir arus
listrik dari katode
k
ke an
node. Oleh karena
k
itu kutub positif
p
terjadi pada katod
de dan
kutub nega
atif terjadi pa
ada anode. Besarnya beda poten-sial
p
un
ntuk satu sel baterai asam Pb adalah:

(6)

F = konsta
anta Faraday (96485 C/mol),
C
Esel = tegan
ngan sel ideal (V), Perub
bahan
energi beba
as Gibbs diberikan oleh
h persamaan:
G = H - TS ................. (7)
ubahan entha
alpy (J/mol), S =
H = peru
perubahan entropy (-163,25 J/mol K), T
= temperattur (K).
Besar H pada operasi sttandar
dengan tem
mperatur 25oC dan tekanan 1
atm dengan
n hasil reakssi berupa airr adalah -285,8 kJ/mol. Perb
bedaan antara H
T.S, yaitu pengap
dan G menghasilkan T
t
balik. Perbedaan terseruh panas timbal
but merepre
esentasikan panas yang muncul disekelliling ketika proses be
erlangsung timba
al balik, yang
g berarti kea
adaan
berlangsung
g dalam ko
ondisi setim
mbang.
Jika T.S positif,
p
prosess elektrokimia memerlukan energi,
e
ditan
ndai dengan suasana lingkkungan yang dingin. T.S
S berharga nega
atif, bila pro
oses elektro
okimia
membebaskkan energi, ditandai sua
asana
lingkungan yang panas..
Perrsamaan kessetimbangan tegangan sel E0(V) adalah:

Esel = Ekattoda Eanoda


= 1,7 (0,31) = 2,01 volt

Gambar 4. Prinsip kerja


a baterai asa
am
Pb (Husein, 2003).
Elektron (e
e ) yang me
engalir ke katode
k
melalui pen
nghantar aka
an membenttuk ion
Pb2+, ion ini bereaksi dengan laru
utan asam sulfatt membentuk molekul PbSO
P
4
dan membe
entuk air (H2O).
Prinsip dasar baterai
b
adala
ah sebuah reakssi kimia antara elektrode negatif dan ele
ektroda possitif dengan suatu
larutan elekktrolit:
Pb + PbO2 + 2 H 2 SO4 2 PbSO 4 + 2 H 2 O

ISSN: 1979-8415

E0 =

(8)
n.F

dengan n: jumlah muatan elektron yang


dihasilkan; F: konstantta Faraday, sama
dengan 96
6485 As/eq
quiv.; n.F berarti
b
jumlah mua
atan listrik hasil reaksi elektrokimia1.F=
=26,802h/e
equiv;2.F=53
3,604
h /equiv);; n.F.U0 e-nergi listrik yang
timbul (kJ). Model Shepherd merup
pakan
model bate
erai yang pa
aling sering digunakan untu
uk mengana
alisa baterai, menguraikan tentang perrilaku elektro
okimia
baterai. Mo
odel ini dig
gunakan berrsama
dengan perrsamaan Pe
eukert untuk mendapatkan tegangan
t
ba
aterai dan pengip
sian muatan
n baterai:

(5)

Baterai akan memberikan energi lis-trik


selama kedua elektrod
de masih memiliki
m
beda poten
nsial. Setelah kedua ele
ektrode
tidak lagi memiliki
m
bed
da potensial maka
dikatakan baterai tersebut kosong
g atau
tidak berm
muatan. Untu
uk itu perlu dilakud
kan prose
es pengisian
n baterai dengan
d
memberika
an arus listtrik agar be
erlangsung reakssi redoks kem
mbali.
Ussaha listrik maksimum (Wel)
suatu baterai yang berroperasi pada temperatur da
an tekanan konstan dib
berikan
oleh perub
bahan energii bebas Gibb
bs dari
suatu reakssi kimia, yaitu:

VT = E 0 R I I

KI
1 f

....................

(9)
dengan VT tegangan terminal baterai
b
(volt), E0 tegangan
t
ra
angkaian te
erbuka
ketika baterai diisi penuh (volt), RI ham-

25

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

batan internal baterai (o


ohm), KI ham
mbatan
polarisasi (ohm),
(
I arus sesaat (amp
pere).

f =

I
dt
Q0

.............

