Anda di halaman 1dari 14

MODUL VIII

JUDUL : DIFUSI ATOM DALAM PADATAN


BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Proses difusi merupakan salah satu proses yang sangat penting untuk
dipahami mekanismenya. Proses ini memainkan peran yang sangat penting
untuk banyak aplikasi proses rekayasa material seperti proses perlakuan panas,
proses pengerasan presipitasi, proses aging, proses sinter, proses oksidasi.
Proses creep dan proses-proses perubahan fasa lainnya. Dengan kata lain
sangat banyak proses pada lgam dan paduan melibatkan proses difusi atom
sebagai suatu mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya perubahan sifat
pada logam
Difusi dalam padatan adalah proses transfer atom dari komponen
paduan yang berbeda yang menghasilkan perubahan komposisi dari beberapa
daerah mikrostrukutr dari paduan logam.
b. Ruang Lingkup
Adapun materi secara keseluruhan yang akan diberikan kepada mahasiswa
adalah sebagai berikut :
1. Laju reaksi padatan
2. Difusi dalam padatan
3. Mekanisme difusi
4. Steady state difusi
5. Unsteady state difusi
c. Kaitan Modul
Modul ini berisi pemahaman dasar tentang difusi dalam padatan yang juga
mempunyai kaitan erat dengan konsep terbentuknya larutan padat yang
menjadi pendukung dalam memahami logam murni dan paduan logam. Modul
ini adalah kelanjutan dari modul-modul sebelumnya..
d. Sasaran Pembelajaran Modul
1. Dapat mendeskripsikan proses difusi dalam padatan.
2. Dapat menjelaskan tentang laju reaksi padatan dan hubungannya
dengan proses difusi dalam padatan.

83
3. Dapat menjelaskan mekansime difusi dalam padatan dan jenis-jenis
difusi dalam padatan
4. Menjelaskan tentang steady state difusi dan unstady state difusi serta
perbedaannya.
5. Dapat melakukan perhitungan dengan baik terhadap soal-soal yang
diberikan.

84
BAB II
PEMBELAJARAN

DIFUSI ATOM DALAM PADATAN

Laju Reaksi Padatan

Dalam banyak proses produksi material perhatian utama banyak ditujukan


pada laju dimana atom-atom bergerak dalam keadaan padatan. Dalam banyak proses
yang berlangsung dalam keadaan padat, reaksi penyusunan atom berlangsung secara
spontan. Atom-atom harus memiliki energi yang memadai untuk mengatasi level
energi aktivasi. Jumlah energi yang dibutuhkan disebut energi aktivasi AE* yang
diukur dalam joule / mol atau kalori/mol. Gambar berikut meperlihatkan energi
aktivasi yang dibutuhkan untuk aktifitas termal dalam reaksi liqui-solid.

Energy

Activation
Energy
ΔE

Er
Energy realese
Reactant due to reaction

Ep
Product

Reaction Coordinate

Gambar ilustrasi energi dari keadaan awal (unreacted state) ke keadaan akhir (reacted
state).
Atom yang melewati level energi Er (energy of reactants) + AE* (activation
energy) akan memiliki energi yang memadai untuk berlangsungnya rekasi secara
spontan untuk mencapai keadaan akhir yang setimbang. Reaksi yang terjadi pada
gambar diats disebut reaksi exotermik karena mengindikasikan adanya energi yang
diberikan dalam proses reaksinya.

85
Dalam setiap temperatur hanya sebagian molekul atau atom yang memiliki
energi yang cukup untuk mencapai level energi aktivasi. Dengan makin naiknya
temperatur maka akan semakin banyak molekul atau atom yang dapat mencapai level
energi aktivasi. Boltzman mempelajari pengaruh temperatur terhadap peningkatan
energi molekul dari fasa gas, dengan berdasarkan analisis statistik Boltzman
memperlihatkan bahwa kemungkinan menemukan molekul atau atom pada level
energi AE* lebih besar dibandingkan pada energi rata-rata E dari molekul atau atom
pada temperatur tertentu yang dirumuskannya sebagai berikut :
Probabilitas αe-(E*-E)/kT
Dimana k : konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/atom K.
Jumlah/fraksi molekul atau atom dalam sebuah sistem yang memiliki energi
yang lebih besar dari E* dari sistem dimana E* lebih besar dari energi rata-rata
sistem E dapat dinyatakan dalam persamaan :
n
= C.e − E*/ kT
Ntotal
Dimana
n = jumlah atom atau molekul denganenergi yang lebih besar dari E*
Ntotal = jumlah total atom atau molekul dalam sistem
K = konstanta Boltzman
T = Temperatur (kelvin)
C = Sebuah konstanta.

