Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN,

MENCARI, DAN MENCIPTAKAN PELUANG USAHA”

Dosen Pengampu:

Ibu Maurisia Putri Permatasari, S.E., M.Sc

Dibuat oleh:

Kelompok 6

Primalia Putri Femmi Yanuar 152110613044


Nanda C.F 152110613049
Nadia Amanda Hakim 152110613053
Yuli Nur Aini 152110613054
Modena Rizky Rahmania 152110613058
Nurul Alfina Hijriyani 152110613065
Regita Ayu Paramitha 152110613072
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
A. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN ................................................................ 1
1. Pengertian kewirausahaan ................................................................................... 1
2. Konsep kewirausahaan ......................................................................................... 1
B. MENCARI DAN MENCIPTAKAN PELUANG USAHA ........................................ 3
1. Menciptakan visi dan misi ketika memulai bisnis ............................................. 3
2. Melakukan riset pasar .......................................................................................... 4
3. Menciptakan produk baru dan berbeda ............................................................. 4
4. Menyesuaikan kebutuhan atau minat konsumen .............................................. 4
5. Memanfaatkan kesempatan ................................................................................. 4
a. Peluang Usaha dari Kebutuhan ........................................................................... 5
b. Peluang Usaha dari Kemampuan ........................................................................ 5
c. Peluang Usaha dari Hobi...................................................................................... 5
d. Peluang Usaha dari Lokasi................................................................................... 5
C. BERPIKIR PERUBAHAN DAN KREATIF .......................................................... 5
1. Memahami pentingnya perubahan dan peranan Mindset (Pola Pikir) ........... 6
2. Mengubah Mindset (Pola Pikir) .......................................................................... 6
3. Bermindset Entrepreneur .................................................................................... 6
D. RISIKO dan TANTANGAN BERWIRAUSAHA.................................................. 8
1. Kerugian ................................................................................................................ 8
2. Persaingan ............................................................................................................. 8
3. Kondisi pasar yang tidak stabil ........................................................................... 9
4. Mental Pantang Menyerah ................................................................................... 9
E. STUDI KASUS ........................................................................................................ 11
STUDI KASUS KEWIRAUSAHAAN ...................................................................... 11
Hambatan studi kasus: ............................................................................................... 12
Solusi studi kasus: ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

i
A. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
1. Pengertian kewirausahaan

Dahulu kewirausahaan dikenal dengan kata kewiraswastaan, dalam bahasa


perancis kata ini mempunyai artian memulai atau melaksanakan.
Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa:
sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Di Indonesia kata – kata ini sering
diartikan sebagai orang yang memunculkan usaha atau bisnis namun tidak berkaitan
dengan pemerintah Indonesia.

Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendefinisikan: “Kewirausahaan


adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan
upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang
mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan
kebebasan pribadi”.

2. Konsep kewirausahaan

Enam hakekat penting dalam kewirausahaan sebagai menurut Suryana


(2003: 13) yaitu, yang pertama kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad Sanusi,1994). Yang kedua kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker,1959). Yang ketiga kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang un-
tuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996). Yang keempat kewirausahaan ada-
lah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan perkembangan
usaha (Soeharto Prawiro,1997). yang kelima kewirausahaan adalah suatu proses
dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat
member nilai lebih. Yang keenam kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang

1
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

Sebenarnya konsep dan pengertian dari wirausaha ini berbeda dengan


penemu (inventor). inventor yang merupakan orang yang menemukan sesuatu yang
berguna, sedangkan wirausaha ini adalah orang orang yang dapat memanfaatkan
hal berguna tersebut dan menyebarkan atau mentransfer ke dalam dunia usaha.
Karena hal tersebut meskipun inventor dapat dan sudah menemukan sesuatu, ia
tidak atau belum dapat dikatakan sebagai wirausaha jika belum membuat hal terse-
but ditransformasikan manfaatnya dalam dunia usaha.