ISSN: 1979-8415

tu pengisian
n (detik).
Den
ngan mema
asukkan pers
samaan (10) dan
n (11) ke dala
am persamaan (9)
dan dengan
n memasukkkan tegangan
n jatuh
pada saat baterai bekerja maka mengm
hasilkan pe
ersamaan te
egangan kelluaran
(Vout) per-se
elnya sebaga
ai berikut:

(10)

dengan f adalah
a
ampere jam yan
ng terkumpul dib
bagi dengan kapasitas baterai
b
penuh (Q0).
)
Ru
ugi tegangan polarisasi a-dalah
a
rugi-rugi yang
y
diakiba
atkan oleh reaksi
kimia yang
g terjadi pada
a elektrode. Besar
rugi tegang
gan polarisassi dapat dica
ari dari
persamaan
n (9) dan perrsamaan (10
0) berikut:
Q
(11)
.......
VP = K
Q - it
i
dimana :
K: konstanta polarisasii, Q: kapasittas baterai (Ah), i: arus beban (A), t: lama
a wak-

Vt = E 0 K

Q
+ Aee Bit iRint ... (12)
Q it

dengan A dan
d B adalah suatu konsttanta.
Mod
del tegangan keluaran berbeb
ban dalam bentuk blo
ok diagram dibuat
d
berdasarkan persamaan (12), seperti pada Gambarr 5. Model ini diperlukan untuk
mengetahui tegangan keluaran baterai
b
terhadap pe
erubahan aru
us beban.

Ga
ambar 5. Model baterai pada
p
kendara
aan listrik.
Mo
odel baterai pada gamb
bar
5 menjelasskan perform
ma baterai ke
etika baterai sedang diissi muatan dan
ketika bate
erai sedang
g memberikan
muatan/ene
ergi ke beba
an. Dari kedua
fase itu ma
aka model dibuat
d
menja
adi
dua mode yaitu mode kapasitas bab
terai/State of Charge dan
d
mode beb
sarnya muatan yang dilepaskan/St
d
tate of discha
arge.
Sta
ate of Charg
ge adalah beb
sarnya kap
pasitas baterrai pada sua
atu
waktu t terrtentu. Arus yang menga
alir
merupakan
n perubahan
n muatan per
p
satuan wakktu.

dSSoCT = dqq ........... (13)

SoCT (t ) = QT i ( )d ............ (14)


0

State of discharge
e adalah bes
sarnya
muatan
m
yang telah dikeluarkan dari baterai
b
pa
ada waktu tertentu. Perrsamaan ma
atematis
s state of disscharge dipe
eroleh dari kappak
sitas maksimum baterai dikurangi de
engan
ka
apasitas bate
erai pada wa
aktu tertentu.
t

S T (t ) = q = i ( )d
SoD
0

S T (t ) = QT SoCT (t )
SoD
PEMBAHASA
AN

26

.. (15)

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

Sim
mulasi mode
el ini telah dilakukan men
nggunakan data (Kiehn
ne,
2003).
H
Hasil
simu
ulasi
dengan
menggunakan Si-muliink dijelaskan
pada Gamb
bar 6.

ISSN: 1979-8415

sa
ar tegangan keluaran batterai men-jad
di :
Vbaterai = n . Vt

.................... (17)
(

Tegangan cutt off

simulasi

linearisasi

6 Tegangan sel baterai vs


v
Gambar 6.
konsentrassi larutan.
Ha
asil simulasi program MA
ATLAB/SIMUL
LINK terhad
dap tegangan
satu sel ba
aterai asam H2SO4 berkissar
antara nila
ai 1,7 volt sa
ampai 2,1 volt
v
dengan ko
onsentrasi la
arutan sebessar
1wt%(1g/cm
m3) - 50wt% (1,4g/cm3). Linearisasi te
egangan sell baterai seccara praktis ditentukan
d
m
menurut
perssamaan(16) (Kiehne,
(
200
03):

w
Gambar 7.. Tegangan baterai vs waktu
ke
etika baterai bekerja
Model diatas
d
dipero
oleh dari enam buah
h sel elektro
okimia jenis Pb yang tersusun
se
ecara seri.

