KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar kewirausahaan dan manfaat wirausaha.
2. Mengetahui motivasi wirausaha.
3. Mengetahui proses kewirausahaan.
4. Mengetahui sifat – sifat yang harus dimiliki oleh wirausahawan.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari, Masih banyak orang yang memandang dan menafsirkan bahwa
kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh para pengusaha atau pelaku
bisnis (businessman). Pandangan tersebut kurang tepat, kewirausahaan tidak Selalu identik dengan
perilaku dan watak pengusaha saja karena sifat ini dimiliki juga oleh mereka yang bukan pengusaha,
seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, arsitektur, seniman, artisan,
pemimpin proyek, peneliti, dan pekerjaan lainnya yang dilakukan secara kreatif dan inovatif. Jiwa
kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif, dan pada setiap
orang yang menyukai perubahan, pembaruan, kemajuan, dan tantangan. Seperti dikemukakan oleh
Soeparman soemahamidjaja (1980) bahwa kewirausahaan meliputi semua aspek pekerjaan, baik
karyawan swasta maupun pemerintah. Wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha
kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup (Soeharto Prawirokusumo, 1977: 5).
Memang, pada awalnya istilah kewirausahaan sangat populer dan berkembang dalam dunia
bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam berbagai aspek kehidupan, dan berbagai bidang,
seperti pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Istilah
entrepreneurship sebenarnya berasal dari kata entrepreneur (wirausahawan). Menurut soeparman
soemahamidjaja (1977: 2), istilah enterpreneur pertama kali oleh Cantilon dalam essay sur nature du
commerce (1755), yaitu sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dan
kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti. Sementara itu, Soeharto prawirokusumo (1997:
1) menerjemahkan entrepreneurship sebagai kewirausahaan yang dapat diartikan sebagai The
Backbone of economy yaitu saraf pusat perekonomian atau sebagai tailbone of economy yaitu
pengendali perekonomian suatu bangsa.
Peter F. Sticker (1994) mengemukakan konsep kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan
ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tanggung (Peter F.
Drucke, 1994). Menurut Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Secara sederhana kewirausahaan juga sering diartikan sebagai prinsip atau kemampuan
untuk berwirausaha (Ibnu Soedjono, 1993; meredith, 1996; Marzuki Usman, 1997). Kewirausahaan
identik dengan kemampuan seseorang yang kreatif, inovatif, berani menanggung resiko serta selalu
mencari peluang melalui potensi yang dimilikinya.
Menurut Schumpeter (1934), fungsi pengusaha bukan sebagai pencipta atau penemu
kombinasi-kombinasi baru (kecuali kalau kebetulan), melainkan lebih sebagai pelaksana dari
kombinasi-kombinasi yang kreatif. Pengusaha biasanya memiliki sikap yang khusus, seperti Sikap
yang dimiliki pedagang, pemilik industri, dan bentuk-bentuk usaha lainnya yang sejenis. Schumpeter
mengemukakan dua tipe sikap dari dua subjek ekonomi, yaitu sikap pengusaha kecil biasa dan sikap
pengusaha sejati, sikap pengusaha yang sejatilah yang kemudian berkembang lebih cepat.
Kewirausahaan muncul Apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan Ida Ida barunya.
Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan
perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wirausahawan adalah orang yang
memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejar peluang tersebut (Bygrave, 1995).
Menurut Meredith (1996: 9), berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan
sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karir yang harus bersifat
fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, keputusan, dan tindakan untuk
mencapai tujuan. Syarat berwirausaha adalah harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan
mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan, dan bertindak untuk
memperoleh keuntungan dari peluang-peluang tersebut.
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong
perilaku seseorang. Motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan kewirausahaan. Seorang wirausaha termotivasi untuk melakukan kegiatan
usaha dengan berbagai alasan antara lain:
Indepedensi
Pengembangan diri
Pekerjaan yang tidak memuaskan
Penghasilan
Berbagai macam teori motivasi juga mampu menjelaskan motivasi orang melakukan
kegiatan usaha sebagai seorang wirausaha:
Teori hirarki kebutuhan Maslow mampu menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha.
Maslow membagi tingkatan motivasi kedalam hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang rendah
sampai yang berprioritas tinggi, dimana kebutuhan tersebut akan mendorong orang untuk
melakukan kegiatan usaha.
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Motivasi
seseorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong untuk mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan hidup yang layak.
Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa aman akan sumber daya yang
dimiliki seperti: investasi, perumahan, asuransi dan lain-lain
Motivasi seseorang melakukan keguatan usaha untuk memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan
akan kasih saying, dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok
Motivasi melakukan kegiatan usaha dan bisnis untuk memenuhi rasa kebanggaan, diakuinya
potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis dan kebutuhan akan kedudukan
5. Self-Actualization Need (Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja)
Motivasi melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keinginan wirausaha
untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan
bermanfaat bagi masyarakat sehingga setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya
dengan baik.