Kewirausahaan ini sendiri bukan hanya sekedar penciptaan sebuah usaha


atau bisnis, melainkan juga sebuah fenomena multifaset. Pelaku wirausaha
dianggap dan dikenal sebagai individu yang dapat berpikir out of the box atau
individu yang memiliki pikiran yang berbeda dari orang pada umumnya.
Individu ini yang adalah individu yang memiliki keinginan terhadap sesuatu atau
inovasi baru untuk direalisasikan di masa mendatang.

Konsep entrepreneur sebenarnya sudah mulai dikenal pada abad kedelapan


belas di Prancis ketika seorang ahli ekonominya yang bernama Richard Cantillon.
Ekonom dari Prancis yang dikenal bernama Richard Cotillion, mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan organisasi yang didalamnya memiliki prinsip - prinsip
keberanian yang siap untuk mengambil resiko besar demi keuntungan dan
kesuksesan yang nanti akan jauh lebih besar. Richard Cantillon menggambarkan
bahwa ekonomi adalah ekonomi perusahaan, bukan yang merupakan ekonomi
politik, dimana individu tertentu memainkan peran kunci, masing-masing secara
aktif dan pasif (Cantillon, 2010). Dalam perekonomian Cantillon, pemerintah relatif
pasif. Sedangkan pelaku ekonomi aktif adalah wirausahawan yang memotivasi
seluruh sistem ekonomi.

Pada saat yang hampir bersamaan, di Inggris terjadi revolusi industri yang
dimana hal tersebut melibatkan sejumlah wirausahawan. Pada saat itu para kunci
dari revolusi apabila dikaitkan dengan keberaniannya dalam pengambilan risiko
dan mentransformasi sumberdaya (Kirzner 1979). Juga pada saat itu, ada banyak

2
ahli ekonomi yang berusaha membuat pengertian istilah dari entrepreneur ini. Pada
tahun 1950-an telah ada sejumlah pengertian dan referensi entrepreneur yang
kebanyakan dari itu adalah buah pikiran yang disumbangkan para ahli ekonom.
Contohnya, Cantillon (1725), Jean Baptiste Say (1803) ahli ekonomi Perancis yang
termasyhur pada saat itu, Josep Schumpeter (1934) ahli ekonomi yang genius pada
abad ke-20. Mereka menulis pengertian dan seputar tentang entrepreneurship dan
juga dampaknya terhadap pembangunan ekonomi negara. Dekade berikutnya,
dilakukan sejumlah upaya untuk menggambarkan dan mengartikan tentang apa
sebenarnya entrepreneurship ini.

Frinces, 2010 mengungkapkan bahwa kewirausahaan itu sendiri adalah


kunci dari bidang ekonomi di sebagian besar negara dan juga langkah penting untuk
dapat menciptakan dan memunculkan lapangan pekerjaan serta pendorong
pertumbuhan ekonomi yang direncanakan dengan baik dan matang. Kewirausahaan
ini sendiri menyentuh kehidupan manusia pada berbagai sisi dan bidang yang ada
yaitu, sisi produk, sisi layanan, bidang teknologi dan juga konsep bisnis yang
kreatif.

B. MENCARI DAN MENCIPTAKAN PELUANG USAHA

Salah satu tahapan untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses adalah
dengan melakukan perencanaan yang matang. Dimana menentukan jenis usaha
yang tepat termasuk salah satunya. Banyak orang yang cara menciptakan peluang
usaha yang kreatif dan potensial rupiah. Namun, tak jarang yang mengalami
kegagalan karena tidak menerapkan suatu strategi. Dalam menciptakan peluang
usaha baru yang kreatif dan potensial tentunya memerlukan strategi yang baik pula,
diantaranya adalah:

1. Menciptakan visi dan misi ketika memulai bisnis

Visi dan misi ini bertujuan untuk memperjelas tujuan yang akan
dicapai ketika akan merealisasikan usaha tersebut.

