Anda di halaman 1dari 71

OLEH :

M. Askar, S.Kep,Ns.,M.Kes

ANATOMI SISTEM
PENCERNAAN
Sistem Pencernaan
 Sistem pencernaan pada manusia
bekerja untuk menerima makanan dan
mempersiapkannya untuk diabsorpsi
dan digunakan oleh tubuh serta.
 Sistem pencernaan terdiri dari
mulutfaringesofaguslambung
usus halus (intestinum crassum) td dr
duodenum, jejenum, ileum usus besar
(intestinum tenue) rectumanus
Sistem Pencernaan
Mulut
 Rongga mulut (oral cavity) adalah suatu
rongga di kepala yang dibatasi oleh
tulang rahang atas (maxillary bone) dan
tulang rahang bawah (mandibular bone)
serta tulang-tulang kecil lainnya (the
palatine dan the hyoid bones) bersama
otot-otot dan jaringan lain yang melekat
pada tulang-tulang tersebut.
Fungsi mulut
 Menunjukkan emosi dan mimik muka
 Untuk mengunyah makanan, mencampur
makanan dengan ludah yang mengandung
enzym pencernaan
 Mempunyai alat penggigit (gigi) untuk
merobek dan menghancurkan makanan
 Fungsi pertahanan tubuh
 Fungsi pengecap, perasa, dan dapat dipakai
untuk bernapas dan penting untuk bicara.
Mulut tampak depan
Bibir
 Di sebelah depan, mulut dibatasi oleh bibir
dan otot-otot yang melingkarinya.
 Bibir ini merupakan peralihan dari kulit dan
selaput lendir.
 Perbedaannya dengan kulit adalah bahwa
bibir tidak mempunyai lapisan tanduk dan
lapisan epidermisnya tipis.
 warna merah pada bibir disebabkan oleh
warna merah darah dalam kapiler di
bawahnya.
Bibir
 Karena kulitnya tipis, bibir juga
merupakan bagian yang sensitif pada
manusia.
 pada orang yang kurang darah (anemia)
warnanya pucat, sedangkan pada
mereka yang darahnya mengalami
gangguan oksigenasi & karbonisasi
darah dapat menjadi kebiru-biruan.
Bibir
 Bentuk bibir dapat berubah-ubah sesuai
emosi seseorang karena pengaruh otot-
otot mimik wajah.
 Salah satu otot, m. buccinatorius, melebar
ke sisi menjadi otot pipi.
 Di sebelah dalam otot pipi ini, dekat tulang
rahang bawah yang membelok ke atas
(mandibular angle) terdapat m. masseter
yang merupakan otot pengunyah.
Rongga mulut dan Vestibulum
Gusi dan Gigi
 Gusi dan gigi merupakan bagian dari
tulang rahang atas dan bawah
 Gigi yang pertama biasanya keluar
(erupsi) pada saat manusia berumur 6-7
bulan dan yang terakhir pada usia 18-30
tahun.
Gusi dan Gigi
 Susunan gigi yang pertama merupakan
gigi susu yang total berjumlah 20 buah
dan terdiri atas gigi seri (incisive) 8,
taring (canin) 4, dan geraham (mola) 8.
 Gigi ini mulai tanggal pada usia sekitar 7
tahun untuk digantikan dengan gigi tetap
yang berjumlah 32 buah dengan
susunan : 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi
premolar, dan 12 gigi geraham.
Gigi dan Gusi
Struktur gigi
 Setiap gigi terdiri atas mahkota (corona)
dan akar (root, radix) gigi. Perbedaan
antara macam-macam gigi terletak pada
jumlah akar dan bentuk corona-nya.
 Lapisan gigi paling luar disebut email
dan sifatnya sangat keras, di bawahnya
terdapat lapisan dentin dan lebih dalam
lagi terdapat suatu rongga yang berisi
pembuluh darah dan saraf (pulpa dentis)
Struktur gigi
Palatum durum
 Tulang rahang atas, di samping membentuk gusi
juga membatasi rongga mulut terhadap rongga
hidung melalui langit-langit mulut keras.
 Bila terjadi gangguan pertumbuhan dalam masa
embrio, dapat terjadi bibir sumbing yang tidak
jarang berlanjut ke belakang sampai langit-langit
keras ini.
 Bila hal ini terjadi dan tidak dilakukan perbaikan
secepatnya, anak tersebut akan mempunyai
suara bindeng (rhinolalia) permanen
Palatum durum
Palatum molle
 Di belakang langit-langit mulut keras
(palatum durum) terdapat langit-langit
lunak (palatum molle) yang dibentuk oleh
otot-otot kerongkongan, dengan anak lidah
(uvula) di belakangnya.
 Pada saat menelan anak lidah ini akan
menutup hubungan antara kerongkongan
dengan rongga hidung, demikian pula
pada saat seseorang bernapas melalui
mulut.
Palatum molle
Tonsil
 Di sisi langit-langit lunak kiri-kanan
terdapat 2 buah pilar yang menuju bawah
ke sisi kiri kanan lidah dan disebut arcus
palato-glossus (palato-glossal arc) dan
arcus palato-pharyngicus (palato-
pharyngeal arc).
 Di antara kedua pilar ini, di kiri dan di
kanan, terdapat tonsila palatina (palatine
tonsil) yang sering disebut ‘amandel’ bila
membesar.
Tonsil
 Tonsil ini merupakan kelenjar getah
bening yang berfungsi untuk
menangkap kuman-kuman yang masuk
melalui rongga mulut.
 Di samping sepasang tonsila palatina
tadi, masih ada tonsila lingualis (lingual
tonsil) pada pangkal lidah dan tonsila
pharyngica (adenoid) di dinding
belakang kerongkongan (pharynx)
Tonsil
 Bersama-sama ketiga tonsil ini
membentuk rantai pertahanan terhadap
infeksi pada anak-anak yang dinamakan
ring of waldeyer
 Tonsil yang membesar sering dijumpai
pada anak-anak, tetapi pada orang
dewasa gangguan ini jarang terjadi.
Tonsil
 Tonsil yang membesar menunjukkan
adanya proses peradangan atau infeksi
yang berlangsung kronis.
 Infeksi ini menyebabkan gangguan pada
tubuh, yang sering kali tidak terlalu jelas
dan sering hanya ditunjukkan oleh
kekurangmampuan anak dalam
berkonsentrasi, terutama dalam belajar.
Tonsil
Lidah
 Lidah manusia sebenarnya dibentuk
oleh otot-otot yang terbagi atas 2
kelompok, yaitu otot-otot yang hanya
terdapat dalam lidah (otot intrinsik) dan
otot-otot ekstrinsik yang salah satu
ujungnya mempunyai perlekatan di luar
lidah, yaitu pada tulang rahang bawah di
dasar mulut dan tulang lidah.
Lidah
 Otot intrinsik yang mempunyai serat
lebih halus daripada otot ekstrinsik
 Otot-otot ini penting dalam proses
mengunyah dan mengucapkan kata-
kata.
 Pergerakan lidah diatur oleh saraf otak
ke-12.
Lidah
 Permukaan belakang lidah yang terlihat
pada saat seseorang membuka mulut
ditutupi oleh selaput lendir yang
mempunyai tonjolan-tonjolan (papilla).
 Pada papilla ini terdapat alat pengecap
(taste-bud) untuk mengenal rasa manis,
asin, asam (di ujung depan), dan pahit
(di pangkal lidah).
Lidah
 Lidah juga mempunyai ujung-ujung
saraf perasa yang dapat menangkap
sensasi panas dan dingin.
 Rasa pedas tidak termasuk salah satu
bentuk sensasi pengecapan, tetapi
suatu rasa panas yang termasuk
sensasi umum.
 Pengecapan diurus oleh saraf otak ke-7
dan sensasi umum oleh saraf otak ke-5.
Lidah
Kelenjar ludah
 Bila lidah ditarik sehingga ujungnya
mendekati mulut, tampak di sebelah
bawahnya tepat di garis tengah, suatu
lipatan yang disebut frenulum linguae.
 Di kiri kanan lipatan ini terdapat lubang
kecil yang merupakan muara kelenjar-
kelenjar ludah yang terdapat di bawah
lidah (sublingual gland) dan kelenjar yang
terdapat di dasar mulut (submandibular
gland).
Kelenjar ludah
 Kelenjar ludah yang terbesar (parotid
gland) terletak di belakang tulang
rahang di bawah daun telinga dan
mempunyai saluran yang bermuara di
depan gigi gerahan ke-2 atas.
 Gondongeun atau parotitis epidemica
merupakan penyakit infeksi virus yang
mengenai kelenjar ini.
Kelenjar saliva
 Saliva penting untuk pencernaan tahap
pertama makanan yang dikunyah oleh
enzym ptyalin yang terkandung di
dalamnya.
 Adanya mineral dalam saliva dapat
menyebabkan timbunan pada gigi dekat
muara saluran saliva itu, terutama
sekitar gigi geraham, membentuk
‘karang gigi’.
Kelenjar saliva
Saluran Kelenjar saliva
Saliva
 Saliva merupakan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar saliva
 Air liur (saliva) terdiri dari air, enzim alfa amilase
(ptialin), protein, lipid, ion-ion anorganik seperti
tiosianat, klorida, dan lain-lain.
 Dalam bidang kedokteran forensik, pemeriksaan air
liur penting untuk kasus-kasus dengan jejas gigitan
untuk menentukan golongan darah penggigitnya.
 Golongan darah penggigit yang termasuk dalam
golongan sekretor dapat ditentukan dengan cara
absorpsi inhibisi.
Saliva
 Saliva tidak steril, ada lebih dari 600
jenis bakteri di dalam mulut dan air liur
yang dapat menyebabkan infeksi.
 Sebagian besar adalah air, juga
mengandung elektrolit, bakteri, virus,
jamur, sekresi dari hidung dan paru-
paru, sel-sel dari lapisan mulut dan
sekitar 500 protein.
Saliva
 Isi dari air liur juga tergantung pada apa
yang dimasukkan ke dalam mulut, seperti
sisa makanan.
 Komponen pasta gigi juga umum ditemukan
dalam air liur.
 Dari air liur, bisa didapatkan sampel dari
DNA.
 Meskipun air liur tidak mengadung sel DNA,
tetapi sel-sel dari lapisan mulut dapat
ditemukan di sampel air liur.
Saliva
 Saliva dapat mengungkapkan apa yang
sudah dimakan dan obat-obatan yang
mungkin dikonsumsi seperti kokain,
ganja, dan barbiturat.
 Sampel air liur juga dapat digunakan
untuk menentukan berapa banyak obat
tertentu dalam tubuh.
 Sampel air liur juga seringkali digunakan
untuk mendeteksi penyakit, mis. HIV.
Saliva
 Volume saliva yang diproduksi
bervariasi yaitu 0,5-1,5 liter setiap hari
tergantung pada tingkat
perangsangannnya.
 Air liur mengandung dua tipe
pengeluaran atau sekresi cairan yang
utama yakni sekresi serus dan sekresi
mucus.
Saliva
 Secresi serus yang mengandung ptyalin (suatu
alfa amylase) yang merupakan enzim untuk
mencernakan karbohidrat
 Secresi mucus yang mengandung musin untuk
tujuan pelumasan atau perlindungan
permukaan yang sebagian besar dihasilkan
oleh kelenjar parotis.
 Cairan tipe mucus itu disekresikan atau
dikeluarkan setiap detik sepanjang waktu
kecuali saat tidur yang produksinya lebih sedikit.
Saliva
 Dalam hal pencernaan, air liur berperan
dalam membantu pencernaan
karbohidrat
 Karbohidrat sebagian kecil mulai
dipecah dalam mulut oleh enzim ptyalin
 Ensim dalam air liur itu memecah
tepung (amylum) menjadi disakarida
maltoda dan polimer glukosa kecil
lainnya.
Saliva
 Saliva juga berperan dalam kebersihan
mulut, sekresi saliva terutama tipe
mucus penting dalam mempertahankan
kesehatan jaringan rongga mulut.
 Air liur membantu membuang bakteri
dan partikel makanan yang memberi
dukungan nutrisi metabolik bagi bakteri
Saliva
 Air liur mengandung beberapa faktor
yang menghancurkan bakteri salah
satunya adalah ion tiosianat dan
beberapa cairan proteolitik terutama
lisosim yang menghancurkan bakteri,
membantu ion tiosianat membunuh
bakteri, mencerna partikel makanan dan
air liur, mengandung antibody protein
yang menghancurkan bakteri.
Regio Pharyng
Pharynx
 Ke arah belakang rongga mulut ini
berhubungan dengan kerongkongan
(pharynx).
 Pharynx ini sebenarnya merupakan
rongga seperti pipa yang memanjang
dari dasar tengkorak ke bawah sampai
peralihan menjadi esophagus.
Pharynx
 Pharynx terbagi atas 3 bagian.
 Bagian pharynx yang paling atas disebut
naso-pharynx karena terletak di
belakang rongga hidung (nasal cavity)
 Bagian tengah dinamakan oro-pharynx
 Bagian yang paling bawah atau laryngo-
pharynx terletak di belakang mulut
memanjang ke bawah, bagian depan
berbatasan dengan larynx.
Pharynx
 Dinding pharynx dibentuk oleh otot
melingkar dari belakang ke depan.
 Di belakang, otot ini melekat pada jaringan
ikat di garis tengah dan bersifat stabil
 Di bagian depan, otot ini melekat pada
langit-langit mulut, larynx dan jaringan ikat
yang akan bergerak pada saat otot pharynx
tersebut berkontraksi.
 Hal ini memungkinkan makanan secara akif
terdorong ke bawah pada waktu menelan
Epiglotis
 Pada perbatasan oro-parynx dengan
laryngo-pharynx di sebelah depan terdapat
epiglotis yang dibentuk oleh tulang rawan.
 Epiglotis ini yang membantu menutup
larynx pada waktu menelan.
 Makanan yang ditelan tidak melalui
permukaan epiglotis ini, tetapi melewati
celah di kiri kanannya yang disebut
recessus pyriformis.
Pharynx
 Pharynx selanjutnya akan bersambungan
dengan oesophagus
 Peralihan antara kedua bagian ini terjadi di
sebelah belakang tulang rawan (cricoid
cartilage) dari larynx.
 adanya tulang rawan ini merupakan
penyebab makanan yang agak besar dan
tak terkunyah sempurna dapat terganjal
dan mengalami kesulitan untuk
melewatinya.
Proses menelan
 Proses menelan dimulai dengan
persiapan makanan untuk bisa ditelan,
yaitu dikunyah (saraf trigeminus) dan
makanan dipindah-pindahkan (oleh lidah
yang dipersarafi hipoglosus) untuk dapat
dipecah-pecahkan dan digiling oleh gigi
geligi kedua sisi, kemudian makanan
didorong ke orofarings.
Proses menelan
 Pemindahan ini dilakukan oleh otot-otot
lidah, arkus faringeus, dan dibantu oleh otot
stilofaringeus (saraf faringeus).
 Adanya tekanan di ruang mulut
meningkatkan kontraksi otot-otot pipi (saraf
fasialis).
 Agar tekanan meninggi ini mampu
mendorong makanan ke orofaring, palatum
molle menutup hubungan antara nasofaring
dan orofaring (saraf vagus).
Proses menelan
 Agar makanan yang dipindahkan dari
ruang mulut ke orofaring tidak tiba di
laring, pintu laring ditutup oleh epiglottis
(saraf vagus).
 Setelah makanan tiba di orofaring,
makanan melalui faring diatur oleh
glossofaringeus dan vagus.
 Melalui sfingter hipofaringeus, makanan
dimasukkan ke dalam esofagus.
Esofagus
Oesophagus
 Oesophagus selanjutnya akan turun ke dalam
rongga thorax (dada) di belakang trachea
sampai trachea ini bercabang menjadi bronchi.
 Oesophagus terletak di belakang jantung dan
kemudian menembus sekat rongga badan
(diafragma) untuk mencapai lambung
 Panjang oesophagus pada orang dewasa
kurang lebih 25 cm dan pada keadaan istirahat
lumen (lubang) nya berada dalam keadaan
tertutup.