V sel=konssentrasi larutan+0,84 ..(16)


Pendekatan linear pad
da konsentra
asi
tersebut memberikan
m
nilai tegangan
satu sel baterai
b
asam
m Pb sebessar
1,84volt untuk
u
konse
entrasi larutan
1g/cm3 ~ 2,24volt
2
untu
uk konsentra
asi
larutan 1,4g/cm3. Penyyimpangan mom
del Matlab
b/SIMULINK terhadap mom
del linear rata-rata se
ebesar 3,63
3%
(kurang dari 5%).
Ga
ambar 7 me
enjelaskan tet
gangan ba
aterai asam Pb ketika ses
dang bekerja dengan simulasi
s
terh
hadap enam sel elektrod
de menghassilkan tegang
gan maksimu
um 12 volt dan
tegangan cut
c off 9,6 volt.
v
Tegangan
cut off ada
alah tegangan baterai dimana bate
erai sudah tid
dak boleh la
agi
dibebani. Tegangan
T
b
baterai
send
diri
tergantung dari banyaknya sel ele
ektrokimia ya
ang tersusun
n secara se
eri.
Dengan n sel elektrokiimia maka beb

w
Gambar 8.. Tegangan baterai vs waktu
ke
etika baterai diisi.
Gamb
bar 8 men
njelaskan te
entang
te
egangan baterai asam P
Pb saat dilakukan
pe
engisian muatan. Dari ssimulasi mod
del tega
angan baterai asam Pb diperlukan waktu
pe
engisian sela
ama 10900 d
detik dengan
n arus
pe
engisian 0,45
5 ampere un
ntuk mendap
patkan
te
egangan bate
erai sebesar 12 volt dan kapasitas 5 Ah.
Gamb
bar 9 menje
elaskan pengujian
ba
aterai asam Pb 12 volt, 5 Ah denga
an beba
an R 1,1 ohm
m, memberikkan nilai tega
angan
ba
aterai sebessar 12,5 vollt sampai 10 volt
sa
aat cut off. Waktu
W
menca
apai cut off adalah
a
70
069 detik.

27

JURNAL TEKNOLOG
T
GI TEKHN
NOSCIENTIA
A
Vol. 2 No.. 1 Agustuss 2009

simulas

ekksperimen

Gambar 9. Tegan
ngan baterai
vs wakttu.
LAN
KESIMPUL
Kapasitas bate
erai ini sang
gat
penting ba
agi kendaraa
an listrik. Niilai
kapasitas ini dapat ditentukan
d
dari
besarnya muatan
m
suatu
u baterai. Niilai
kapasitas muatan
m
dapa
at didekati dari
dua perhittungan. Perrtama dengan
menentuka
an integrasi terhadap arrus
konstan ya
ang digunakkan untuk mem
ngisi baterrai sampai diperoleh sua
atu
tegangan nominal
n
bate
erai. Kedua ded
ngan metoda coulomettri yaitu pene
entuan kapassitas batera
ai berdasarkan
jumlah mua
atan yang ada
a
pada batterai. Hasil simulasi
s
deng
gan MATLAB
B/Simulink te
erhadap datta eksperimen
memberika
an nilai yang mendekati ded
ngan kesalahan tidak le
ebih dari 5%.

DAFTAR PUSTAKA
P
Caumont, O, Le Moign
ne, P, Romb
baut, Muneret, X.,
X Lenain, P.,
P
Energy Gauge for Lead-Accid
Batteries in Ele
ectric Vehicle
es,
IEE
EE Transacttions on Ene
ergy Conversion, Vol 15, No
o3.
September2000
0, pp.354-36
60.
Chiasson, J, Vairamohan, B, Estim
mating
g the state of
o charge off a
batttery, IEEE Transactio
ons
on Control Syystem Techn
nolog
gy, Volume 13, Issue 3,
Ma
ay 2005, pp.4
465-470.
Dhameja, S., 2002, Electric
E
Vehiccle
Battery Systems, Newne
es,
United Stated.