3
2. Melakukan riset pasar

Setelah anda menentukan produk atau jasa apa yang akan diberikan
pada konsumen, maka selanjutnya kita akan menentukan pasar yang
potensial/menentukan ciri – ciri konsumen yang memiliki minat pada
produk kita. Selain itu, dengan pengalaman serta keahlian, Anda perlu
melakukan analisis Break Even Point atau titik impas. Sehingga, Anda akan
mampu menentukan potensi dari pasar yang ditargetkan setelah mengetahui
tentang potensi bisnis serta strategi bisnis dengan lebih detail.

3. Menciptakan produk baru dan berbeda

Suatu produk serta jasa juga akan terlihat lebih mencolok jika
memiliki perbedaan dengan produk yang lain. Meskipun sulit, tetapi
tantangan ini akan membuat Anda menjadi pionir terhadap suatu produk.
Kita harus menjadikan kendala ini sebagai motivasi untuk mengembangkan
bisnis baru agar memperluas eksistensinya.

4. Menyesuaikan kebutuhan atau minat konsumen

Dengan mengamati kebiasaan konsumen kita akan menemukan insight baru


yang menjadi inspirasi bagi penemuan peluang usaha kita. Hal ini
dikarenakan banyak masalah di masyarakat yang kerap dijadikan sebagai
acuan untuk menciptakan bisnis baru.

5. Memanfaatkan kesempatan

Peluang yang kerap kali muncul di depan mata bisa menimbulkan


sebuah ide usaha yang kreatif. Apabila memang sesuai dengan passion dan
keahlian, mengapa tidak segera mengambilnya. Sekecil apapun, manfaatkan
peluang yang memungkinkan Anda untuk menciptakan suatu bisnis.

Menciptakan peluang usaha tidak bisa dibilang mudah. Namun, kita tetap bisa
melakukannya apabila bekerja keras dan pandai menciptakan solusi. Tentunya kita
perlu menentukan faktor lain apa saja yang juga dapat menciptakan peluang usaha,
diantaranya yaitu:

4
a. Peluang Usaha dari Kebutuhan

Saat ada kebutuhan yang dirasa belum dapat terpenuhi dari produk
dan jasa yang sudah tersedia, maka kita bisa menciptakan produk lain yang
lebih mumpuni. Ini akan menjadi peluang besar karena permintaan akan
produk dan jasa tersebut akan menjadi tinggi.

b. Peluang Usaha dari Kemampuan

Kemampuan yang terdapat di dalam diri sendiri sudah selayaknya


dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha yang baru. Semisal, kita bisa
menciptakan kue yang lezat, maka tidak salah membuka bisnis kue dengan
berbagai kreasi yang ada.

c. Peluang Usaha dari Hobi

Hobi juga dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah. Seperti hobi


yang berkaitan dengan wisata kuliner, maka Anda bisa juga menjadi
seorang kuliner vlogger atau blogger. Anda juga bisa menjadi orang yang
me-review makanan-makanan enak yang disediakan oleh restoran sebagai
pertimbangan bagi calon pengunjung.

d. Peluang Usaha dari Lokasi

Menciptakan usaha akan berdampak cukup baik bagi anda. Semisal,


Anda memiliki rumah yang berlokasi di dekat sekolah atau kampus, maka
usaha fotokopi bisa menjadi pilihan yang cerdas. Anda juga bisa membuka
kedai dengan harga khusus untuk para pelajar.

C. BERPIKIR PERUBAHAN DAN KREATIF

Berpikir merupakan hal yang melekat dalam kehidupan manusia. Berpikir


memiliki pola, seperti berpikir reflektif dan kontemplatif untuk memahami suatu
hal di dunia secara mendalam atau menyeluruh. Salah satu hal yang menyebabkan
terjadinya proses berpikir adalah karena adanya perubahan atau keinginan untuk

5
melakukan perubahan. Dengan demikian, perubahan-perubahan yang terjadi
disebabkan oleh kemampuan berpikir itu sendiri.

Dalam dunia usaha, telah terjadi berbagai perubahan-perubahan yang sering


kita ketahui, seperti bermunculnya produk-produk baru. Dengan demikian,
perubahan menandakan telah banyak terjadi di dunia usaha. Perubahan dapat terjadi
setiap saat, tetapi jika kita tidak menanggapi perubahan dengan cepat dan tepat,
maka produk dari usaha yang dihasilkan akan kalah saing dengan produk usaha
lainnya. Beberapa cara dalam menangani perubahan dapat kita lakukan dengan
berikut:

1. Memahami pentingnya perubahan dan peranan Mindset (Pola Pikir)

Seiring dengan adanya banyak perubahan yang terjadi, maka akan


terpicu pola pikir dari masing-masing individu untuk melakukan perubahan.
Pola pikir akan memberitahu bagaimana tindakan yang harus dilakukan
yang dapat menentukan keberhasilan atau tidak dalam dunia usaha.

2. Mengubah Mindset (Pola Pikir)

Setelah mengetahui peranan pola pikir, maka yang harus dilakukan


selanjutnya adalah mengubah pola pikir dari pola negatif ke pola positif,
dari pola pecundang ke pola pemenang, dari statis menjadi kreatif, dari
konsumtif menjadi produktif, dan dari pekerja menjadi entrepreneur.

3. Bermindset Entrepreneur

Seorang entrepreneur akan memiliki karakter yang produktif dan


selalu mencari cara baru untuk meningkatkan manfaat sumber daya secara
efisien, dan mencari berbagai alternatif apabila sumber daya yang
dibutuhkan terbatas. Pola pikir produktif dapat ditumbuhkan apabila kita
menghargai dan memahami kelebihan dan keterbatasan yang kita miliki.
Dengan demikian, pola produktif dapat meminimalisir adanya ancaman dan
dapat mengembangkan kekuatannya di setiap kesempatan yang ada.

6
Selain berpikir perubahan, seorang entrepreneur harus berpikir kreatif.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kreatif adalah memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu. Kreativitas seseorang dapat ditingkatkan dengan memahami
proses kreatif yang membutuhkan kerja keras. Proses kreatif itu berupa persiapan,
inkubasi, penerangan, dan verifikasi. Beberapa elemen penting dari berpikir kreatif
adalah sebagai berikut:

1. Analisis, kemampuan untuk memecahkan keseluruhan menjadi bagian-ba-


gian yang lebih mudah diselesaikan secara sederhana.
2. Analitis, berpikir logis untuk menarik kesimpulan yang tepat.

Untuk mengembangkan kreativitas, maka diperlukan cara-cara berikut:

1. Mengenali kapan asumsi harus dibuat dan saat tidak boleh digunakan.
2. Berpikir picik dan memperluas bidang visi untuk menggambar pada
pengalaman lainnya individu dan bisnis.
3. Mengembangkan dan menyajikan ide-ide baru.
4. Menemukan sesuatu yang bernilai secara tidak sengaja pada saat mencari
sesuatu yang lain.
5. Menjaga pikiran yang terbuka ketika dihadapkan dengan suatu masalah.

Manfaat yang didapatkan jika memiliki kreatifitas:

1. Hidup akan lebih indah dan bermakna.


2. Tidak mudah bosan.
3. Meningkatkan apresiasi terhadap ide orang lain.
4. Meningkatkan apresiasi terhadap gagasan orang lain.
5. Meningkatkan motivasi dan semangat hidup.

Dengan demikian, kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam


menuangkan ide atau gagasan melalui proses berpikir kreatif untuk menciptakan
sesuatu yang menuntut kerja keras dan ketekunan dalam melewati beberapa tahap
wirausaha.

7
D. RISIKO dan TANTANGAN BERWIRAUSAHA

Risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang


merugikan, tidak terduga, dan tidak diharapkan. Bentuk risiko usaha itu dapat
berupa kerugian finansial maupun pengalaman buruk. Dari risiko usaha ini, seorang
wirausahawan dapat memperbaiki diri dengan belajar membuat solusi dengan cara
baru, meningkatkan kegigihan, keuletan, dan kerja keras untuk meraih
keberhasilan. Hasil yang dicapai jarang sekali dapat diramalkan secara sempurna.
Karena biasanya akan terjadi sebuah penyimpangan dalam skala kecil maupun be-
sar. Risiko akan terjadi apabila keputusan yang diambil menggunakan kriteria pelu-
ang (decision under risk) atau kriteria ketidakpastian (decision under uncertainty).
Pada umumnya, penghitungan risiko memakai nilai yang diperkirakan (expected
value) atau angka penyimpangan (variance). Bagi seorang wirausaha, menghadapi
risiko adalah sebuah tantangan karena berkaitan dengan kreativitas, inovasi, dan
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi karya.