Jumlah kekosongan (vacancies) pada keadaan kesetimbangan pada temperatur


tertentu dalm kisi kristal logam dapat pula dinyatkan dengan persamaan yang
memiliki hubungan dengan persamaan diatas yaitu :
nv
= C.e − Ev / kT
N
Dimana :
N = Jumlah atom total dalam tiap meter kubik logam
Ev = Energi aktivasi untuk pembentukan kekosongan, eV
T = temperatur absolut, K
K = Konstanta Boltzman = 8,62 x 10-5 eV/K.
C = konstanta.

86
Contoh

Hitunglah jumlah kekosongan yang hadir dalam kondisi kesetimbangan pada 1 m3


logam tembaga murni pada suhu 500oC. Bila diasumsikan energi pembentukan
kekosongan dalam logam tembaga murni sebesar 0,90 eV dan nilai C = 1
Jawab :
nv
= C.e − Ev / kT
N
Pertama-tama tetntukan N (jumlah atom tembaga / m3)
No. ρ Cu
N=
Massa atom Cu
Dimana No = Bilangan avogadro dan ρ Cu = densitas atom Cu = 8,96 Mg/M3 ; massa
atom Cu = 63,54
6,02 x 10 −23 atom 8,96 x10 6 gram
N= x
63.54 gram m3
= 8,49 x 10 28 atom/m3
Sehingga
nv = N.C .e − Ev / kT

⎧ 0,90 eV ⎫
= (8,49 x 1028) exp ⎨− -5 ⎬
⎩ 8,62 x 10 eV/K(773K) ⎭
= (8,49 x 1028) ( e -13,5) = (8,49 x 1028) (1,37 x 10-6)
= 1,2 x 10 23 kekosongan/m3

Arheniuss menemukan persamaan yang serupa dengan persamaan Boltzman


tentang energi dari molekul dalam gas akibat pengaruh temperatur dalam sebuah
reaksi kimia adalah :
Laju reaksi = C .e − Q / RT
Dimana
Q = energi aktivasi, J/mol atau cal/mol
R = Konstanta gas ; 8,314 J/mol.K atau 1,987 kal/mol.K
T = Temperatur K
C = konstanta

Persamaan Boltzman dan persamaa Arrhenius keduanya menyatakan laju


reaksi sejumlah atom atau molekul yang memiliki energi aktivasi E* atau yang lebih

87
tinggi. Persamaan Arrhenius sering digunakan untuk menganalisa secara eksperimen
data dari laju keadaan padat.
Persamaan Arrhenius biasanya ditulis kembali :
Ln laju reaksi = ln Konstanta – Q/RT

Difusi dalam Padatan

Difusi dapat diartikan sebagai laju migrasi atom dari sebuah material dari
kondisi yang tidak setimbang bergerak menuju kekeadaan kesetimbangan. Atom-
atom dalam gas, cairan dan padatan bergerak konstan dan bermigrasi sepanjang
periode waktu. Dalam keadaan gas atom bergerak lebih cepat dari keadaan cair atau
padat. Akan tetapi dalam padatan atom dapat bergerak akibat vibrasi.
Difusi atom dalam padatan menjadi sangat penting sejak kebanyakan reaksi
padatan melibatkan pergerakan atom. Contoh dari reaksi keadaan padat adalah
presipitasi fasa kedua dari larutan padat serta nukleasi dan pertumbuhan butir-butir
baru dalam proses rekristalisasi yang dapat dijumpai dalam proses rol panas. Contoh
lainnya adalah proses pengerasan pada permukaan melalui karburisasi, nitridisasi dan
sebagainya.

Mekanisme Difusi

Terdapat dua jenis mekanisme difusi atom dalam kisi kristal yaitu :
1. Mekanisme kekosongan dan mekanisme subtitusi
2. Mekanisme intertisi.

88
Mekanisme kekosongan atau mekanisme subtitusi.

Atom dapat bergerak dalam kristal dari lokasi kisi ke lokasi kisi yang lain
apabila tersedia cukup energi yang biasanya diperoleh dari vibrasi termal dari atom-
atom dan jika terdapat kekosongan-kekosongan atau cacat kristal lainnya didalam
logam dimana ataom dapat bergerak. Cacat kekosongan dalam logam adlah
merupakan cacat yang dapat hadir dalam kondisi kesetimbangan dan dapat
menyebabkan difusi subtitusional dari atom-atom. Dengan semakin meningkatnya
temperatur maka semakin banyak pula konsentrasi kekosongan dan makin banyak
pula energi termal yang tersedia sehingga laju difusi semakin meningkat.
Energi aktivasi yang dibutuhkan agar terjadi self-diffusion adalah sama
dengan jumlah energi aktivasi untuk pembentukan kekosongan dan enrgi aktivasi
untuk menggerakkan kekosongan. Tabel dibawah ini memperlihatkan daftar energi
aktifasi untuk self-diffusion dari beberapa bahan logam.
Tabel 2 Harga Energi Aktivasi untuk Self-Diffusion untuk beberapa logam

Struktur Rentang Energi Aktivasi


Metal Titik lebur
kristal temperatur kJ/mol Kcal/mol
Zinc 419 HCP 240-418 91,6 21,9
Aluminium 660 FCFC 400-610 165 39,5
Copper 1083 FCC 700-990 196 46,9
Nickel 1452 FCC 900-1200 293 70,1
Iron 1530 BCC 808-884 240 57,5
Molybdenum 2600 BCC 2155-2540 460 110

Logam dengan titik leleh yang tinggi juga memiliki energi aktivasi yang tinggi
pula. Hubungan ini disebabkan oleh energi ikat yang lebih tinggi yang dimiliki oleh
bahan dengan titik leleh yang tinggi.
Difusi juga dapat terjadi melalui mekanisme kekosongan dalam larutan
padat. Perbedaan ukuran atomik dan perbedaan energi ikatan anatar atom dapat
mempengaruhi laju difusi.
Mekanisme Difusi Intertisi
Difusi intertisi dalam kristal terjadi ketika atom-atom bergerak dari satu lokasi
intrtisi ke lokasi intertisi terdekat lainnya tanpa menyebabkan perubahan jarak antar
atom lainnya dalam kristal. Untuk mekanisme difusi intertisi faktor ukuran atom

89
difusi harus jauh lebih kecil dibanding dengan matriks atom. Atom-atom yang
berukuran kecil seperti hidrogen, oksigen, nitrogen dna carbon dapat berdifusi dengan
cara intertisi dalam struktur kristal logam. Sebagai contoh karbon dapat bergerak
dalam kisi besi BCC dan FCC.
Steady State Difusi
Difusi atom larut terjadi dalam arah x diantara dua bidang atom yang
dipisahkan dengan jarak x dan kita asumsikan bahwa selama rentang waktu
konsentrasi atom pada bidang 1 adalah C1 dan bidang 2 adalah C2 dan tidak terjadi
perubahan konsentrasi pada atom-atom larut pada bidang tersebut selama rentang
waktu maka difusi tersebut adalah difusi steady state.
Difusi dapat ditentukan dengan melakukan analsisi kimia berdasarkan
pelebaran antar muka kedua logam sebagai fungsi waktu. Sering sijumpai dalam
paduan difusi selalu terjadi sedemikian rupa hingga menghasilkan adanya aliran atom
terlarut sesuai dengan perbedaan konsentrasi. Jadi apabila sebuah batang paduan
dengan gradien konsentrasi dipanaskan selama beberapa jam pada temperatur dimana
terjadi migrasi atomik dengan cepat misalnya disekitar titik leleh paduan, atom
terlarut akan mengalami distribusi ulang sehingga komposisi dalam paduan menjadi
homogen. Meskipun atom bergerak secara acak lebih banyak atom bergerak sesuai
gradien konsentrasi daripada yang bergerak berlawanan. Fakta ini dijadikan dasar
hukum difusi Fick yaitu
J = - D ( ∂C/∂x )
Dimana :
J = flux atau atau aliran atom-atom (jumlah atom/m2.s)
D = difusivitas (m2/s)
dc/dx = gradien konsentrasi
tanda negatif berarti difusi berlangsung dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Persamaan diatas disebut hukum pertama difusi Fick dan menyatakan kondisi difusi
steady state.
Disini jumlah atom yang berdifusi pe satuan waktu melalui satuan luas pada
satuan gradien konsentrasi disebut difusifitas atau koefisien difusi D, satuannya
adalah cm2/s dan sangat bergantung pada konsetrasi dan temperatur paduan. Berikut
tabel harga difusivitas dari beberapa jenis logam