ISSN: 1979-8415

Gaddam,
G
V. R,
R Wang, X.Q
Q., Arey, S., Yang,
Z.J. and
a Singh, P
P, Fuzzy Log
gic Based In
nternal and E
External SOC
C Meters for
fo Li/SO2 C
Cells, 2000, www.
ece.viillanova.edu//~singh/PAPER/IE
SOCL
Li.pdf.
Husain, I., 20
003, Electricc and Hybriid Vehicless Design Fun
ndamentals, PertaP
ma, CRC
C
Press, U
United Stated
d.
Kiehne, A, 2003, Battery T
Technology Handbook, Second Edition, Marcell Dekker, NY.
N
Knauff, M., McLaughlin,
M
JJ., Dafis, C., Niebur, P.,
P Singh, P.., Kwatny, Nw
wankpa, C.., Simulink M
Model of a LitthiumIon Battery
B
for th
the Hybrid Power
P
System Testbed, 2007, www.p
power
.ece.d
drexel /Stude
ents/Knauff .p
pdf
Kunzli, N., Pu
ublic-Health IImpact of Ou
utdoor
and Traffic-Relate
T
ed Air Pollutiion: A
Europ
pean Assessm
ment, The La
ancet,
Vol. 356,
3
Septemb
ber 2000, pp
p. 795801.
La
arminie, J, Lowry, J, 2003, Electric Vehicle
V
Techn
nology Expla
ai-ned, John Wiley
& Son
n, USA.
Le
ee, W, Sunw
woo, M, Vehiicle Electric Power
P
Simullator for Optim
mizing the Electric
E
Charg
ging System, International Journal of Automo
otive Technology,
Vol. 2, No. 4, 2001
1, pp. 157-164.
Le
ee,D.T., Shia
ah, S.J., Lee
e, C.M. and Wang,
W
Y.C., State of Cha
arge Estimatiion for
Electrric Scooterss by Using Lears, IEEE Tra
ning Mec-hanism
M
ansactions on
o Vehicularr Technology
y, Vol.
56, No
o.2, March 2
2007, pp. 544
4-556.
Le
ew, F., 2004, Reducing O
Oil Cons-sum
mption
ombinning Three
in Trransport: Co
Appro
oaches, Officce of Energy
y Efficiencyy, Technolog
gy and R&D Internation
n Energy Age
ency.
Nugues, S., Mesure de ltat de charge
c
e cordune batterie parrcou lomtrie
rige par impda
ancemtrie, Thse
T
de doctorrat, Octo
obre 1996, IN
NPG.
Papic, I., Sim
mulation Mod
del for Discha
arging
a Lea
ad Acid Batttery Energy
y Storage System
S
for L
Load Leveling
g, IEEE Transactions
T
on Energy Conversio
on, Vol 21, N
No. 2, JUNE 2006,
pp. 60
08-615.
Patterson, P., 2002, Qua
antifying the
e Fuel
Use and
a GHG Re
educ-tion Potential
of EV
Vs and HEV
Vs, Available
e April

28

JURNAL TEKNOLOGI TEKHNOSCIENTIA


Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

26 , 2002:http://www.ott.doe.
gov pdfs/evsl7.pdf
Sauradip, M.S., Sinha, K., Muthukumar, K., Estimation of State
of Charge of Lead Acid Battery using Radial Basis Function, IECON'O1:The 27th Annual Conference of the IEEE
Industrial Electronics Society,
2001, pp.131-136.
Singh, P., Reisner, D.E., Development of Fuzzy Logic Based
Lead Acid Battery Management Techniques with Applications to 42V Systems, www.ece.villanova.edu/~singh/P
APER/DMT42v.pdf.

ISSN: 1979-8415

Smimite, H., Etude du comportement et


gestion dune batterie au plomb
recombinaison quipant un vehicule lectrique,Thse de doctorat, November 1997, Universit de Montpellier.
Wang, X., Singh, P., Preliminary Design of
a Smart Battery Controller for SLI
Batteries, 2001, www.ece.vill.edu/
singh/PAPER/PDSBCSLI.pdf.
Yun, H.S., Lee, J.H., B.H. Cho, Modeling
of 36V Lead Acid Battery for the
42V Automotive System Simulation , 2004, www. pearlx. snu.ac.kr/ Publication/ icpe 0407.pdf.

29

Anda mungkin juga menyukai