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan prestasi dan
pengakuan dari keluarga maupun masyarakat.
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk berhubungan dengan orang
lain secara sosial kemasyarakatan.
Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan kekuasaan atas
sumber daya yang ada. Peningkatan kekayaan, pengusahaan pasar sering menjadi pendorong utama
wirausaha melakukan kegiatan usaha.
Tantangan
Inovatif
Kreatif
Produktif
Value
Creative
New and
Keunggula
Peluang
Daya Saing
Sukses
Adanya tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan berusaha inovatif.
Orang berpikir kreaatif dan bertindak inovatif adalah orang yang produktif. Orang produktif
adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan
berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah
memproyeksikan kualitas, dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan
menghasilkan daya saing. Daya saing merupakan peluang. Dengan demikian, orang kreatif
dan inovatif adalah orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai
tambah, unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki peluang, dan identik dengan
kesuksesan.
Wirausahawan
Loyalitas dan
Semangat dan Tanggung
Kemauan dan Kerja Keras Jawab
Ide Kemampuan
Bila Anda ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah adanya ide. Akan
tetapi, ide itu muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan. Untuk menjadi
wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup harus memiliki kemampuan (pengetahuan
dan keterampilan). Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila ada semangat dan kerja
keras. Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang menentukan wirausahawan akan
mengalami keberhasilan ataupun kegagalan berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang
ditekuninya tersebut harus sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan,
atau sambilan, tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan inilah yang
disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung jawab.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses perkembangan
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Carol Noore mengemukakan faktor-faktor
pemicu kewirausahaan dan model proses kewirausahaan ke dalam empat fase sebagai berikut.
Kedua, fase kejadian pemicu. Setelah berinovasi semakin merangsang untuk terus
berproses dan timbulah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor pribadi,
sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi meliputi pencapaian locus of control, toleransi,
pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, keberanian menghadapi
risiko, ketidakpuasan, dan usia. Faktor peluang yang memicu terdiri atas peluang, model
peran, aktivitas, persaiangan, sumber daya, inkubator, dan kebijakan pemerintah. Selanjutnya,
faktor sosiologi yang memicu terdiri atas jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan model
peran.
Ketiga, fase implementasi. Setelah ada pemicu, maka dalam implementasinya
dipengaruhi oleh faktor pribadi, lingkungan, dan sosiologi. Faktor pribadi yang memengaruhi
implementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan wirausahawan. Faktor
lingkungan yang memengaruhi implentasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor,
bankir, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi yang
memengaruhi imolementasi meliputi: jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan model
peran.
Orang yang berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat menggabungkan
nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan praktis. Jadi, pedoman, pengharapan, dan nilai baik yang berasal dari pribadi
maupun kelompok, berpengaruh untuk membentuk perilaku kewirausahaan.
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga
ciri penting, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut.
Tahap pertama, proses imitasi dan duplikasi. Para wirausahawan mulai meniru ide
dari orang lain, misalnya menciptakan jenis produk yang sudah ada, baik dari segi teknik
produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha, maupun pola pemasarannya. Keterampilan
pada tahan awal ini diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman pribadi, baik dari
lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi, tidak sedikit pula wirausahawan yang
berhasil karena mempraktikkan hasil pengamatannya.
Tahap ketiga, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Melalui ide-ide
sendiri, mereka menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda sampai terus
berkembang. Pada tahap ini, wirausahawan biasanya mulai merasakan kebosanan dengan
proses produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada,
mulai timbul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih
unggul. Pada tahap ini, organisasi usaha juga mulai diperluas dengan skala yang lebih luas,
penciptaan produk sendiri berdasarkan pada pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen
serta adanya keinginan untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar. Produk-produk
unik yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan dengan perkembangan
teknik yang ada. Beberapa industri kecil, misalnya industri sepatu dan koveksi mulai
menantang pasar, sedangkan industri lainnya yang menggunakan teknik produksi tradisional
dan semi modern masih menjadi pengikut pasar.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep kewirausahaan memiliki
pandangan yang berbeda – beda dari beberapa ahli. Namun intinya adalah kewirausahaan merupakan
gabungan dari kreativitas, inovasi, Dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara
kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.
Sementara itu, motivasi berwirausaha juga memiliki beberapa teori dari berbagai pandangan
para ilmuwan yang juga sudah dijelaskan secara rinci pada uraian tersebut di atas. Secara garis besar,
kewirausahaan sangat diperlukan pada era sekarang, sehingga sangat penting jika sebelum
berwirausaha Anda mengetahui tentang kewirausahaan yang ada pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA