Anda di halaman 1dari 42

Laporas Kasus

DIARE AKUT
Pembimbing : dr. Abdurahman Erman, Sp.A
Oleh : Tasya Sabrina Chairunisa
Identitas Pasien

Nama : An. HA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 9 bulan
Alamat : Sukawarna, Cianjur
Agama : Islam
Anak ke : 1 dari 1 bersaudara
Nama ayah : Tn. AS
Tanggal dan Jam MRS : 20 November 2017, 20.40 WIB
Nomor RM : 811***
Anamnesis
Alloanamnesis, 20 November 2017

Keluhan Utama
BAB cair sejak 3 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
BAB >5 kali dalam sehari sejak 3 hari SMRS, konsistensi cair, warna kuning
kecoklatan, dengan ampas berwarna kuning. Sekali BAB kira-kira sebanyak ¼
gelas air mineral. Tidak ada darah, lendir, dan tidak berbau busuk. Ibu pasien
mengeluhkan demam sejak 1 hari SMRS. Muntah sejak 3 hari yang lalu, lebih
dari 5 kali. Muntah cair, terdapat sedikit ampas makanan, tidak menyembur,
tidak berwarna hijau, tidak ada bercak darah, volume muntah sekitar ¼ gelas
air mineral. BAK normal, tetapi jadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan
sebelum sakit. Pasien nampak rewel dan malas makan minum. Orang tua
pasien menyangkal pasien makan dan minum sembarangan. Ibu pasien tidak
mengetahui berat badan sebelum sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat
kejang demam, asma, dan TB disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang mengeluh sama seperti ini.

Riwayat Pengobatan
Saat SMRS pasien diberikan obat penurun panas. Demam turun, tetapi naik
lagi. Orang tua pasien menyangkal pasien sedang mengkonsumsi obat jangka
panjang.
Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada alergi makanan, cuaca, dan obat.

Riwayat Psikososial
Pasien tinggal di rumah bersama ayah dan ibu nya. Kondisi lingkungan rumah
padat ramai penduduk, jarak antar rumah berdekatan, dan lingkungan
kurang bersih. Sumber air bersih dari PAM, terdapat jamban, dan sumber air
minum dari air isi ulang. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan di salah satu
perusahaan swasta. Ibu pasien tidak bekerja.
Kesan : secara umum kondisi di dalam rumah sudah baik, namun kondisi
lingkungan di sekitar rumah masih perlu diperhatikan karena padat
penduduk dan kurang bersih.
Riwayat Kehamilan Ibu
Merupakan kehamilan dan kelahiran pertama dengan usia melahirkan 25 tahun.
Se-lama hamil ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu.
Riwayat kecelakaan, demam tinggi, bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai
sakit kepala atau kejang, batuk lama, keputihan, dan ruam pada kulit semua
disangkal. Konsumsi obat-obatan dan jamu, merokok, mengonsumsi alkohol
selama kehamilan disangkal. Ibu pasien tidak memiliki riwayat diabetes melitus
dan hipertensi. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter.
Kesan : tidak terdapat penyulit selama kehamilan dan ibu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan.

Riwayat Persalinan
Lahir normal (spontan pervaginam) di Bidan Praktek Swasta, ditolong oleh
bidan, lahir pada usia kehamilan 38 minggu (cukup bulan), menangis spontan,
tidak ada cacat, warna kulit tidak kuning. BBL : 2900 gram. PBL : 47 cm.
Riwayat Pemberian Makan

Sebelum sakit anak mengkonsumsi ASI dan bubur saring yang dimasak
sendiri oleh ibunya, ditambah dengan susu formula standar merk SGM.
0 - 6 bulan : ASI
6 - 8 bulan : ASI + Buah (pisang dan papaya kerok) + susu formula (3-4
botol/hari) + bubur saring (2 kali/hari)
8 - 9 bulan : ASI + Buah (pisang dan papaya kerok) + susu formula (3-4
botol/hari) + bubur saring (2 kali/hari) + biscuit

Kesan : Jenis makanan sudah sesuai kemampuan anak, dan komposisinya


cukup untuk menunjang gizi baik anak.
Riwayat Imunisasi

BCG : 1x, umur 2 bulan


DPT : 3x, umur 2, 4, 6 bulan
Polio : 3x, umur 2, 4, 6 bulan
Campak : -
Hepatitis B : 3x, saat lahir, umur 2, 6 bulan

Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap.