90
Tabel

Nilai difusivitas bergantung pada banyak faktor, beberapa faktor yang penting adalah:
1. Jenis mekanisme difusi yang terjadi
2. Tempertur pada saat terjadinya difusi
3. Jenis struktur kristal yang berkaitan dengan faktor tumpukan
atom pada masing-masing jenis struktur kristal.
4. Jenis cacat kristal yang mungkin ada, sebagai contoh difusi
lebih mudah terjadi pada daerah-daerah batas butir.
5. Perbedaan konsentrasi dari paduan.
Non Steady State Difusi.
Steady state difusi dengan kondisi tidak terjadi perubahan terhadap waktu
adalah jenis difusi yang jarang terjadi dalam rekayasa logam. Dalam kebanyakan
kasus yang terjadi adalah jenis difusi non steady state dimana nilai konsentrasi dari
atom larut pada setiap titik pada logam berubah berdasarkan waktu. Sebagai contoh
difusi atom carbon pada permukaan sebuah crankshaft untuk pengerasan permukaan
dimana konsentrasi atom karbon dibawah permukaan crankshaft mengalami
perubahan terhadap waktu selama proses difusi berlangsung.
Untuk kasus non steady state berlaku hukum difusi fick II yaitu :
∂C/∂t=D(∂2C/∂x2)

91
Atau :
Cs − Cx ⎛ x ⎞
= erf ⎜⎜ ⎟⎟
Cs − Co ⎝ 2 D.t ⎠
Dimana :
Cs = Konsentrasi atom / elemen gas pada permukaan yang akan berdifusi
Co = Konsentrasi awal dari atom / elemen dari paduan
Cx = Konsentrasi atom / elemen pada jarak x dari permukaan pada waktu t.
x = jarak dari permukaan
D = difusivitas
t = waktu
erf = Fungsi eror

Tabel Fungsi Eror

Contoh
Sebuah roda gigi dari bahan baja AISI 1020 mengalami proses karburisasi pada suhu
927oC . Hitunglah waktu dalam menit untuk meningkatkan kadar karbon hingga 0,40
% pada 0,5 mm dibawah permukaan, bila diketahui kadar karbon pada permukaan
sebanyak 90% dan baja AISI 1020 memiliki kadar karbon 0,2 %
D927 = 1,28 x 10-11 m2/s
Jawab;
Cs − Cx ⎛ x ⎞
= erf ⎜⎜ ⎟⎟
Cs − Co ⎝ 2 D.t ⎠
Dimana :
Cs = 0,90 % ; x = 0,5 mm = 5,0 x 10-4 m

92
Co = 0,20 %
Cx = 0,40 %

0,90 − 0,40 ⎛ 5,0 x 10 -4 m ⎞


= erf ⎜ ⎟
0,90 − 0,20 ⎜ 2 1,28 x 10 - 11 m 2 /s. t ⎟
⎝ ⎠

0,50 ⎛ 69,88 ⎞
= erf ⎜⎜ ⎟⎟ = 0,7143
0,70 ⎝ t ⎠
69,88
Z=
t
erf Z = 0,7143

Dari table fungsi eror diperoleh nilai Z dari erf = 0,7143 dengan menginterpolasikan
Erf Z Z
0,7112 0,75
0,7143 X
0,7421 0,80

0,7143 − 0,7112 x - 0,75


=
0,7421 − 0,7112 0,80 - 0,75
x - 0,75 = ( 0,1003). ( 0,05)
x = 0,755
sehingga :
69,88
Z= = 0,755
t
69,88
t = = 92,6
0,755
t = 8567 s = 143 menit
Contoh 2
Seperti pada contoh diatas roda gigi dari baja AISI 1020 di karburisasi pada suhu
927oC, hitunglah kandungan karbon pada jarak 0,50 mm dibawah permukaan setelah
mengalami proses karburisasi selama 5 jam. Asumsikan kadar karbon pada
permukaan 0,90 % dan baja memiliki kadar karbon 0,20 %.
Jawab
D927 = 1,28 x 10-11 m2/s