Beberapa resiko yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh pengusaha


adalah sebagai berikut:

1. Kerugian
Sekian dari banyak resiko yang paling ditakuti oleh pengusaha adalah
kerugian. Kerugian dapat dibedakan menjadi dua skala, yakni skala kecil
yang tidak terlalu berdampak, skala menengah, dan skala besar yang sangat
berdampak bagi kelangsungan usaha. Di tahap skala besar, peluang
kebangkrutan terjadi dapat menjadi sangat besar.

2. Persaingan
Persaingan dalam dunia bisnis pada era ini menjadi sangat ketat
dibandingkan era sebelumnya. Pekerjaan sebagai pengusaha menjadi
sebuah impian dan keinginan utama dari banyak orang. Untuk memenuhi
impian tersebut, seringkali ditemukan banyak pengusaha yang mengambil
jalan pintas dalam konotasi negatif dengan cara meniru inovasi dari
pengusaha lainnya. Maka dari itu, setiap pengusaha bersaing untuk
memberikan kualitas produk terbaik bagi konsumennya.

8
3. Kondisi pasar yang tidak stabil
Naik turunnya harga bahan baku yang disebabkan oleh beberapa
faktor seperti alam membawa dampak bagi seorang pengusaha. Harga
bahan baku yang meningkat secara otomatis akan mempengaruhi harga jual
produk. Padahal, seperti yang kita ketahui, prinsip dari tiap konsumen
adalah mendapatkan produk kebutuhan dengan harga yang paling rendah.
Apabila harga jual produk secara konstan meningkat dalam kurun waktu
yang singkat, maka peluang produk tersebut dibeli oleh konsumen akan
semakin kecil, terlebih lagi apabila produk yang dijual bukan merupakan
barang/makanan pokok.

4. Mental Pantang Menyerah


Kerja keras dan mental tangguh bersifat wajib bagi seorang
pengusaha. Apabila kedua sifat tersebut tidak dimiliki oleh pengusaha,
maka dapat dipastikan usaha bisnis yang dibangun tidak akan dapat
berkembang dan dapat berakhir pada kerugian atau kebangkrutan. Tidak
hanya itu saja, sifat yang harus dimiliki oleh pengusaha adalah jujur, teliti,
rajin, tekun, berpikir cerdas, berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan ikhlas
dalam membangun dan mempertahankan usahanya.

Pengambilan risiko adalah hal yang wajar dalam merealisasi potensi diri
sebagai wirausaha. Pengambilan risiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran
akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian untuk masa depan dan keinginan
hidup di masa sekarang. Jika wirausahawan tidak bersedia mengambil resiko, maka
semangat dan bakat kewirausahaan tidak akan pernah berkembang. Perilaku
wirausahawan dapat ditunjukkan melalui tanggapan/respon yang dinamis, berani
mengambil resiko, kreatif, dan berorientasi pada pertumbuhan yang merupakan
suatu proses inovasi. Selanjutnya, proses inovasi tersebut dapat memunculkan
peluang baru dimana peluang tersebut diciptakan menggunakan kombinasi yang
tidak umum atau tidak lazim (unusual combinations). Kombinasi tersebut kemudian
akan menghasilkan produk, baik tangible maupun intangible yang unik, berbeda
dari yang sudah ada, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna produk. Dengan
demikian, kewirausahaan tidak hanya berkaitan dengan penciptaan produk baru,

9
tetapi juga mengumpulkan dan menggali sumber baru, serta mengelola bakat dan
kemampuan hingga menghasilkan produk yang merupakan inovasi terbaru,
memiliki value, unik, ataupun produk yang menunjang keberhasilan di suatu
bidang.

Diluar resiko yang harus dihadapi, sering kali ditemukan beberapa


tantangan saat menjalani sebuah usaha, seperti ide wirausaha terdengar sangat
brilian dan tanpa celah saat pertama kali muncul dalam pikiran. Namun, seiring
berjalannya waktu muncul sebuah potensi masalah dan akan terus bertambah
bahkan di luar ekspektasi saat memasuki tiap fase berikut ini:

1. Merefleksikan kembali ide wirausaha yang muncul di kepala, dan memval-


idasi potensi ide tersebut secara pribadi.
2. Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang terdekat, dan tidak peduli
apakah mereka memiliki pengetahuan yang cukup seputar dunia wirausaha
atau tidak.
3. Berbagi ide wirausaha dengan orang-orang yang memiliki visi, misi dan
pemikiran yang serupa.
4. Melakukan riset pasar secara pribadi
5. Merekrut rekan-rekan wirausaha yang nantinya akan Anda bayar (termasuk
vendor dan pihak ketiga lainnya).
6. Berbicara dengan prospek potensial
7. Berbicara dengan investor potensial

Kenyataannya, jika kita tidak memahami tingkat potensi masalah di setiap


fase tersebut, maka dalam perjalanan setiap fasenya akan berhadapan dengan
ketidaksiapan dan biasanya berujung pada kegagalan.

10
E. STUDI KASUS
STUDI KASUS KEWIRAUSAHAAN

Kasus 1; Membuka usaha dan mempertahankan usaha


Dermawan adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas yang ada di
Bandung. Ia kos di daerah yang dekat dengan kampus. Derma sering sekali
mengalami kesulitan biaya kuliah. Hal itu membuatnya sering putar otak untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan perkuliahannya. Berangkat dari
semangat dan sikap tak kenal lelah serta putus asa, menjadikan Ia seorang
wirausahawan yg cukup sukses. Apapun dikerjakannya yang penting halal dan
mampu menghasilkan uang. Bermula dari jual kue di kampus sampai mencuci baju
teman-temannya ia kerjakan tanpa mengeluh. Di kalangan teman-temannya, Ia
dikenal sebagai sosok pekerja keras, dan supel dalam bergaul. Ia mempunyai
seorang teman yang selalu mensuport Derma setiap mengalami kesulitan. Ia adalah
teman baik sebut saja namanya Dani. Melihat Derma adalah seorang pekerja keras,
Dani menyarankan kepada Derma untuk membuat usaha. Dani cukup paham
dengan keterbatasan modal yang dimiliki oleh Derma. Kebetulan Dhani adalah
orang yg cukup berada. Dani bersedia meminjamkan modal pada Derma. Derma
tentunya senang. Ia pun segera mencari peluang bisnis yang tepat untuk dijalankan.
Derma berpikir bahwa memulai usaha mandiri di bidang makanan
tampaknya memiliki prospek yang bagus, karena menurutnya industri makanan
adalah yang paling mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang labil
sekalipun. Nah, dari situ Ia mulai mencari banyak informasi dan peluang bisnis
yang tepat dibidang makanan serta mencari informasi tentang manajemen
berwirausaha dalam bidang makanan siap saji. Nah, akhirnya Derma menemukan
ide, untuk buka usaha penjualan bubur. Selain itu Ia mempertimbangkan jika jualan
bubur dapat dilakukan pada pagi hari dan malam hari saja. Sangat cocok
disesuaikan dengan jadwal perkuliahannya selain itu tepat sekali dengan kebutuhan
target konsumen yg ditetapkan oleh Derma adalah mahasiswa. Setelah meninjau
dari berbagai aspek dan benar-benar yakin, tanpa pikir panjang Derma Pun
langsung merealisasikan idenya tersebut dengan anggaran biaya yang Ia peroleh

11
melalui pinjaman dari Dani. Ia menyewa ruko kecil di dekat kos-kosannya yg cukup
ramai yg dianggapnya cukup strategis. Dengan rincian investasi awal sbb:
a. Pengadaan bahan baku.
b. Persediaan gudang bahan baku.
c. Tenaga kerja.
d. Biaya Operasional.
e. Sewa gedung.