Pemeriksaan Fisik
Status Present

• Keadaan umum : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : Compos mentis

• Nadi : 120 x/menit, reguler, isi cukup

• Respirasi : 30 x/menit

• Suhu : 38.0 ºC
Antropometri dan Status Gizi

Antropometri

• Berat Badan : 8 kg

• Tinggi Badan : 70 cm

• Lingkar Kepala : 46 cm

Status Gizi

• BB/U : 8 / 9.4 x 100 % = 85.1 % ( Gizi Baik )

• PB/U : 70 / 74 x 100 % = 95 % ( Normal )

• Kesan : Gizi Baik


Kelainan Mukosa Kulit/Subkutan yang Menyeluruh

Pucat : (-)

Sianosis : (-)

Ikterus : (-)

Perdarahan : (-)

Oedem umum : (-)

Turgor : Menurun
Kepala

• Bentuk : Bulat, simetris, normocephal

• UUB : tidak cekung

• Rambut : Hitam kecoklatan, lurus, tidak mudah dicabut

• Kulit : Tidak ada kelainan

• Mata : Kelopak mata sedikit cekung, konjungtiva anemis, sklera


tidak ikterik, kornea jernih, refleks cahaya (+/+), air mata (+)

• Telinga : Bentuk normal (normotia), simetris, serumen (-/-)

• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping


hidung (-), sekret (-)

• Mulut : Mukosa bibir kering, sianosis (-), faring tidak hiperemis


Leher

Bentuk : Simetris

KGB : Tidak membesar

Kaku kuduk : (-)

Thoraks

- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi sela iga (-)


Paru

  ANTERIOR POSTERIOR

  KIRI KANAN KIRI KANAN


Inspeksi Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan
simetris simetris simetris simetris

Palpasi Vocal fremitus Vocal fremitus Vocal fremitus Vocal fremitus


teraba teraba teraba teraba

Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor


Auskultasi Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Ronkhi (-) Ronkhi (-) Ronkhi (-) Ronkhi (-)
Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-)
Jantung

• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

• Perkusi : Tidak dilakukan

• Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

• Inspeksi : Cembung (buncit, pot belly), simetris

• Palpasi : Turgor menurun.

• Perkusi : Timpani.

• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.


Inguinal dan Perianal

• Anus : Tidak ada cacat bawaan.

• Pembesaran KGB inguinal : -/-

Ekstremitas

• Superior : Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)

• Inferior : Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Laju Endap Darah 22 mm/1 jam 0-15
Hemoglobin 11.3 g/dl 13.8-17.0
Leukosit 8.200/µl 4.5-10.8
Hematokrit 31.1% 40.0-54.0
Trombosit 348.000/µl 185.000-402.000
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Warna Kuning  
Konsistensi Lunak  
Darah Neg Negatif
Lendir Neg Negatif
Pus Neg Negatif
Busa Neg Negatif
Leukosit/lob 0-2  
Eritrosit/lob 1-2  
Bakteri Pos/1  
Epithel Neg Negatif
Lemak Neg Negatif
Jamur Neg Negatif
Telur cacing Neg Negatif
Parasit Neg Negatif
pH 7.0  
Glukosa Neg Negatif
Gram Neg Negatif
Spora Neg Negatif
RESUME
I. Anamnesis

• Seorang anak laki-laki, umur 9 bulan, BB 8 kg, datang dengan keluhan

mencret sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk RS.

• Frekuensi per hari lebih dari 5x, jumlah tiap mencret  ¼ gelas air mineral

berupa cairan dengan sedikit ampas kuning kecoklatan.

• Keluhan mencret disertai demam dan muntah. Muntah sejak 3 hari

bercampur ampas makanan >5 kali sebanyak ¼ gelas air mineral

• BAK lebih sedikit bila dibandingkan masih sehat, anak terlihat rewel.
II. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Nadi : 120 x/menit, regular, isi lemah.
• Respirasi : 32 x/menit
• Suhu : 38.0 ºC
• BB : 8 kg
• Status gizi : Baik
• UUB : Tidak cekung
• Mata : Sedikit cekung, air mata (+)
• Mulut : Bibir kering
• Abdomen : Cembung, Turgor menurun, Bising usus (+) meningkat.
• Ekstremitas : Akral dingin
III. Laboratorium

LED meningkat

Hb menurun

Hematokrit menurun

Feces : bakteri (+)

IV. Diagnosis Kerja

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang

V. Diagnosa Banding

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang ec Bacterial Inf.

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang ec Intoleransi Laktosa

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan Sedang ec Viral Inf.


VI. Penatalaksanaan
• Ringer Laktat 200 mL x 8 kg = 1600 mL/kgBB/hari
Medikamentosa
• Parasetamol 3 x 0.8 g
• Lactacid Acid Bacterial
• Probiotik
• Zinc 1 x 20 mg
• Ondansetron injeksi
0.1 mg x 8 kg = 0.8 mg x 1 bolus intravena jika muntah

Nutrisi

Berikan susu yang biasa diberikan saat sehat/mengganti dengan produk susu yang
mengandung rendah lactosa atau free lactose, atau bisa diganti dengan susu dari
protein nabati seperti susu soya dan jaga kebersihan (sanitasi dan higienitas).
VII. Anjuran Pemeriksaan

Pemeriksaan elektrolit

VII. Prognosa

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam


FOLLOW UP
Tanggal S O A P
20-11- BAB >10x T: 38,1 ˚ C Diare akut - Infus KA-EN 3B
2017 kosistensi cair, HR: 124x/menit dengan 800 ml/24 jam
lendir (-), darah RR: 28x menit dehidrasi ringan - Lactacid Acid
(-), muntah (-), Turgor kulit sedang. Bacterial
demam (+) anak normal, kelopak - Probiotik
masih sulit mata tidak - PCT drip 65mg
makan. cekung, bibir - Zink 1 x 20 mg
masih kering.
21-11-2017 BAB sudah mulai Suhu : 37.9˚ C Diare akut tanpa - Infus KA-EN 3B
berkurang 4 kali Nadi : 120 x/m dehidrasi. 800 ml/24 jam
sehari, muntah RR : 24 x/m - Lactacid Acid
(-), demam (+) Turgor kulit Bacterial
normal. Mata - Probiotik
tidak cekung. - Zink 1 x 20 mg
Mukosa bibir
tidak kering.

