Anda di halaman 1dari 13

PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN &

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

KELOMPOK : 1

1. AYUNDA RIZKA PUTRI WARDANI (1961203)


2. FRISNA AUDINA ASYHA CINTANA (1961182)
3. MUHAMMAD THORIQ HIBATULLAH (1961297)
4. MASITOH AINUROFI’ (1961127)
Table of Contents
01 Pengertian Kewirausahaan
05 Konsep kewirausahaan sosial

02 Konsep Kewirausahaan 06 Teori Kewirausahaan sosial

03 Teori Kewirausahaan
07 Prinsip Kewirausahaan sosial

04 Pengertian kewirausahaan sosial 08 Kasus kewirausahaan sosial di


Indonesia
Pengertian Kewirausahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wirausaha merupakan gabungan dari dua
kata yang masing-masing memiliki arti, wira dapat diartikan sebagai pahlawan atau laki-
laki, sedangkan kata usaha merupakan sebuah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan
pikiran untuk mencapai suatu maksud.

kewirausahaan adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan, kemudian


menggabungkan inovasi, kesempatan, dan cara yang lebih baik agar memiliki nilai yang
lebih dalam kehidupan.
Konsep Kewirausahaan
● Kelincahan / Agility

● Daya Tahan (Eundurance)

● Kecepatan

● Kelenturan

● Kekuatan
Teori kewirausahaan

Neo Klasik
● Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana
manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan
perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai
optimal dari variabel keputusan.

Kirzerian Entrepreneur
● Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya,
keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga
maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang
pengusaha.
Pengertian kewirausahaan sosial
Kewirausahaan sosial, adalah sebuah aktivitas dengan memiliki logikanya
sendiri. Logikanya yang dibangun, berbeda dengan logika kewirausahaan
‘tradisional’, yang cenderung mencari keuntungan untuk diri sendiri. Alih-
alih untuk kesejahteraan pribadi, para pelaku kewirausahaan sosial
mendedikasikan waktu dan tenaga untuk peningkatan kesejahteraan pihak-
pihak lain.
Konsep kewirausahaan sosial
Konsep kewirausahaan sosial berkembang dengan spektrum yang cukup luas dari
berbagai tokoh, diantaranya Profesor Klaus Scwab (Komisaris World Economic Forum)
yang mendirikan Scwab Foundation for Social Entrepreneurship di tahun 1998 dan
Muhammad Yunus yang mengembangkan Grameen Bank di tahun 1974. Selama 1
dekade terakhir, kewirausahaan sosial tumbuh pesat karena didorong oleh gerakan dari
orang-orang yang inovatif, pragmatis, visioner, dan memiliki jaringan yang kuat
(Nicholls, 2006).

Konsep kewirausahaan sosial harus dilakukan secara berkesinambungan dengan


mengutamakan kebutuhan masyarakat sekitar dengan melibatkan civitas akademika.
Konsep kewirausahaan yang dikembangkan mahasiswa harus berwawasan sosial
diharapkan akan berdampak pada perubahan sosial pada masyarakat dan mahasiswa.
Teori Kewirausahaan Sosial

● social enterpreneurship (kewirausahaan sosial)

● social enterpreneur (wirausaha sosial atau orang yang melakukannya)

● social enterprise (lembaga/institusi atau perusahaan sosial yang menaungi aktivitas


kewirausahaan sosial)
Prinsip Kewirausahaan Sosial

Ada 3 prinsip sederhana yang harus menjadi perhatian para wirausahawan, termasuk dalam
kewirausahaan sosial

● creating opportunity (membuat peluang)

● innovation (membuat hal-hal baru)

● calculated risk taking (memperhitungkan setiap risko)


Kasus kewirausahaan social di
Indonesia
Kebun Binatang Surabaya

Kebun binatang mendefinisikan institusinya sebagai organiasi nirlaba dengan tujuan


menyediakan tempat rekreasi, pendidikam, penelitian, serta konservasi.
Taman Flora dan Satwa Surabaya. Keunikan dari institusi ini adalah adanya hubugan antara
sektor penemrintahan, swasta, serta sektor lainnya. Kebun binatang Surabaya diakui sebagai
warisan kota Surabay yang didirikan pada tahun 1916, ketika pemerintahan kolonial Belanda
masih menguasasi Surabaya.

Setelah terjadinya perang independen pada tahun 1940-an, pemerintah Indonesia


menasionalisasikan semua perusahaan asing termasuk kebun binatang ini. Kebun binatang ini
kemudian beroperasi di bawah manajemen masyarakat setempat.
Pemerintah Kota Surabaya menyediakan lahan sebesar 15 hektar untuk kebun binatang ini. Oleh karena
itu, untuk menjaga keberlangsungan kebun binatang ini, organisasi memperoleh dana dari penjualan
tiket masuk. Dengan harga penjualan tiket yang terjangkau, yaitu sebesar $2 per orang, kebun binatang
menggunakan uang tersebut untuk merawat hewan – hewan yang ada di dalamnya dan menyediakan
rekreasi bagi warga Surabaya.

Selain memiliki tujuan untuk menarik wisatawan dan fasilitas rekreasi, ada peraturan yang
mengamanatkan bahwa kebun binatang harus memberikan program edukasi serta studi konservasi, dan
terlibat dalam program penangkaran. Di Indonesia, peran kebun binatang dalam konservasi
keanekaragaman hayati menjadi kewajiban hukum berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
P53/Menhut II/2006. Peraturan ini mengatur agar setiap kebun binatang di Indonesia berperan sebagai
‘bahtera’ dengan tujuan konservasi. Namun, sangat disayangkan, kebun binatang ini menemui masa
kritis di akhir tahun 2000-an.

Ini merupakan transisi kepemimpinan yang buruk, di mana adanya konflik manajemen yang timbul pada
organisasi ini.
Referensi buku
Awesome
Words

Anda mungkin juga menyukai