Hambatan studi kasus:


Dermawan merasa kewalahan mengurus sekaligus manajemen usahanya sendiri
dan kurangnya inovasi sehingga kurang menarik konsumen.

Solusi studi kasus:


Mencari tenaga kerja yang berkompeten dalam mengatur manajemen usaha dan
yang harus dilakukan Dermawan agar usahanya diminati konsumen adalah dengan
cara memberikan inovasi terbaru, bisa dengan cara mengubah resep, memberi
bumbu khas dengan melakukan perpaduan rasa yang lebih menarik. Hal tersebut
bisa dilakukan dengan cara bubur tersebut diberikan tambahan topping seperti bisa
dengan telur puyuh, ati ampela, lele, bakso, biji salak, sayur-sayuran, ceker,
otak-otak, abon, sosis, kacang-kacangan, pacar cina, ikan, daging kambing, daging
sapi, ataupun yang lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, A. H. 2020. “Pendidikan Kewirausahaan: Konsep, Karakteristik dan


Implikasi Dalam Memandirikan Generasi Muda”, Jurnal Kajian Islam
Kontemporer [Online], 11(1), 99-111, (https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pi-
lar/article/download/4909/3241, diakses 27 Februari 2022)

Darojat, O dan Sri Sumiyati. 2013. “Konsep-konsep Dasar Kewirausahaan/


Entrepreneurship”. Pendidikan Kewirausahaan, 1-53

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat Jendral Pendidikan


Non Formal dan Informal, Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Modul Konsep
Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Gumilar, I. dan Achmad Musyadar. 2019. Kewirausahaan (Edisi 3). Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Kumalasari, D. A., Andayani, E. and Walipah, W. (2017) “MINAT BERWIRAUSAHA:


KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN, SIKAP BERWIRAUSAHA DAN KREATIVITAS”, Jurnal
Riset Pendidikan Ekonomi [Online], 2(2), 26-34, (https://ejournal.unikama.ac.id/in-
dex.php/jrpe/article/view/3822, diakses 27 Februari 2022).

Mulyona, A. T dan Dewi. 2017. “Resiko yang Dihadapi Seorang Wirausaha”,


Binus University Business School [Online], (https://bbs.binus.ac.id/business-crea-
tion/2017/03/resiko-yang-dihadapi-seorang-wirausaha/, diakses 27 Februari
2022).

Vilda, P. 2019. “Studi Kasus Kewirausahaan dan Hambatan dalam berwirausaha”.


Blogspot [Online], (http://vildapuspittaloka2407.blogspot.com/2019/10/studi-ka-
sus-kewirausahaan.html?m=1, diakses 27 Februari 2022).

Sandriano, J. (tanpa tahun). “Berpikir Perubahan (Kewirausahaan)”. Universitas


Warmadewa [Online], (https://www.academia.edu/7014919/Berpikir_Peru-
bahan_Kewirausahaan, diakses 27 Februari 2022).

Saragih, R. 2017. “Membangun Usaha Kreatif, Inovatif dan Bermanfaat melalui


Penerapan Kewirausahaan Sosial”. Jurnal Kewirausahaan [Online], 3(2), 26-34,
(https://www.academia.edu/download/62846836/223703-membangun-usaha-kre-
atif-inovatif-1_120200406-48380-1yh0v9e.pdf, diakses 27 Februari 2022).

13
Tanumihardja, W. (tanpa tahun). “Berpikir Kreatif Kewirausahaan”. STIE Kayu
Tinggi Banjarmasin [Online], (https://www.academia.edu/12018675/Ber-
fikir_Kreatif_Kewirausahaan, diakses 27 Februari 2022).

14

Anda mungkin juga menyukai