93
Cs − Cx ⎛ x ⎞
= erf ⎜⎜ ⎟⎟
Cs − Co ⎝ 2 D.t ⎠
Cs = 0,90 % ; x = 0,5 mm = 5,0 x 10-4 m
Co = 0,20 %
Cx = ? ; t = 5 jam = 5 jam x 3600 detik/jam = 1,8 x 104 detik

0,90 − Cx ⎛ 5,0 x 10 -4 m ⎞
= erf ⎜ ⎟
0,90 − 0,20 ⎜ 2 1,28 x 10 - 11 m 2 /s. (1,8 x 10 4 s) ⎟
⎝ ⎠

0,90 − Cx
= erf 0,521
0,70
Dari table fungsi eror diperoleh nilai Z dari erf = 0,521 dengan
menginterpolasikannya diperoleh
Erf Z Z
0,500 0,5205
0,521 X
0,550 0,5633

0,521 − 0,500 x - 0,5205


=
0,550 − 0,500 0,5633 - 0,5205
x - 0,5205
0,420 =
0,0428
x - 0,5205 = (0,42) . (0,0428)
x = 0,538
Sehingga diperoleh :
0,90 − Cx
= 0,538
0,70
Cx = 0,90 – (0,70).(0,538)
= 0,52 %
Dari dua contoh diatas bahwa dari 2,4 jam hingga 5 jam proses karburisasi,
peningkatan kadar karbon dari 0,40 % meningkat hingga hanya 0,52 %.

94
Soal Latihan
1. Jelaskan proses difusi atom dalam padatan !
2. Jelaskan hubungan antara laju reaksi dalam padatan dengan proses difusi yang
terjadi.
3. Sebutkan dan jelaskan berbagai mekanisme difusi dalam padatan
4. Jelaskan mengapa proses difusi begitu penting untuk keperluan rekayasa
logam
5. Jelaskan perbedaan antara steady state difusi dan nonsteady state difusi
6. Tuliskan persamaan dari jumlah kekosongan yang dapat hadir pada kondisi
kesetimbangan pada suatu temperature tertentu dan jelaskan tiap parameternya
7. Hitunglah konsentrasi kekosongan per meter kubik dalam kesetimbangan dari
magnesium murni pada 450oC. Asumsikan bila energi pembentukan
kekosongan untuk magnesium murni adalah 0,89 eV.
8. Tuliskan persamaan Arrhenius dalam bentuk eksponensial dan dalam bentuk
logarima.
9. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laju difusi dalam padatan.
10. Sebuah roda gigi terbuat dari Baja AISI 1018 mengalami karburisasi pada
suhu
927oC, hitunglah awktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kadar karbon
sebesar 0,025 % berat pada kedalaman 0,030 in dibawah permukaan. Jika
diketahui Kadar karbon apda permukaan 1,20 % berat dan D927 = 1,28 x 10-11
m2/s
11. Sebuah poros dari baja AISI 1022 di karburisasi pada suhu 927oC , hitunglah
kadar karbon pada jarak 0,030 in dibawah permukaan setelah mengalami
proses karburisasi selama 3 jam, bila kadar karbon pada permukaan sebesar
1,00 % berat da D927 = 1,28 x 10-11 m2/s

95
BAB III
PENUTUP
Modul VIII ini membahas tentang proses difusi yang merupakan salah satu
proses yang sangat penting untuk dipahami mekanismenya oleh mahasiswa. Proses ini
memainkan peran yang sangat penting untuk banyak aplikasi proses rekayasa material
seperti proses perlakuan panas, proses pengerasan presipitasi, proses aging, proses
sinter, proses oksidasi. Proses creep dan proses-proses perubahan fasa lainnya.
Dengan kata lain sangat banyak proses pada lgam dan paduan melibatkan proses
difusi atom sebagai suatu mekanisme yang dapat menjelaskan terjadinya perubahan
sifat pada logam

96

Anda mungkin juga menyukai