22-11-2017 BAB 2 kali, Suhu : 37.0˚ C Diare akut tanpa - Pasien boleh
konsistensi semi- Nadi : 128 x/m dehidrasi pulang
solid, muntah (-), RR : 24 x/m  
demam sudah  
terkontrol.
Tinjauan Pustaka
DIARE AKUT
Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.

Epidemiologi
Riskesdas (2007)  penyebab kematian pada 42% bayi dan 25.2% pada
anak usia 1-4 tahun
Etiologi
Faktor Faktor Faktor Faktor
Alergi
infeksi malabsorpsi makanan psikologis
Basi,
beracun,
Bakteri Karbohidrat
tidak
hygienis

Virus Lemak

Parasit Protein
Berdasarkan patomekanismenya,
diare akut dibagi menjadi 3 :
DIARE SEKRETORIK

Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus.

DIARE INVASIF

Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus.

DIARE OSMOTIK

Diare osmotik adalah diare yang disebabkan oleh tekanan osmotik yang tinggi di
dalam lumen usus.
Patomekanisme
Bakteri  traktus digestivus  berkembang biak di dalam traktus
digestivus  mengeluarkan toksin  merangsang epitel usus 
peningkatan aktivitas enzim adenil siklase atau enzim guanil 
peningkatan cAMP atau cGMP  merangsang sekresi klorida, natrium,
dan air dari dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi
natrium, klorida, dan air dari lumen usus ke dalam sel  peninggian
tekanan osmotik di dalam lumen usus (hiperosmoler)  hiperperistaltik
usus  diare
Virus  traktus digestivus  berkembang biak di dalam usus halus 
masuk ke dalam epitel usus halus  kerusakan bagian apikal vili usus
halus  diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang  sel-sel
epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan 
diare.
Diagnosis
ANAMNESIS
• Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
• Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang
air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
• Jumlah cairan yang masuk selama diare
• Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengonsusmsi makanan yang tidak biasa
• Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
• Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
• Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa
bibir, mulut, dan lidah
• Berat badan
• Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan Sedang Dehidrasi Berat
Tidak ditemukan tanda 2 tanda utama + 2/lebih 2 tanda utama + 2/lebih
utama dan tanda tanda tambahan tanda tambahan
tambahan
Keadaan umum baik, Keadaan umum gelisah Keadaan umum lemah,
sadar atau cengeng letargi, atau koma
Ubun-ubun besar tidak Ubun-ubun besar sedikit Ubun-ubun sangat
cekung, mata tidak cekung, mata sedikit cekung, mata sangat
cekung, air mata ada, cekung, air mata kurang, cekung, air mata tidak
mukosa mulut dan bibir mukosa mulut dan bibir ada, mukosa mulut dan
basah sedikit kering bibir sangat kering
Turgor abdomen baik, Turgor kurang, akral Turgor sangat kurang dan
akral hangat hangat akral dingin
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis

• Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut

• Analisa gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Tatalaksana
• Lintas diare : cairan, seng, nutrisi, antibiotik yang tepat, edukasi

Tanpa dehidrasi
• Cairan rehidrasi oralit menggunakan NEW ORALIT 5-10ml/kgBB
setiap diare cair
• Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi
lain
Dehidrasi Ringan Sedang
• Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar 75 mL/kgBB dalam 3 jam
untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak
5-10 mL/kgBB setiap diare cair
• Bila anak muntah setiap diberi minum  rehidrasi parenteral, cairan
yang digunakan : ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl
• Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
• Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
• Berat badan >15 kg : 135 mL/kgBB/hari
• Pasien dipantau di puskesmas/rumah sakit
Dehidrasi Berat
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer
asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian :
Umur Pemberian I Pemberian II
30 ml/kgBB dalam 70 ml/kgBB dalam
Bayi < 1 tahun 1 jam 5 jam
Anak > 1 tahun ½ jam 2.5 jam

Bila anak sudah mau minum, rehidrasi oral 5 ml/kgBB/jam


Koreksi gangguan
keseimbangan asam basa
• Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
• Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
• Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
• Hipokalemia (K <3.5mEq/L)
• Seng
• Umur <6 bulan : 10 mg per hari
• Umur >6 bulan : 20 mg per hari
• Nutrisi
Makanan diberikan sedikit tapi sering
Medikamentosa
• Tidak boleh diberikan obat antidiare
• Antibiotik
diberikan bila ada indikasi
• Antiparasit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai