Anda di halaman 1dari 3

Kajian pustaka

A. Pengertian Pentahelix

Model Pentahelix pertama kali dicanangkan oleh menteri pariwisata Arief Yahya serta dituangkan ke
dalam Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan bahwa untuk menciptakan orkestrasi dan memastikan
kualitas aktivitas, fasilitas, pelayanan, dan untuk menciptakan pengalaman dan nilai manfaat
kepariwisataan agar memberikan keuntungan dan manfaat pada masyarakat dan lingkungan, maka
diperlukan pendorong sistem kepariwisataan melalui optimasi peran bussiness, government, community,
academic, and media (BGCAM).

Menurut Soemaryani (2016) Model pentahelix merupakan referensi dalam mengembangkan sinergi
antara instansi terkait di dalam mendukung seoptimal mungkin dalam rangka mencapai tujuan. Bisnis
yang saat ini dikembangkan oleh para entrepreneur, mulai dilirik oleh para akademisi untuk
dikembangkan dan salah satu konsep yang dikembangkan oleh para akademisi dan seringkali di
seminarkan adalah konsep Pentha Helix. Menurut Rampersad, Quester, & Troshani, dalam Halibas,
Sibyan, dan Maat (2017) bahwa kolaborasi pentahelix mempunyai peran penting untuk bermain di dalam
mendukung tujuan inovasi bersama dan pentahelix berkontribusi terhadap kemajuan sosial ekonomi
daerah.

B. Pengertian Sosiologi Lingkungan

Sosiologi lingkungan adalah studi terhadap hubungan antara manusia-masyarakat dengan lingkungan. Ini
merupakan gabungan dari ilmu sosiologi dan ilmu lingkungan. Sedangkan ilmu lingkungan adalah
gabungan atau perlintasan berbagai ilmu, biologi, fisika, kimia, ekosistem, geografi, geologi dan lainya.

Dengan perspektif sosiologi lingkungan, sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu sesungguhnya telah
melakukan perubahan “mainstream” sosiologi yang telah lama berkembang sebagai ilmu yang
mempelajari tentang fakta sosial. “To legitimize sociology as a discipline, it was important to move away
from explanations of, for example, racial and cultural differences in terms of biological and geographical
factors, respectively” (Dunlap & Marshall, 2007: 330).

Mengapa dibutuhkan sosiologi lingkungan juga diungkap dalam Introduction buku Environmental
Sociology, from Analysis to Action (2009: 2-3) oleh McCarthy and Leslie King bahwa analisis sosiologis
diperlukan dalam mengkaji lingkungan karena pemecahan problem yang berbeda dengan ilmu-ilmu alam.

Berdasarkan hal tersebut di atas, sosiologi menurut Hannigan (1995:15), dapat memberi kontribusi positif
pada kajian lingkungan karena masalah lingkungan perlu pemecahan dari perspektif sosial-masyarakat,
dan hal tersebut tidak semata urusan ilmu-ilmu alam atau eksak.

C. Pengertian Entrepreneurship
Entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang berarti melakukan (to under
take), dalam arti melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur. Istilah ini diperkenalkan pertama kali
oleh Richard Cantillon pada tahun 1755 dalam tulisannya Essai Sur la Nature du Commerce en General.
Pada masa itu istilah entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di
daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti.

Danang Sunyoto berpandangan bahwa entrepreneurship adalah suatu sikap untuk menciptakan sesuatu
yang baru serta bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut definisi ini, entrepreneurship tidak
hanya tentang mencari keuntungan pribadi, namun juga harus mempunyai nilai sosial.

Sedangkan menurut Kasmir entrepreneurship merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, atau bisa juga
dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang ada.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan baha entrepreneurship merupakan suatu
kreatifitas seseorang dalam menciptakan atau memperbaharui sesuatu sehingga mencoptakan sesuatu
yang belum pernah ada sebelumnya.

D. Potensi Pentahelix

Penta Helix ekonomi kreatif, yaitu ABCGM (Academics, Business Sector, Communities, Government,
Media): Akademisi, Sektor Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media. Unsur Penta Helix ini semula
berupa Triple Helix dengan unsur-unsur Academics, Business Sector, Government, yang kemudian
ditambahkan dengan satu unsur, Civil Society (atau Communities dalam penelitian ini), menjadi
Quadruple Helix, untuk mengakomodasi perspektif masyarakat, dalam hal ini merupakan “masyarakat
berbasis media dan budaya” yang juga telah menjadi bagian menyeluruh dari inovasi di Abad-21 kini
(Park, 2013). Lebih jauh lagi, unsur Communities membuka peluang konfigurasi dan jejaring lintas
disiplin, serta membebaskan konsep “inovasi" dari sekedar pertimbangan dan tujuan ekonomi, melainkan
juga melibatkan kreativitas sebagai bagian dari proses produksi pengetahuan dan inovasi. Sebab
penelitian dan inovasi berbasis seni memungkinkan terjadinya pemikiran atau permodelan ulang terhadap
model-model pengembangan ekonomi dan pasar yang sedang tercipta (Carayannis & Campbell, 2014).
Quadruple Helix ini kemudian ditambahkan satu unsur lagi, yaitu Media, karena dalam konteks
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, Media (baik media konvensional maupun media sosial)
memegang peran signifikan (Porlezza & Colapinto, 2012), meskipun tetap merupakan elemen yang
independen atau tidak langsung terpengaruh oleh unsur-unsur yang lainnya dalam melaksanakan bagian
atau fungsinya.
Antoni, “Muslim Entrepreneurship: Membangun Muslimpreneurs Characteristics Dengan Pendekatan
Knowladge Based Economy”, El-Hikam, Vol. VII, No. 2, Lombok Barat,2014, hal. 332

Danang Sunyoto, Kewirausahaan Untuk Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2013, hal. 2

Dunlap, Riley E & Brent K. Marshall. 2007. Environmental Sociology, dalam 21st Century Sociology,

Halibas, Alrence Santiago. Sibayan, Rowena Ocier. Maata, Rolou Lyu Rodriguez (2017). The Pentahelix
Model of Innovation In Oman : An Hei Perspective. Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge,
and Management. Volume 12 2017. Informing Science Institute.

Hannigan, John. 1995. Environmental Sociology. London: Routledge

Hannah Orwa Bula, “Evolution and Theories of Entrepreneurship: A Critical Review onthe Kenyan
Perspective”, International Journal of Business and Commerce, Vol. 1, No.11, Lahore, 2012, hal. 82

Kasmir, Kewirausahaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hal. 20

McCarthy, Deborah & Leslie King. 2009. Introduction: Environmental Problems Require Social
Solutions, dalam Environmental Sociology, from analysis to Action. Editor Deborah McCarthy & Leslie
King. Lahham: Rowman & Littlefield Publishers Inc

Soemaryani Imas (2016). Pentahelix Model To Increase Tourist Visit To Bandung And Its Surrounding
Areas Through Huan Resource Development. Academyof Strategic Management Journal Volume 15,
Special Issues 3, 2016.

Anda mungkin juga menyukai