Oesophagus
 Bagian oeshophagus yang bermuara
pada lambung disebut cardia dan
berfungsi sebagai katup (sphincter).
 Cardia terletak 1-2 cm di bawah
diafragma, di daerah epigastrium (ulu
hati) sedikit di kiri garis tengah.
 Lambung memanjang di bawah cardia
dan melebar ke kiri.
Oesophagus
 Dengan oeshophagus yang tertutup
pada waktu istirahat dan cardia sebagai
sphincter, udara tak dapat masuk ke
dalam lambung kecuali pada saat
menelan.
 Sphincter cardia juga berfungsi sebagai
alat pertahanan tubuh karena ia akan
berkontraksi bila ada zat iritatif yang
merangsangnya
Oesophagus
 Sphincter cardia juga mencegah
makanan dalam lambung serta asam
lambung membalik ke atas pada
keadaan normal.
 Pada waktu muntah, sphincter ini
berelaksasi secara refleks, sehingga
mudah dilalui makanan dari lambung.
Oesophagus
 Oesophagus bagian atas mempunyai
selaput lendir yang dibentuk oleh sel-sel
berlapis gepeng.
 Bagian bawah oleh sel-sel silindris yang
sebagian menghasilkan lendir.
 Lendir ini penting untuk membasahi
permukaan dan melindungi diri dari asam
lambung yang naik ke atas.
 Sel berlapis gepeng perlu untuk mengatasi
gesekan oleh makanan yang masih keras.
Oesophagus
 Bahan makanan menuruni oesophagus
dengan bantuan gerak peristaltik dan gaya
berat.
 Makanan menempuh jarak kira-kira 25 cm
dari oesophagus dalam waktu 1-2 detik.
 Pada orang tua, gerakan peristaltik yang
melambat karena pengaruh usia
memperlambat pula pengaruh gravitasi
sehingga proses itu bisa berlangsung
beberapa menit.
Oesophagus
 Ada 3 tempat penyempitan oesophagus
di mana makanan dapat tersangkut,
yaitu pada pangkalnya di leher belakang
larynx, pada tempat di sebelah belakang
percabangan trachea menjadi bronchus
di tengah dada, dan pada tempat ia
menembus sekat rongga badan
(diafragma).
Oesophagus
 Persarafan parasimpatis oesophagus diatur
oleh saraf otak ke 10 (vagus).
 pada bagian bawah esophagus terdapat
jaringan vena yang biasa berhubungan
dengan sistem pembuluh balik di hati.
 Bila terjadi kerusakan di hati, bendungan ini
akan diteruskan ke vena yang di
oesophagus ini.
 Jika bendungan berat, vena ini dapat pecah
dan penderitanya mengalami muntah darah.
Oesophagus
 Makanan yang telah melewati
oesophagus akan masuk ke dalam
lambung untuk proses pencernaan
selanjutnya.
 Sampai tingkat ini umumnya makanan
belum dicerna sempurna dan diserap,
kecuali beberapa jenis makanan
tertentu.
Esofagus
Lambung
 Lambung terletak pada perut bagian
atas agak ke kiri
 Ukuran dan bentuknya berbeda-beda
dan bentuknya juga berubah-ubah
menurut perubahan posisi tubuh.
 Di sebelah kiri lambung dalam rongga
perut terdapat limpa (spleen).
Lambung
 Di belakangnya terdapat kelenjar
pankreas
 Di sebelah kanannya terdapat hati
(liver).
 Pada bagian bawah lambung terdapat
pembungkus yang melebar ke bawah
menutupi usus halus dan disebut
omentum majus.
Lambung
Lambung
Lambung
Lambung
Kelenjar Gastrin
1. Jelaskan mekanisme tersedak makanan

 066 : Terburu-buru
 034 : Makan sambil bicara
 059 : Katup epiglottis terbuka saat
makan
 058 : Belum dikunyah secara sempurna
 043 : Epiglottis tidak bekerja dengan
baik

Anda mungkin juga menyukai